Kamis, 31 Oktober 2019

PT Equity World | Harga emas naik terdorong pemangkasan suku bunga The Fed

PT Equity World | Harga emas naik terdorong pemangkasan suku bunga The Fed

PT Equity World | Harga emas kembali menyentuh level US$ 1.500 per ons troi setelah The Fed mengumumkan penurunan suku bunga acuannya untuk ketiga kalinya tahun ini.

Kamis (31/10) pukul 09.30 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange ada di US$ 1.500 per ons troi, naik 0,22% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.496,70 per ons troi.

Bank sentral Amerika Serikat dalam pertemuan yang berakhir Rabu (30/10) waktu setempat mengumumkan kembali memangkas bunga acuannya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi AS.


PT Equity World

Implikasi Pemangkasan Suku Bunga AS Pada Dolar, Ekuitas dan Emas | PT Equity World


Meski begitu, The Fed mengisyaratkan tidak akan ada pemangkasan lebih lanjut kecuali jika ekonomi memburuk.

"Permintaan emas batangan akan tetap naik karena kesepakatan perdagangan AS-China fase I tidak mengubah tarif yang ada.. jadi mengingat kondisi ekonomi yang memburuk dan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global, aset safe haven seperti emas akan tetap ada didukung masuk ke 2020," kata analis pasar FXTM Han Tan seperti dikutip Reuters.

Rabu, 30 Oktober 2019

PT Equity World | Harga Emas Turun ke Level Terendah dalam Seminggu Terakhir

PT Equity World | Harga Emas Turun ke Level Terendah dalam Seminggu Terakhir

PT Equity World | Harga emas jatuh ke level terendah dalam satu minggu terakhir pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Ini karena ekspektasi akan kesepakatan perdagangan AS-Cina mendukung sentimen risiko.

Sementara, investor emas akan menyaksikan bagaimana pasar keuangan lainnya bereaksi terhadap pertemuan Federal Reserve minggu ini, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga.

Dikutip CNBC, harga emas di pasar Spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.487,08 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4 persen menjadi USD 1.489,40 per ounce.

"Emas masih turun karena nada positif di pasar saat ini mengenai perang perdagangan AS-Cina dan Brexit," kata Chris Gaffney, Presiden Pasar Dunia di TIAA Bank.

Dia menambahkan, penurunan suku bunga yang diharapkan oleh The Fed dapat mengangkat harga emas kembali di atas USD 1.500.

Presiden A.S. Donald Trump pada hari Senin mengatakan dia berharap untuk menandatangani bagian penting dari kesepakatan perdagangan dengan China lebih awal dari jadwal.

Hal ini meningkatkan selera risiko. Pada Senin, indeks saham S&P 500 melonjak ke rekor tertinggi. AS juga mempertimbangkan perpanjangan suspensi tarif atas barang-barang China senilai USD 34 miliar.

Dalam pertemuan The Fed pada Selasa dan Rabu ini, dan investor melihat peluang 94 persen adanya penurunan suku bunga 25 basis poin. Bank sentral AS telah menurunkan suku bunga dua kali tahun ini.

PT Equity World

Ngenes! Kilau Emas Mulai Sirna, Harga Ambles Lagi | PT Equity World


"Pertanyaannya adalah seberapa besar penekanan (Gubernur The Fed Jerome) Powell akan memperlambat pertumbuhan global, jika dia benar-benar menekankan hal itu, pasar akan berpikir bahwa suku bunga bisa lebih rendah, meningkatkan emas," kata Gaffney dari TIAA Bank.

Suku bunga yang lebih rendah membuat emas menarik karena mengurangi biaya peluang memegang logam.

"Kasing bullish untuk emas masih utuh, kemungkinan berada dalam kisaran USD 1.485-USD 1.525 yang lebih besar untuk bulan depan," kata George Gero, Direktur Pelaksana RBC Wealth Management.

Di tempat lain, paladium defisit turun 1persen menjadi USD 1.783 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD 1.808,81 pada hari Senin.

"Pasar berada pada tahun kedelapan defisit berturut-turut dan kemungkinan akan tetap pada tahun ke sembilan berturut-turut tahun depan serta pasokan tidak benar-benar tumbuh," kata analis komoditas UBS Giovanni Staunovo.

Sedangkan harga perak turun 0,4 persen menjadi USD 17,79 per ons, sementara platinum naik 0,1 persen menjadi USD 919,41.

Selasa, 29 Oktober 2019

PT Equity World | Wall Street menguat, S&P 500 menyentuh rekor tertinggi

PT Equity World | Wall Street menguat, S&P 500 menyentuh rekor tertinggi

PT Equity World | Wall Street menguat pada hari pertama perdagangan pekan ini. Bahkan indeks S&P 500 menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan kemarin.

Senin (28/10), Indeks S&P 500 naik 0,56% ke 3.039,42. Dow Jones Industrial Average naik 0,49% ke 27.090,72. Sedangkan Nasdaq Composite melejit 1,01% ke 8,325,99.

Saham Microsoft menopang kenaikan ketiga indeks tersebut dengan kenaikan 2,46%. Perusahaan milik Bill Gates ini memenangkan kontrak cloud computing dengan nilai US$ 10 miliar dari Pentagon, mengalahkan Amazon.com Inc.

Kemarin, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa dia berharap kesepakatan signifikan dengan China akan berjalan sesuai jadwal meski tidak menyebut batas waktunya. US Trade Representative (USTR)tengah menimbang perpanjangan penundaan kenaikan tarif senilai US$ 34 miliar bagi China yang akan berakhir 28 Desember 2019 ini.


PT Equity World

Duh! Harga Harga Emas Loyo Lagi, Kurang Tenaga untuk Naik | PT Equity World


Pada Desember 2018 lalu, USTR mengatakan bahwa para importir AS meminta produk China senilai US$ 34 miliar akan dikecualikan dari tarif 25% yang ditetapkan pada Juli 2018. USTR sedang mengevaluasi upaya importir AS untuk mencari sumber produk di AS atau negara lain.

Sementara itu, kinerja keuangan emiten kuartal ketiga masih terhitung positif. Sekitar 78% dari 204 emiten penghuni indeks S&P 500 mencatat kinerja yang lebih tinggi daripada ekspektsai. Tapi, laba kuartal ketiga ini diprediksikan akan turun 2%.

Senin, 28 Oktober 2019

Equity World | Wall Street Melesat Usai Perjanjian Dagang AS - China Akan Dilanjutkan

Equity World | Wall Street Melesat Usai Perjanjian Dagang AS - China Akan Dilanjutkan

Equity World |  Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melesat pada penutupan perdagangan pekan lalu. Hal ini terjadi setelah pemerintah AS menyatakan akan menyelesaikan pakta perjanjian dagang dengan China.

Selain itu, Wall Street juga didorong oleh hasil kinerja Intel Corp yang positif selama kuartal III 2019. Indeks S&P 500 pun berhasil mencatatkan rekor tertinggi selama tiga bulan terkahir.
Dilansir Reuters, Senin (28/10), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 152,53 poin atau 0,57 persen menjadi 26.958,06, indeks S&P 500 (SPX) naik 12,26 poin atau 0,41 persen menjadi 3.022,55 dan Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 57,32 poin, atau 0,7 persen menjadi 8,243.12.

Selasa pekan lalu, S&P 500 naik 1,2 persen, Dow naik 0,7 persen, dan Nasdaq naik 1,9 persen.
"Sedikit berita perdagangan positif telah mendorong pasar naik, tapi sebenarnya Wall Street tidak terlalu negatif berita ini muncul," kata Andrew Slimmon, manajer portofolio senior di Morgan Stanley Investment Management di New York.

Laporan kuartal III Intel menambah sentimen positif pekan lalu. Saham pembuat chip itu melonjak 8,1 persen, persentase kenaikan harian terbesar sejak Januari 2018. Kenaikan saham Intel ini jug membantu indeks Semiconductor Philadelphia SE ke rekor tertinggi.


Equity World


Harga Emas Bisa Tembus USD 1.500 per Ounce Dipicu Sentimen The Fed | Equity World


Namun demikian, saham Amazon.com Inc (AMZN.O) jatuh setelah raksasa e-commerce ini memperkirakan pendapatan dan laba untuk kuartal III di bawah perkiraan. Saham Amazon berakhir 1,1 persen lebih rendah.
"Reaksi pasar terhadap Amazon tidak seburuk yang dipikirkan orang, yang menciptakan suasana positif," kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut.
Saham Boeing Co (BA.N) turun 1,4 persen setelah pihak Indonesia melihat lebih lanjut terkait kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018 dan mengatakan pembuat pesawat terbesar di dunia itu gagal memahami risiko dalam desain perangkat lunak kokpit pada 737 MAX jet.

Saham VF Corp (VFC.N) turun 7,3 persen setelah pembuat pakaian ini melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih rendah dari yang diperkirakan, karena persaingan meningkat untuk merek Vans dan Timberland.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,29 miliar saham, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 6,46 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumat, 25 Oktober 2019

PT Equity World | Sudah Sepuluh Hari Hijau, Apa Iya IHSG Bisa Menguat Lagi?

PT Equity World | Sudah Sepuluh Hari Hijau, Apa Iya IHSG Bisa Menguat Lagi?

PT Equity World | Pasar keuangan Indonesia cenderung ditransaksikan menguat pada perdagangan keempat di pekan ini, Kamis (24/10/2019). Pada perdagangan kemarin, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,31%, imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah Indonesia tenor 10 tahun turun 1,5 bps, sementara rupiah terdepresiasi 0,21% di pasar spot melawan dolar AS.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin menandai penguatan yang kesepuluh secara beruntun.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga menutup hari di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,55%, indeks Hang Seng menguat 0,87%, indeks Straits Times terapresiasi 0,78%, dan indeks Kospi bertambah 0,24%.

Optimisme bahwa AS-China akan bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang AS-China tahap satu akan bisa ditandatangani dalam gelaran KTT APEC di Chili pada 16-17 November mendatang.

"Saya rasa itu (draf kesepakatan dagang) akan ditandatangani dengan cukup mudah, semoga saja pada saat KTT di Chili, di mana Presiden Xi dan saya akan berada," kata Trump di Gedung Putih.

"Kami bekerja dengan China dengan sangat baik," sambungnya menambahkan.

Perkembangan terbaru, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai perkembangan dalam negosiasi dagang kedua negara, seperti dilansir dari Reuters. Menurut Le, segala perbedaan yang ada antara AS dan China bisa diselesaikan selama keduanya menghormati satu sama lain.

"Selama kita saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama dengan azaz keadilan, tidak ada perbedaan yang tak dapat diselesaikan antara China dan AS," kata Le.


PT Equity World

Aduh! Harga Emas Diprediksi Bakal Merosot ke US$ 1.350/Oz | PT Equity World


"Yang China inginkan adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya. Kami tak ingin merenggut apapun dari pihak lain. Tidaklah ada ceritanya bahwa China ingin menggantikan ataupun mengancam pihak lain," katanya guna semakin mendinginkan suasana dengan AS.

Dirinya kemudian menjelaskan bahwa AS dan China telah mencapai banyak hal melalui kerjasama selama bertahun-tahun.

"Untuk apa kita melepaskan capaian-capaian dari kerjasama tersebut?"

Jika benar AS-China bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan, tentu ini akan menjadi kabar yang sangat positif bagi perekonomian kedua negara lantaran roda perekonomian akan bisa dipacu untuk berputar lebih kencang.

Mengingat posisi AS dan China selaku dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, tentu kencangnya laju perekonomian kedua negara akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian dunia.

Kamis, 24 Oktober 2019

Equity World | Bursa Wall Street Ditutup Naik; Bagaimana Prediksi Hari Ini?

Equity World | Bursa Wall Street Ditutup Naik; Bagaimana Prediksi Hari Ini?

Equity World | Bursa Saham AS naik tipis pada hari Rabu (23/10) mengabaikan penurunan pendapatan dari Caterpillar dan Boeing.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 45,85 poin lebih tinggi, atau 0,2% pada 26.833,95.

Indeks S&P 500 naik 0,3% menjadi ditutup pada 3.004,52.

Indeks Nasdaq naik 0,2% menjadi 8.119,79.

Rabu mendorong S&P 500 lebih dekat ke rekor yang ditetapkan pada bulan Juli. Indeks kurang dari 1% dari level itu.

Caterpillar mengatakan, pihaknya memperoleh $ 2,66 per saham di kuartal ketiga, versus estimasi konsensus Refinitiv $ 2,88 per saham. Pendapatan datang pada $ 12,758 miliar, sementara Wall Street mengharapkan pendapatan $ 13,572 miliar. Pabrikan alat berat menurunkan perkiraan laba per saham setahun penuh menjadi kisaran $ 10,59 dan $ 11,09, lebih rendah dari yang diharapkan $ 11,70. Namun saham ditutup 1,2% lebih tinggi, setelah jatuh lebih dari 6% di premarket.

Sementara itu, saham Boeing naik 1% setelah pembuat pesawat mengatakan akan tetap pada jadwal untuk pengembalian 737 Max. Itu cukup untuk mengimbangi pendapatan yang sangat meleset dari ekspektasi analis. Perusahaan melaporkan laba $ 1,45 per saham. Analis yang disurvei oleh Refinitiv memperkirakan laba $ 2,09.

Namun, hasil yang lemah dari Texas Instruments membuat saham tetap terkendali. Instrumen Texas – yang sering dilihat sebagai proksi untuk industri microchip – jatuh 7,5% setelah membukukan pedoman kuartal keempat jauh di bawah perkiraan pasar.

Kerugian Texas Instruments menyeret ruang pembuat chip yang lebih luas. The VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH) turun 1,7%. ON Semiconductor turun 3,6% sementara Qualcomm kehilangan 1,6%.

Meskipun hasilnya lemah, musim pendapatan kuartal ketiga sebagian besar melampaui ekspektasi analis. Dari S&P 500 perusahaan yang telah melaporkan hingga Rabu pagi, 81% telah membukukan hasil yang lebih baik dari perkiraan, menurut FactSet.

Equity World

Kerjasama China – AS, Harga Emas Tumbang | Equity World


Yang pasti, perusahaan mengalahkan perkiraan encer. Penghasilan S&P 500 diperkirakan telah turun lebih dari 4% pada kuartal sebelumnya memasuki musim, menurut FactSet.

Bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini di akhir bulan.

Di Eropa, anggota parlemen Inggris mendukung rencana Brexit dari Perdana Menteri Boris Johnson, tetapi menolak upayanya untuk mempercepat jalur legislasi untuk membawa negara keluar dari Uni Eropa pada akhir bulan. Perdana menteri mengatakan langkah selanjutnya adalah menunggu Uni Eropa untuk menanggapi permintaan untuk menunda batas waktu Brexit pada 31 Oktober.

Pergerakan hari Rabu terjadi setelah sedikit penurunan pada sesi sebelumnya karena pendapatan lemah dari McDonald dan Travellers dibayangi angka yang lebih baik dari perkiraan dari Procter & Gamble dan United Technologies.

Malam nanti akan dirilis data Durable Goods Orders September yang diindikasikan negatif.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street berpotensi lemah jika data Duarble Goods Orders terealisir negatig. Namun jika ada sentimen lain yang lebih kuat seperti sentimen positif perkembangan perang dagang AS-China, akan dapat menguatkan bursa Wall Street.

Rabu, 23 Oktober 2019

Equity World | Drama Brexit Geret Wall Street Melemah di Penutupan

Equity World | Drama Brexit Geret Wall Street Melemah di Penutupan

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, berakhir lebih rendah pada perdagangan hari Selasa (22/10/2019). Beragamnya laporan laba perusahaan di AS menjadi penyebab.

Dow Jones turun 39,54 poin atay 0,2% ke 26.788,10. Sedangkan S&P 500 turun 10,73 poin atau 0,4% ke 2.995,99 dan Nasdaq turun 58,69 poin atau 0,7% ke 8.104,30.

Ditulis AFP, optimisme yang ditunjukan Procter & Gamble Co dan United Technologies Corp diimbangi hasil mengecewakan dari McDonald's Corp dan Travelers Cos Inc.

Saham Procter & Gamble naik 2,8% sedangkan United Technologies naik 2,4%. Sementara McDonlad turun 4,6% dan Travelers turun 8,4%.


Equity World


 Investor Mulai Ragu Masuk Emas, Meski Harga Naik tapi Labil | Equity World


Selain itu, drama Brexit yang berkepanjangan juga menyebabkan ini terjadi. Kekalahan pemerintah Inggris di parlemen untuk mengeluarkan UU yang meratifikasi kesepakatan untuk keluar dari Uni Eropa, memiliki dampak meskipun terbatas pada pasar AS.

Kekalahan di parlemen membuat Inggris tidak mungkin bisa keluar dari Eropa sesuai target 31 Oktober nanti. Hal ini tentu akan menyebabkan meningkatnya ketidakpastian global.

"Brexit sebenarnya bukan masalah besar bagi investor ekuitas," kata Kepala Strategi Pasar di Bruderman Asset Management di New York, Olover Pursche dikutip dari Reuters. "Tapi ekonomi global tentu menderita,".

Selasa, 22 Oktober 2019

Equity World | Tambah Pemasukan, BUMI Lirik Bisnis Emas

Equity World | Tambah Pemasukan, BUMI Lirik Bisnis Emas

Equity World | PT Bumi Resources Tbk (BUMI)terus berupaya mendorong kinerja perusahaan melalui diversifikasi bisnis melalui anak usaha guna meningkatkan sumber pendapatan, dimana melalui BRMS perseroan melirik potensi tambang emas.

Equity World


Berat! Harga Emas Makin Amblas, Sudah Tak Menarik | Equity World

Direktur Bumi Resources, Dileep Srivatstava menjelaskan pada kuartal ini produksi emas akan dimulai dengan target produksi tahun pertama mencapai 100 ribu ton biji emas.
Selengkapnya simak dialog Erwin Surya Brata  dengan  Direktur Bumi Resources, Dileep Srivatstava  dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 16/10/2019).

Senin, 21 Oktober 2019

Equity World | Saham Boeing hingga Data Ekonomi China Negatif, Wall Street Anjlok

Equity World | Saham Boeing hingga Data Ekonomi China Negatif, Wall Street Anjlok

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street jatuh pada penutupan akhir pekan lalu. Berita negatif tentang Johnson & Johnson dan Boeing, ditambah dengan data ekonomi China yang suram memberikan dampak negatif pada investor.

Dilansir Reuters, Senin (21/10), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 255,68 poin atau 0,95 persen menjadi 26.770,2, indeks S&P 500 (SPX) kehilangan 11,75 poin atau 0,39 persen menjadi 2.986,2 dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 67,31 poin atau 0,83 persen menjadi 8.089,54.
Saham Boeing Co (BA.N) dan Johnson & Johnson (JNJ.N) memimpin penurunan S&P 500 dan Dow.
Boeing turun 6,8 persen, setelah Reuters melaporkan adanya pesan teks antara dua karyawan yang menyarankan pembuat pesawat itu menyesatkan administrasi penerbangan terkait keselamatan pesawat 737 MAX.

Sementara Johnson & Johnson mengumumkan akan menarik produk bedak bayi di AS setelah regulator menemukan adanya asbes dalam sampel, mengirimkan sahamnya turun 6,2 persen.
Pertumbuhan ekonomi China sebesar 6 persen di kuartal III 2019, melambat ke laju terendahnya dalam hampir 30 tahun. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh perang dagang dengan AS.

"Kelemahan pasar hari ini berkaitan dengan berita dari pertumbuhan ekonomi China, Boeing, dan Johnson & Johnson," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Musim pendapatan kuartal III hampir selesai, dengan 73 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerjanya. Sebanyak 83,6 persen emiten mencatatkan kinerja di atas perkiraan rata-rata.


Equity World

Harga Emas Diprediksi Sulit Tembus USD 1.500 per Ounce | Equity World


Namun, analis saat ini melihat laba S&P 500 turun 3,1 persen dibandingkan dengan tahun lalu, yang akan menandai kontraksi pertama sejak resesi pendapatan yang berakhir pertengahan 2016.
Pendapatan Coca-Cola Co (KO.N) mengalahkan ekspektasi analis dan sahamnya naik 1,8 persen.
Kansas City Southern (KSU.N) melonjak 7,3 persen setelah operator kereta api itu juga mengalahkan ekspektasi laba analis, akibat peningkatan pengiriman minyak bumi ke Meksiko.

American Express Co (AXP.N) melaporkan laba kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan karena konsumen meningkatkan pengeluaran mereka. Namun, saham penerbit kartu kredit ini turun 2,0 persen.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,24 miliar saham, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 6,55 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumat, 18 Oktober 2019

Equity World | Harga Emas Antam Hari Ini Stabil di Rp 758.000

Equity World | Harga Emas Antam Hari Ini Stabil di Rp 758.000

Equity World | Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Jumat (18/10/2019) bertahan di angka Rp 758.000 per gram. Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam mau menjual emas batangan tersebut naik Rp 1.000 menjadi Rp 680.000.

Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda. Adapun sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22.

Equity World


Isu Resesi Muncul Lagi, Emas Kembali Bersinar | Equity World

Berikut rincian harga emas Antam hari ini.

0,5 gram Rp 403.500
1 gram Rp 758.000
2 gram Rp 1.465.000
3 gram Rp 2.176.000
5 gram Rp 3.610.000
10 gram Rp 7.155.000
25 gram Rp 17.780.000
50 gram Rp 35.485.000
100 gram Rp 70.900.000

Kamis, 17 Oktober 2019

Equity World | Proyeksi IMF Bikin Harga Emas Antam Melesat Rp 6.000/gram

Equity World | Proyeksi IMF Bikin Harga Emas Antam Melesat Rp 6.000/gram

Equity World | Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 6.000 (0,85%) menjadi Rp 709.000 per gram pada perdagangan Kamis ini (17/10/2019), dari Rp 703.000 per gram Rabu kemarin.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 70,9 juta dari harga kemarin Rp 70,3 juta per batang.

Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang didorong naik kemarin oleh sentimen negatif dari pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh Dana Moneter Internasional atau IMF dan turunnya data penjualan ritel Negeri Paman Sam.


Equity World


Emas Naik Lagi, AS Mau Resesi kah? | Equity World



IMF sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini jadi 3%, dari sebelumnya 3,2%. Ini merupakan angka terendah sejak krisis keuangan global pada 2008 lalu. Pemangkasan proyeksi ini akibat perang dagang yang terjadi antara AS dan China.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini belum berubah di situs Logam Mulia dari posisi kemarin Rp 673.000 per gram.

Rabu, 16 Oktober 2019

Equity World | AS Masih Jauh dari Resesi, Bursa Saham Asia Tancap Gas!

Equity World | AS Masih Jauh dari Resesi, Bursa Saham Asia Tancap Gas!

Equity World | Bursa saham utama kawasan Asia kompak mengawali perdagangan hari ini, Rabu (16/10/2019), di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei melejit 1,23%, indeks Shanghai menguat 0,05%, indeks Hang Seng naik 0,19%, indeks Straits Times terapresiasi 0,48%, dan indeks Kospi bertambah 0,62%.

Rilis laporan keuangan yang oke dari perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa saham AS menjadi faktor utama yang memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Untuk diketahui, bulan Oktober menjadi waktu dari perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa saham AS untuk merilis kinerja keuangannya, baik untuk periode kuartal III (jika menggunakan tahun kalender) maupun untuk periode kuartal IV (jika menggunakan tahun fiskal).

Dari 500 perusahaan yang termasuk ke dalam indeks S&P 500, sebanyak 34 telah merilis kinerja keuangannya hingga Selasa pagi (15/10/2019) waktu setempat. Dari 34 perusahaan tersebut, sebanyak 29 berhasil mengalahkan ekspektasi analis, berdasarkan data dari The Earnings Scout yang kami lansir dari CNBC International.

Salah satu perusahaan yang membukukan kinerja kinclong adalah J.P. Morgan Chase yang merupakan bank terbesar di AS dari sisi aset. Pada kuartal III-2019, perusahaan membukukan pendapatan senilai US$ 30,1 miliar, mengalahkan ekspektasi yang senilai US$ 28,5 miliar. Sementara itu, laba bersih per saham tercatat berada di level US$ 2,68, juga di atas ekpektasi yang senilai US$ 2,45.

Dengan rilis kinerja keuangan yang oke, praktis kekhawatiran bahwa AS akan masuk ke jurang resesi menjadi memudar. Apalagi, di sisi lain The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS masih diyakini akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada akhir bulan ini.


Equity World

Emas Susah Naik, Apa Benar Gejolak Dunia Sudah Selesai? | Equity World


Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 15 Oktober 2019, probabilitas The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada bulan ini berada di level 79,6%. Satu bulan yang lalu, probabilitasnya masih berada di level 33,5%.

Untuk diketahui, di sepanjang tahun 2019 The Fed telah memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak dua kali, masing-masing sebesar 25 bps, yakni pada bulan Juli dan September. Jika ditotal, federal funds rate sudah dipangkas sebesar 50 bps oleh Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan koleganya di bank sentral.

Jika tingkat suku bunga acuan dipangkas lebih lanjut, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

Kala roda perekonomian AS berputar dengan lebih kencang, tentulah roda perekonomian dunia juga akan ikut berputar dengan lebih kencang, mengingat posisi AS selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.

Selasa, 15 Oktober 2019

Equity World | Was-was dengan Hasil Perang Dagang, Wall Street Nyungsep

Equity World | Was-was dengan Hasil Perang Dagang, Wall Street Nyungsep

Equity World | Wall Street, bursa saham Amerika Serikat, ditutup melemah pada perdagangan Senin (14/10/2019). Ketidakpastian menyusul negosiasi perdagangan AS-China menggerus sentimen investor.

Dow Jones turun 29,97 poin atau 0,11% ke 26.786,62. Sementara S&P 500 kehilangan 4,07 poin atau 0,14% menjadi 2.966,2 sedangkan Nasdaq turun 8,39 poin atau 0,1% menjadi 8.048,65.

Pada negosiasi 10-11 Oktober lalu, AS mengatakan akan menunda kenaikan tarif di Oktober. Namun sayangnya pemerintah Uncle Sam ini, tidak menyebutkan apakah penundaan berlaku untuk kenaikan tarif Desember.

Equity World

China Ogah Teken Deal dengan AS, Emas Balik ke US$ 1.500/Oz?  | Equity World


China pun dikabarkan menginginkan pembicaraan tambahan dengan AS. Hal ini juga diamini Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin.

"Karena masih banyak pertanyaan yang tersisa, ada keraguan signifikan gencatan senjata ini akan berlangsung hingga 2020," kata Jason Pride, CIO sebuah private wealth di Glenmede.

"Kemungkinan, masalah ini akan muncul kembali sebelum pemilihan (Pilpres AS), mungkin dalam bentuk ancaman tarif yang diperbarui atau tindakan yang menargetkan masing-masing perusahaan China," katanya lagi.

Senin, 14 Oktober 2019

Equity World | Friksi Dagang AS-China Mengendur, Tapi Ketegangan Masih Ada

Equity World | Friksi Dagang AS-China Mengendur, Tapi Ketegangan Masih Ada

Equity World | Beralih ke bursa AS, kemajuan negosiasi dagang tersebut juga turut dinikmati oleh tiga indeks utama Negeri Paman Sam. Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) melonjak 319,92 poin atau naik 1,21% ke level 26.816,59. Indeks Nasdaq melejit 1,34% ke 8.057,39 sementara indeks S&P terapresiasi 1,09% ke level 2.970,27 pada penutupan perdagangan Jumat.

Menghijaunya bursa dipicu oleh kabar melegakan atas kemajuan yang dicapai dari negosiasi dagang AS-China di Washington minggu kemarin.

Negosiasi yang terjadi berjalan mulus dan bisa dibilang mencatatkan kemajuan signifikan setelah menempuh drama tit for tat bea masuk yang membuat kondisi perekonomian global merana 15 bulan terakhir ini.

Beberapa poin substansial yang menjadi fokus perbincangan tersebut seperti pembahasan terkait kekayaan intelektual dan jasa keuangan, penundaan tarif serta pembelian produk pertanian AS oleh China.

Equity World

Keperkasaan Emas Dunia & Antam Pudar, Saatnya Ditinggalkan? | Equity World



AS berjanji akan menunda kenaikan tarif sebesar 30% pada barang China senilai US$ 250 miliar yang seharusnya berlaku per 15 Oktober nanti. Di sisi lain China juga menjanjikan beberapa hal yang salah satunya berupa konsesi pembelian produk-produk pertanian AS senilai US$ 40-50 miliar.

Walaupun sudah mencapai kemajuan yang substansial pada “fase pertama” ini, para pejabat kedua negara menegaskan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam kesepakatan ini.

Pemerintahan Trump juga belum memberikan putusan yang sama untuk barang-barang dari China yang akan kena tarif tambahan pada Desember nanti seperti ponsel, laptop, mainan dan pakaian yang kena tarif tambahan hingga 15%.

Jumat, 11 Oktober 2019

PT Equityworld | Trump Bikin Pusing, Tak Apa Karena Harga Emas Antam Melesat!

PT Equityworld | Trump Bikin Pusing, Tak Apa Karena Harga Emas Antam Melesat!

PT Equityworld | Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 4.000 (0,56%) menjadi Rp 717.000 per gram pada perdagangan Kamis ini (10/10/2019), dari Rp 713.000 per gram Rabu kemarin.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 71,7 juta dari harga kemarin Rp 71,3 juta per batang.

Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik tipis kemarin setelah kabar perundingan damai dagang China-Amerika Serikat (AS) justru menunjukkan tanda-tanda kemunduran.

PT Equityworld

Trump Selow Lagi Jelang Negosiasi dengan China, Emas Amblas | PT Equityworld


Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 3.000 per gram hari ini menjadi Rp 690.000 per gram dari Rp 687.000 per gram kemarin. Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Kamis, 10 Oktober 2019

Equityworld Futures | Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, 10 Oktober 2019. Naik Tipis

Equityworld Futures | Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, 10 Oktober 2019. Naik Tipis

Equityworld Futures | Harga emas batangan di Pegadaian hari ini, Kamis (10/10/2019), mengalami kenaikan dibandingkan posisi pada Rabu (9/10). Kenaikan berlaku, baik untuk emas cetakan Antam maupun cetakan UBS.

Emas cetakan Antam ukuran 0,5 gram dijual seharga Rp415.000 atau naik Rp1.000 dibandingkan posisi kemarin, Rabu (9/10). Untuk emas cetakan UBS ukuran yang sama dijual seharga Rp403.000 atau naik Rp4.000 dibandingkan Rabu.


Harga emas cetakan Antam ukuran 1 gram tercatat naik Rp4.000 dibandingkan posisi pada Rabu, menjadi Rp782.000. Demikian pula harga emas UBS 1 gram tercatat naik Rp14.000 dibandingkan harga pada Rabu, menjadi Rp760.000.



Equityworld Futures


Semua Serba Tak Pasti, Emas Bisa Menuju US$ 1.600/Oz | Equityworld Futures


Untuk harga emas Antam 2 gram ditetapkan senilai Rp1,500 juta atau naik Rp4.000 dibandingkan Rabu. Harga emas UBS 2 gram ditetapkan senilai Rp1,490 juta, naik Rp13.000 dibandingkan kemarin.


Sedangkan harga emas cetakan Antam ukuran 5 gram juga tercatat naik Rp19.000 dibandingkan kemarin, menjadi Rp3,715 juta. Untuk emas UBS 5 gram dipatok senilai Rp3,680 juta, naik Rp32.000 dibandingkan kemarin.

Sementara itu, emas Antam 10 gram dijual seharga Rp7,362juta. Harga tersebut naik Rp29.000 dibandingkan harga yang berlaku pada Rabu. Adapun emas UBS ukuran yang sama dijual seharga Rp7,351 juta atau naik Rp63.000.

Rabu, 09 Oktober 2019

Equityworld Futures | Perang Dagang & Brexit Bakal Kirim Wall Street Melemah

Equityworld Futures | Perang Dagang & Brexit Bakal Kirim Wall Street Melemah

Equityworld Futures | Bursa saham Wall Street di AS diprediksi akan dibuka melemah pada perdagangan kedua di pekan ini ini, Selasa (8/10/2019).

Hingga pukul 17:25 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 101 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 10 dan 23 poin.

Potensi eskalasi perang dagang AS-China yang sudah di depan mata menjadi faktor yang akan memantik aksi jual di bursa saham AS. Untuk diketahui, pada hari Kamis (10/10/2019) AS dan China dijadwalkan untuk mulai menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi di Washington.

Namun, ada hawa yang tak mengenakan menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi yang begitu dinanti-nantikan tersebut. Pemberitaan dari Bloomberg menyebut bahwa pejabat pemerintahan China telah memberi sinyal bahwa Beijing enggan untuk menyetujui kesepakatan dagang secara menyeluruh seperti yang diinginkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Dalam pertemuan dengan perwakilan dari AS dalam beberapa minggu terakhir di Beijing, pejabat senior dari China telah mengindikasikan bahwa kini, materi-materi yang bersedia didiskusikan oleh pihak China dalam negosiasi dagang tingkat tinggi telah menyempit, seperti dilansir oleh Bloomberg dari orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Lebih lanjut, pemberitaan dari Bloomberg menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He telah menginformasikan kepada pihak AS bahwa dirinya akan membawa proposal kesepakatan dagang ke Washington yang tak memasukkan komitmen untuk merubah praktek pemberian subsidi terhadap perusahaan-perusahaan asal China.

Padahal, praktek pemberian subsidi terhadap perusahaan-perusahaan asal China oleh pemerintah merupakan salah satu hal yang sangat ingin diubah oleh AS. Kalau diingat, bahkan hal ini merupakan salah satu faktor yang melandasi meletusnya perang dagang antar kedua negara.

Dengan sikap China yang kembali keras, tentu potensi eskalasi perang dagang AS-China menjadi risiko yang tak bisa dianggap sepele.

Lebih lanjut, perkembangan seputar proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa alias British exit (Brexit) ikut menjadi faktor yang akan memantik aksi jual di bursa saham Negeri Paman Sam.

Melansir CNBC International, beberapa kantor berita mengabarkan bahwa negosiasi terkait Brexit kini sudah berada di ambang kegagalan. Sky News melaporkan bahwa Kanselir Jerman Angela Merkel telah mengatakan kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bahwa kesepakatan Brexit kini "sangatlah tidak mungkin (untuk dicapai)".


Equityworld Futures

Pelemahan Harga Emas Dunia Masih Berlanjut | Equityworld Futures


Kemudian, BBC melaporkan bahwa seorang pejabat pemerintahan Inggris telah mengatakan kepada pihaknya bahwa Uni Eropa tidak menunjukkan minat untuk melakukan kompromi sejak Johnson menyerahkan proposal Brexit yang baru pada pekan lalu.

Sebelumnya, Bank of England yang merupakan bank sentral Inggris telah memperingatkan bahwa no-deal Brexit bisa mendorong Inggris jatuh ke jurang resesi.

Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Pada kuartal II-2019, perekonomian Inggris tercatat jatuh sebesar 0,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter). Jika di kuartal III-2019 tetap terjadi kontraksi, maka Inggris akan resmi masuk ke jurang resesi.

Pada pukul 19:30 WIB, data inflasi di tingkat produsen periode September 2019 akan dirilis.

Pada pukul 00:50 WIB (9/10/2019), Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk memberikan pidato berjudul "Data Dependence in an Evolving Economy" dalam gelaran 61st Annual Meeting of the National Association of Business Economics.

Selasa, 08 Oktober 2019

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Kembali Turun, Ini Sebabnya

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Kembali Turun, Ini Sebabnya

Equityworld Futures | Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange kembali berakhir turun pada perdagangan Senin (8/10/2019) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Penurunan harga logam mulia ini tertekan oleh penguatan greenback (sebutan untuk dollar AS).

Seperti dikutip dari Xinhua, kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember ditutup turun 8,5 dollar AS atau 0,56 persen, menjadi 1.504,4 dollar AS per ounce. Dollar AS menguat di tengah melemahnya pound Inggris, karena investor semakin khawatir tentang prospek Brexit, yang dapat berakhir tanpa kesepakatan dan volatilitas yang terjadi kemudian.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersikeras Inggris akan meninggalkan Uni Eropa, dengan atau tanpa kesepakatan pada 31 Oktober. Indeks dollar AS, indikator greenback terhadap enam mata uang utama dunia lainnya, naik 0,09 persen menjadi 98,99 pada pukul 17.30 GMT, sesaat sebelum penyelesaian transaksi emas. Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dollar AS.

Equityworld Futures

Pasar Wait and See, Harga Emas Hari Ini Masih Di Bawah US$ 1.500 | Equityworld Futures


Jika greenback menguat maka emas berjangka akan melemah. Hal ini karena emas yang dihargai dalam dollar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 8,5 sen atau 0,48 persen menjadi 17,54 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 1,4 dollar AS atau 0,16 persen, ditutup pada 888,3 dollar AS per ounce.

Senin, 07 Oktober 2019

Equityworld Futures | Menangkal Hantu 'Semi Resesi' dengan "Mantra" Moneter

Equityworld Futures | Menangkal Hantu 'Semi Resesi' dengan "Mantra" Moneter

Equityworld Futures | Indeks Dow Jones Industrial Average sepanjang pekan kemarin tercatat melemah 0,9% sedangkan indeks S&P 500 tergelincir sebanyak 0,3%. Pelemahan ini membawa keduanya mencatatkan koreksi tiga minggu berturut-turut, menjadi yang pertama sejak Agustus.

Kinerja buruk Wall Street tersebut terjadi di tengah kekecewaan data manufaktur AS yang memicu kekhawatiran bangkitnya hantu resesi. Karenanya, pelaku pasar kembali mencermati sinyal damai dagang antara AS dan China. Maklum saja, inti persoalan yang menekan ekonomi global adalah perang antara kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.

Karenanya, tidak berlebihan jika pelaku pasar kini menoleh ke Gedung Eccies, tempat Gubernur The Fed Jeremy Powell berkantor. Mereka menanti risalah rapat (minutes meeting) yang bakal dirilis pekan ini untuk mencari jawaban apakah kekhawatiran semi resesi tersebut beralasan, atau hanya paranioa pelaku pasar semata.


Equityworld Futures


Setelah Menguat Sepekan, Bisakah Harga Emas Cetak Rekor Lagi? | Equityworld Futures


Terbaru pada dini hari ini, Presiden Fed Kansas Esther George telah memberikan pidatonya. Sebagaimana dikutip CNBC International, George mengatakan bahwa perekonomian AS sedang di kondisi yang baik dengan inflasi rendah, angka pengangguran rendah, dan outlook pertumbuhan yang menjanjikan. Namun, masih ada risiko yang membayangi.

"Tentu saja ada risiko yang menyertai karena perekenomian dihadapkan pada ketakpastian kebijakan perdagangan dan aktivitas global yang melambat, tuturnya di depan Pertemuan Tahunan National Association for Business, di Denver AS.

George yang mengajukan dissenting opinion (tak sepakat) atas pemangkasan suku bunga AS dalam dua pertemuan The Fed sebelumnya itu mengaku tidak menutup kemungkinan akan mendukung pemangkasan suku bunga lagi.

Jumat, 04 Oktober 2019

PT Equityworld | Harga Emas Dunia Kembali Naik, Berapa Harganya Sekarang?

PT Equityworld | Harga Emas Dunia Kembali Naik, Berapa Harganya Sekarang?

PT Equityworld | Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada penutupan perdagangan Rabu (2/10/2019) waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal ini merupakan kenaikan untuk hari kedua berturut-turut. Menguatnya harga logam mulia ini ditopang oleh penurunan saham-saham di Wall Street Amerika Serikat dan melemahnya dollar AS. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember bertambah 18,9 dolar AS atau 1,27 persen, menjadi 1.507,9 dollar AS per ounce. Indeks dollar AS, yang mengukur greenback (sebutan bagi dollar AS) terhadap enam mata uang utama dunia lainnya, melemah 0,13 persen menjadi 99 pada pukul 17.30 GMT, beberapa saat sebelum penyelesaian transaksi emas.

PT Equityworld

Lagi! Data AS Buruk & Kabar Resesi Bikin Harga Emas Terbang | PT Equityworld



Harga emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dollar AS. Jika greenback melemah maka harga emas berjangka pun menguat. Hal ini karena emas yang dihargai dalam dollar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Sementara di Wall Street, pada pukul 17.35 GMT, indeks Dow Jones Industrial Average melorot 494,42 poin atau 1,86 persen. Indeks S&P 500 melemah 52,64 poin atau 1,79 persen, dan Indeks Komposit Nasdaq turun 123,44 poin atau 1,56 persen. Harga emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan ekuitas AS. Ketika pasar saham sedang turun, investor mungkin berhenti membeli aset-aset berisiko seperti saham dan mengalihkannya ke aset-aset safe haven seperti emas. Adapun harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 38,1 sen atau 2,2 persen menjadi 17,683 dollar per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari menguat 8,3 dollar AS atau 0,94 persen, ke posisi 894,4 dollar AS per ounce.

Kamis, 03 Oktober 2019

Equityworld Futures | Emas naik didukung penurunan ekuitas dan greenback

Equityworld Futures | Emas naik didukung penurunan ekuitas dan greenback

Equityworld Futures | Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena logam mulia didorong oleh penurunan ekuitas Amerika Serikat dan melemahnya greenback.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 18,9 dolar AS atau 1,27 persen, menjadi ditutup pada 1.507,9 dolar AS per ounce.Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,13 persen menjadi 99 pada pukul 17.30 GMT, beberapa saat sebelum penyelesaian transaksi emas.
Harga emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka harga emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.


Equityworld Futures



Harga Emas Terus Membumbung, Kemarin Nyaris Tembus Level 1.500 Dollar | Equityworld Futures


Pada pukul 17.35 GMT, indeks Dow Jones Industrial Average turun 494,42 poin atau 1,86 persen. Indeks S&P 500 turun 52,64 poin atau 1,79 persen, dan Indeks Komposit Nasdaq turun 123,44 poin atau 1,56 persen.Harga emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan ekuitas AS.

Ketika pasar saham sedang turun, investor mungkin berhenti membeli aset-aset berisiko seperti saham dan mengalihkannya ke aset-aset safe-haven seperti emas.Adapun harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 38,1 sen atau 2,2 persen menjadi ditutup pada 17,683 dolar per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 8,3 dolar AS atau 0,94 persen, menjadi 894,4 dolar AS per ounce.

Rabu, 02 Oktober 2019

Equityworld Futures | September Kelabu bagi Emas, Oktober Bagaimana?

Equityworld Futures | September Kelabu bagi Emas, Oktober Bagaimana?

Equityworld Futures | Kinerja negatif emas yang secara historis selalu tercatat di bulan September terulang lagi tahun ini, setelah mencatat pelemahan 3,15% ke US$ 1.472/troy ons.

Kisah emas yang selalu melemah pada September muncul melihat data delapan tahun terakhir. Sejak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920,30/troy ons pada September 2011, emas hampir selalu mencatat kinerja negatif di bulan September dalam delapan tahun terakhir.

Setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa itu, harga emas dunia langsung anjlok hampir 11% di bulan yang sama. Setelahnya pada periode 2011 sampai 2018, emas melemah sebanyak enam kali pada September setiap tahunnya, kecuali dua kali pada tahun 2012 dan 2016.

Pekan lalu, emas sebenarnya masih mampu mempertahankan kinerja positif September, tetapi hanya berselang beberapa hari langsung amblas akibat harapan akan adanya damai dagang antara AS dan China.

Seperti diketahui, sebelumnya perundingan dagang AS-China akan dilangsungkan di Washington pada 10-11 Oktober nanti. Ini merupakan perundingan tingkat tinggi, delegasi China akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, sementara AS akan dikomandoi oleh Kepala Kantor Perwakilan Dagang Robert Lighthizer.

Harapan akan adanya damai dagang dua raksasa ekonomi ini terus membuncah setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan dagang bisa terjadi lebih cepat dibandingkan prediksi pelaku pasar.

Equityworld Futures


Data Manufaktur AS Jelek, Harga Emas Rebound! | Equityworld Futures

Deal kedua negara tentunya memacu perekonomian kedua negara yang sedang melambat, dan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. Jika perekonomian membaik, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tentunya tidak akan memangkas suku bunga lagi.

Kondisi tersebut tentunya membuat harga emas tertekan. Sebagai aset aman (safe haven), emas menjadi kurang menarik jika pertumbuhan ekonomi global membaik. Selain itu jika The Fed tidak memangkas suku bunga lagi, dolar AS berpotensi terus menguat. Indeks dolar saat ini sudah mencapai level tertinggi sejak Mei 2017.

Emas merupakan aset yang dibanderol dolar, jika mata uang Paman Sam ini menguat maka harga emas akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, akibatnya permintaan emas berpotensi menurun.


Selasa, 01 Oktober 2019

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Jatuh 33,5 Dollar AS, Ini Sebabnya

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Jatuh 33,5 Dollar AS, Ini Sebabnya

Equityworld Futures | Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange anjlok lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Senin (30/9/2019) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Logam mulia ini tertekan oleh menguat saham-saham di di Wall Street dan perkasanya greenback (sebutan mata uang dollar AS). Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember jatuh 33,5 dollar AS atau 2,22 persen, ditutup pada 1.472,9 dollar AS per ounce.

Indeks dollar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama dunia lainnya, naik 0,27 persen menjadi 99,39 pada pukul 17.30 GMT, sesaat sebelum penyelesaian transaksi emas. Harga emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dollar AS. Saat greenback menguat maka harga emas berjangka akan melemah. Hal ini karena emas yang dihargai dalam dollar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya. Sementara itu di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 133,91 poin atau 0,5 persen. Kemudia indeks S&P 500 naik 15,9 poin atau 0,54 persen dan Indeks Komposit Nasdaq bertambah 58,6 poin atau 0,74 persen.

Equityworld Futures

Ditekan Kanan-Kiri, Harga Emas Bisa Melemah Lagi | Equityworld Futures



Pergerakan emas juga biasanya berlawanan arah dengan pasar saham AS. Ketika Wall Street menghijau, investor pun berhenti membeli aset safe haven seperti emas ini. Mereka mengalihkan dana-dana mereka ke aset berisiko seperti saham. Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 65,4 sen atau 3,7 persen menjadi 16,998 dollar AS per ounce. Sementara platinum untuk pengiriman Oktober turun 46,9 dollar AS atau 5,01 persen, ditutup pada 889,2 dollar AS per ounce. (Equityworld Futures)