Senin, 21 Mei 2018

Equity World | Rossi: Marquez Jadi Mimpi Buruk Pembalap MotoGP 2018

Equity World | Rossi: Marquez Jadi Mimpi Buruk Pembalap MotoGP 2018


Equity World | Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi berhasil naik podium ketiga pada MotoGP Prancis di Sirkuit Le mans, Minggu (20/5/2018).

Namun, dia tertinggal jauh dari Marc Marquez, pemenang MotoGP Prancis. Rossi tertinggal 5,350 detik. Itu menjadi kemenangan ketiga Marquez secara beruntun.

Usai balapan, Rossi mengatakan, Marquez merupakan mimpi buruk bagi semua pembalap MotoGP 2018. Dia menyebut, rider asal Spanyol itu tak bisa dihentikan.

Kemenangan di MotoGP Prancis membuat Marquez berada di puncak klasemen dengan raihan 95 poin, unggul 36 angka dari pesaing terdekatnya, Maverick Vinales.

"Marquez sudah memiliki keuntungan yang bagus. Namun hal terburuk bagi para pesaingnya bukan kesenjangan poin, tetapi dia merupakan pembalap tercepat di lintasan," ujar rider MotoGP asal Italia itu, dikutip dari GPOne.

Terlepas dari kecepatan Marquez, Rossi menganggap kesuksesan menempati peringkat ketiga penting bagi Yamaha. Rossi juga memuji Danilo Petrucci yang berada di posisi kedua.

"Kami sedikit lebih baik dan membuat pilihan ban yang tepat. Saya merasa lebih cepat dibandingkan di Jerez. Saya ingin meraih podium karena hasil balapan penting untuk saya, tim, dan Yamaha," kata Rossi.

"Tidak masalah menempati posisi ketiga, saya merasa sangat senang karena bisa lebih cepat dibandingkan balapan sebelumnya. Balapan tadi bagus."

Hindari 7 Kesalahan Ini saat Kamu Memulai Bisnis Kos-kosan | Equity World

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World

Klasemen MotoGP

1. Marc Marquez (Repsol Honda) 95 poin

2. Maverick Vinales (Movistar Yamaha) 59 poin

3. Johann Zarco (Movistar Yamaha) 58 poin

4. Valentino Rossi (Movistar Yamaha) 56

5. Danilo Petrucci (Pramac Ducati) 54

6. Jack Miller (Pramac Ducati) 49

7. Andrea Iannone (Suzuki) 47

8. Cal Crutchlow (LCR Honda) 46

9. Andrea Dovizioso (Ducati) 46

10. Dani Pedrosa (Repsol Honda) 29

11. Tito Rabat (Avintia Racing) 24

12. Alex Rins (Suzuki) 22

13. Pol Espargaro (KTM) 18

14. Jorge Lorenzo (Ducati) 16

15. Franco Morbidelli (Marc VDS) 16

16. Aleix Espargaro (Aprilia) 13

17. Hafizh Syahrin (Yamaha Tech 3) 13

18. Alvaro Bautista (Angel Nieto Team) 12

19. Takaaki Nakagami (LCR Honda) 10

20. Mika Kalilo (KTM) 6

21. Scott Redding (Aprilia) 5

22. Bradley Smith (KTM) 5

23. Karel Abraham (Angel Nieto Team) 1

24. Thomas Luthi (Marc VDS) -

25. Xavier Simeon (Avintia) -

Equity World

Jumat, 18 Mei 2018

PT Equityworld | Bos Apple Imbau Jangan Gadaikan Privasi demi Teknologi

PT Equityworld | Bos Apple Imbau Jangan Gadaikan Privasi demi Teknologi
Tim Cook Apple

PT Equityworld | Untuk kesekian kalinya, CEO Apple Tim Cook memperingatkan publik tentang betapa berharganya privasi mereka, lebih dari kecanggihan yang ditawarkan teknologi.

Dilansir Recode, Jumat (18/5/2018), Tim Cook berbicara pada acara kelulusan Universitas Duke, mengenai masalah privasi yang belakangan ini sedang mendera sektor teknologi.

"Kami menolak alasan mendapatkan teknologi terbaik berarti menggadaikan hak privasimu," ujar sang CEO Apple.

"Jadi kami memilih sebuah jalan lain: Mengambil datamu sesedikit mungkin, dan bertindak pintar dan dengan menaruh rasa hormat saat datamu berada di tangan kami," tambahnya.

Walaupun Cook jelas-jelas sedang membicarakan skandal yang menjerat Facebook, tetapi ia tidak menyebut nama siapa pun.

"Kami menyadari hal itu (data-data) adalah milikmu. Setiap saat, kami tidak bertanya apa yang bisa kami lakukan terhadap datamu, tetapi lebih ke apa yang seharusnya kami lakukan (pada data pelanggan)," tegas Cook. 

Sebelumnya, Cook dan Zuckerberg sempat saling kritik perihal masalah data pengguna. Cook menegaskan komitmen Apple untuk tidak menggadaikan data, sementara Zuckerberg membalas Apple hanya melakukan itu karena menuntut bayaran mahal atas layanannya.

Dalam sebuah wawancara televisi, Cook sempat ditanya apa yang akan dia lakukan bila berada di posisi Mark Zuckerberg yang sedang didera skandal data.

"Saya tidak akan jatuh ke situasi tersebut (kebocoran data)," jawab Cook.

Tim Cook memang sejak lama mengampanyekan perlindungan data. Sebelumnya, ia sempat mengkritik layanan-layanan gratis yang ternyata menyetor histori pencarian dan data-data lainnya agar dijual untuk tujuan iklan.

Cook pun menjelaskan kebijakan yang dianut Apple perihal melindungi pelanggan.

"Faktanya adalah kami bisa saja menghasilkan banyak uang bila kami menguangkan pelanggan kami andaikan mereka kami jadikan produk. Kami memilih untuk tidak melakukannya," tukas Cook.

RI Harus Waspadai 5 Tantangan Besar Ekonomi Global | PT Equityworld

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | PT Equityworld

Tim Cook juga mengaku takut bila "diikuti" berbagai iklan ketika sedang menjelajah internet.

"Bagi saya, sangat menakutkan saat saya melihat sesuatu dan tiba-tiba (iklan internet) mengikuti saya ke mana pun saat berada di internet. Saya sungguh tidak menyukainya," kata Cook.

Iklan yang ada di situs internet memang sering melakukan penargetan dan mengikuti pengunjung situs agar diberikan iklan-iklan yang sesuai, hal ini bisa juga disebut targeted ads. Tentunya, hal ini memang tidak nyaman, serta berpotensi melanggar privasi seseorang.

Sejak munculnya skandal Cambridge Analytica, pihak Facebook langsung mengubah kebijakan mereka tentang iklan. Namun, belum jelas apakah industri periklanan di internet juga akan mengubah model bisnis mereka.

PT Equityworld

Kamis, 17 Mei 2018

PT Equityworld | Jadi Juara Liga Europa, Bintang Atletico Madrid Belum Puas

PT Equityworld | Jadi Juara Liga Europa, Bintang Atletico Madrid Belum Puas
Menang Telak dari Marseille, Atletico Madrid Juara Liga Europa 2018


PT Equityworld | Bintang Atletico Madrid, Antoine Griezmann, ternyata belum puas meski sukses mengantar timnya juara Liga Europa musim ini. Pemain asal Prancis itu mengaku masih ingin memenangi banyak gelar.

"Ini adalah trofi kedua setelah trofi Piala Super Spanyol. Harapannya, akan ada lebih banyak trofi lagi," kata Griezmann, seperti dilansir Football Espana.

Atletico Madrid keluar sebagai juara Liga Europa setelah mengalahkan Olmypique Marseille 3-0 dalam partai final di Stade de Lyon, Prancis, Kamis (17/5/2018) dini hari WIB. Tiga gol Atletico masing-masing dicetak Griezman (21' dan 49') serta Gabi (89').

Keberhasilan Atletico Madrid membuat tim asuhan Diego Simeone ini telah mengoleksi tiga trofi Liga Europa. Sebelumnya, Atletico juara pada edisi 2010 dan 2012.

Namun, pada dua edisi itu, Griezmann belum berkostum Atletico. Pemain berusia 27 tahun itu masih membela tim Liga Spanyol lainnya, Real Sociedad.

"Saya meninggalkan rumah pada usia 14 tahun karena saya ingin memenangi trofi," kata Griezmann.

Lebih lanjut, Griezmann tak lupa membahas jalannya pertandingan final. Meski menang cukup telak, Griezmann menilai Marseille bermain cukup bagus.

11 Ide Bisnis Ramadan yang Bisa Bikin Kamu Jadi Jutawan Mendadak | PT Equityworld

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | PT Equityworld

"Marseille tim yang menyerang dan bermain sangat baik. Namun, kami berhasil memainkan permainan kami, bertahan dengan baik, dan bisa memanfaatkan kesalahan mereka," kata gelandang asal Prancis ini.

Griezmann sendiri kabarnya tengah diisukan bakal merapat ke Barcelona. Pemain asal Prancis ini dinilai cocok untuk bermain bersama Lionel Messi dan kawan-kawan.

Salah satu yang mendukung bergabungnya Griezmann adalah Andres Iniesta. Namun, Atletico selaku pemilik Griezmann bersikukuh tak mau melepas bintangnya tersebut.

PT Equityworld

Rabu, 16 Mei 2018

PT Equityworld | Ini Penyebab Juventus Sulit Juara Liga Champions

PT Equityworld | Ini Penyebab Juventus Sulit Juara Liga Champions

PT Equityworld | Pelatih legendaris Italia, Arrigo Sacchi, memprediksi Juventus sulit menjadi juara Liga Champions dalam waktu dekat jika masih memakai jasa Massimiliano Allegri.

Selama di bawah Allegri, Juventus berhasil menjadi penguasa kompetisi domestik. Dalam empat musim, sejak kedatangannya, Bianconeri menjadi juara di dua kompetisi tertinggi Italia, Serie A dan Coppa Italia.

Bahkan, Allegri juga sempat membawa klub asuhannya dua kali mencapai babak final Liga Champions. Sayangnya, Juventus tumbang di tangan dua klub raksasa Spanyol dan Eropa, Barcelona serta Real Madrid.

Melirik hal tersebut, Sacchi meyakini bahwa Juventus tak akan bisa menjadi juara di ajang bergengsi itu. Menurutnya, gaya sepak bola Italia yang diterapkan sang pelatih tak cocok untuk menghadapi klub-klub Eropa lainnya.

Jangan Diremehkan, Ini 6 Tanda Sebenarnya Kamu Kurang Tidur | PT Equityworld

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | PT Equityworld

"Juventus memainkan gaya sepak bola Italia," ujar Sacchi kepada Radio 24.

"Allegri tak bisa ditantang, gaya bermainnya bukanlah cara untuk menang di Eropa," pungkasnya.

Pada musim ini, kiprah Juventus di Liga Champions kembali teradang oleh Real Madrid pada babak perempat final. Paulo Dybala dkk kalah dalam torehan agregat 3-4 atas klub asuhan Zinedine Zidane tersebut, meskipun sempat menang dengan skor 3-1 di leg kedua.

PT Equityworld