Selasa, 21 Mei 2019

Equity World | Analis: Harga emas berpotensi lanjutkan kenaikan terbatas

Equity World | Analis: Harga emas berpotensi lanjutkan kenaikan terbatas

Equity World | Harga emas pada perdagangan hari Senin (20/05) bergerak lemah ke posisi terendah selama dua pekan terakhir oleh posisi kuatnya dollar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya perdagangan aset berisiko pasca rebound-nya imbal hasil obligasi AS.

Senin (20/5) pukul 16.07 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2019 di Commodity Exchange berada di US$ 1.275,15 per ons troi, melemah 0,19% jika dibandingkan dengan harga penutupan kemarin pada US$ 1.277,53 per ons troi.

Pekan lalu, Logam mulia mencapai posisi terendah dua minggu pada perdagangan hari Jumat ketika dollar AS melonjak menyusul rilis data yang menunjukkan sentimen konsumen AS berada di level tertinggi selama 15 tahun terakhir.

Jumat (17/5) University of Michigan melaporkan data Prelim Consumer Sentiment bulan April berada di level 102,4 di atas ekspektasi 97,8 dan pencapaian bulan sebelumnya di level 97,2. Indeks ini menjadi penting karena merupakan indikator angka belanja konsumen di AS.

Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengatakan laporan media pemerintah China menyatakan tidak sabar atas kemajuan negosiasi perdagangan dengan Washington juga mendukung dollar AS. “Tidak seperti aset lainnya, emas berada dalam posisi unik dalam perang dagang AS-China,” kata Sakti kepada Kontan.co.id, Senin (20/5)

Sakti mengungkapkan dalam hal ini ada dua skenario, kalau positif tentang itu berarti emas batangan bisa mendapatkan manfaat dari lebih banyak perhiasan dan konsumsi terkait batangan lainnya di China. Hasil negatif dapat meningkatkan posisi emas sebagai pelindung nilai safe-haven terhadap pelemahan lebih lanjut dalam pertumbuhan China.

“Perundingan negosiasi dagang AS-China yang tidak menentu dan tanpa kesepakatan, menyebabkan investor memburu safe-haven dollar AS, seiring dengan membaiknya data manufaktur AS dan kepercayaan konsumen versi UoM yang mencapai angka tertinggi,” tutur Sakti.

Namun, pekan lalu perundingan dagang terancam menemui jalan buntu setelah pihak AS memasukkan perusahaan telekomunikasi Huawei dalam daftar hitam, dan melarang perusahaan AS untuk menggunakan perangkat serta komponen produk perusahaan tersebut tanpa izin dari pemerintah AS.

Sementara itu, China membalasnya dengan mengurangi impor daging dari AS. Minggu ini akan dirilis notulen meeting FOMC 1 Mei-2 Mei lalu. The Fed sepakat untuk tidak menaikkan suku bunga sepanjang tahun ini dan pernyataan Jerome Powell mengenai rendahnya inflasi yang bersifat sementara mengurangi ekspektasi akan pemangkasan suku bunga pada akhir tahun 2019.

“Jika notulen FOMC bernada hawkish, tekanan pada emas akan berlanjut,” ucap Sakti.

Secara analisa teknikal, Sakti mengamati indikator moving average exponential (EMA) dengan kondisi mengecil yang menunjukkan arah harga berpotensi kembali menguat. Selanjutnya pada indikator relative strengh index (RSI) berada di area 42 yang menunjukkan arah harga mulai naik. Kemudian pada indikator commodity channel index (CCI) berada di area 64 yang menunjukkan arah harga berpotensi terkoreksi.




Harga Emas Stabil Menanti Rilis Risalah The Fed | Equity World


Equity World


“Secara umum emas berpotensi untuk kembali lanjutkan gain terbatas pada perdagangan selanjutnya,” tutur Sakti.

Ia merekomendasikan beli emas selama harga di atas US$ 1.290 per ons troi dengan level support harian antara US$ 1.271,97, US$ 1.266,23, dan US$ 1.252,03 per ons troi. Sementara resistance harian antara US$ 1.286,17, US$ 1.294,63, dan US$ 1.308,83

Adapun prediksi harga emas dalam sepekan ke depan yakni antara level support US$ 1.267,13, US$ 1.256,57, dan US$ 1.227,87 per ons troi. Sedangkan untuk level resistance selama sepekan antara US$ 1.295,83, US$ 1.313,97, dan US$ 1.342,67 per ons troi.