Equityworld Futures | 5 Penyebab Harga Emas Terus Cetak Rekor: Perang - Aksi Borong China
Equityworld Futures | Harga emas lagi-lagi mencetak rekor baru tertinggi sepanjang masa dengan menyentuh level tertinggi pada perdagangan intraday hari ini Rabu (3/4/2024) di level US$2.288,09 per troy ons. Tercatat sejak awal tahun hingga perdagangan hari ini, harga emas telah mencatatkan kenaikan 11%.
Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Terperosok Lagi
Merujuk data Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.280,08 per troy ons atau melesat 1,32%. Penguatan ini kembali menjadikan harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa barunya kemarin, di mana sudah beberapa hari terakhir harga emas dunia terus mencetak rekor. Sejak Kamis atau tiga hari perdagangan terakhir, harga emas terus mencetak rekor baru.
Sepanjang Maret 2024, rekor harga emas sudah terpatahkan sebanyak 10 kali karena harga terus melonjak. Emas juga langsung mencetak rekor pada hari pertama dan kedua April tahun ini.
Kenaikan harga emas tak semerta-merta dan anpa alasan. Kini emas telah diburu menjadi instrument investasi safe-haven yang telah diborong oleh beberapa pihak karena ketegangan geopolitik di beberapa negara yang tak kunjung usai.
Berikut beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga emas hingga kuartal I 2024.
1. Optimisme pelaku pasar terhadap pemotongan suku bunga Amerika Serikat (AS)
Meskipun data ekonomi AS menunjukkan tanda penguatan, namun beberapa pihak masih optimi mengenai pemotongan suku bunga AS yang akan terjadi pada Juni mendatang.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Inflasi pengeluaran pribadi AS (PCE) AS pada Februari 2024 naik menjadi 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Januari lalu sebesar 2,4%. Meski begitu, angka ini sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.
Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE cenderung melandai sedikit menjadi 0,3%.
Sementara untuk inflasi PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi meningkat 2,8% pada Februari lalu, lebih rendah sedikit dari posisi Januari lalu yang tumbuh 2,9%. Angka ini juga sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Namun, Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengindikasikan bahwa laporan bulan Februari tidak melemahkan perkiraan dasar The Fed.
Pelaku pasar emas kini menunggu Powell yang akan kembali berpidato dalam Economic Outlook di Stanford Business, Government, and Society Forum, Stanford, California. Pidato Powell diharapkan bisa memberi gambaran jelas kebijakan Teh Fed ke depan dan dampaknya ke emas.
Acara ini mempertemukan para pemimpin dari kalangan bisnis, organisasi nirlaba, pemerintah, dan akademisi untuk melakukan dialog konstruktif mengenai isu-isu terkini, termasuk pasar bebas, teknologi, dan keberlanjutan.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Powell mengungkapkan bahwa data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru sesuai yang diharapkan bank sentral.
Pernyataan ini sekaligus mempertahankan dasar bank sentral untuk penurunan suku bunga pada tahun 2024, meskipun angka-angka tersebut menunjukkan perlambatan yang lebih kecil dibandingkan tahun lalu.
"Anda tidak akan melihat kami bereaksi berlebihan," ujar Powell saat tampil di pertemuan The Fed di San Francisco.
"tidak serendah sebagian besar data bagus yang kami dapatkan pada paruh kedua tahun lalu, tapi jelas lebih sesuai dengan apa yang ingin kami lihat," tambah Powell.
2. Permintaan safe-haven meningkat
Melonjaknya permintaan terhadap emas didorong dari panasnya situasi di Timur Tengah. Emas adalah aset aman yang dicari saat eskalasi geopolitik meningkat.
Sebelumnya, sebuah rudal Israel berhasil mengenai Kantor Konsulat Iran di Damaskus. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan 11 orang tewas dalam serangan itu.
Iran mengatakan bahwa beberapa diplomat lama tewas bersama Brigjen Mohammad Reza Zahedi dan wakil Zahedi, Jenderal Haji Rahimi. Dilaporkan juga bahwa Brigjen Hossein Amirollah, kepala staf umum pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon, termasuk di antara korban.
Iran pun bersumpah akan membalas dendam kepada Israel atas serangan udara terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus.
3. Adanya transaksi short-covering
Kenaikan harga emas terbaru juga terkait dengan adanya transaksi short-covering yang dilakukan oleh para trader emas.
Penawaran beli dari bank ritel dan bank sentral diikuti oleh spekulan yang mengikuti momentum yang telah memperpanjang posisi beli para spekulan setelah emas menembus di atas level psikologis US$2.200 per troy ons.
4. Melemahnya indeks dollar AS
Indeks dolar AS terpantau melemah sejak perdagangan kemarin Selasa (2/4/2024) hingga perdagangan hari ini.
Sebelumnya indeks dola AS sempat menyentuh level tertinggi sepanjang tahun 2024 di level 105,10 pada perdagangan Selasa (2/4/2024) sebelum ditutup lebih rendah di level 104,82.
5. Aksi borong bank sentral
Pembelian emas oleh bank sentral masih kencang hingga Januari 2024. Secara konsisten bank sentral di dunia menumpuk emas dalam dua tahun terakhir. Pembelian emas oleh bank sentral bahkan mampu menjaga harga emas saat mendapat tekanan dari sentimen suku bunga bank sentral AS.
Pada Januari 2024, bank sentral melaporkan bahwa mereka meningkatkan cadangan emas resmi global sebesar 39 ton, angka ini lebih dari dua kali lipat pembelian bersih bulan Desember (yang direvisi) sebesar 17 ton, dan pembelian bersih bulan kedelapan berturut-turut.
Pertama, Bank Sentral Turki adalah pembeli terbesar, meningkatkan kepemilikan emas resmi sebesar 12 ton. Hal ini membantu meningkatkan total kepemilikan emas menjadi 552 ton, hanya turun 6% dari rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 587 ton pada Februari 2023
Kedua, Bank Rakyat China meningkatkan kepemilikannya sebesar 10 ton pada bulan Januari 2024, menandai penambahannya selama 15 bulan berturut-turut. Total kepemilikan emas saat ini mencapai 2.245 ton, hampir 300 ton lebih tinggi dibandingkan akhir Oktober 2022 ketika bank kembali melaporkan pembelian emas.
Bank sentral China rajin memborong emas dalam dua tahun terakhir. Bank sentral China (PBoC) memborong emas sebesar 224,88 ton pada 2023. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan pada 2022 yang tercatat 62,2 ton.
Ketiga, Reserve Bank of India menambahkan hampir sembilan ton logam mulia. Penambahan ini adalah peningkatan bulanan pertama cadangan emasnya sejak Oktober 2023 dan terbesar sejak Juli 2022, kepemilikan emasnya sekarang berjumlah 812 ton.
Keempat, Bank Nasional Kazakhstan membeli enam ton emas, penambahan bulanan pertama mereka sejak Januari 2023.