Jumat, 30 Desember 2022

Equity World | Harga Emas Dunia Berbalik Menguat Setelah Aturan Karantina di Cina Dicabut

Equity World | Harga Emas Dunia Berbalik Menguat Setelah Aturan Karantina di Cina Dicabut

Equity World | Jakarta - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Jumat pagi, 30 Desember 2022. Posisi emas berbalik dari harga sebelumnya yang menurun karena data pengangguran Amerika Serikat dan pembukaan kembali Cina.

Kontrak emas di divisi Comex New York Exchange untuk pengiriman Februari menguat US$ 10,20 atau 0,56 persen menjadi di level US$ 1.826,00 per ounce. Sebelumnya, emas diperdagangkan menyentuh level tertinggi di US$ 1.827,30  dan terendah di US$ 1.811,20.

Emas berjangka sebelumnya sempat terpeleset US$ 7,3 atau 0,4 persen menjadi di level US$ 1.815 pada 28 Desember. Penguatan harga emas hari ini didorong melemahnya dolar pada Kamis, 29 Desember. Indeks dolar merosot 0,59 persen menjadi 103,8610 pada pukul 15.00 waktu setempat.

Penguatan harga emas juga beriringan dengan pencabutan aturan karantina Cina untuk pelancong yang masuk mulai 8 Januari.  Kecepatan Cina dalam memutuskan kebijakan soal kesehatan di tengah tingginya Covid-19 di negara itu memicu kekhawatiran terhadap penyebaran virus.

Amerika Serikat, Jepang, dan India mengatakan mereka akan mewajibkan tes Covid-19 untuk pelancong asal Negeri Tirai Bambu. "Cina adalah salah satu kunci yang menurut saya (berpengaruh ke ekonomi global) hingga 2023,” kata Chris Gaffney, Presiden Pasar Dunia di TIAA Bank.

Selain itu, para analis mengatakan pertimbangan teknis ikut mendorong harga emas. Logam mulia terus diperdagangkan di atas level dukungan psikologis penting  di posisi US$ 1.800 per ounce.

Logam mulia lainnya, perak, untuk pengiriman Maret naik 41 sen atau 1,72 persen, menjadi ditutup di level US$ 24,25 per ounce. Platinum untuk pengiriman April terkerek US$ 44,8 atau 4,39 persen menjadi menetap pada US$ 1.065 per ounce.

Kamis, 29 Desember 2022

Equity World | Bursa Asia Jatuh pada Kamis (29/12) Pagi, Mengekor Wall Street

Equity World | Bursa Asia Jatuh pada Kamis (29/12) Pagi, Mengekor Wall Street

Equity World | JAKARTA. Bursa saham Asia-Pasifik diperdagangkan lebih rendah pada Kamis (29/12) pagi. Mengikuti jejak turunnya Wall Street semalam karena investor melihat prospek tahun depan.

Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,88%. Di Jepang, Nikkei 225 diperdagangkan turun 0,94% dan Topix turun 0,86%.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,57% karena penjualan ritel negara itu untuk November turun 1,8%, penurunan ketiga berturut-turut, membalikkan kenaikan yang terlihat pada kuartal ketiga.

Pelonggaran pembatasan Covid-19 di Hong Kong mulai berlaku hari ini, dengan saham yang terkait dengan pembukaan kembali diawasi dengan ketat. Hong Kong akan merilis data perdagangannya di kemudian hari.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan mewajibkan penumpang pesawat yang datang dari China, Hong Kong, dan Makau untuk menunjukkan tes Covid negatif mulai 5 Januari terlepas dari kewarganegaraan status vaksinasi. Aturan tersebut berlaku untuk semua pelancong yang berusia minimal dua tahun.

Setelah mencoba kebijakan nol Covid lebih lama dari negara-negara besar lainnya, China sekarang mengalami gelombang infeksi setelah membatalkan pembatasan kesehatan masyarakatnya dalam beberapa minggu terakhir.

Semalam di Wall Street, indeks utama ditutup lebih rendah karena investor menuju hari perdagangan terakhir tahun 2022, dengan Apple sangat membebani Dow karena menembus level kunci dan jatuh ke level terendah 52 minggu lainnya.

Beberapa analis memandang Apple, saham dengan kapitalisasi pasar terbesar, sebagai pemimpin pasar secara keseluruhan dan pengaruh besar terhadap sentimen investor.

“Ini tidak bagus untuk pasar secara keseluruhan,” kata Todd Sohn, analis teknis di Strategas. “Akhir tahun adalah waktu yang funky, tetapi jika berlanjut hingga beberapa minggu pertama tahun ini, itu nyata.”

Rabu, 28 Desember 2022

Equity World | Bursa Asia Turun pada Rabu (28/12) Pagi, Pasar Mencerna Tantangan Ekonomi 2023

Equity World | Bursa Asia Turun pada Rabu (28/12) Pagi, Pasar Mencerna Tantangan Ekonomi 2023

Equity World | JAKARTA. Bursa saham Asia-Pasifik jatuh mengikuti jejak Wall Street semalam, Rabu (28/12). Investor menimbang tantangan ekonomi pada tahun 2023.

Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,27% setelah melepaskan kenaikan sebelumnya. Nikkei 225 turun 0,58% pada jam pertama perdagangannya dan Topix turun 0,32%. Di Korea Selatan, Kospi turun 1,77%.

Yuan China (CNH) sedikit berubah dan terakhir berdiri di level 6,9653 terhadap dolar AS. Setelah China membatalkan persyaratan karantina untuk pelancong pada hari Selasa, lebih cepat dari yang diperkirakan.

Bank of Japan merilis ringkasan opini dari pertemuan kebijakan moneter yang diadakan minggu lalu, di mana secara tak terduga memperluas kisaran target imbal hasil obligasi pemerintah Jepang.

Sementara itu, harga minyak mentah mencapai tertinggi tiga minggu karena investor menyambut perubahan karantina China.

Harga minyak mentah Brent naik US$1,55 atau 1,9% menjadi US$85,47 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah Intermediate Texas (WTI) naik US$1,37 atau 1,7% menjadi US$80,93.

Keduanya mencapai level tertinggi yang tidak terlihat sejak 5 Desember di awal hari perdagangan. Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan berhenti mewajibkan para pelancong yang datang ke negara itu untuk melakukan karantina.

Sebuah langkah yang dipandang oleh investor sebagai langkah kunci dalam membatalkan pembatasan Covid-19 yang telah menghambat rantai pasokan dan perjalanan global.

Selasa, 27 Desember 2022

Equity World | Wall Street Libur Natal, Pasar Keuangan AS Alami Kerugian

Equity World | Wall Street Libur Natal, Pasar Keuangan AS Alami Kerugian

Equity World | JAKARTA - Wall Street alias bursa saham Amerika Serikat (AS) tutup pada perdagangan Senin (26/12/2022) waktu setempat karena hari Natal jatuh pada hari Minggu tahun ini.

Mengutip MarketWatch, perdagangan obligasi juga libur pada hari Senin, tetapi pasar utang akan tutup satu jam lebih awal dari biasanya pada hari Jumat, 23 Desember 2022.

Rutinitas yang sama berlaku untuk liburan Tahun Baru 2023 mendatang, dengan pasar saham dan obligasi tutup pada Senin, 2 Januari 2023, menghasilkan perdagangan singkat selama dua minggu berturut-turut di Wall Street.

Pasar obligasi juga mendapat jam 2 siang lebih awal. Penutupan akan terjadi pada hari Jumat, 30 Desember sebelum memasuki tahun 2023.

Hal ini merupakan tahun kerugian bersejarah di pasar keuangan karena Federal Reserve dengan cepat menaikkan suku bunga kebijakannya ke level yang terakhir dialami 15 tahun lalu untuk melawan inflasi yang tampaknya telah mencapai puncaknya pada 9,1% musim panas ini, tertinggi dalam 40 tahun.

Terlebih lagi, Ketua The Fed Jerome Powell pada bulan Desember mengindikasikan bahwa suku bunga fed-fund bank sentral dapat mencapai di atas 5% pada tahun 2023, dan tetap tinggi untuk sementara waktu, atau hingga inflasi menunjukkan jalur konkret yang lebih rendah ke target 2% The Fed.

Hasil benchmark Treasury 10-tahun TMUBMUSD10Y, 3,749% mendekati 3,71% menuju Jumat pagi, naik dari 1,457% tahun lalu, menurut Dow Jones Market Data.

Indeks S&P 500 SPX, +0,59% mengalami penurunan sekitar 20% pada tahun 2022, yang akan menjadi tahun terburuk sejak anjlok hampir 40% pada tahun 2008, menurut Dow Jones Market Data.

Dow Jones Industrial Average DJIA, +0,53% ditetapkan turun sekitar 9% untuk tahun ini sementara Nasdaq Composite Index COMP, +0,21% turun sekitar 33%, menurut FactSet.

Senin, 26 Desember 2022

Equity World | Sentimen Cenderung Sepi, Tapi Bursa Asia Dibuka Cerah

Equity World | Sentimen Cenderung Sepi, Tapi Bursa Asia Dibuka Cerah

Equity World | Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menguat pada perdagangan Senin (26/12/2022), di tengah cenderung sepinya sentimen pasar pada hari ini karena beberapa negara masih libur dalam rangka Natal 2022.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka menguat 0,25% dan Shanghai Composite China naik 0,17%.

Sedangkan untuk indeks KOSPI Korea Selatan dibuka turun tipis 0,08% pada perdagangan hari ini.

Sementara untuk pasar saham Australia, Hong Kong, dan Singapura pada hari ini tidak dibuka karena masih libur panjang dalam rangka Natal 2022.

Di lain sisi, bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada pekan lalu cenderung cerah, meski secara harian cenderung volatil.

Pada Jumat akhir pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,53%, S&P 500 terapresiasi 0,59%, dan Nasdaq Composite naik 0,21%.

Sepanjang pekan lalu, Dow Jones melesat 1,36% dan S&P 500 menguat 0,71%. Namun Nasdaq melemah 0,46%.

Kekhawatiran resesi telah muncul kembali baru-baru ini, menghancurkan harapan beberapa investor untuk reli akhir tahun dan menyebabkan kerugian besar pada bulan Desember.

Investor khawatir bahwa pengetatan berlebihan dari bank sentral di seluruh dunia dapat memaksa ekonomi mengalami penurunan.

Pada akhir pekan lalu, inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) periode November 2022 resmi dirilis dan sempat mempengaruhi pergerakan Wall Street.

Inflasi inti PCE pada bulam November dilaporkan tumbuh 4,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari perkiraan ekonom sebesar 4,6% (yoy).

Inflasi inti PCE merupakan acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneternya. Sehingga, inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi mempertegas sikap The Fed untuk terus menaikkan suku bunga hingga awal tahun depan.

"Data inflasi yang kita lihat pada Oktober dan November menunjukkan penurunan kenaikan harga secara bulanan. Tetapi masih diperlukan bukti yang substansial agar yakin inflasi berada pada jalur penurunan," kata ketua The Fed, Jerome Powell dalam konferensi pers Kamis pekan lalu.

Pernyataan Powell tersebut mengindikasikan kampanye The Fed menurunkan inflasi masih jauh dari kata selesai, suku bunga meski sudah berada di level tertinggi dalam 15 tahun terakhir akan kembali dinaikkan dan ditahan pada level tinggi dalam waktu yang lama.

Alhasil, resesi tak terhindarkan.

Ekonom Bank of America memprediksi Negeri Paman Sam akan mengalami resesi di juga di kuartal I-2023, saat PDB-nya mengalami kontraksi 0,4%.

"Kabar buruknya di 2023, proses pengetatan moneter akan menunjukkan dampaknya ke ekonomi," kata Savita Subramanian, ekonom Bank of America, sebagaimana dilansir Business Insider, akhir November lalu.

Sementara itu investor ternama, Michael Burry, memprediksi Amerika Serikat akan mengalami resesi selama beberapa tahun.

"Strategi apa yang bisa mengeluarkan kita dari resesi? Kekuatan apa yang bisa membawa kita keluar? Tidak ada. Kita akan mengalami resesi bertahun-tahun," kata Burry dalam cuitannya di Twitter, sebagaimana dilansir Business Insider.

Harapan akan terjadinya 'Santa Claus Rally' kini semakin meredup.

Untuk diketahui, 'Santa Claus Rally' merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada 5 perdagangan terakhir di bulan Desember hingga 2 hari perdagangan pertama di bulan Januari.

Adapun perdagangan Wall Street pada tahun ini tinggal bersisa empat hari, yakni pada Selasa hingga Jumat. Sedangkan Senin pekan ini, Wall Street masih libur dalam rangka Natal 2022.

'Santa Claus Rally' seharusnya dimulai pada pekan ini. Jika pekan ini pergerakan Wall Street cenderung flat atau masih membentuk tren bearish, maka fenomena ini dapat dikatakan tidak terjadi pada tahun ini.

Namun sebaliknya, jika Wall Street kembali rebound dan cenderung membentuk tren bullish, maka 'Santa Claus Rally' benar-benar terjadi kembali pada tahun ini.

Jumat, 23 Desember 2022

Equity World | Wall Street Memerah Tertekan Kekhawatiran Sikap Hawkish The Fed

Equity World | Wall Street Memerah Tertekan Kekhawatiran Sikap Hawkish The Fed

Equity World | NEW YORK. Indeks utama Wall Street melorot pada hari Kamis setelah data ekonomi AS memperburuk kekhawatiran atas berlanjutnya pengetatan kebijakan Federal Reserve.

Pada pukul 09:50 ET, Dow Jones Industrial Average turun 331,19 poin, atau 0,99%, ke 33.045,29 sementara S&P 500 turun 50,70 poin, atau 1,31%, ke 3.827,74. Di sisi lain, Nasdaq Composite turun 197,23 poin, atau 1,84 % ke level 10.512,14.

Sejumlah saham megacap yang sensitif terhadap suku bunga seperti Apple Inc, Microsoft Corp dan Amazon.com Inc telah menekan indeks saham teknologi dan konsumen discretionary.

Perkiraan akhir PDB AS kuartal ketiga mengungkapkan produk domestik bruto meningkat 3,2% secara tahunan, di atas perkiraan sebelumnya sebesar 2,9%.

Sementara itu, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat menjadi 216.000 pada minggu lalu alias jauh di bawah perkiraan ekonom sebesar 222.000. Hal ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat.

"Data PDB mengalahkan banyak ekspektasi. Hal ini kemungkinan akan mengharuskan Fed untuk tetap hawkish dan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama," Sam Stovall, kepala ahli strategi investasi di CFRA Research di New York, kata.

Kekhawatiran resesi setelah kenaikan suku bunga berkepanjangan bank sentral AS telah sangat membebani pasar ekuitas tahun ini.

The Fed mengeluarkan nada hawkish minggu lalu pada pertemuan kebijakan dengan mengatakan bahwa mereka mengharapkan suku bunga tetap lebih tinggi lebih lama telah memicu aksi jual di pasar saham.

Kamis, 22 Desember 2022

Equity World | Harga Emas Dunia Stagnan di Level USD1.800

Equity World | Harga Emas Dunia Stagnan di Level USD1.800

Equity World | Harga emas tak berubah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tetap bertengger di atas level psikologis USD1.800 setelah mengalami koreksi menyusul kenaikan yang kuat pada hari perdagangan sebelumnya di tengah melemahnya greenback.
 
Dikutip dari Antara, Kamis, 22 Desember 2022, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange tidak berubah dari hari perdagangan sebelumnya menjadi ditutup pada USD1.825,40 per ons, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di USD1.829,60 dan terendah di USD1.821,30.
 
Emas berjangka melonjak USD27,70 atau 1,54 persen menjadi USD1.825,40 pada Selasa, 20 Desember 2022, setelah tergelincir USD2,50 atau 0,14 persen menjadi USD1.797,70 pada Senin, 19 Desember 2022, dan terangkat USD12,4 atau 0,69 persen menjadi USD1.800,20 pada Jumat, 16 Desember 2022.

Harga emas membukukan kenaikan kuat sehari sebelumnya, karena dolar turun tajam terhadap sejumlah mata uang, meskipun prospek logam kuning tetap tidak pasti di tengah kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi.
 
Dolar AS mundur dari level terkuatnya dalam beberapa dekade mulai awal November. Para analis pasar berpendapat bahwa tren penurunan dolar ini dapat berlanjut, dan emas dapat naik lebih jauh di tahun depan.

Data ekonomi yang dirilis pada Rabu, 21 Desember 2022 beragam. National Association of Realtors melaporkan penjualan rumah yang ada atau existing-home di AS anjlok 7,7 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 4,09 juta unit pada November, level terendah sejak Mei 2020.
 
The Conference Board melaporkan indeks kepercayaan konsumen naik menjadi 108,3 pada Desember, naik dari 101,4 pada November. Rebound tajam mendorong indeks ke level tertinggi sejak April.
 
Investor juga sedang menunggu rilis data inflasi utama AS yang akan keluar pada Jumat, 23 Desember 2022 untuk petunjuk langkah kebijakan Federal Reserve selanjutnya.
 
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 7,7 sen atau 0,32 persen menjadi ditutup pada USD24,194 per ons. Platinum untuk pengiriman Januari turun USD11 atau 1,09 persen menjadi menetap di USD1.002 per ons.

Rabu, 21 Desember 2022

Equity World | Bursa Wall Street Mulai Rebound Efek Kebijakan Bank Sentral Jepang

Equity World | Bursa Wall Street Mulai Rebound Efek Kebijakan Bank Sentral Jepang

Equity World | Bursa saham Wall Street, Amerika Serikat mulai berbalik menguat (rebound) setelah terkapar selama empat hari perdagangan berturut-turut.

Data perdagangan menunjukkan, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 92,2 poin, atau 0,28%, menjadi 32.849,74. Indeks S&P 500 juga naik 3,96 poin, atau 0,10%, menjadi 3.821,62 dan indeks Nasdaq Composite bertambah 1,08 poin, atau 0,01%, menjadi 10.547,11.  

Bursa Wall Street melaju di zona hijau di tengah kekhawatiran pelaku pasar mengenai rencana The Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga. Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat tenor sepuluh tahun berada di level tertingginya dalam tiga pekan di 3,71% setelah setelah perubahan kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) yang mengejutkan.

Saat negara-negara lain mengerek suku bunga acuan mengikuti The Fed, bank sentral Jepang justru tetap mempertahankan suku bunga rendah di minus 0,1%. Akan tetapi, BoJ mengerek yield curve control, dari sebelumnya 25 basis poin menjadi 50 basis poin.  

"Berita Bank of Japan menggerakkan pasar obligasi dan terus berdampak," kata Chris Zaccarelli, Chief Investment Officer, Independent Advisor Alliance, Charlotte, NC, seperti dikutip dari Reuters.

Investor juga mengkhawatirkan tentang musim pendapatan kuartal saat ini dan belanja liburan musim dingin. "Kami melakukannya dengan harapan yang cukup masuk akal, tetapi pengecer harus melakukan penjualan besar-besaran," kata Carol Schleif, Wakil Kepala Investasi, kantor keluarga BMO di Minneapolis, Minnesota.

Hal ini terefleksi dari kinerja saham General Mills Inc yang merosot 4,6% setelah penjualan triwulanan pada bisnis hewan peliharaan bermargin tinggi terpukul karena pengecer utama mengurangi inventaris, membayangi peningkatan pendapatan setahun penuh dan perkiraan penjualan.

Sedangkan, saham Tesla Inc anjlok 8% setelah setidaknya tiga broker memangkas harga target pembuat kendaraan listrik di tengah meningkatnya kekhawatiran akan kelemahan permintaan dan risiko dari perjuangan Kepala Eksekutif Elon Musk di Twitter.

Schleif mencatat, investor waspada setelah tahun yang bergejolak di pasar saham dengan S&P berada di jalur penurunan tahunan terbesar sejak krisis keuangan 2008. "Orang-orang telah menyerahkan kepala mereka kepada mereka sepanjang tahun dan mereka tidak cukup percaya diri untuk mau turun tangan," katanya.

"Itulah yang menyebabkan ini mendorong saya menarik Anda semacam pasar di mana itu naik sedikit turun sedikit dan sangat sulit bagi segmen publik investasi mana pun untuk ingin membuat narasi bahwa mereka akan menaruh banyak uang di belakang."  

Sementara itu, data menunjukkan pembangunan rumah di AS jatuh ke level terendah 2,5 tahun pada bulan November dan izin untuk konstruksi di masa depan anjlok karena tingkat hipotek yang lebih tinggi terus menekan aktivitas pasar perumahan.

Selasa, 20 Desember 2022

Equity World | IHSG Ambruk Lagi, Ini Penyebabnya

Equity World | IHSG Ambruk Lagi, Ini Penyebabnya

Equity World | Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada hari ini, Senin, 19 Desember 2022. Beberapa sentimen menjadi faktor pemberat IHSG.

IHSG ditutup turun sebanyak 32 poin atau 0,48% ke posisi 6.779,69. Sepanjang perdagangan, IHSG tak mampu bergerak ke teritorial positif. Adapun titik tertinggi capaian IHSG hari ini berada di level 6.827,81 sementara menyentuh titik terendah pada level 6.754,08 di periode akhir perdagangan sesi II.

Berdasarkan data statistik RTI business, tercatat sebanyak 29 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sekitar 1 juta kali serta nilai perdagangan mencapai 16 triliun rupiah serta kapitalisasi pasar mencapai 9280 triliun rupiah.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia, sebanyak 309 saham mengalami koreksi, terdapat 203 saham yang menguat, sementara itu sebanyak 194 saham lainnya mendatar.

Sebagian besar saham emiten unggulan mengalami penurunan, termasuk tiga saham bank buku IV. BBNI anjlok 3,83% sementara BMRI dan BBRI turun masing-masing 0,99% dan 0,20%.

Selain bank-bank tersebut, mayoritas saham sektor perbankan finansial mengalami kemunduran. Tiga diantara top losersnya antara lain BRIS yang ambruk 6,67%, ARTO jebol 5,42% serta BBKP melandai 2,91%.

Dari sektor energi, terpantau saham BOSS dan BUMI mengalami pelemahan yang cukup signifikan yaitu secara berurut turun 6,02% dan 2,91%.

Mayoritas Saham Acuan Asia Ambruk

Laju IHSG pada perdagangan kali ini melandai selaras dengan mayoritas bursa saham Asia yang terkunci di zona merah kecuali saham bursa Singapura yang menguat 0,49%.

Indeks Nikkei 225 anjlok 1,05% menjadi ditutup pada 27.237 pada hari ini. Pasar saham di Hong Kong turun 97 poin atau 0,50% menjadi 19.352.

Shanghai Composite ditutup pada 3107,12 atau turun turun 1,92% dalam perdagangan campuran pada hari ini, mencapai level terendah setidaknya dalam tiga minggu.

Investor resah tentang meningkatnya risiko resesi karena bank sentral utama akan memperketat kebijakan lebih lanjut, sementara China terus bergulat dengan lonjakan kasus virus setelah negara itu mencabut pembatasan ketat nol-Covid. Sementara itu, Presiden Xi Jinping mengatakan pada pertemuan kebijakan ekonomi yang baru saja selesai bahwa mendorong konsumsi harus "diutamakan" dalam langkah-langkah baru, sementara Bank Rakyat China berjanji untuk lebih memenuhi kebutuhan ekonomi riil dan menjaga likuiditas yang cukup di pasar keuangan.

Penurunan ekspor dan impor turut pengaruhi pergerakan IHSG

Ekspor dan impor merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Badan Pusat Statistik melaporkan kinerja ekspor Indonesia alami penurunan 2,46% (mtm) menjadi USD 24,12 miliar. Ekonom Senior INDEF, Didin S. Damanhuri menyebutkan neraca dagang meski mengalami surplus namun nilainya turun dari OKtober sebesar USD 5,67 Miliar lebih disebabkan kondisi tekanan ekonomi global.

Impor ke Indonesia secara tak terduga turun 1,89 persen tahun-ke-tahun ke level terendah dalam enam bulan sebesar USD 18,96 miliar pada November 2022, berbalik kuat dari lonjakan 17,44 persen pada bulan sebelumnya, dan meleset dari perkiraan pasar tentang pertumbuhan 7 persen.

Ini merupakan penurunan impor pertama sejak Januari 2021, di tengah melemahnya permintaan domestik akibat depresiasi rupiah. Pembelian nonmigas turun 0,89 persen menjadi USD 16,16 miliar; dan impor migas turun 7,30 persen menjadi USD 2,80 miliar, terseret oleh produk minyak (-19,68%) dan gas (-28,18%).

Apabila ekspor dan impor turun, hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena ekspor dan impor merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap perekonomian Indonesia.

Ketika ekspor dan impor turun, maka permintaan terhadap produk-produk Indonesia di pasar global juga mungkin akan menurun. Ini dapat menyebabkan perusahaan-perusahaan yang mengandalkan ekspor sebagai sumber penghasilan utamanya mengalami penurunan laba. Penurunan laba perusahaan tersebut dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasar saham, dan secara langsung mempengaruhi pergerakan IHSG.

Senin, 19 Desember 2022

Equity World | Wall Street Kembali Melemah Tertekan Kekhawatiran Resesi

Equity World | Wall Street Kembali Melemah Tertekan Kekhawatiran Resesi

Equity World | Bursa saham utama di Amerika Serikat, Wall Street berakhir melemah pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (17/12). Pelemahan ini disebabkan karena meningkatnya kekhawatiran resesi ekonomi global.

Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 281,76 poin atau 0,85% menjadi menetap di 32.920,46 poin. Indeks S&P 500 turun 43,39 poin atau 1,11%, menjadi berakhir di 3.852,36 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 105,12 poin atau 0,97% menjadi 10.705,41 poin.

Pekan lalu, indeks Dow kehilangan 1,66% S&P 500 turun 2,09% dan Nasdaq jatuh 2,72%. Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor real estat dan konsumen masing-masing terpangkas 2,96% dan 1,74% memimpin penurunan.

Bursa saham AS bergerak melemah sejak keputusan bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) yang sebelumnya telah diperkirakan pelaku pasar.

Tetapi, komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan lebih banyak pengetatan kebijakan, dan bank sentral memproyeksikan bahwa suku bunga akan melampaui angka 5,0% pada 2023, level yang tidak terlihat sejak 2007.

Komentar lebih lanjut dari pejabat The Fed lainnya memicu kekhawatiran. Presiden The Fed New York John Williams mengatakan pada Jumat (16/12/2022) bahwa masih ada kemungkinan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih dari yang diperkirakan tahun depan. Pembuat kebijakan menambahkan bahwa dia tidak mengantisipasi resesi karena pengetatan agresif The Fed.

Selain itu Presiden Bank Federal Reserve San Francisco Mary Daly mengatakan "masuk akal" untuk percaya bahwa begitu suku bunga kebijakan Fed mencapai puncaknya, suku bunga tersebut dapat bertahan di sana hingga 2024.

"Rasanya seolah-olah akhirnya pasar mulai memahami bahwa berita buruk adalah berita buruk, dan itulah yang mulai terjadi. Sejak titik terendah Oktober, pasar terus memperhitungkan apa yang saya anggap sebagai optimisme substansial pada fakta bahwa Fed dapat menavigasi dan melakukan soft landing yang sukses," kata Analis Ekuitas dan Manajer Portofolio Aptus Capital Advisors, Dave Wagner, di Cincinnati.

"Akhirnya, pasar mempertimbangkan bahwa berita buruk seharusnya berarti hal buruk bagi pasar."
Taruhan pasar uang menunjukkan setidaknya dua kenaikan suku bunga 25 basis poin tahun depan dan suku bunga terminal sekitar 4,8% pada pertengahan tahun, sebelum turun menjadi sekitar 4,4% pada akhir 2023.

Di sisi ekonomi, sebuah laporan menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi lebih lanjut pada Desember karena pesanan baru merosot ke level terendah hanya dalam waktu 2,5 tahun, meskipun pelonggaran permintaan membantu mendinginkan inflasi.

Prospek "reli Sinterklas", atau kenaikan akhir tahun, di pasar tahun ini telah meredup, karena mayoritas bank sentral global telah mengadopsi kebijakan pengetatan. Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa adalah yang terbaru menunjukkan siklus kenaikan suku bunga yang diperpanjang pada Kamis (15/12/2022).

Jumat, 16 Desember 2022

Equity world | Harga Emas Turun Pada Jumat (16/12) Akibat Indikasi Kenaikan Bunga Lebih Lanjut

Equity world | Harga Emas Turun Pada Jumat (16/12) Akibat Indikasi Kenaikan Bunga Lebih Lanjut

Equity world | Harga emas kembali turun pada Jumat (16/12) pagi, melanjutkan penurunan di hari ketiga berturut-turut. Harga emas tertekan setelah Federal Reserve mengindikasikan kenaikan suku bunga lanjutan di tahun depan.

Jumat (16/12) pukul 6.45 WIB, harga emas turun tipis 0,02% ke US$ 1.776,53 per ons troi setelah kemarin turun 1,68%. Harga emas kontrak Februari 2023 di Commodity Exchange turun 0,10% ke US$ 1.786 per ons troi setelah kemarin turun 1,7%.

Harga emas mencapai level terendah dalam sekitar seminggu. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)menguat  setelah The Fed mengatakan akan kembali menaikkan suku bunga tahun depan.

"The Fed mempertahankan pesan hawkish untuk saat ini meskipun prospek pertumbuhan menurun, dan pada gilirannya tanpa pemotongan, akan sangat sulit bagi spekulan untuk memindahkan modal mereka ke emas," kata Daniel Ghali, komoditas ahli strategi di TD Securities kepada Reuters.

The Fed pada hari Rabu menaikkan suku bunga sebesar 50 basis points (bps) seperti yang diharapkan. Tetapi harga emas turun sebanyak 0,8% setelah komentar dari Gubernur Fed Jerome Powell menunjukkan bahwa bank sentral AS mengharapkan suku bunga tetap lebih tinggi dan lebih lama.

"Data inflasi yang diterima sejauh ini pada bulan Oktober dan November menunjukkan penurunan yang disambut baik dalam laju kenaikan harga. Tetapi akan membutuhkan lebih banyak bukti untuk memberikan keyakinan bahwa inflasi berada pada jalur penurunan yang berkelanjutan," kata Powell.

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap lonjakan inflasi. Tetapi kenaikan suku bunga dapat membatasi tekanan inflasi sekaligus mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Bank sentral Eropa dan Bank sentral Inggris juga menaikkan suku bunga utama mereka setengah persentase poin pada hari Kamis. Kedua bank sentral mengindikasikan kemungkinan kenaikan lebih lanjut.

Membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dolar menguat pada perdagangan kemarin. Kamis (15/12), indeks dolar menguat 0,76% ke 104,56.

"Harga emas turun karena tekanan ambil untung dari pedagang berjangka jangka pendek, setelah kenaikan baru-baru ini," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals. 

Kamis, 15 Desember 2022

Equity World | IHSG Rawan Crash, Perhatikan Rekomendasi Saham 'Cuan' Ini

Equity World | IHSG Rawan Crash, Perhatikan Rekomendasi Saham 'Cuan' Ini

Equity World | Pasar saham Indonesia kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meski sempat menguat di awal perdagangan, tetapi IHSG berakhir dengan koreksi 0,13% dan ditutup di 6.801,75.

Ketika IHSG melemah, mayoritas saham juga ditutup dengan koreksi. Statistik mencatat ada 292 saham yang terkoreksi, 233 saham menguat dan 177 saham stagnan.

Aliran dana asing juga terus keluar dari pasar saham RI dengan deras. Investor asing mencatatkan net sell Rp 696 miliar di pasar reguler kemarin.

IHSG malah terpuruk ketika mayoritas indeks saham Asia mengalami apresiasi. Indeks Nikkei Jepang memimpin apresiasi 0,72%.

Simak prediksi IHSG beserta rekomendasi saham pilihan dari para broker untuk perdagangan Rabu (14/12/2022).

Yugen Bertumbuh Sekuritas

Perkembangan pergerakan IHSG masih menunjukkan rentang konsolidasi wajar dengan pola tekanan yang masih cukup besar dalam jangka pendek. Sentimen terdekat adalah rilis neraca perdagangan yang diperkirakan masih akan cukup stabil sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pola gerak IHSG.

Sedangkan dalam jangka panjang IHSG masih memiliki potensi kenaikan yang cukup besar mengingat capital inflow yang bertahan hingga jelang akhir tahun. Hari ini IHSG berpotensi melemah yang akan bergerak dikisaran 6.686 hingga 6.874.

Rekomendasi Saham :

- JSMR
- BBCA
- UNVR
- ASII
- ASRI
- PWON
- WTON
- BINA
- HMSP

Phintraco Sekuritas

Pelaku pasar saat ini sedang mencermati kebijakan moneter terbaru The Fed dan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter di 2023. Pasalnya sentimen tersebut memicu peluang penguatan nilai tukar Rupiah ke batas bawah area konsolidasi di kisaran Rp 15.450 per dolar AS.

IHSG diperkirakan akan berfluktuasi yang akan bergerak pada resistance 6.880, pivot 6.800, support 6.720. Sebaliknya jika kembali ke bawah 6.800, IHSG diperkirakan kembali bergerak fluktuatif dengan support terdekat di 6.720 pada perdagangan hari ini.

Rekomendasi Saham :

- ADRO
- ITMG
- PTBA
- EXCL
- ENRG
- SRTG
- INCO

Pilarmas Investindo Sekuritas


Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas pada rentang 6.752 - 6.895.

Rekomendasi Saham :

- UNVR
- BBNI
- ANTM

Binaartha Sekuritas

IHSG diperkirakan berbalik menguat untuk membentuk pola uptrend. Saat ini IHSG telah membentuk pola koreksi minor dengan peluang melanjutkan pembalikan tren, apabila posisinya bisa tetap bertahan di atas level support terdekat 6.700.

IHSG berada di posisi 6.700, 6.636 dan 6.600, sementara itu resistance nya di level 6.866, 6.919 dan 6.994. Berdasarkan indikator, MACD mengindikasikan adanya momentum bearish.

Rekomendasi Saham :

- BBRI
- TINS
- TKIM
- TOWR
- UNTR

Rabu, 14 Desember 2022

Equity World | Saham Asia Pasifik Mixed karena Proyeksi Data Inflasi AS

Equity World | Saham Asia Pasifik Mixed karena Proyeksi Data Inflasi AS

Equity World | Saham Asia Pasifik dibuka di wilayah mixed karena investor menantikan pertemuan Federal Reserve (Fed) dan data indeks harga konsumen (CPI) di Amerika Serikat (AS) yang sangat dinantikan.

S&P/ ASX 200 Australia naik 0,38%. Nikkei 225 di Jepang bertambah 0,25%, sedangkan Topix naik tipis 0,43%.

Patokan Korea Kospi turun 0,15% dan Kosdaq kehilangan 0,17%. indeks terluas MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun sedikit.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,35%. Di Tiongkok daratan, Komponen Shenzhen turun 0,174%, sedangkan Komposit Shanghai naik 0,088%.

Hong Kong akan mengunggah data produksi industrinya untuk kuartal III-2022, dan bank sentral Korea (BoK) juga akan mengunggah risalah dari pertemuan November 2022.

Sentimen bisnis Australia jatuh ke wilayah negatif untuk pertama kalinya sejak Desember tahun lalu.

Trader bersiap untuk rilis laporan CPI AS untuk November dan mengharapkan tanda-tanda penurunan inflasi. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan 0,3% setiap bulan, yang akan menandai penurunan dari 0,4% pada Oktober.

Semalam di AS, blue chip Dow naik 528,58 poin atau 1,58% menjadi 34.005,04, menandai penutupan pertama di atas 34.000 sejak 2 Desember. S&P 500 naik 1,43% menjadi ditutup pada 3.990,56, dan Komposit Nasdaq bertambah 1,26% menjadi 11.143,74.

Pengukur Inflasi Bulanan India Turun

CPI India untuk November melambat menjadi 5,88% secara tahunan, menandai level terendah 11 bulan sejak Desember 2021.

Angka tersebut turun dari 6,77% pada Oktober dan lebih rendah dari perkiraan Reuters sebesar 6,4%.

Penurunan tingkat inflasi CPI India hampir seluruhnya disebabkan oleh harga barang yang mudah rusak, kata ahli strategi FX di ANZ Dhiraj Nim.

“Meskipun perkiraan inflasi Bank Cadangan India harus disesuaikan ke bawah, pekerjaan lebih lanjut perlu dilakukan untuk menurunkan inflasi secara berkelanjutan,” kata Nim. Ia menambahkan bahwa dirinya mengharapkan kenaikan 25 basis poin (bps) dalam pertemuan Februari.

Saham Naik pada Senin

Saham mengakhiri sesi perdagangan lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena investor menantikan data CPI Selasa (13/12) dan pertemuan Federal Reserve (Fed).

Sebuah survei Fed New York yang dirilis Senin menunjukkan konsumen tumbuh lebih optimis tentang inflasi. Responden dalam Survei Ekspektasi Konsumen bank sentral mengindikasikan bahwa mereka melihat inflasi turun baik dalam jangka pendek, satu tahun, maupun dalam prospek tiga dan lima tahun.

Konsumen melihat inflasi satu tahun berjalan pada kecepatan 5,2%, turun 0,7 poin persentase dari pembacaan Oktober, menurut penelitian tersebut. Proyeksi tingkat inflasi untuk tiga tahun dari sekarang sedikit lebih rendah menjadi 3%, turun 0,1 poin persentase dari bulan sebelumnya. Dan seri data yang relatif baru yang mencerminkan prospek lima tahun menurun pada tingkat yang sama, menjadi 2,3%.

Selasa, 13 Desember 2022

Equity World | Menunggu Keputusan The Fed, Harga Emas Terjun Bebas

Equity World | Menunggu Keputusan The Fed, Harga Emas Terjun Bebas

Equity World | Harga emas dunia tergelincir pada penutupan perdagangan Senin. Pelemahan harga emas hari ini terjadi di tengah penantian investor akan data inflasi AS dan keputusan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (13/12/2022), harga emas di pasar spot turun 0,93 persen menjadi USD 1.779,99 per ons. Sedangkan harga berjangka AS tergelincir 1,04 persen menjadi USD 1.791,8 per ons.

"Harga emas mundur menjelang keputusan Fed. Perdagangan yang fluktuatif kemungkinan akan terjadi selama beberapa hari ke depan," kata analis senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan terakhir tahun 2022 yang dijadwalkan akan berlangsung pada 13-14 Desember.

Selain the Fed, Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Inggris juga akan mengumumkan keputusan suku bunga pada pekan ini.

Suku bunga yang rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas karena menurunkan biaya memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Kebalikannya, kenaikan suku bunga akan mengurangi daya tarik emas karena meningkatkan biaya memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Data pada hari Jumat menunjukkan harga produsen AS untuk November naik sedikit lebih dari yang diharapkan. kenaikan data ini memperkuat pandangan bahwa the Fed mungkin harus mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.

Fokus pelaku pasar saat ini bergeser ke laporan indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan November yang akan dirilis pada hari Selasa.

"Kekuatan pasar saat ini akan diuji pada penembusan di bawah USD 1.765 per ons, level di mana support ditemukan pada beberapa kesempatan minggu lalu," kata kepala analis komoditas Saxo Bank, Ole Hansen.

Sementara untuk logam mulia lain, harga perak di pasar spot merosot 0,72 persen menjadi USD 23,30 per ons. Harga platinum turun 2,04 persen menjadi USD 1.001,43 per ons dan paladium turun 3,3 persen menjadi USD 1.886,84 per ons.

Senin, 12 Desember 2022

Equity World | Jelas Aja IHSG Masuk Jurang, 5 Saham 'Dewa' Ini Dibuang Asing

Equity World | Jelas Aja IHSG Masuk Jurang, 5 Saham 'Dewa' Ini Dibuang Asing

Equity World | Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih senilai Rp 1,92 triliun. Hal itu secara tidak langsung membuat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jeblok hingga 1,31% ke posisi 6.715.

Berdasarkan data RTI, saham-saham unggulan (bluechips) yang merupakan penguasa pasar layaknya dewa karena kapitalisasinya yang sangat besar banyak dilego sepanjang perdagangan Jumat (9/12/2022).

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi efek yang paling banyak dijual asing, dengan nilai jual bersih mencapai Rp 405,1 miliar, sehingga harga sahamnya turun 1,24% ke level Rp 9.925 per saham.

Kemudian di posisi kedua, efek yang paling banyak dilepas asing adalah milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang dijual sebanyak Rp 210 miliar, sehingga harga sahamnya merosot 2.41% ke posisi Rp 3.650 per saham.

Lalu di peringkat ketiga saham yang paling banyak dijual asing adalah milik PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilepas sebanyak Rp 173 miliar oleh pemodal luar negeri. Namun, harga saham BBCA sendiri akhir pekan lalu menguat tipis 0,88% ke posisi Rp 8.575 per saham.

Menyusul di belakang BBCA ada saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang dilego asing sejumlah Rp 139,4 miliar, dan membuat sahamnya melemah 0,83% ke harga Rp 4.800 per saham.

Terakhir di posisi lima besar saham yang paling banyak dijual asing ada efek milik PT United Tractors Tbk (UNTR) yang dilepas asing sebanyak Rp 93,8 miliar, dan harga sahamnya merosot 4,30% ke harga Rp 26.125 per saham.

Jumat, 09 Desember 2022

Equity World | Harga Emas Menguat Jumat (9/12) Pagi, Investor Bersiap Keputusan The Fed Pekan Depan

Equity World | Harga Emas Menguat Jumat (9/12) Pagi, Investor Bersiap Keputusan The Fed Pekan Depan

Equity World | Harga emas menguat jelang akhir pekan. Pelemahan nilai tukar dolar menjadi penyebab utama selain aksi tunggu investor atas data inflasi Amerika Serikat (AS) dan rapat Federal Reserve pekan depan.

Jumat (9/12) pukul 6.45 WIB, harga emas spot naik tipis 0,05% ke US$ 1.790,02 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas spot justru turun 0,42% dari posisi US$ 1.797,63 per ons troi akhir pekan lalu.

Sedangkan harga emas kontrak Februari 2023 di Commodity Exchange menguat tipis 0,02% ke US$ 1.801,90 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka melemah 0,42%.

Indeks dolar tergelincir 0,3% terhadap para mata uang utama dunia ke 104,77. Pelemahan nilai tukar dolar AS membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

"Pasar hanya menunggu beberapa masukan fundamental baru," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa harga emas cenderung dalam perdagangan berombak menjelang pertemuan kebijakan The Fed minggu depan.

Investor mencermati keputusan kebijakan Fed yang akan dirilis pada 14 Desember. Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bps). Data harga konsumen November yang akan dirilis pada 13 Desember juga akan diawasi dengan ketat.

"Apa yang akan diperhatikan trader bukan hanya apakah Fed menaikkan (suku bunga) setengah poin atau tiga perempat poin, tetapi juga tenor retorika mereka tentang laju kenaikan suku bunga di masa depan," kata Wyckoff.

Data ekonomi AS yang kuat baru-baru ini telah menyebabkan kekhawatiran bahwa Fed akan menaikkan suku bunga lebih dari yang diproyeksikan baru-baru ini.

"Laporan pekerjaan adalah sebuah tekanan yang bisa menghalangi kenaikan harga emas yang lebih tinggi sebelum pertemuan Fed," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA dalam sebuah catatan.

Kenaikan suku bunga untuk melawan lonjakan inflasi cenderung meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

World Gold Council (WGC) mengatakan, kepemilikan exchange traded fund (ETF) emas global turun selama tujuh bulan berturut-turut di bulan November. Tapi arus keluar dari investasi ini melambat menjadi 34 ton senilai US$ 1,8 miliar.

Kamis, 08 Desember 2022

Equity World | Kok Bisa Harga Emas Perlahan Menanjak? Coba Cari Tahu Disini

Equity World | Kok Bisa Harga Emas Perlahan Menanjak? Coba Cari Tahu Disini

Equity World | Harga emas naik perlahan-lahan di tengah masih adanya harapan pelonggaran kebijakan suku bunga di Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Kamis (8/12/2022) pukul 06: 18 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.787 per troy ons. Harga emas menguat tipis 0,04%.

Penguatan emas pada hari ini memperpanjang tren positif sang logam mulia. Pada perdagangan Rabu (7/12/2022), harga emas menguat 0,86% ke posisi US$ 1.786,22 per troy ons. Pada hari Selasa (6/12/2022), emas juga menguat tipis 0,14%.

Dalam sepekan, harga emas melemah 0,88% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih melonjak 6,7% sementara dalam setahun menguat 0,28%.

Analis dari OANDA Edward Moya menjelaskan penguatan tipis-tipsi emas dibantu oleh melandainya dolar AS. Indeks dolar melandai 0,45% pada penutupan perdagangan kemarin ke posisi 105,1. Dolar AS melemah karena pelaku pasar masih berharap bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneter agresifnya.

Optimisme pasar ini muncul karena The Fed akan mempertimbangkan dampak buruk dari kebijakan moneter agresifnya yakni resesi.

"Kekhawatiran resesi membuat pelaku pasar berharap The Fed akan melonggarkan kebijakan. Karena itulah, dolar AS melemah," tutur Moya, dikutip dari Reuters.

Sepanjang tahun ini, pergerakan emas sangat terdampak oleh kebijakan suku bunga The Fed. Kenaikan suku bunga The Fed melambungkan dolar AS sehingga emas tidak menarik karena makin mahal.

Pada awal pekan, emas melemah setelah data non-farm payroll masih kencang. Masih bagusnya data tersebut menjadi sinyal jika ekonomi AS masih baik-baik saja sehingga laju inflasi masih kencang. Kondisi ini bisa membuat The Fed memperpanjang kebijakan agresifnya.

Namun, sejumlah lembaga multinasional mengingatkan jika kebijakan ketat the Fed akan membuat AS terseret ke jurang resesi. Hal ini kembali menimbulkan optimisme pasar jika The Fed akan mengerem kebijakan ketatnya.

"Bagaimanapun gerak emas akan lebih dihadapkan pada downside risk daripada upside risk menjelang rapat The Fed," tutur analis AirGuide, Michael Langford.

The Fed akan menggelar rapat pada 13-14 Desember mendatang.

Rabu, 07 Desember 2022

Equity World | IHSG Berpotensi Melemah, Pantau Sektor Metal Mining, Banking dan Energy

Equity World | IHSG Berpotensi Melemah, Pantau Sektor Metal Mining, Banking dan Energy

Equity World | Pada perdagangan Selasa (6/12), Bursa saham Wallstreet ditutup melemah diatas 1% kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif The Fed terus berlanjut dan berlangsung lama akan membawa ekonomi AS kedalam resesi. Bursa saham Asia ditutup mayoritas melemah seiring pelemahan Wallstreet terkait sinyal The Fed yang diperkirakan masih akan Hawkish.

Selain itu perluasan lockdown di China turut menjadi perhatian pelaku pasar. Harga minyak mentah WTI ditutup melemah tajam kekhawatiran kenaikan suku bunga AS dan peningkatan cadangan bensin AS menjadi sentimen penekan harga.

IHSG ditutup melemah pada perdagangan Selasa (6/12), indeks penekan IHSG IDXINFRA (-2.83%), IDXBASIC (-2.61%), IDXPROP (-1.62%), DXCYC (-1.54%), IDXTECHNO (-1.54%) dan IDXINDUS (-1.41%. Investor asing mencatatkan Nett Sell IDR 1,342 Triliun.

Diperkirakan hari ini Rabu (7/12) IHSG berpotensi melemah dengan range 6800-7100, saham sektoral yang dapat diperhatikan Metal Mining, Banking, dan Energy, kata Dimas Wahyu Analis Bahana Sekuritas.

AKRA Tekanan jual masih membayangi pergerakan berpotensi melemah namun mulai terbatas • Area beli terbaik pada 1325-1375 • Stoploss jika Closing di bawah level 1300.

BBCA Berada di Bottoming area berpotensi terjadinya Rebound • Area beli terbaik pada range 8600- 8800 • Stoploss jika Closing di bawah level 8500.

AYLS Terbentuk Break Out Double Bottom berpotensi melanjutkan penguatan • Area beli terbaik pada range 100-110 • Stoploss jika Closing di bawah level 95.

BRMS Berada di Bottoming area berpotensi terjadinya Rebound • Area beli terbaik pada range 175-180 • Stoploss jika Closing di bawah level 173.

KEEN Terbentuk White Spinning berpotensi melanjutkan penguatan • Area beli terbaik pada range 600-650 • Stoploss jika Closing di bawah level 590.

Selasa, 06 Desember 2022

Equity World | Harga Emas Naik Tipis Setelah Anjlok di Awal Pekan

Equity World | Harga Emas Naik Tipis Setelah Anjlok di Awal Pekan

Equity World | Harga emas menguat pada pagi ini setelah kemarin merosot akibat penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Selasa (6/12) pukul 6.35 WIB, harga emas spot menguat 0,06% ke US$ 1.769,77 per ons troi setelah kemarin turun 1,61%.

Sedangkan harga emas kontrak Februari 2023 di Commodity Exchange naik 0,06% ke US$ 1.782,30 per ons troi. Kemarin, harga emas berjangka melorot 1,56%.

Dolar AS rebound pada perdagangan kemarin di tengah spekulasi bahwa data ekonomi AS yang kuat dapat memberikan umpan kepada Federal Reserve untuk mempercepat kenaikan suku bunga. Aktivitas industri jasa AS secara tak terduga meningkat pada bulan November. Data ketenagakerjaan yang dirilis akhir pekan lalu pun pulih kembali. Kedua data ini menawarkan lebih banyak bukti tentang momentum yang mendasari ekonomi karena bersiap menghadapi resesi yang diantisipasi tahun depan.

"Data ISM yang lebih panas dari perkiraan mendorong reli dalam indeks dolar AS yang menyebabkan aksi jual emas dan perak di tengah ekspektasi bahwa Fed akan menjadi lebih hawkish," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago kepada Reuters.

Pemantulan dolar selanjutnya membuat emas kurang menarik bagi pedagang emas batangan yang memegang mata uang lain. "Emas mencapai rata-rata pergerakan 200 hari tadi malam yaitu US$ 1.823,90 dan telah turun sejak itu," tambah Streible.

Para trader emas masih fokus pada kenaikan suku bunga Federal Reserve AS. Sinyal perlambatan kenaikan suku bunga baru-baru ini memberi dorongan pada harga emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Jalur emas jangka pendek akan sangat dipengaruhi oleh data CPI AS yang akan datang. Kami masih mencari kenaikan suku bunga lebih lanjut yang membebani emas selama beberapa minggu mendatang," kata analis UBS Giovanni Staunovo. Data CPI November akan dirilis pada 13 Desember.

Senin, 05 Desember 2022

Equity World | Harga Emas Naik di Awal Perdagangan Senin (5/12)

Equity World | Harga Emas Naik di Awal Perdagangan Senin (5/12)

Equity World | Harga emas merangkak naik di awal pekan ini. Senin (5/12) pukul 7.07 WIB, harga emas spot naik 0,14% ke US$ 1.800,18 per ons troi dari posisi akhir pekan lalu US$ 1.797,63 per ons troi.

Sedangkan harga emas kontrak Februari 2023 di Commodity Exchange menguat 0,14% ke US$ 1.812,10 per ons troi. Akhir pekan lalu, harga emas berjangka ditutup pada US$ 1.809,60 per ons troi.

Harga emas akhir pekan lalu turun setelah data menunjukkan pengusaha di Amerika Serikat (AS) mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diperkirakan pada bulan November. Upah juga meningkat meskipun ada kekhawatiran resesi.

"Dengan jumlah pekerjaan AS yang datang jauh lebih kuat dari yang diperkirakan, apa yang kami lihat adalah kekhawatiran bahwa Fed mungkin perlu melangkah lebih jauh dengan perkiraan kenaikan suku bunga mereka," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures kepada Reuters.

Tapi, pelemahan nilai tukar dolar AS menjadi salah satu penyokong penguatan harga emas. Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia terus melemah dalam empat hari perdagangan berturut-turut.

Pagi ini, indeks dolar berada di 104,48. Dalam sepekan, indeks dolar melemah 2,06%.

Presiden Fed Chicago Charles Evans menyatakan bahwa kemungkinan tingkat suku bunga puncak akan lebih tinggi meski The Fed menurunkan laju kenaikan suku bunga lebih rendah daripada 75 basis points (bps).

Produk berjangka Fed Fund masih menyiratkan peluang 75% dari bank sentral menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 50 bps ke kisaran 4,25%-4,5% pada pertengahan Desember.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Jumat, 02 Desember 2022

Equity World | IHSG Ambles, Dua Saham Ini Jadi Pemberatnya

Equity World | IHSG Ambles, Dua Saham Ini Jadi Pemberatnya

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Kamis (1/12/2022), di tengah cerahnya bursa saham global.

Pada pukul 11:22 WIB, IHSG melemah 0,63% ke posisi 7.036,63.

Beberapa saham menjadi pemberat indeks pada perdagangan sesi I hari ini. Adapun saham pemberat IHSG terbesar yakni saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang turut memperberat indeks hingga 19.842 indeks poin.

Sedangkan di posisi kedua ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memperberat indeks sebesar 15.263 indeks poin.

Dari pergerakan sahamnya, GOTO ambruk 6,62% ke posisi Rp 141/unit dan sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB), sedangkan saham BBCA ambles 2,42% menjadi Rp 9.075/unit.

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Kamis, 01 Desember 2022

Equity World | The Fed Kendurkan Laju Suku Bunga, Harga Emas Melesat 1%!`

Equity World | The Fed Kendurkan Laju Suku Bunga, Harga Emas Melesat 1%!`

Equity World | Harga emas bersinar terang setelah Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih moderat.

Pada perdagangan Kamis (1/12/2022) pukul 06:12 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.769,19 per troy ons. Harga emas menguat 0,04%.

Penguatan hari ini semakin mempertajam kinerja positif emas. Pada perdagangan Rabu (30/11/2022), harga emas juga menguat 1,07% ke posisi US$ 1.768,45 per troy ons. Dengan demikian, harga emas sudah menguat selama tiga hari beruntun.

Dalam sepekan, harga emas menguat tipis 0,81% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih menguat 7,4% sementara dalam setahun melemah 0,76%.

Analis Heraeus Precious Metals, Tai Wong, mengatakan pernyataan Powell mengenai kenaikan suku bunga secara moderat menguatkan ekspektasi pasar jika The Fed hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Desember mendatang.

"Pernyataan Powell membuat emas rally. Pelaku pasar bahkan sampai mengabaikan isi pidato Powell setelahnya di mana dia menegaskan bahwa suku bunga tinggi akan lebih lama dan tidak ada pemangkasan dalam waktu dekat," tutur Tai Wong, kepada Reuters.

Kenaikan suku bunga The Fed menjadi 'musuh' emas pada tahun ini. Emas selalu terkapar setiap kali The Fed menaikkan suku bunga acuan. Pasalnya, kenaikan suku bunga acuan akan melambungkan dolar AS sehingga membuat emas semakin mahal dan kurang menarik.

Kenaikan suku bunga juga akan membuat yield surat utang pemerintah AS naik. Emas yang tidak menawarkan imbal hasil pun menjadi tidak menarik jika yield menguat.

Sejak pertengahan Maret 2022, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 375 bps. Dalam rentang waktu tersebut, harga emas sudah ambruk US$ 158,73 per troy ons atau 8%.

Seperti diketahui, Powell dalam pidatonya di acara Brookings Institution mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang moderat.

"Masuk akal untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga kami saat kami mendekati tingkat pengekangan yang cukup untuk menurunkan inflasi. Waktu untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga mungkin akan datang segera setelah pertemuan Desember" tuturnya dikutip CNBC International.

Namun, Powell memperingatkan bahwa Fed kemungkinan tetap memberlakukan kebijakan yang restriktif untuk waktu yang lama sebelum mengakhiri perang inflasi.

"Meskipun ada beberapa perkembangan yang menjanjikan, jalan kita masih panjang untuk memulihkan stabilitas harga," tambahnya