Senin, 30 September 2019

Equityworld Futures | Dolar AS Naik, Harga Emas Antam Ogah Bergerak dari Rp 712.000

Equityworld Futures  | Dolar AS Naik, Harga Emas Antam Ogah Bergerak dari Rp 712.000

Equityworld Futures | Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) stabil pada Rp 712.000 per gram pada perdagangan Senin ini (30/9/2019) dari posisi pada akhir pekan lalu, Sabtu (28/9).

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram berada pada Rp 712.000 juta per batang dari harga akhir pekan lalu.

Stabilnya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang juga turun akhir pekan lalu karena penguatan dolar AS. Penguatan greenback, sebutan lain bagi dolar AS, dipicu oleh kekhawatiran eskalasi perang dagang AS-China yang mereda dan mendorong penguatan dolar AS.

Menguatnya dolar AS membuat harga emas global menjadi lebih mahal bagi investor asing yang tidak memegang greenback. Pasalnya emas global dibanderol dalam dolar AS dan ketika harga emas menjadi mahal maka cenderung mengerek turun permintaan.

Equityworld Futures


Sempat Jatuh di Sabtu, Akankah Harga Emas Antam Bangkit Lagi? | Equityworld Futures



Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga turun Rp 1.000 per gram hari ini menjadi Rp 683.000 per gram dari Rp 684.000 per gram akhir pekan lalu.

Jumat, 27 September 2019

Equity World | Trump Terancam Dicopot dari Kursi Presiden, Wall Street Merah

Equity World | Trump Terancam Dicopot dari Kursi Presiden, Wall Street Merah

Equity World | Wall Street ditutup memerah pada penutupan perdagangan Kamis (26/9/2019). Kekhawatiran akan internal politik Amerika Serikat, terkait rencana impeachment (pemakzulan) parlemen terhadap Presiden Donald Trump, menjadi penyebab.

Meski demikian, penurunan lebih dalam bisa dicegah dengan berita baik dari negosiasi dagang antara AS dan China. Seiring pernyataan dari pejabat China yang akan mempertimbangkan membeli produk pertanian AS.


Equity World

Sempat Amblas, Akankah Harga Emas Anjlok di Bawah US$ 1.500 | Equity World



Dow Jones ditutup turun 79,59 poin atau 0,3% ke 26.891,12. Sementara S&P turun 7,25 poin atau 0,2% menjadi 2.977,62 dan Nasdaq turun 46,73 poin atau 0,6% menjadi 8.030,66.

Sebagaimana ditulis Reuters, upaya pelengseran Trump dari kursi presiden yang diinisiasi parlemen AS membuat volatilitas pada pasar. "Ini menjadi lebih ke bagaimana pasar merespon ini. Tanpa itu, mungkin volatilitas hanya singkat dan tidak banyak," kata ahli investasi setempat Willie Delwiche.

Kamis, 26 September 2019

Equity World | Harga Emas Dunia Meredup, Jangan-jangan Emas Antam Ikutan

Equity World | Harga Emas Dunia Meredup, Jangan-jangan Emas Antam Ikutan

Equity World | Harga emas dunia melemah di pasar spot saat memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Rabu tadi malam (25/9/2019), setelah mencatat kenaikan dalam 4 hari berturut-turut.

Dolar AS yang perkasa pada Rabu kemarin membuat harga emas tertekan, sementara rencana pemakzulan Presiden AS Donald Trump belum memberikan dampak kenaikan harga emas lagi.

Pada pukul 20:30 WIB Rabu malam, harga emas melemah 0,27% ke level US$ 1.527,40/troy ons, berdasarkan data Refinitiv.

Jebloknya performa euro dan poundsterling membuat dolar perkasa pada perdagangan Rabu kemarin. Indeks dolar berada menguat 0,37% ke level 98,70. Euro sedang tertekan dan melemah 0,29% akibat potensi resesi di Jerman, sementara poundsterling anjlok 0,86% akibat situasi politik Inggris yang membingungkan.

Emas merupakan aset yang dibanderol dengan dolar AS, ketika dolar menguat maka harga emas akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, permintaan bisa menurun.

Sementara itu rencana pemakzulan Presiden Trump yang membuat harga emas sempat melesat naik pada Selasa kemarin belum lagi memberikan dampak menaikkan harga emas Rabu kemarin. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah yang menunjukkan pemakzulan di AS tidak pernah berhasil.

Ketua House of Representative (DPR) AS, Nancy Pelosi Selasa waktu setempat secara resmi mengumumkan akan memulai proses dan penyelidikan untuk memakzulkan Presiden AS ke-45 Donald Trump.

Partai Demokrat AS menuduh Trump melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Hal terkait komunikasi yang dilakukan Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Juli lalu. Trump dituduh menekan Ukraina untuk menggali informasi yang bisa merusak saingan politiknya Joe Biden, terkait putra Biden, Hunter.

Ketua House of Representative (DPR) AS, Nancy Pelosi Selasa waktu setempat secara resmi mengumumkan akan memulai proses dan penyelidikan untuk memakzulkan Presiden AS ke-45 Donald Trump.

Partai Demokrat AS menuduh Trump melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Hal terkait komunikasi yang dilakukan Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Juli lalu. Trump dituduh menekan Ukraina untuk menggali informasi yang bisa merusak saingan politiknya Joe Biden, terkait putra Biden, Hunter.

"Tindakan Presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya, pengkhianatan terhadap keamanan nasional, dan pengkhianatan integritas pemilu kita," kata Pelosi dalam pidatonya sebagaimana dilansir CNBC International.

"Karena itu, hari ini, saya mengumumkan Dewan Perwakilan Rakyat sedang bergerak maju dengan penyelidikan pemakzulan resmi. Saya mengarahkan keenam komite kami untuk melanjutkan penyelidikan mereka di bawah payung undang-undang pemakzulan" tegas Pelosi.

Sepanjang sejarah AS, ada tiga kali proses pemakzulan dan belum pernah ada Presiden yang dilengserkan dari jabatannya. Andrew Johnson dan Bill Clinton merupakan dua presiden yang pernah mengalami proses pemakzulan, tetapi mereka tetap menduduki jabatannya sebagai Presiden AS hingga akhir masa jabatan.

Ada lagi Richard Nixon yang mengalami proses sama akibat skandal Watergate tapi Nixon mengundurkan diri sebelum proses pemakzulan masuk ke tahap voting.


Equity World



Pemakzulan Presiden di AS Tak Pernah Sukses, Emas Meredup | Equity World


Proses pemakzulan yang diinisiasi oleh DPR AS nantinya di-voting oleh Senat. Partai Republik masih menguasai Senat AS sehingga kemungkinan Trump lengser dari jabatannya cukup kecil.

Merespon proses pemakzulan tersebut, Presiden Trump mengatakan akan membuka transkrip pembicaraannya dengan Presiden Zelensky. Trump sangat yakin dirinya tidak bersalah seperti yang dituduhkan oleh Pelosi.

Kecilnya kemungkinan Trump lengser dari orang nomer satu di Negara Adikuasa membuat kilau emas meredup pada perdagangan Rabu kemarin.

Rabu, 25 September 2019

Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka menguat

Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka menguat

Equityworld Futures | Saham Hong Kong berakhir dengan keuntungan pada Selasa untuk mengakhiri enam hari penurunan beruntun dengan investor mengawasi perkembangan dalam perdagangan China-AS.
Indeks Hang Seng menambahkan 0,22 persen, atau 58,60 poin, ke level 26.281,00.
Indeks Shanghai Composite menguat 0,28 persen, atau 8,26 poin, ke level 2.985,34 dan Indeks Shenzhen Composite, yang menelusuri saham-saham di bursa kedua China, naik 0,33 persen, atau 5,50 poin, ke level 1.665,56.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Selasa (24/9/19), terdorong optimise akan berlanjutnya perundingan dagang AS dengan China.
Pada pukul 20:50 WIB, indeks Dow Jones menguat 0,3%, begitu juga dengan S&P 500 dan Nasdaq yang naik 0,31% dan 0,42%, berdasarkan data Revinitiv. 
Pada akhir pekan lalu, pelaku pasar sempat dibuat cemas akibat negosiator China membatalkan kunjungan ke wilayah pertanian AS di Nebraska, tanpa ada keterangan lebih lanjut. Pelaku pasar menerka-nerka jika hubungan kedua negara kembali memanas, dampaknya Wall Street jeblok di perdagangan Jumat (20/9/19).
Namun kini kabar baik terus berdatangan, batalnya kunjungan delegasi China ke wilayah pertanian ternyata memang memang diminta oleh AS. Bukan karena hasil perundingan dagang yang buruk.

Hal tersebut juga dikuatkan oleh Menteri Perdagangan China yang mengatakan pada pekan lalu diskusi AS dan China mengenai ekonomi dan dagang berlangsung "konstruktif", dan kedua negara sepakat untuk tetap mempertahankan hubungan, sebagaimana dilansir CNBC International.
Kabar bagus lainnya kini datang dari Washington. Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin dalam wawancara di Fox Business mengatakan perundingan dagang antara AS dengan China akan dilanjutkan lagi dalam dua pekan ke depan, sebagaimana dilansir CNBC International.

Equityworld Futures



Isu Resesi Ketutup Asa Damai Dagang, Emas Amblas  | Equityworld Futures


Mnuchin menambahkan, negosiator level wakil menteri telah membuat beberapa kemajuan dalam pertemuan awal yang berlangsung pada pekan lalu.
Selain kabar bagus tersebut, pelaku pasar saat ini juga menanti pidato Presiden AS Donald Trump di PBB hari ini. Trump diprediksi memberikan pernyataan terkait dengan Iran, begitu juga dengan hubungan dagang dengan China.

Hubungan AS dengan Iran sedang memanas setelah serangan drone terhadap dua fasilitas minyak Arab Saudi. AS dan sekutu menempatkan lebih banyak pasukannya di kawasan minyak mentah tersebut, dan Iran menjadi tersangka serangan tersebut. Komentar keras dari Presiden Trump tentunya bisa membuat sentimen pelaku pasar memburuk lagi, tetapi, jika Trump kembali menyatakan tidak berminat untuk berperang, Wall Street dapat terus menghijau.

Selasa, 24 September 2019

PT Equityworld | Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 16,4 dolar AS

PT Equityworld | Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 16,4 dolar AS

PT Equityworld | Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor beralih ke pembelian safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dunia dan risiko-risiko geopolitik.

Dilansir Xinhua, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 16,4 dolar AS atau 1,08 persen, menjadi ditutup pada 1.531,5 dolar AS per ounce.

Emas berjangka telah naik setelah data pada Senin (23/9/2019) menunjukkan aktivitas manufaktur di zona euro mengalami kontraksi lebih tajam pada September, membukukan pembacaan terburuk dalam hampir tujuh tahun.

Indeks pembelian manajer (PMI) sektor manufaktur zona euro jatuh ke level terendah 83-bulan di 45,6 pada September, turun dari 47 pada Agustus.


PT Equityworld



Ini Penyebab Harga Emas Semakin Mahal, Berikut Pergerakan Harga Emas Kemarin | PT Equityworld


Namun, kenaikan logam mulia itu dibatasi oleh greenback yang lebih kuat. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,39 persen menjadi 98,66 pada pukul 17.30 GMT sesaat sebelum penyelesaian transaksi emas.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 86,2 sen atau 4,83 persen menjadi ditutup pada 18,711 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 11,3 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi menetap pada 953,9 dolar AS per ounce.

Senin, 23 September 2019

Equityworld Futures | China Batal ke AS, Wall Street Langsung Lemas

Equityworld Futures | China Batal ke AS, Wall Street Langsung Lemas

Equityworld Futures | Saham-saham di Wall Street turun pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB. 21/9/2019), dan juga berakhir lebih rendah selama seminggu, setelah delegasi pertanian China membatalkan kunjungan yang direncanakan ke Montana.

Atas keputusan China ini, mengurangi optimisme tentang pembicaraan perdagangan Amerika Serikat dan China. Delegasi yang telah dijadwalkan untuk mengunjungi negara-negara bagian pertanian AS minggu depan, akan kembali ke China lebih cepat dari yang dijadwalkan sebelumnya, kata Biro Pertanian Montana.

Indeks saham utama jatuh ke wilayah negatif setelah pembatalan, yang terjadi ketika pembicaraan perdagangan diadakan di Washington dan Presiden AS Donald Trump mengatakan dia menginginkan kesepakatan perdagangan yang lengkap, bukan hanya kesepakatan bagi China untuk membeli lebih banyak barang pertanian AS.

Sebelum berita ini, S&P 500 dan Dow berada di wilayah positif. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 159,72 poin atau 0,59%, menjadi berakhir di 26.935,07 poin. Indeks S&P 500 turun 14,72 poin atau 0,49%, menjadi 2.992,07 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 65,21 poin atau 0,80%, menjadi 8.117,67 poin.

Untuk minggu ini, S&P 500 turun 0,52%, Dow kehilangan 1,05%, dan Nasdaq turun 0,72%. Selama berbulan-bulan, Wall Street memantul ke atas dan ke bawah dengan tanda-tanda perbaikan atau kemunduran dalam pembicaraan perdagangan, seringkali berdasarkan komentar atau cuitan dari Trump, sebuah siklus yang telah biasa digunakan para investor.

"Dalam hal ini, ini sedikit lebih memprihatinkan karena China yang membuat keputusan, bukan Trump," kata Ahli Strategi Pasar Baird, Willie Delwiche di Milwaukee.

Optimisme perdagangan dalam beberapa pekan terakhir membantu meningkatkan S&P 500 menjadi sedikit di bawah rekor tertinggi sepanjang masa pada Juli.

Delapan dari 11 sektor utama S&P jatuh pada Jumat (20/9/2019). Indeks consumer discretionary S&P 500 dan indeks teknologi informasi S&P 500 yang sensitif terhadap tarif, masing-masing mengalami penurunan paling besar, turun 1,2% dan 1,1%. Indeks chip Philadelphia turun 1,8 persen.

Netflix jatuh 5,5% setelah CEO Reed Hastings membuat komentar menggarisbawahi meningkatnya biaya dan meningkatnya persaingan dari Walt Disney Co, Apple Inc dan layanan streaming video lainnya.

Equityworld Futures


Rekomendasi Pergerakan Harga Emas Hari Ini | Equityworld Futures


Menambah kesengsaraan Netflix, Evercore ISI mengatakan data terbaru melukiskan gambaran yang tidak pasti tentang pertumbuhan pelanggan internasional perusahaan.

Sementara itu, indeks kesehatan S&P 500 yang telah menjadi sektor S&P dengan kinerja terburuk tahun ini, mencatat kenaikan terbesar di antara 11 sektor utama, terangkat 0,6%. Sementara, Merck & Co naik 1,4% setelah obat perusahaan Pifeltro dan Delstrigo menerima persetujuan FDA untuk digunakan pada pasien dewasa tertentu dengan HIV-1 yang "ditekan secara virus."

Roku Inc jatuh 19,2% setelah Pivotal Research memulai peliputan sahamnya dengan peringkat jual. Xilinx Inc turun 6,8% setelah kepala keuangan perusahaan Lorenzo Flores mengatakan ia akan mundur, mendorong Bank of America Merrill untuk menurunkan peringkat pembuat chip itu menjadi "netral." Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.

Jumat, 20 September 2019

Equityworld Futures | Dolar AS Keok, Harga Emas Antam Ngegas Lagi! Naik Rp 4.000

Equityworld Futures | Dolar AS Keok, Harga Emas Antam Ngegas Lagi! Naik Rp 4.000

Equityworld Futures | Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berbalik naik Rp 4.000 (0,57%) menjadi Rp 707.000 per gram pada perdagangan Jumat ini (20/9/2019) dari Rp 703.000 per gram Kamis kemarin.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 70,7 juta dari harga kemarin Rp 70,3 juta per batang.

Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik kemarin akibat turunnya nilai tukar dolar AS menyusul penurunan suku bunga acuan AS yaitu Fed Fund Rate (FFR).


Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 5.000 per gram hari ini menjadi Rp 680.000 per gram dari Rp 675.000 per gram kemarin.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Terkait dengan harga emas di pasar spot global, kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.499 per troy ounce (oz), naik 0,36% dari US$ 1.493/oz pada hari sebelumnya. Hari ini, harga emas di pasar spot masih melanjutkan penguatan sebesar 0,15% menjadi US$ 1.501/oz.

Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.

Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.

Equityworld Futures


Harga Emas Bakal Terus Merangkak hingga Akhir Tahun 2019? | Equityworld Futures



Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.

Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya, tetapi kali ini komoditas menguat karena harganya yang dianggap murah seiring dengan pelemahan dolar AS sehingga bukan karena kapasitasnya sebagai instrumen yang dianggap lebih aman.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.

Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.

Kamis, 19 September 2019

Equityworld Futures | Bunga Acuan Fed Turun, Bagaimana Nasib Harga Emas Hari Ini?

Equityworld Futures | Bunga Acuan Fed Turun, Bagaimana Nasib Harga Emas Hari Ini?

Equityworld Futures | Harga emas dunia bergerak turun di perdagangan pasar spot hari ini. Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed sepertinya ada hubungannya dengan penurunan harga sang logam mulia.

Pada Kamis (19/9/2019) pukul 07:45 WIB, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.489.82/troy ons. Turun 0,25% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,75-2%. Ini menjadi penurunan kedua dalam dua bulan terakhir.

Jerome 'Jay' Powell, Ketua The Fed, menilai proyeksi ekonomi AS masih bagus (favourable). Namun bagaimanapun juga AS akan terimbas dampak negatif dari perlambatan ekonomi negara-negara lain.

Equityworld Futures


Harga Emas Langsung Melemah Usai The Fed Pangkas Suku Bunga | Equityworld Futures


Oleh karena itu, Powell menyebut penurunan suku bunga acuan kali ini adalah untuk mengantisipasi berbagai risiko ke depan seperti perlambatan ekonomi global dan friksi dagang, terutama AS-China. Bahkan kalau ekonomi Negeri Paman Sam juga melambat, bukan tidak mungkin suku bunga acuan akan dipangkas lagi.

"Kalau ekonomi turun, maka siklus penurunan suku bunga yang lebih ekstensif adalah hal yang layak. Kami akan sangat bergantung kepada data (data dependent), kami tidak akan menentukan arah sebelumnya, kami akan membuat keputusan dari rapat ke rapat. Untuk saat ini, sepertinya yang kami lakukan sudah cukup," jelas Powell, seperti diwartakan Reuters.

Rabu, 18 September 2019

Equityworld Futures | Harga Emas Berpotensi Rekor Lagi, How Long Can You Go?

Equityworld Futures | Harga Emas Berpotensi Rekor Lagi, How Long Can You Go?

Equityworld Futures | Harga emas dunia melemah pada perdagangan Selasa kemarin (17/9/19), setelah menguat tajam pada Senin awal pekan ini. Harga logam mulia ini kembali bergerak di dekat level psikologis US$ 1.500/troy ons.

Gejolak di Timur Tengah hingga potensi terjadinya Perang Teluk memberikan dampak positif bagi emas yang menyandang status aset aman (safe haven).

Iran menjadi tersangka utama serangan drone ke Arab Saudi. Begitu serangan terjadi di salah satu ladang minyak terbesar Saudi di Hijra Khurais dan fasilitas pemrosesan minyak mentah dunia di Abqaiq, AS langsung menuding Iran sebagai dalangnya meski pemberontak Houthi di Yaman mengklaim serangan tersebut.

Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram sudah di wilayah negatif. Emas terlihat mulai kekurangan momentum untuk menguat untuk jangka menengah.

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 dan di atas MA 21 serta MA 125. Indikator stochastic bergerak turun dan memasuki wilayah jenuh jual (oversold).


Equityworld Futures

Investor Tunggu Penurunan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Melonjak | Equityworld Futures


Ruang penurunan emas masih terbuka ke support (tahanan bawah) terdekat di level US$ 1.494/troy ons. Jika mampu menembus level tersebut, emas berpeluang turun ke US$ 1.490/troy ons. Level support selanjutnya di kisaran US$ 1.484/troy ons.

Sementara selama tertahan di atas US$ 1.494/troy ons, emas berpotesi memangkas pelemahan melihat indikator Stochastic yang jenuh jual.

Rebound emas berpotensi menguji kembali level psikologis US$ 1.500/troy ons, jika mampu ditembus emas berpotensi naik ke US$ 1.506/troy ons. Resisten (tahanan atas) selanjutnya di kisaran US$ 1.512/troy ons.

Resisten: 1.500, 1.506, 1.512, 1.516, 1.521

Support: 1.494, 1.490, 1.484, 1.480, 1.476

Selasa, 17 September 2019

Equity World | Investor Khawatir Pasokan Energi Global, Wall Street Anjlok

Equity World | Investor Khawatir Pasokan Energi Global, Wall Street Anjlok

Equity World | Bursa Amerika Wall Street melorot pada penutupan perdagangan, Senin (16/9/2019). Serangan terhadap fasilitas minyak mentah Arab Saudi dan rekor kenaikan harga minyak membuat investor khawatir akan ekonomi global.

Setelah kenaikan beruntun selama delapan hari, Dow Jones Industrial Average turun 0,5% ke level 27.076,00. Sementara S&P 500 dan Nasdaq, turun 0,3%, ke 2.997,96 dan 8.153,54.

Namun analis setempat mengatakan reaksi pasar sesungguhnya tidak begitu signifikan. Reaksi pasar juga relatif dapat diredam.

"Kemundurannya masih minor untuk kejadian yang besar seperti ini," kata Nate Thooft dari Manulife Asset Management sebagaimana dilansir dari AFP.

"Secara historis ketika kita memiliki peristiwa penting di Timur tengah, kami akan melihat reaksi yang jauh lebih besar lagi dari ini,".

Sementara itu, sebagaimana dilansir dari Reuters, analis lainnya melihat investor kini tengah melakukan penilaian risiko.

"Serangan pesawat tak berawak di Saudi telah berdampak pada bagaimana investor melihat keamanan dan stabilitas rantai pasokan energi global dan memicu tingkat penilaian ulang risiko," kata Peter Kenny dari Kenny Commentary LLC di New York.

Equity World

Ancaman Perang Teluk III, Harga Emas Dunia Bisa Rekor Lagi | Equity World


Serangan dahsyat yang dilancarkan Pemberontak Houthi di Yaman menghancurkan ladang minyak di Khurais dan kilang minyak di Abqaiq di Arab Saudi. Keduanya miliki BUMN Arab Saudi, Saudi Aramco.

Serangan ini, membuat terpangkasnya 5% dari kapasitas produksi global. Harga minyak pun langsung melesat, lebih dari 14% dalam satu hari.

Senin, 16 September 2019

Equity World | Perang Teluk di Depan Mata, Emas Antam Naik Rp 8.000/gram

Equity World | Perang Teluk di Depan Mata, Emas Antam Naik Rp 8.000/gram

Equity World | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) meroket Rp 8.000 per gram menjadi Rp 704.000 per gram hari ini dari Rp 696.000 per gram akhir pekan lalu.

Penguatan signifikan yang terjadi membalik tren koreksi harga yang sudah terbentuk sejak pekan lalu, terutama karena konflik minyak mentah di Timur Tengah.

Penguatan terjadi karena fasilitas kilang minyak Saudi Aramco milik Arab Saudi diserang rudal jelajah dan drone sehingga membuat pelaku pasar khawatir dengan pasokan minyak dunia serta potensi terjadinya Perang Teluk atau bahkan Perang Dunia III.

Meskipun hari ini harga emas berbalik naik, harga emas keping acuan 100 gram tersebut masih jauh dari posisi tertinggi sepanjang masanya Rp 726.000 per gram pekan sebelumnya.

Equity World


Ada Ancaman Perang Teluk Jilid III, Harga Emas Naik 1% Lebih! | Equity World



Data di situs logam mulia milik Antam hari ini (16/9/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,4 juta per batang, naik tipis dari Rp 69,6 juta per batang kemarin.

Melonjaknya harga emas tersebut seiring dengan melompatnya harga emas di pasar spot dan kontrak berjangka emas di pasar Comex.

Kenaikan harga juga terlihat pada harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi Rp 8.000 per gram menjadi Rp 676.000 per gram dari Rp 668.000 per gram akhir pekan lalu.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya.

Jumat, 13 September 2019

Equity World | Harga Emas Antam Naik jadi Rp Rp 753 Ribu per Gram

Equity World | Harga Emas Antam Naik jadi Rp Rp 753 Ribu per Gram

Equity World | Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 753 ribu per gram, pada perdagangan Jumat (13/9/2019). Pada perdagangan kemarin, harga emas Antam dipatok Rp 752 ribu per gram.

Sedangkan untuk harga buyback emas Antam pada hari ini bertahan di Rp 676 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 676 ribu per gram.

Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.02 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.

Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara, di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.

Equity World

Harga Emas Naik Terdorong Sinyal Positif Perang Dagang | Equity World


Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 7.770.000. Sedangkan untuk ukuran 20 gram dijual Rp 14.990.000.

Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).

* Pecahan 0,5 gram Rp 401.000

* Pecahan 1 gram Rp 753.000

* Pecahan 2 gram Rp 1.455.000

* Pecahan 3 gram Rp 2.161.000

* Pecahan 5 gram Rp 3.585.000

* Pecahan 10 gram Rp 7.105.000

* Pecahan 25 gram Rp 17.655.000

* Pecahan 50 gram Rp 35.235.000

* Pecahan 100 gram Rp 70.400.000

* Pecahan 250 gram Rp 175.750.000

* Pecahan 500 gram Rp 351.300.000

* Pecahan 1.000 gram Rp 724.600.000.

Kamis, 12 September 2019

Equity World | Sudah 5 Hari Amblas, Harga Emas Antam Siap Terbang Lagi

Equity World | Sudah 5 Hari Amblas, Harga Emas Antam Siap Terbang Lagi

Equity World | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam naik tipis Rp 1.000/gram menjadi Rp 703.000/gram pada perdagangan Kamis ini (12/9/2019) dari Rp 702.000/gram kemarin.

Koreksi yang terjadi menahan koreksi harga yang sudah menjadi tren sejak pekan lalu atau 5 hari terakhir.

Penguatan tersebut terkait dengan pembalikan teknikal (technical rebound) pascatren penurunan yang seiring dengan mulai meredanya panas perang dagang sejak akhir pekan lalu.

Equity World

Trump Sanjung China, Harga Emas Turun Lagi | Equity World

Meskipun hari ini berbalik naik, harga emas keping acuan 100 gram tersebut masih turun beruntun dari posisi tertinggi sepanjang masanya Rp 726.000/gram yang dicapai pada Kamis (5/9) pekan lalu.

Data di situs logammulia milik Antam hari ini menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,3 juta per batang, naik tipis dari Rp 70,2 juta per batang kemarin.

Koreksi tipis tersebut seiring dengan koreksi harga emas di pasar spot dan kontrak berjangka emas di Bursa Berjangka Comex.

Kenaikan harga juga terlihat pada harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi Rp 1.000/gram menjadi Rp 676.000/gram dari Rp 675.000/gram kemarin.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya.

Rabu, 11 September 2019

PT Equityworld | Ternyata 8 Tahun Terakhir, Tiap September Harga Emas Anjlok

PT Equityworld | Ternyata 8 Tahun Terakhir, Tiap September Harga Emas Anjlok

PT Equityworld | Harga emas dunia mencatat pelemahan dalam lima hari beruntun hingga perdagangan Selasa (10/9/19) kemarin. Pelemahan beruntun tersebut membuat logam mulia ini mencatat kinerja negatif sepanjang bulan September (-2,25%) dan bisa jadi akan mengulangi sejarah dalam delapan tahun terakhir: Emas anjlok di bulan September. 

Tekanan terhadap emas mulai muncul sejak pekan lalu setelah persepsi investor terhadap kondisi politik dan finansial global terus membaik.

Meredanya tensi geopolitik di Hong Kong, Italia, dan Inggris menjadi awal tekanan bagi emas. Menyandang status sebagai aset aman (safe haven), emas tentunya sangat diuntungkan jika terjadi gejolak politik di negara-negara yang memiliki pengaruh ke dunia finansial global.

Tekanan bagi emas semakin bertambah setelah Amerika Serikat (AS) dan China akan melakukan perundingan dagang di bulan Oktober. Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan China, kedua belah pihak akan menggelar konsultasi pada pertengahan bulan ini sebagai bagian dari persiapan negosiasi tatap muka di awal bulan depan.

Berbagai kabar bagus tersebut tentunya memicu aksi ambil untung yang sudah terbang tinggi di tahun ini. Di bulan Agustus saja harga emas sudah naik 6,17%, sementara sepanjang tahun ini lebih dari 15%.

PT Equityworld

Melihat ke belakang, sejak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920,30/troy ons pada September 2011, ternyata emas hampir selalu mencatat kinerja negatif di bulan September dalam delapan tahun terakhir.

Setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa itu, harga emas dunia langsung anjlok hampir 11% di bulan yang sama. Setelahnya pada periode 2011 sampai 2018, emas melemah sebanyak enam kali pada bulan September di masing-masing tahun, dan hanya menguat dua kali.

PT Equityworld | Data Global Belum Pasti, Wall Street Berakhir Campur Aduk

PT Equityworld | Data Global Belum Pasti, Wall Street Berakhir Campur Aduk

PT Equityworld | Bursa AS Wall Street bergerak beragam pada perdagangan Selasa (10/9/2019). Meski dua indeks yakni Dow Jones dan S%P 500 ditutup naik, namun pelemahan terjadi di indeks berbasis teknologi Nasdaq.

Dow Jones naik 0,3% menjadi 26.909,43. Sementara S&P 500 naik tipis 0,1% menjadi 2.979,39. Sementara indeks Nasdaq merosot 0,1% ke 8.084,16.

Meski demikian, saham Apple naik 1,2% karena peluncuran iPhone baru yang dibandrol dengan harga lebih rendah US$ 699. Peluncuran terkait upaya perusahaan menggenjot pasar smart phone yang tengah lesu.

Menurut analis AS, sebagaimana dikutip dari Reuters, pasar fokus melihat perkembangan perang dagang dan juga stimulus yang akan diberikan bank sentral. Negosiasi dengan AS diperkirakan akan membawa China, kembali membeli produk pertanian AS.

PT Equityworld
Harga Emas di Bawah US$ 1.500/Oz, Bisakah ke US$ 2.000/Oz? | PT Equityworld


Investor pun berharap bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) dan bank sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga untuk meningkatkan ekonomi global. Bahkan Jerman menyarankan negara tersebut untuk siap menghadapi kemungkinan resesi dengan paket stimulus.

"Pergeseran ke arah orientasi nilai telah terjadi," kata Robert Pavlik, kepala strategi investasi, manajer portofolio senior di SlateStone Wealth LLC di New York.

"Orang-orang mencari area pasar yang mungkin masuk akal dan mencari untuk mengurangi risiko dalam portofolio mereka,".

Senin, 09 September 2019

Equityworld Futures | Dua Sentimen Ini Bebani Harga Emas

Equityworld Futures | Dua Sentimen Ini Bebani Harga Emas

Equityworld Futures | Setelah mengalami reli kuat, harga emas tampak akan berada dalam tekanan pekan ini seiring dengan rencana negosiasi dagang AS dan China, serta komentar Ketua The Fed Jerome Powell terkait pertumbuhan ekonomi AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (5/9/2019), harga emas ditutup melemah 2,2 persen, menjadi penurunan terbesar sepanjang 2019 karena AS dan China mengumumkan akan kembali ke meja perundingan pada Oktober 2019.

Padahal, pada perdagangan sebelumnya emas sempat kembali menyentuh level tertingginya di sekitar US$1.555 per troy ounce dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap resesi.

Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (6/9/2019), harga emas di pasar spot berada di level US$1.506,82 per troy ounce, melanjutkan pelemahannya dengan bergerak menurun 0,81%. Sementara itu, emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex ditutup di level US$1.515,5 per troy ounce, terkontraksi 0,66%.

Dengan penurunan pada perdagangan Kamis dan Jumat tersebut membuat emas melemag 1,47% sepanjang pekan lalu dan kembali bergerak di sekitar level support kunci US$1.500 per troy ounce.

Seperti yang diketahui, sejumlah investor telah menumpuk investasinya ke aset safe haven emas dalam beberapa bulan terakhir untuk mencari lindung nilai terhadap jatuhnya hasil obligasi, fluktuasi mata uang dan pasar modal, penurunan suku bunga global, ketakutan Brexit, dan kekhawatiran perang dagang AS-China yang akan membawa dunia ke resesi.

Komentar Ketua The Fed Jerome Powell belum lama ini yang cukup percaya diri AS tidak akan bergerak ke arah resesi menjadi penghalang penguatan emas, walaupun di sisi lain Jerome Powell juga diprediksi memangkas suku bunga AS dan mengatakan siap bertindak apapun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS.

“Resesi bukanlah hasil yang mungkin untuk AS atau ekonomi global,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell ketika laporan pekerjaan nasional untuk Agustus dirilis kurang kuat daripada yang diharapkan, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/9/2019).

Sebagai informasi, data ketenagakerjaan AS di luar sektor pertanian untuk periode Agustus hanya mencatat pertumbuhan sebanyak 130.000, lebih kecil dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 163.000 dan pencapaian bulan sebelumnya sebesar 164.000.

Komentar Powell tersebut juga datang menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve yang dijadwalkan pada 17-18 September sehingga menjadi sinyal bahwa Bank Sentral AS tersebut tidak akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan tersebut.


Equityworld Futures
Menanti Data Inflasi Dunia dan Realisasi AS-China | Equityworld Futures



Powell mengatakan ketidakpastian kebijakan pemerintah terkait sengketa perdagangan AS dan China menjadi penyebab kekhawatiran banyak pengusaha cenderung bersikap lebih hati-hati dalam mengambil langkah investasi dan alokasi dana sehingga kondisi ekonomi AS sedikit melambat.

Namun, dia menilai pelemahan ekonomi AS saat ini masih dalam batas wajar dan pemangkasan suku bunga acuan AS pada Juli lalu sebesar 25 basis poin hanyalah sebuah langkah antisipasi untuk menjaga kondisi ekonomi AS.

Selain itu, Powell juga mengatakan jika suku bunga dan inflasi terlalu rendah justru itu akan membuat The Fed lebih sulit untuk mengeluarkan kebijakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi AS.

Komentar tersebut pun dinilai pasar menjadi sinyal kuat bahwa Bank Sentral AS benar tidak akan memangkas suku bunga acuannya lagi pada pertemuan September.

Jumat, 06 September 2019

Equity World | AS-China Rujuk, Wall Street Ngebut

Equity World | AS-China Rujuk, Wall Street Ngebut

Equity World | Bursa AS Wall Street melaju kencang pada penutupan Kamis (5/9/2019). Adanya pembicaraan tingkat tinggi antara AS dan China Oktober nanti, memberi harapan akan meredanya tensi perang dagang kedua negara.

Indeks Dow Jones melonjak 1,4% ke 26.728,15. Sedangkan S&P naik1,3% ke level 2.975,97 dan indeks teknologi Nasdaq naik 1,8% ke 8.116,83.


Equity World


Jangan Ragu Beli Emas, Harganya Bisa US$ 1.600/Oz | Equity World


"Indeks utama mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan ... terutama berkat kesepakatan antara AS dan China mengenai pembicaraan perdagangan," tulis analis setempat dari Gorilla Trades, Ken Berman sebagaimana dilansir AFP.

Kabar perundingan AS dan Cina datang setelah tepat seminggu memberlakukan kebijakan tarif baru satu sama lain. Ketegangan Washington dan Beijing telah membuat pasar terombang-ambing lebih dari setahun.

Kamis, 05 September 2019

Equity World | Hong Kong Mereda, Wall Street Sumringah

Equity World | Hong Kong Mereda, Wall Street Sumringah

Equity World | Saham AS Wall Streer ditutup menguat pada akhir sesi perdagangan Rabu (4/9/2019). Kondisi ini terjadi seiring menghilangnya kekhawatiran akan Hong kong dan Brexit.

Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,9% ke level 26.335,47. Sementara S&P 500 naik 1,1% menjadi 2.937,78 sementara Nasdaq naik 1,3% menjadi 7.976,88.

Tindakan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam yang secara resmi mencabut RUU Ekstradisi dalam pengumuman formal Selasa lalu, membuat pasar optimis akan ada kedamaian di pusat keuangan itu.

Kemenangan parlemen dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menjadi sentimen baik lainnya. Ini diharapkan bisa menjegal langkah Johnson yang pro no-deal Brexit.

Sementara itu, analis setempat mengatakan penanganan Hong Kong menjadi ketakutan tersendiri bagi investor. Terutama jika Beijing memilih menggunakan militernya untuk menenangkan demonstrasi.

Equity World


Trump Marah, Harga Emas Tak Terbendung Sentuh Rekor Baru | Equity World

"Pasar sudah menghitung (untung-rugi) dalam perdagangan AS-China, tapi penurunan besar di situasi Hong Kong belum diperhitungkan," kata analis Meechaert Financial Services Gregori Volokhine sebagaimana dilansir dari AFP.

Sementara itu, sebuah laporan survey dikeluarkan The Federal Reserves (The Fed) Rabu. Bank sentral AS itu menilai karakter pertumbuhan.

"Meskipun kekhawatiran tentang tarif dan ketidakpastian kebijakan perdagangan terus berlanjut, mayoritas bisnis tetap optimis tentang prospek jangka pendek," kata The Fed pada sebuah survei nasional kegiatan ekonomi.

Rabu, 04 September 2019

Equity World | Waspada, September Terbukti Tak Bersahabat Bagi Wall Street!

Equity World | Waspada, September Terbukti Tak Bersahabat Bagi Wall Street!

Equity World | Pasar saham tanah air mengawali perdagangan di bulan September dengan kurang mengenakan. Pada perdagangan pertama di bulan September yang jatuh hari Senin (2/9/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan koreksi sebesar 0,6%. Pada perdagangan kemarin (3/9/2019), indeks saham acuan di Indonesia tersebut kembali membukukan koreksi, yakni sebesar 0,46%.

Di sisa bulan ini, pelaku pasar harus benar-benar berhati-hati. Pasalnya, ternyata September merupakan bulan yang kurang bersahabat bagi bursa saham AS alias Wall Street.

Tim Riset CNBC Indonesia menghitung imbal hasil indeks S&P 500 secara bulanan dalam periode lima tahun terakhir (2014-2018). Hasilnya, secara rata-rata indeks S&P 500 membukukan koreksi secara bulanan pada bulan September.


Jika berbicara mengenai Wall Street, indeks yang paling tepat untuk digunakan memang adalah indeks S&P 500 dan bukan dua indeks lainnya yakni Dow Jones dan Nasdaq Composite. Pasalnya, indeks S&P 500 memiliki jumlah emiten terbanyak, berikut juga kapitalisasi pasarnya merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan dua indeks lainnya.

Secara rata-rata dalam lima tahun terakhir, indeks S&P 500 membukukan koreksi sebesar 0,39% pada bulan September. Sejatinya, hanya ada tiga bulan di mana indeks S&P 500 membukukan rata-rata imbal hasil negatif secara bulanan, yakni Januari, September, dan Desember.

Bahkan kalau ditarik lebih jauh, performa indeks S&P 500 pada bulan September lebih mengecewakan lagi. LPL Financial mencatat, jika dihitung sejak tahun 1950, bulan September merupakan bulan terburuk bagi indeks S&P 500.

Equity World
Ke Mana Arah Harga Emas Dunia Hari Ini? | Equity World


"Sejak 1950, September telah menjadi bulan terburuk bagi indeks S&P 500, di mana indeks S&P 500 membukukan rata-rata penurunan sebesar 0,5% pada bulan September," tulis Ryan Detrick selaku Senior Market Strategist di LPL Financial dalam risetnya tertanggal 30 Agustus 2019, dilansir dari Bloomberg.

Lantas, bagaimana dengan bulan September tahun ini? Agaknya, catatan buruk yang dimiliki oleh indeks S&P 500 pada bulan September akan kembali terulang pada bulan September tahun ini.

Pada perdagangan kemarin, indeks S&P 500 melemah sebesar 0,69%. Untuk diketahui, pada hari Senin perdagangan di bursa saham AS diliburkan seiring dengan peringatan Hari Buruh. Lantas, perdagangan kemarin menjadi perdagangan pertama di bulan September bagi Wall Street.

Selasa, 03 September 2019

Equityworld Futures | Wall Street Mampu Libas Isu Perang Dagang

Equityworld Futures | Wall Street Mampu Libas Isu Perang Dagang

Equityworld Futures | Saham-saham di Amerika Serikat (AS) pekan ini ditutup merekah. Wall Street terus mengawasi perkembangan variabel hubungan perdagangan AS-Tiongkok, yang membuat investor naik turun dalam berinvestasi. Investor juga mencerna sejumlah data beragam yang menunjukkan kesehatan ekonomi AS.

Melansir Xinhua, Senin, 2 September 2019, dalam pekan yang berakhir 30 Agustus, indeks Dow Jones naik 2,99 persen, S&P 500 naik 2,76 persen, dan Nasdaq menguat 2,71 persen.

Minggu ini menandai sesi perdagangan yang secara umum positif untuk pasar dengan awal yang tinggi dan akhir yang hangat. Tiga indeks utama mencatat kenaikan stabil kecuali pada Selasa.

Pada Jumat, tiga indeks utama berakhir dengan keuntungan dan kerugian kecil, karena investor mencerna sejumlah data campuran pada aktivitas konsumen, di antaranya kepercayaan konsumen yang turun tajam.

IndeksDow Jones Industrial Average naik 41,03 poin atau 0,16 persen menjadi 26.403,28. Indeks S&P 500 meningkat 1,88 poin atau 0,06 persen menjadi 2.926,46. Indeks Komposit Nasdaq turun 10,51 poin atau 0,13 persen menjadi 7.962,88.

Pada Selasa, Wall Street sempat terguncang oleh gelombang ketakutan baru atas potensi resesi, karena yield Treasury AS yang lama tertunda mundur tajam pada siang hari. Spread antara yield Treasury 10-tahun dan yield 2-tahun menimbulkan kurva terbalik yang mengkhawatirkan, sehingga dianggap sebagai prekursor utama dari resesi masa depan. Hal ini memicu sentimen risk-off di antara investor global.

Sementara itu, yield Treasury tiga bulan tercatat hampir dua persen, lebih tinggi dari yield Treasury jangka panjang, termasuk yield obligasi 30-tahun yang diawasi ketat, yang sedikit melonjak di atas 1,95 persen pada sore hari.

Tren penurunan berlangsung selama Rabu pagi, karena semua hasil Treasury AS yang lama terus mundur, sementara tingkat Treasury tiga bulan jangka pendek terus meningkat. Yang lebih buruk, imbal hasil Treasury 30-tahun mencapai titik terendah di atas 1,9 persen pada satu titik selama sesi pagi.

Spread yang diawasi ketat antara imbal hasil dua tahun dan patokan hasil 10-tahun pernah melebar menjadi 6,2 basis poin, mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 2007, demikian menurut data statistik perusahaan jasa keuangan global Tradeweb.

Namun demikian saham sektor energi dan keuangan yang kuat menopang pasar pada Rabu, menghapus semua kerugian dan mengakhiri hari dengan keuntungan ringan.

Di sektor keuangan, saham Goldman Sachs dan JPMorgan Chase masing-masing naik hampir 1,2 persen dan satu persen, di antara para pemain kuat dalam 30 saham blue-chip di Dow Jones. Sedangkan di sektor energi, saham Chevron dan Exxon Mobil masing-masing naik hampir 0,9 persen dan lebih dari 0,7 persen.

Sektor energi dan keuangan juga memimpin kenaikan di 11 sektor utama S&P 500 dengan masing-masing naik 1,4 persen dan lebih dari 0,9 persen di sekitar penutupan pasar.

Sementara itu, Wall Street mencerna berbagai data campuran. Di sisi ekonomi, kepercayaan konsumen AS turun tajam pada Agustus, diperburuk oleh berlanjutnya kekhawatiran atas kenaikan tarif dan perang dagang.

Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan turun menjadi 89,8 untuk Agustus, menandai penurunan bulanan terbesar sejak Desember 2012, kata universitas itu dalam survei bulanannya pada Jumat.

"Penurunan baru-baru ini karena referensi negatif untuk tarif, yang secara spontan disebutkan oleh satu-dalam-tiga konsumen. Data menunjukkan terjadi erosi kepercayaan konsumen karena kebijakan tarif yang sedang berlangsung,"kata Richard Curtin, kepala ekonom untuk survei ini.
Data Ekonomi AS
Pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran utama dari pengeluaran rumah tangga AS, naik 0,6 persen menjadi USD93,1 miliar pada Juli, didorong oleh pengeluaran barang dan kendaraan rekreasi, serta listrik dan gas rumah tangga, lapor Biro Analisis Ekonomi.

Penghasilan pribadi meningkat 0,1 persen menjadi USD23,9 miliar pada bulan lalu, dan penghasilan pribadi pakai naik 0,3 persen menjadi USD44,4 miliar.

"Peningkatan pendapatan pribadi pada Juli terutama mencerminkan peningkatan kompensasi karyawan dan tunjangan sosial pemerintah kepada orang-orang yang sebagian diimbangi oleh penurunan pendapatan bunga pribadi," kata biro itu dalam sebuah laporan.

Penjualan rumah yang tertunda di AS menurun pada Juli, turun dari kenaikan dua bulan sebelumnya berturut-turut, kata National Association of Realtors (NAR) pada Kamis. Indeks Penjualan Rumah Tertunda, indikator berwawasan ke depan berdasarkan penandatanganan kontrak, turun 2,5 persen menjadi 105,6 bulan lalu.

"Ketidakpastian ekonomi tidak diragukan menahan beberapa permintaan potensial, tetapi yang sangat dibutuhkan adalah lebih banyak pasokan rumah dengan harga sedang," kata Lawrence Yun, kepala ekonom NAR, dalam sebuah pernyataan.

Klaim pengangguran awal AS meningkat menjadi 215 ribu pada minggu lalu, naik 4.000 dari tingkat revisi minggu sebelumnya, lapor Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis. Namun rata-rata pergerakan dalam empat minggu, dipandang sebagai metrik utama kondisi pasar tenaga kerja, turun menjadi 214.500, menurun 500 dari rata-rata revisi pekan sebelumnya.

Pertumbuhan PDB kuartal kedua AS direvisi ke tingkat tahunan sebesar dua persen, menurut perkiraan kedua yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi pada Kamis. Tingkat pertumbuhan adalah 0,1 poin lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang dirilis pada Juli. GDP riil naik 3,1 persen di kuartal pertama.

"Revisi ini terutama mencerminkan revisi ke bawah untuk pengeluaran pemerintah negara bagian dan lokal, ekspor, investasi persediaan swasta, dan investasi perumahan yang sebagian diimbangi oleh revisi ke atas untuk pengeluaran konsumsi pribadi," tambah biro itu.

Indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board jatuh ke 135,1, turun dari rebound Juli di 135,8, kata kelompok riset bisnis AS.

"Penilaian konsumen terhadap kondisi saat ini semakin meningkat. Harapan mendingin secara moderat, tetapi secara keseluruhan tetap kuat," kata Lynn Franco, Direktur Senior Indikator Ekonomi di The Conference Board, dalam sebuah pernyataannya.

Equityworld Futures

Sudah Seminggu Turun, Harga Emas Naik Lagi Nih! | Equityworld Futures


"Jika eskalasi dalam ketegangan perdagangan dan tarif berlanjut, itu berpotensi dapat meredam optimisme konsumen mengenai prospek ekonomi jangka pendek," kata Franco.

Biro Sensus AS mencatat pesanan baru untuk barang-barang tahan lama yang diproduksi pada Juli naik 2,1 persen menjadi USD250,4 miliar. Kenaikan ini terjadi setelah kenaikan 1,8 persen di Juni, menandai kenaikan bulanan berturut-turut kedua.

Namun, pengiriman barang-barang tahan lama yang diproduksi pada Juli menarik kembali 1,1 persen menjadi USD254 miliar, menyusul kenaikan dua bulan berturut-turut sebelumnya, yang mengindikasikan investasi bisnis yang berkontraksi.

Equityworld Futures | Awali Pekan, Harga Emas Antam Naik Rp 5.000

Equityworld Futures | Awali Pekan, Harga Emas Antam Naik Rp 5.000

Equityworld Futures | Mengawali pekan, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mengalami kenaikan. Sebelumnya pada pekan lalu logam mulia ini turun dalam tiga hari berturut-turut. Seperti dikutip dari situs Logam Mulia, Senin (2/1/2019), harga emas Antam berada di posisi Rp 768.000 per gram. Angka ini naik Rp 5.000 dibandingkan akhir pekan lalu yang berada pada Rp 763.000 per gram. Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas mau menjual emas batangan ke Antam adalah Rp 695.000 per gram, atau naik Rp 5.000 dibandingkan sebelumnya pada 690.000 per gram.

Equityworld Futures


Ayo Nabung Emas! Masih Bisa Naik, AS-China Belum Damai | Equityworld Futures


Sebagai informasi, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda. Adapun sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22. Berikut rincian harga emas Antam hari ini
0,5 gram: Rp 408.500
1 gram: Rp 768.000
2 gram: Rp 1.485.000
3 gram: Rp 2.206.000
5 gram: Rp 3.660.000
10 gram: Rp 7.225.000
25 gram: Rp 18.985.000
50 gram: Rp 35.985.000
100 gram: Rp 71.900.000