Senin, 19 Mei 2014

Dolar AS Bisa Tertekan Hingga Rp 10.900, Jika...

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah menunjukkan tren menguat dalam dua pekan terakhir. Optimisme investor akan Pemilihan Presiden (Pilpres) berjalan satu putaran jadi sentimen positif.

Pagi tadi dolar AS dibuka melemah di posisi Rp 11.350 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 11.430 per dolar AS.

Ini merupakan posisi dolar AS terendah sejak satu bulan lalu atau tepatnya 10 April 2014. Dana asing masuk semakin deras ke pasar keuangan, baik itu melalui pasar saham maupun obligasi.

Hingga pukul 14.40 WIB, rupiah terus menekan dolar AS hingga ke level Rp 11.357 per dolar AS. Posisi terendah dolar AS hari ini ada di level Rp 11.338 per dolar AS.

Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, pelaku pasar melihat akan adanya perubahan di ekonomi Indonesia sejalan dengan bergantinya pemerintahan.

Jika tren positif ini berlanjut, kata Reza, maka dolar AS akan terus melemah sampai ke kisaran Rp 10.900-11.000 per dolar AS.

"Market ini ekspektasinya dengan adanya pemerintahan baru maka kondisi ekonomi Indonesia akan lebih baik. Tapi jalan menuju ke sana harus dibarengi dengan terjaganya nilai ekspor dan impor," ujarnya kepada detikFinance, Senin (19/5/2014).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini memang masih rendah tapi jika dibandingkan negara lain masih dalam tahap wajar. Jika pertumbuhan ekonomi ini terus terjaga dan ditingkatkan oleh presiden baru pilihan pasar, maka rupiah bisa makin kuat lagi.

Dari dua calon calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang maju dalam pilpres, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JK) cenderung jadi pilihan favorit pelaku pasar modal.

Sumber : Detik