Jumat, 10 Mei 2019

Equity World | Nyala Perang Dagang Membesar, Wall Street Diprediksi Drop

Equity World | Nyala Perang Dagang Membesar, Wall Street Diprediksi Drop

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) berpeluang terkoreksi pada pembukaan hari ini, setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan China "telah menghancurkan kesepakatan dagang, sehingga memperbesar nyala api perang dagang.

Di sesi pra-pembukaan Kamis (9/5/2019) pukul 07:30 waktu setempat, atau 19:30 WIB, saham Intel sudah melemah 3% setelah kemarin ditutup melemah 5% setelah perseroan mengatakan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih bakal di "digit tunggal" dalam 3 tahun ke depan.

Indeks futures Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) kehilangan 185 point ke 25.832, sedangkan indeks futures S&P 500 melemah 22,5 poin ke 2.864,75, bersamaan dengan indeks futures Nasdaq yang turun 76,5 poin ke 7.571.


"Omong-omong, anda lihat kenapa tarifnya berlaku? Karena mereka merusak perjanjian. Mereka merusaknya," ujar Trump dalam kampanye di Florida Rabu malam, sebagaimana dikutip CNBC International. China menegaskan bahwa mereka akan membalas perlakuan AS. Namun, delegasi China masih di Washington pekan ini untuk bernegosiasi.

Berbeda dari sesumbar Trump, pejabat Gedung Putih pada Rabu kemarin menyatakan bahwa China masih ingin bernegosiasi.


Wall Street Ambruk Jelang Babak Baru Perang Dagang AS-China | Equity World

Equity World



Analis kebijakan publik Raymond James Ed Mills dalam rilisnya menilai pejabat China akan meminta penundaan pemberlakuan kenaikan tarif yang sedianya dikenakan Jumat pekan ini. "Namun, reaksi pasar dalam beberapa hari terakhir memberi peluang bagi Trump untuk mempertahankan nada agresifnya."

Sepanjang pekan ini, bursa AS memerah akibat isu perang dagang yang membuat indeks Dow Jones anjlok 540 poin sedangkan indeks S&P 500 melemah hingga 2%. Hari ini, pelaku pasar juga mencermati rilis beberapa data ekonomi seperti data perdagangan, klaim pengangguran, dan indeks harga produsen.

Pada Rabu, data perdagangan China menunjukkan nilai surplus perdagangan April senilai US$13,84 miliar, sedikit di bawah ekspektasi pasar. Namun, uniknya, surplus perdagangan terhadap AS justru menguat menjadi US$21,01 miliar dibandingkan dengan US$20.5 miliar pada Maret.