Dolar gelar penurunan selama tiga hari terakhir seiring ketidak meratanya pemulihan perekonomian AS karena pelaku pasar menyesuaikan proyeksi mereka mengenai suku bunga acuan tahun depan sebelum The Fed menetapkan kebijakannya hari ini.
Mata
uang AS mendekati level satu pekan terendahnya terhadap sekeranjang
mata uang utama pasca rilis data kemarin menunjukkan pesanan barang
tahan lama tiba-tiba menurun. The Fed mengatakan pada September lalu
bahwa mereka akan menyimpulkan mengenai kebijakan pelonggaran
kuantitatif (QE) bulan ini jika ekonomi terus membaik. Pedagang telah
mendorong kembali spekulasi terkait kapan Federal Open Market Committee (FOMC) akan menaikkan suku bunga acuannya.
Dolar
turun ke level $1,2738 per euro pada pukul 9:05 pagi waktu Tokyo dari
level $1,2734 di New York, pasca melemah sebesar 0,7 persen dalam tiga
hari sebelumnya. Dolar mendatar pada level 108,15 yen. Mata uang Jepang
ditransaksikan pada level 137,75 per euro dari 137,73 per euro.
IndeksSpot
Dolar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama,
stagnan pada level 1,063.17 pasca menyentuh level 1,062.65 kemarin,
terendah sejak 21 Oktober lalu.
Pemesanan
barang yang dimaksudkan untuk terakhir setidaknya dalam tiga tahun
terakhir turun sebesar 1,3 persen setelah jatuh sebesar 18,3 persen pada
Agustus lalu, sebuah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan kemarin
di Washington.
Indeks
dolar Bloomberg menuju penurunan sebesar 0,7 persen pada Oktober,
penurunan bulan pertama sejak Juni lalu, karena para pedagang memangkas
spekulasi sebelumnya mengenai suku bunga The Fed. Kemungkinan suku bunga
akan naik pada bulan Oktober 2015 mendatang sebesar 50 persen, dari 85
persen pada 30September lalu. Para pembuat kebijakan telah
mempertahankan suku bunga utama mereka pada nol hingga 0,25 persen sejak
Desember 2008 lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg