Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat (AS) sudah menunjukkan tren menguat dalam dua pekan terakhir.
Optimisme investor akan Pemilihan Presiden (Pilpres) berjalan satu
putaran jadi sentimen positif.
Pagi tadi dolar AS dibuka melemah
di posisi Rp 11.350 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan
perdagangan akhir pekan lalu di Rp 11.430 per dolar AS.
Ini
merupakan posisi dolar AS terendah sejak satu bulan lalu atau tepatnya
10 April 2014. Dana asing masuk semakin deras ke pasar keuangan, baik
itu melalui pasar saham maupun obligasi.
Hingga pukul 14.40 WIB,
rupiah terus menekan dolar AS hingga ke level Rp 11.357 per dolar AS.
Posisi terendah dolar AS hari ini ada di level Rp 11.338 per dolar AS.
Menurut
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, pelaku pasar melihat
akan adanya perubahan di ekonomi Indonesia sejalan dengan bergantinya
pemerintahan.
Jika tren positif ini berlanjut, kata Reza, maka dolar AS akan terus melemah sampai ke kisaran Rp 10.900-11.000 per dolar AS.
"Market
ini ekspektasinya dengan adanya pemerintahan baru maka kondisi ekonomi
Indonesia akan lebih baik. Tapi jalan menuju ke sana harus dibarengi
dengan terjaganya nilai ekspor dan impor," ujarnya kepada detikFinance, Senin (19/5/2014).
Pertumbuhan
ekonomi Indonesia saat ini memang masih rendah tapi jika dibandingkan
negara lain masih dalam tahap wajar. Jika pertumbuhan ekonomi ini terus
terjaga dan ditingkatkan oleh presiden baru pilihan pasar, maka rupiah
bisa makin kuat lagi.
Dari dua calon calon presiden (capres) dan
calon wakil presiden (cawapres) yang maju dalam pilpres, Joko Widodo
dan Jusuf Kalla (JK) cenderung jadi pilihan favorit pelaku pasar modal.
Sumber : Detik