PT Equityworld | Walau Optimisme Damai Dagang, Bursa Asia Tetap Memerah
PT Equityworld | Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan pertama di pekan ini, Senin (30/12/2019), di zona merah.
Pada penutupan perdagangan, indeks Nikkei melemah 0,76%, indeks Straits Times turun 0,13%, dan indeks Kospi terkoreksi 0,3%. Sementara itu, indeks Shanghai melejit 1,16% dan indeks Hang Seng menguat 0,33%.
Tingginya ekspektasi bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu kurang mampu memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.
Seperti yang diketahui, belum lama ini AS dan China mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu.
Dengan adanya kesepakatan dagang tahap satu tersebut, Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.
Tak sampai di situ, Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu. Di sisi lain, China membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk balasan yang disiapkan guna membalas bea masuk dari AS pada tanggal 15 Desember.
Masih sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu, China akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan. Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.
PT Equityworld
Masih Diminati Investor, Harga Emas Tunggu Waktu Melesat | PT Equityworld
Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga mengatur mengenai komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.
Belum lama ini, Trump memposting sebuah cuitan yang isinya mengatakan bahwa dirinya telah melangsungkan "pembicaraan yang sangat baik" dengan Presiden China Xi Jinping terkait dengan beberapa hal, termasuk kesepakatan dagang kedua negara. Pembicaraan tersebut dilakukan melalui sambungan telepon.
"Telah melangsungkan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China terkait kesepakatan dagang kami yang begitu besar. China telah memulai pembelian produk agrikultur dan produk-produk lainnya secara besar. Formalisasi kesepakatan dagang sedang disiapkan.
Selasa, 31 Desember 2019
Senin, 30 Desember 2019
PT Equityworld | Harga Emas Dunia Terus Naik, Capai Level Tertinggi dalam Dua Bulan
PT Equityworld | Harga Emas Dunia Terus Naik, Capai Level Tertinggi dalam Dua Bulan
PT Equityworld | Harga emas dunia terus melanjutkan tren kenaikan sepanjang Desember. Harga emas dunia saat ini merupakan yang tertinggi dalam dua bulan. Kenaikan diduga imbas investor yang melakukan langkah antisipasi terhadap risiko di akhir tahun. Berdasarkan data Bloomberg, saat berita ini ditulis, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.515 per ounce atau naik 0,3% dibandingkan sesi perdagangan sebelumnya. Dengan perkembangan ini, harga emas telah naik 18,14% dari posisi akhir tahun lalu. Meningkatnya minat akan aset aman di tengah perang dagang AS Tiongkok menjadi penyokong utama kenaikan harga aset aman tersebut.
Reuters memberitakan ada beberapa isu yang tengah menjadi sorotan dan mempengaruhi sikap investor. Yang terkini yakni pernyataan pejabat AS bahwa serangan udara AS terhadap kelompok milisi di Irak dan Suriah berhasil dilakukan, namun “aksi tambahan” masih memungkinkan dilakukan di wilayah tersebut untuk mempertahankan kepentingan AS. Selain itu, investor tengah menantikan realisasi perjanjian dagang tahap I antara AS dan Tiongkok. Pekan lalu, Presiden Donald Trump menyatakan akan ada prosesi penandatangan perjanjian tersebut. Harga emas Antam tercatat stagnan di tengah pergerakan naik harga emas dunia. Mengutip logammulia.com, harga emas Antam di Butik Emas LM Pulo Gadung diperdagangkan Rp 762 ribu per gram, sedangkan harga penjualan kembali Rp 678 ribu per gram.
PT Equityworld
Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 30 Desember 2019 | PT Equityworld
Emas batangan 0,5 gr: Rp 405.000
Emas batangan 1 gr: Rp 762.000
Emas batangan 2 gr: Rp 1.473.000
Emas batangan 3 gr: Rp 2.188.000
Emas batangan 5 gr: Rp 3.630.000
Emas batangan 10 gr: Rp 7.195.000
Emas batangan 25 gr: Rp 17.605.000
Emas batangan 50 gr: Rp 35.135.000
Emas batangan 100 gr: Rp 71.300.000
Emas batangan 250 gr: Rp 175.250.000
Emas batangan 500 gr: Rp 355.800.000
Emas batangan 1.000 gr: Rp 699.600.000
PT Equityworld | Harga emas dunia terus melanjutkan tren kenaikan sepanjang Desember. Harga emas dunia saat ini merupakan yang tertinggi dalam dua bulan. Kenaikan diduga imbas investor yang melakukan langkah antisipasi terhadap risiko di akhir tahun. Berdasarkan data Bloomberg, saat berita ini ditulis, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.515 per ounce atau naik 0,3% dibandingkan sesi perdagangan sebelumnya. Dengan perkembangan ini, harga emas telah naik 18,14% dari posisi akhir tahun lalu. Meningkatnya minat akan aset aman di tengah perang dagang AS Tiongkok menjadi penyokong utama kenaikan harga aset aman tersebut.
Reuters memberitakan ada beberapa isu yang tengah menjadi sorotan dan mempengaruhi sikap investor. Yang terkini yakni pernyataan pejabat AS bahwa serangan udara AS terhadap kelompok milisi di Irak dan Suriah berhasil dilakukan, namun “aksi tambahan” masih memungkinkan dilakukan di wilayah tersebut untuk mempertahankan kepentingan AS. Selain itu, investor tengah menantikan realisasi perjanjian dagang tahap I antara AS dan Tiongkok. Pekan lalu, Presiden Donald Trump menyatakan akan ada prosesi penandatangan perjanjian tersebut. Harga emas Antam tercatat stagnan di tengah pergerakan naik harga emas dunia. Mengutip logammulia.com, harga emas Antam di Butik Emas LM Pulo Gadung diperdagangkan Rp 762 ribu per gram, sedangkan harga penjualan kembali Rp 678 ribu per gram.
PT Equityworld
Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 30 Desember 2019 | PT Equityworld
Emas batangan 0,5 gr: Rp 405.000
Emas batangan 1 gr: Rp 762.000
Emas batangan 2 gr: Rp 1.473.000
Emas batangan 3 gr: Rp 2.188.000
Emas batangan 5 gr: Rp 3.630.000
Emas batangan 10 gr: Rp 7.195.000
Emas batangan 25 gr: Rp 17.605.000
Emas batangan 50 gr: Rp 35.135.000
Emas batangan 100 gr: Rp 71.300.000
Emas batangan 250 gr: Rp 175.250.000
Emas batangan 500 gr: Rp 355.800.000
Emas batangan 1.000 gr: Rp 699.600.000
Jumat, 27 Desember 2019
Equityworld Futures | Joss! Emas Global Ogah Turun, Harga Emas Antam Terbang nih
Equityworld Futures | Joss! Emas Global Ogah Turun, Harga Emas Antam Terbang nih
Equityworld Futures | Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terbang Rp 11.000 (1,57%) pada perdagangan Jumat ini (27/12/2019) menjadi Rp 713.000 per gram, dari Rp 702.000/gram Kamis kemarin.
Penguatan harga emas tersebut merupakan kenaikan harian terbesar sejak Agustus lalu, padahal kemarin harga emas Antam tidak bergerak ketika emas global melonjak ke atas level psikologis US$ 1.500/oz.
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini (27/12/19), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 71,3 juta dari harga kemarin Rp 70,2 juta per batang.
Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik kemarin.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 5.000/gram hari ini menjadi Rp 678.000/gram dari Rp 673.000/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Terkait dengan harga emas di pasar spot global, kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.511,29 per troy ounce (oz), naik 0,85% dari US$ 1.498,6/oz pada hari sebelumnya.
Hari ini, harga emas di pasar spot masih melanjutkan penguatan sebesar 0,1% menjadi US$ 1.512/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Equityworld Futures
Seruan Ganti Dolar dengan Dinar Bikin Emas Dunia Melesat? | Equityworld Futures
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Equityworld Futures | Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terbang Rp 11.000 (1,57%) pada perdagangan Jumat ini (27/12/2019) menjadi Rp 713.000 per gram, dari Rp 702.000/gram Kamis kemarin.
Penguatan harga emas tersebut merupakan kenaikan harian terbesar sejak Agustus lalu, padahal kemarin harga emas Antam tidak bergerak ketika emas global melonjak ke atas level psikologis US$ 1.500/oz.
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini (27/12/19), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 71,3 juta dari harga kemarin Rp 70,2 juta per batang.
Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik kemarin.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 5.000/gram hari ini menjadi Rp 678.000/gram dari Rp 673.000/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Terkait dengan harga emas di pasar spot global, kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.511,29 per troy ounce (oz), naik 0,85% dari US$ 1.498,6/oz pada hari sebelumnya.
Hari ini, harga emas di pasar spot masih melanjutkan penguatan sebesar 0,1% menjadi US$ 1.512/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Equityworld Futures
Seruan Ganti Dolar dengan Dinar Bikin Emas Dunia Melesat? | Equityworld Futures
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Kamis, 26 Desember 2019
Equityworld Futures | Wall Street Cetak Rekor (Lagi), Bursa Saham Asia Malah Loyo
Equityworld Futures | Wall Street Cetak Rekor (Lagi), Bursa Saham Asia Malah Loyo
Equityworld Futures | Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia bergerak di zona merah pada perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (24/12/2019).
Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei melemah 0,05%, indeks Hang Seng terkoreksi 0,21%, dan indeks Kospi melemah 0,66%. Sementara itu, indeks Shanghai naik 0,08% dan indeks Straits Times menguat 0,27%.
Bursa saham Benua Kuning melemah kala bursa saham AS alias Wall Street kembali mencetak rekor. Pada perdagangan kemarin (23/12/2019), indeks Dow Jones ditutup naik 0,34%, indeks S&P 500 menguat 0,09%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,23%. Ketiga indeks saham acuan di AS tersebut ditutup di level tertinggi sepanjang masa.
Sebelumnya pada perdagangan terakhir di pekan kemarin, Jumat (20/12/2019), Wall Street juga sudah mencetak rekor. Kala itu, indeks Dow Jones ditutup naik 0,28%, indeks S&P 500 menguat 0,49%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,42%.
Kehadiran perkembangan positif yang menyelimuti hubungan AS-China di bidang perdagangan menjadi faktor utama yang memantik aksi beli di bursa saham AS dalam beberapa waktu terakhir.
Seperti yang diketahui, AS dan China sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu yang sudah begitu dinanti-nantikan pelaku pasar saham dunia.
Dengan adanya kesepakatan dagang tahap satu tersebut, Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.
Tak sampai di situ, Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu. Di sisi lain, China membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk balasan yang disiapkan guna membalas bea masuk dari AS pada hari Minggu.
Masih sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu, China akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan. Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.
Namun, di sepanjang pekan lalu sempat ada kekhawatiran terkait dengan peluang ditekennya kesepakatan dagang tahap satu. Walaupun Trump menyebut bahwa nilai pembelian produk agrikultur oleh China akan mencapai US$ 50 miliar, pihak Beijing yang diwakili oleh Wakil Menteri Pertanian dan Pedesaan Han Jun hanya menyebut bahwa mereka akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan, tanpa menyebut nilainya.
Lebih lanjut, melansir CNBC International, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang berulang kali mengelak dari pertanyaan terkait dengan detil kesepakatan dagang tahap satu dengan AS.
Namun, dalam wawancara dengan CNBC International, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang akan bisa diteken pada bulan Januari.
Kemudian, cuitan Trump kini semakin mempertegas bahwa kesepakatan dagang akan benar-benar bisa diteken. Pada hari Jumat waktu setempat (20/12/2019), Trump memposting sebuah cuitan yang isinya mengatakan bahwa dirinya telah melangsungkan "pembicaraan yang sangat baik" dengan Presiden China Xi Jinping terkait dengan beberapa hal, termasuk kesepakatan dagang kedua negara. Pembicaraan tersebut dilakukan melalui sambungan telepon.
"Telah melangsungkan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China terkait kesepakatan dagang kami yang begitu besar. China telah memulai pembelian produk agrikultur dan produk-produk lainnya secara besar. Formalisasi kesepakatan dagang sedang disiapkan. Juga berbicara mengenai Korea Utara, di mana kami bekerja sama dengan China, & Hong Kong (progres!)," cuit Trump melalui akun Twitter @realDonaldTrump.
Sebelumnya, Trump sudah mengungkapkan bahwa AS akan memulai negosiasi terkait kesepakatan dagang tahap dua degan China segera setelah kedua negara menandatangani kesepakatan dagang tahap satu, ketimbang menunggu hingga pasca pemilihan presiden tahun 2020.
Equityworld Futures
Hai Milenial! Ini Lho Tips Investasi Emas Digital Biar Cuan | Equityworld Futures
Dari kubu Beijing, ada juga perkembangan yang positif. Melansir CNBC International yang mengutip kantor berita Xinhua, Xi mengatakan bahwa kesepakatan dagang tahap satu dengan AS akan menguntungkan kedua belah pihak.
"Kesepakatan dagang tahap satu yang telah dicapai antara AS dan China merupakan sebuah hal yang baik bagi AS, China, dan seluruh dunia," kata Xi, seperti dilansir dari CNBC International.
"Baik pasar [keuangan] AS maupun China, beserta dengan [pasar keuangan] dunia, telah merespons dengan sangat positif hal ini [disepakatinya kesepakatan dagang tahap satu]. AS berniat untuk menjaga komunikasi secara intens dengan China dan berjuang untuk menandatangani dan mengimplementasikannya secepat mungkin."
Sebagai catatan, hingga kini teks kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China memang belum ditandatangani. Menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.
Jika kesepakatan dagang tahap AS-China benar diteken nantinya, laju perekonomian AS dan China di tahun-tahun mendatang, berikut dengan laju perekonomian dunia, bisa terus dipertahankan di level yang relatif tinggi.
Sayang, perkembangan positif yang menyelimuti hubungan AS-China di bidang perdagangan tak mampu memantik aksi beli di bursa saham Asia.
Equityworld Futures | Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia bergerak di zona merah pada perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (24/12/2019).
Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei melemah 0,05%, indeks Hang Seng terkoreksi 0,21%, dan indeks Kospi melemah 0,66%. Sementara itu, indeks Shanghai naik 0,08% dan indeks Straits Times menguat 0,27%.
Bursa saham Benua Kuning melemah kala bursa saham AS alias Wall Street kembali mencetak rekor. Pada perdagangan kemarin (23/12/2019), indeks Dow Jones ditutup naik 0,34%, indeks S&P 500 menguat 0,09%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,23%. Ketiga indeks saham acuan di AS tersebut ditutup di level tertinggi sepanjang masa.
Sebelumnya pada perdagangan terakhir di pekan kemarin, Jumat (20/12/2019), Wall Street juga sudah mencetak rekor. Kala itu, indeks Dow Jones ditutup naik 0,28%, indeks S&P 500 menguat 0,49%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,42%.
Kehadiran perkembangan positif yang menyelimuti hubungan AS-China di bidang perdagangan menjadi faktor utama yang memantik aksi beli di bursa saham AS dalam beberapa waktu terakhir.
Seperti yang diketahui, AS dan China sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu yang sudah begitu dinanti-nantikan pelaku pasar saham dunia.
Dengan adanya kesepakatan dagang tahap satu tersebut, Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.
Tak sampai di situ, Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu. Di sisi lain, China membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk balasan yang disiapkan guna membalas bea masuk dari AS pada hari Minggu.
Masih sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu, China akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan. Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.
Namun, di sepanjang pekan lalu sempat ada kekhawatiran terkait dengan peluang ditekennya kesepakatan dagang tahap satu. Walaupun Trump menyebut bahwa nilai pembelian produk agrikultur oleh China akan mencapai US$ 50 miliar, pihak Beijing yang diwakili oleh Wakil Menteri Pertanian dan Pedesaan Han Jun hanya menyebut bahwa mereka akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan, tanpa menyebut nilainya.
Lebih lanjut, melansir CNBC International, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang berulang kali mengelak dari pertanyaan terkait dengan detil kesepakatan dagang tahap satu dengan AS.
Namun, dalam wawancara dengan CNBC International, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang akan bisa diteken pada bulan Januari.
Kemudian, cuitan Trump kini semakin mempertegas bahwa kesepakatan dagang akan benar-benar bisa diteken. Pada hari Jumat waktu setempat (20/12/2019), Trump memposting sebuah cuitan yang isinya mengatakan bahwa dirinya telah melangsungkan "pembicaraan yang sangat baik" dengan Presiden China Xi Jinping terkait dengan beberapa hal, termasuk kesepakatan dagang kedua negara. Pembicaraan tersebut dilakukan melalui sambungan telepon.
"Telah melangsungkan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China terkait kesepakatan dagang kami yang begitu besar. China telah memulai pembelian produk agrikultur dan produk-produk lainnya secara besar. Formalisasi kesepakatan dagang sedang disiapkan. Juga berbicara mengenai Korea Utara, di mana kami bekerja sama dengan China, & Hong Kong (progres!)," cuit Trump melalui akun Twitter @realDonaldTrump.
Sebelumnya, Trump sudah mengungkapkan bahwa AS akan memulai negosiasi terkait kesepakatan dagang tahap dua degan China segera setelah kedua negara menandatangani kesepakatan dagang tahap satu, ketimbang menunggu hingga pasca pemilihan presiden tahun 2020.
Equityworld Futures
Hai Milenial! Ini Lho Tips Investasi Emas Digital Biar Cuan | Equityworld Futures
Dari kubu Beijing, ada juga perkembangan yang positif. Melansir CNBC International yang mengutip kantor berita Xinhua, Xi mengatakan bahwa kesepakatan dagang tahap satu dengan AS akan menguntungkan kedua belah pihak.
"Kesepakatan dagang tahap satu yang telah dicapai antara AS dan China merupakan sebuah hal yang baik bagi AS, China, dan seluruh dunia," kata Xi, seperti dilansir dari CNBC International.
"Baik pasar [keuangan] AS maupun China, beserta dengan [pasar keuangan] dunia, telah merespons dengan sangat positif hal ini [disepakatinya kesepakatan dagang tahap satu]. AS berniat untuk menjaga komunikasi secara intens dengan China dan berjuang untuk menandatangani dan mengimplementasikannya secepat mungkin."
Sebagai catatan, hingga kini teks kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China memang belum ditandatangani. Menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.
Jika kesepakatan dagang tahap AS-China benar diteken nantinya, laju perekonomian AS dan China di tahun-tahun mendatang, berikut dengan laju perekonomian dunia, bisa terus dipertahankan di level yang relatif tinggi.
Sayang, perkembangan positif yang menyelimuti hubungan AS-China di bidang perdagangan tak mampu memantik aksi beli di bursa saham Asia.
Selasa, 24 Desember 2019
Equityworld Futures | Jelang Natal & Tahun Baru 2020, ke Mana Emas Melangkah?
Equityworld Futures | Jelang Natal & Tahun Baru 2020, ke Mana Emas Melangkah?
Equityworld Futures | Harga emas global malas gerak alias mager di sepanjang pekan lalu, padahal banyak isu yang seharusnya bisa memicu pergerakan besar emas. Tak hanya emas global, harga emas Antam pun sama tak banyak bergerak bahkan cenderung stagnan di 2 hari terakhir pekan lalu.
Apakah ini menjadi tanda emas sudah tidak menarik lagi? Apakah para investor mulai "membuang" emas?
Sepanjang pekan lalu, rentang pergerakan emas hanya di kisaran US$ 1.469-1.481/troy ons, sementara pada Jumat (20/12/2019) mengakhiri perdagangan di level US$ 1.477,94/troy ons, melemah 0,07% di pasar spot, menurut data Refinitiv.
Setidaknya data tiga isu utama yang seharusnya membuat emas bergerak besar, baik itu menguat ataupun melemah.
Isu pertama yakni perang dagang AS-China yang memasuki babak baru dengan kesepakatan dagang fase I pada Jumat (13/12/2019).
Kedua, beralih ke Inggris, risiko terjadinya hard Brexit yang meningkat seharusnya juga bisa "melecut" harga emas.
Setelah Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memenangi Pemilihan Umum (Pemilu), ia ingin mengamandemen undang-undang keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Withdrawal Agreement Bill).
Jumat kemarin, PM Johnson sudah mengajukan amandemen tersebut ke Parlemen Inggris. Hasilnya mayoritas anggota parlemen setuju, dan akan dilakukan pembahasan lebih lanjut di awal tahun depan.
Dengan amendemen tersebut, Inggris kemungkinan besar akan bercerai dari Uni Eropa (Brexit) pada 31 Januari 2020, dan masa masa transisi keluarnya Inggris dari Uni Eropa berlangsung hingga akhir tahun depan. Amandemen Withdrawal Agreement Bill menghalangi terjadinya perpanjangan masa transisi.
Dengan singkatnya masa transisi, pembahasan perjanjian dagang pun harus dipercepat sehingga PM Johnson bakal melakukan pendekatan lebih keras.
Hal ini memicu kekhawatiran tidak akan ada kesepakatan dagang antara Inggris dan Uni Eropa alias hard Brexit yang bisa mengancam perekonomian Inggris. Hal tersebut semestinya membuat daya tarik emas kembali meningkat. Namun nyatanya, harga emas masih bebal dan tidak banyak bergerak Jumat pekan lalu.
Isu ketiga yakni Presiden AS, Donald Trump yang resmi dimakzulkan oleh House of Representative (DPR) pada hari Rabu waktu setempat. Meski demikian, proses pemakzulan Trump masih belum selesai.
Pengadilan pemakzulan Trump akan digelar Senat AS, yang akan menentukan apakah Presiden AS ke-45 ini harus keluar dari Gedung Putih atau membebaskannya dari dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres AS atas dirinya. Dua dakwaan tersebut membuat Presiden Trump dimakzulkan di DPR AS.
Dengan banyaknya isu tersebut, emas seakan cuek, dan tetap bergerak di situ-situ saja.
Bagaimanapun juga emas merupakan logam mulia yang daya tariknya tidak akan pernah hilang, mungkin hanya menurun.
Penurunan daya tarik emas biasanya terjadi ketika aset-aset berisiko mengalami penguatan. Dan di pekan lalu, bursa saham masih menunjukkan penguatan yang membuat emas kurang menarik.
Bursa saham AS (Wall Street) yang menjadi kiblat bursa global bahkan kembali mencetak rekor tertinggi Jumat lalu. Dalam sepekan, indeks S&P 500 menguat lebih dari 1,5% dan mencatat penguatan empat pekan beruntun, sementara Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing naik 1,2% dan 2,1%.
Equityworld Futures
Kejutan Natal! Emas Melesat ke Level Tertinggi 1,5 Bulan | Equityworld Futures
Fakta emas tidak merosot di kala Wall Street mencetak rekor menjadi indikasi emas masih cukup kuat, dan sedang menunggu momen untuk kembali bergerak, mungkin melesat lagi atau malah akan merosot tajam akibat "dibuang" oleh para investor yeng lebih memilih aset berisko dengan imbal hasil tinggi.
"Perhatian tertuju pada bursa saham yang sedang panas saat ini. Dan masih ada beberapa investor yang membeli emas sebagai aset aman jika bursa saham berbalik turun" kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar di RJO Futures, sebagaimana dilansir CNBC International.
Status emas sebagai aset aman (safe haven) menjadi salah satu faktor yang membuat harganya meroket di tahun ini. Di awal September, emas mencapai level tertinggi lebih dari enam tahun US$ 1.557/troy ons, tetapi selepas itu terus mengalami koreksi hingga di penghujung tahun 2019.
Tahun 2019 tersisa kurang dari dua pekan, dan pekan depan akan ada Libur Natal. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab mager-nya harga emas.
"Trader dan investor mengalihkan perhatian mereka ke musim libur, termasuk memperbaiki laporan keuangan mereka. Jadi minat serta volume trading akan menurun dalam beberapa pekan ke depan" kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, sebagaimana dilansir CNBC International.
Melihat kondisi tersebut, harga emas sepertinya masih akan mager hingga penghujung tahun nanti.
Equityworld Futures | Harga emas global malas gerak alias mager di sepanjang pekan lalu, padahal banyak isu yang seharusnya bisa memicu pergerakan besar emas. Tak hanya emas global, harga emas Antam pun sama tak banyak bergerak bahkan cenderung stagnan di 2 hari terakhir pekan lalu.
Apakah ini menjadi tanda emas sudah tidak menarik lagi? Apakah para investor mulai "membuang" emas?
Sepanjang pekan lalu, rentang pergerakan emas hanya di kisaran US$ 1.469-1.481/troy ons, sementara pada Jumat (20/12/2019) mengakhiri perdagangan di level US$ 1.477,94/troy ons, melemah 0,07% di pasar spot, menurut data Refinitiv.
Setidaknya data tiga isu utama yang seharusnya membuat emas bergerak besar, baik itu menguat ataupun melemah.
Isu pertama yakni perang dagang AS-China yang memasuki babak baru dengan kesepakatan dagang fase I pada Jumat (13/12/2019).
Kedua, beralih ke Inggris, risiko terjadinya hard Brexit yang meningkat seharusnya juga bisa "melecut" harga emas.
Setelah Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memenangi Pemilihan Umum (Pemilu), ia ingin mengamandemen undang-undang keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Withdrawal Agreement Bill).
Jumat kemarin, PM Johnson sudah mengajukan amandemen tersebut ke Parlemen Inggris. Hasilnya mayoritas anggota parlemen setuju, dan akan dilakukan pembahasan lebih lanjut di awal tahun depan.
Dengan amendemen tersebut, Inggris kemungkinan besar akan bercerai dari Uni Eropa (Brexit) pada 31 Januari 2020, dan masa masa transisi keluarnya Inggris dari Uni Eropa berlangsung hingga akhir tahun depan. Amandemen Withdrawal Agreement Bill menghalangi terjadinya perpanjangan masa transisi.
Dengan singkatnya masa transisi, pembahasan perjanjian dagang pun harus dipercepat sehingga PM Johnson bakal melakukan pendekatan lebih keras.
Hal ini memicu kekhawatiran tidak akan ada kesepakatan dagang antara Inggris dan Uni Eropa alias hard Brexit yang bisa mengancam perekonomian Inggris. Hal tersebut semestinya membuat daya tarik emas kembali meningkat. Namun nyatanya, harga emas masih bebal dan tidak banyak bergerak Jumat pekan lalu.
Isu ketiga yakni Presiden AS, Donald Trump yang resmi dimakzulkan oleh House of Representative (DPR) pada hari Rabu waktu setempat. Meski demikian, proses pemakzulan Trump masih belum selesai.
Pengadilan pemakzulan Trump akan digelar Senat AS, yang akan menentukan apakah Presiden AS ke-45 ini harus keluar dari Gedung Putih atau membebaskannya dari dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres AS atas dirinya. Dua dakwaan tersebut membuat Presiden Trump dimakzulkan di DPR AS.
Dengan banyaknya isu tersebut, emas seakan cuek, dan tetap bergerak di situ-situ saja.
Bagaimanapun juga emas merupakan logam mulia yang daya tariknya tidak akan pernah hilang, mungkin hanya menurun.
Penurunan daya tarik emas biasanya terjadi ketika aset-aset berisiko mengalami penguatan. Dan di pekan lalu, bursa saham masih menunjukkan penguatan yang membuat emas kurang menarik.
Bursa saham AS (Wall Street) yang menjadi kiblat bursa global bahkan kembali mencetak rekor tertinggi Jumat lalu. Dalam sepekan, indeks S&P 500 menguat lebih dari 1,5% dan mencatat penguatan empat pekan beruntun, sementara Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing naik 1,2% dan 2,1%.
Equityworld Futures
Kejutan Natal! Emas Melesat ke Level Tertinggi 1,5 Bulan | Equityworld Futures
Fakta emas tidak merosot di kala Wall Street mencetak rekor menjadi indikasi emas masih cukup kuat, dan sedang menunggu momen untuk kembali bergerak, mungkin melesat lagi atau malah akan merosot tajam akibat "dibuang" oleh para investor yeng lebih memilih aset berisko dengan imbal hasil tinggi.
"Perhatian tertuju pada bursa saham yang sedang panas saat ini. Dan masih ada beberapa investor yang membeli emas sebagai aset aman jika bursa saham berbalik turun" kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar di RJO Futures, sebagaimana dilansir CNBC International.
Status emas sebagai aset aman (safe haven) menjadi salah satu faktor yang membuat harganya meroket di tahun ini. Di awal September, emas mencapai level tertinggi lebih dari enam tahun US$ 1.557/troy ons, tetapi selepas itu terus mengalami koreksi hingga di penghujung tahun 2019.
Tahun 2019 tersisa kurang dari dua pekan, dan pekan depan akan ada Libur Natal. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab mager-nya harga emas.
"Trader dan investor mengalihkan perhatian mereka ke musim libur, termasuk memperbaiki laporan keuangan mereka. Jadi minat serta volume trading akan menurun dalam beberapa pekan ke depan" kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, sebagaimana dilansir CNBC International.
Melihat kondisi tersebut, harga emas sepertinya masih akan mager hingga penghujung tahun nanti.
Senin, 23 Desember 2019
Equityworld Futures | Harga Emas Bakal Naik, Namun Tak Terlalu Tinggi
Equityworld Futures | Harga Emas Bakal Naik, Namun Tak Terlalu Tinggi
Equityworld Futures | Para analis dan pelaku pasar memperkirakan harga emas akan bergerak menguat pada perdagangan pekan ini. Aksi ambil untung pemain saham diperkirakan akan mendorong kenaikan harga emas, meskipun tidak terlalu tinggi.
Mengutip Kitco, Senin (23/12/2019), para analis dan pelaku pasar atau trader cukup optimistis harga emas bakal menghijau pada pekan Natal ini.
Sebanyak 17 analis di Wall Street ikut ambil bagian dari survei yang dilakukan oleh Kitco. Hasilnya, 9 analis atau 53 persen memberikan suara bahwa harga emas bakal lebih tinggi.
Sedangkan tujuh analis atau 41 persen menyatakan bahw aharga emas akan netral. Hanya ada satu analis atau 6 persen yang menyatakan harga emas akan terjatuh.
Sementara itu, 677 trader ikut ambil bagian dari survei yang dilakukan oleh kitco. Sebanyak 383 pemilih atau 57 persen menyatakan bahwa harga emas akan naik minggu ini.
Selain itu 156 pelaku pasar atau 23 persen mengatakan harga emas akan lebih rendah. Di kuar itu, 138 pelaku pasar atau 20 persen mengambil posisi netral.
Co-Director of Commercial Hedging Walsh Trading John Weyer memandang bahwa harga emas akan merangkak naik pada pekan ini.
"Saya pikir kita mungkin akan melihat beberapa aksi ambil untung di akhir tahun pada bursa saham. Itu akan memberi emas sedikit dorongan, tidak banyak, tapi saya pikir itu akan naik." jela dia.
Editor Eureka Miner's Report, Richard Baker, mempertanyakan kelanjutan dari kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Sejauh ini belum ada tanda-tanda keberlanjutan pembicaraan.
Equityworld Futures
Jelang Natal & Tahun Baru 2020, ke Mana Emas Melangkah? | Equityworld Futures
"Jika belum ada kesepakatan baru lagi, saya menduga emas akan mendapat manfaat dari melemahnya sentimen risiko perang dagang saat ini. Harga emas akan berada di kisaran USD 1.485 per ounce untuk pekan ini," kata dia.
Chairman dan Chief Executive Officer Adrian Day Asset Management Adrian Day mengatakan harga emas akan naik tetapi kenaikannya tidak akan besar.
"Emas membentuk basis yang bagus, tetapi perlu beberapa katalis untuk mendorongnya lebih tinggi," kata Day.
“Itu kemungkinan akan datang awal tahun baru dengan kemudahan moneter baru. Saya tidak berpikir pasar peduli dengan sirkus pemakzulan." jelas dia.
Equityworld Futures | Para analis dan pelaku pasar memperkirakan harga emas akan bergerak menguat pada perdagangan pekan ini. Aksi ambil untung pemain saham diperkirakan akan mendorong kenaikan harga emas, meskipun tidak terlalu tinggi.
Mengutip Kitco, Senin (23/12/2019), para analis dan pelaku pasar atau trader cukup optimistis harga emas bakal menghijau pada pekan Natal ini.
Sebanyak 17 analis di Wall Street ikut ambil bagian dari survei yang dilakukan oleh Kitco. Hasilnya, 9 analis atau 53 persen memberikan suara bahwa harga emas bakal lebih tinggi.
Sedangkan tujuh analis atau 41 persen menyatakan bahw aharga emas akan netral. Hanya ada satu analis atau 6 persen yang menyatakan harga emas akan terjatuh.
Sementara itu, 677 trader ikut ambil bagian dari survei yang dilakukan oleh kitco. Sebanyak 383 pemilih atau 57 persen menyatakan bahwa harga emas akan naik minggu ini.
Selain itu 156 pelaku pasar atau 23 persen mengatakan harga emas akan lebih rendah. Di kuar itu, 138 pelaku pasar atau 20 persen mengambil posisi netral.
Co-Director of Commercial Hedging Walsh Trading John Weyer memandang bahwa harga emas akan merangkak naik pada pekan ini.
"Saya pikir kita mungkin akan melihat beberapa aksi ambil untung di akhir tahun pada bursa saham. Itu akan memberi emas sedikit dorongan, tidak banyak, tapi saya pikir itu akan naik." jela dia.
Editor Eureka Miner's Report, Richard Baker, mempertanyakan kelanjutan dari kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Sejauh ini belum ada tanda-tanda keberlanjutan pembicaraan.
Equityworld Futures
Jelang Natal & Tahun Baru 2020, ke Mana Emas Melangkah? | Equityworld Futures
"Jika belum ada kesepakatan baru lagi, saya menduga emas akan mendapat manfaat dari melemahnya sentimen risiko perang dagang saat ini. Harga emas akan berada di kisaran USD 1.485 per ounce untuk pekan ini," kata dia.
Chairman dan Chief Executive Officer Adrian Day Asset Management Adrian Day mengatakan harga emas akan naik tetapi kenaikannya tidak akan besar.
"Emas membentuk basis yang bagus, tetapi perlu beberapa katalis untuk mendorongnya lebih tinggi," kata Day.
“Itu kemungkinan akan datang awal tahun baru dengan kemudahan moneter baru. Saya tidak berpikir pasar peduli dengan sirkus pemakzulan." jelas dia.
Jumat, 20 Desember 2019
PT Equity World | Harga emas Comex bergerak melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (24/01/2019)
PT Equity World | Harga emas Comex bergerak melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (24/01/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex kontrak Desember 2018 dibuka dengan pelemahan 0,15% atau 1,90 poin di level US$1.288,30 per troy ounce.
Pada pukul 07.00 WIB emas lanjut turun 0,09% atau 1,20 poin ke level US$1.289 per troy ounce.
Sepanjang pagi ini, harga emas bergerak pada kisaran US$1.1288-US$1.289,30 per troy ounce.
Adapun pada perdagangan kemarin, Rabu (23/01/2019) harga emas ditutup naik 0,05% atau 0,7 poin di level US$1.290,20 per troy ounce.
Bagaimana pergerakan emas selanjutnya? Ikuti lajunya secara live di Bisnis.com:
16:12 WIB
Pukul 15.53 WIB: Spot Comex Melemah 5,7 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak April 2019 melemah 5,7 poin atau 0,44% ke level US$1.284,50 per troy ounce.Sepanjang perdagangan hari ini, emas Comex bergerak pada kisaran US$1.284,30 - US$1.290 per troy ounce.
15:42 WIB
Pukul 15.25 WIB: Spot Comex Melemah 4,8 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak April 2019 melemah 4,8 poin atau 0,37% ke level US$1.285,40 per troy ounce.Sepanjang perdagangan hari ini, emas Comex bergerak pada kisaran US$1.284,30 - US$1.290 per troy ounce.
13:52 WIB
Baca: PT Equity World | Sri Mulyani Sebut RI Harus Waspada Atas Pemakzulan Trump
Baca: PT Equity World | Sri Mulyani Sebut RI Harus Waspada Atas Pemakzulan Trump
PT Equity World | Sri Mulyani Sebut RI Harus Waspada Atas Pemakzulan Trump
Pukul 13.28 WIB: Spot Comex Melemah 3,2 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak April 2019 melemah 3,2 poin atau 0,25% ke level US$1.287 per troy ounce.Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah hanya 0,003 poin ke level 96,120 pada pukul 13.29 WIB.
12:10 WIB
Pukul 11.52 WIB: Harga Emas Comex Turun 3,60 Poin
Harga emas Comex kontrak April 2019 turun 3,60 poin atau 0,28% ke level US$1.286,60 per troy ounce, saat indeks dolar AS turun tipis 0,014 poin atau 0,01% ke posisi 96,109 pada perdagangan siang ini.
11:36 WIB
Pukul 11.16 WIB: Harga Emas Comex Turun 2,10 Poin
Harga emas Comex kontrak April 2019 turun 2,10 poin atau 0,16% ke level US$1.288,10 per troy ounce, saat indeks dolar AS turun 0,047 poin atau 0,05% ke posisi 96,076 pada perdagangan siang ini.
10:11 WIB
Pukul 09.52 WIB: Harga Emas Comex Turun 1,90 Poin
Harga emas Comex kontrak April 2019 turun 1,90 poin atau 0,15% ke level US$1.288,30 per troy ounce, saat indeks dolar AS turun tipis 0,023 poin atau 0,02% ke posisi 96,100 pada perdagangan pagi ini.
09:03 WIB
Pukul 08.47 WIB: Harga Emas Comex Turun Tipis 0,70 Poin
Harga emas Comex kontrak April 2019 turun tipis 0,70 poin atau 0,05% ke level US$1.289,50 per troy ounce, saat indeks dolar AS turun 0,050 poin atau 0,05% ke posisi 96,073 pada perdagangan pagi ini. (PT Equity World)Equityworld Futures Pusat : Amazon Akan Kirimkan 3,5 Miliar Paket Di Jaringannya Sendiri Pada 2019
Equityworld Futures Pusat - Amazon.com Inc mengatakan pada hari Kamis bahwa ia berada di jalur yang tepat untuk mengirimkan 3,5 miliar paket pelanggan secara global tahun ini melalui jaringan pengiriman in-house-nya.
Amazon, dengan jaringan pesawat pengiriman, truk, dan van yang berkembang, dianggap sebagai ancaman jangka panjang yang potensial terhadap FedEx Corp dan United Parcel Service Inc (UPS.N).
FedEx musim panas ini mengakhiri hubungannya dengan pengecer online terbesar di dunia. UPS terus mengirimkan jutaan paket untuk Amazon, yang mengatakan pihaknya sekarang menangani pengiriman sekitar setengah dari paketnya sendiri di seluruh dunia.
Analisis Morgan Stanley dari minggu lalu memperkirakan bahwa logistik Amazon mengirimkan sekitar 20% dari paket perusahaan tahun lalu dan hampir 46% pada tahun 2019 hingga Agustus.
baca
Equityworld Futures Pusat : Harga Minyak Masih Bertahan Stabil Di Tiga Bulan Terakhir
Pialang memperkirakan jaringan pengiriman Amazon akan memindahkan 6,5 miliar paket pada tahun 2022, lebih dari UPS sebesar 5 miliar dan FedEx sebesar 3,4 miliar.
Amazon mengatakan sekarang memiliki 150 stasiun pengiriman AS yang mempekerjakan lebih dari 90.000 orang.
news edited by Equityworld Futures Pusat
Amazon, dengan jaringan pesawat pengiriman, truk, dan van yang berkembang, dianggap sebagai ancaman jangka panjang yang potensial terhadap FedEx Corp dan United Parcel Service Inc (UPS.N).
FedEx musim panas ini mengakhiri hubungannya dengan pengecer online terbesar di dunia. UPS terus mengirimkan jutaan paket untuk Amazon, yang mengatakan pihaknya sekarang menangani pengiriman sekitar setengah dari paketnya sendiri di seluruh dunia.
Analisis Morgan Stanley dari minggu lalu memperkirakan bahwa logistik Amazon mengirimkan sekitar 20% dari paket perusahaan tahun lalu dan hampir 46% pada tahun 2019 hingga Agustus.
baca
Equityworld Futures Pusat : Harga Minyak Masih Bertahan Stabil Di Tiga Bulan Terakhir
Pialang memperkirakan jaringan pengiriman Amazon akan memindahkan 6,5 miliar paket pada tahun 2022, lebih dari UPS sebesar 5 miliar dan FedEx sebesar 3,4 miliar.
Amazon mengatakan sekarang memiliki 150 stasiun pengiriman AS yang mempekerjakan lebih dari 90.000 orang.
news edited by Equityworld Futures Pusat
Kamis, 19 Desember 2019
PT Equity World | Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 751 Ribu per Gram
PT Equity World | Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 751 Ribu per Gram
PT Equity World | Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam turun Rp 1.000 per gram menjadi Rp 751 ribu per gram pada perdagangan Kamis (19/12/2019). Sebelumnya, harga emas Antam berada di posisi Rp 752 ribu per gram.
Sementara harga buyback emas Antam turun Rp 500 menjadi Rp 664.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 664.000 per gram.
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.20 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara, di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.
Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 7.750.000. Sedangkan untuk ukuran 20 gram dijual Rp 14.950.000.
PT Equity World
Dua Hari Bertahan, Keperkasaan Emas Akhirnya Rontok Juga | PT Equity World
Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
* Pecahan 0,5 gram Rp 400.000
* Pecahan 1 gram Rp 751.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.451.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.140.000
* Pecahan 5 gram Rp 3.565.000
* Pecahan 10 gram Rp 7.065.000
* Pecahan 25 gram Rp 17.605.000
* Pecahan 50 gram Rp 35.135.000
* Pecahan 100 gram Rp 70.200.000
* Pecahan 250 gram Rp 174.000.000
* Pecahan 500 gram Rp 349.800.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 699.600.000.
PT Equity World | Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam turun Rp 1.000 per gram menjadi Rp 751 ribu per gram pada perdagangan Kamis (19/12/2019). Sebelumnya, harga emas Antam berada di posisi Rp 752 ribu per gram.
Sementara harga buyback emas Antam turun Rp 500 menjadi Rp 664.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 664.000 per gram.
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.20 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara, di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.
Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 7.750.000. Sedangkan untuk ukuran 20 gram dijual Rp 14.950.000.
PT Equity World
Dua Hari Bertahan, Keperkasaan Emas Akhirnya Rontok Juga | PT Equity World
Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
* Pecahan 0,5 gram Rp 400.000
* Pecahan 1 gram Rp 751.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.451.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.140.000
* Pecahan 5 gram Rp 3.565.000
* Pecahan 10 gram Rp 7.065.000
* Pecahan 25 gram Rp 17.605.000
* Pecahan 50 gram Rp 35.135.000
* Pecahan 100 gram Rp 70.200.000
* Pecahan 250 gram Rp 174.000.000
* Pecahan 500 gram Rp 349.800.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 699.600.000.
Rabu, 18 Desember 2019
Equity World | Inggris Bikin Pasar Geram, Harga Emas Antam Naik Seceng!
Equity World | Inggris Bikin Pasar Geram, Harga Emas Antam Naik Seceng!
Equity World | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) naik tipis yaitu Rp 1.000 per gram menjadi Rp 703.000/gram pada perdagangan Rabu ini (18/12/2019) dari Rp 702.000/gram kemarin.
Kenaikan harga itu masih dikaitkan dengan belum jelasnya dan belum pastinya perundingan fase pertama Amerika Serikat (AS)-China yang ditambah sentimen negatif dari rencana Brexit kilat yang dijanjikan Predana Menteri Inggris Boris Johnson.
Kenaikan harga yang terjadi itu membuat harga emas Antam masih bertahan di atas level psikologis Rp 700.000/gram.
Naiknya harga emas Antam tersebut sejalan dengan penguatan harga emas global yang terjadi kemarin. Emas global naik di tengah pemberitaan bahwa Johnson menjanjikan akan cepat-cepat menyelesaikan proses Brexit, yang justru berpotensi akan menjadi hard Brexit alias keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, karena kompromi hanya dapat terjadi singkat.
Sentimen buruk itu juga ditambah faktor Johnson yang diberitakan melarang pemerintahan barunya menghadiri pertemuan World Economic Forum di Davos, Swiss, akhir Januari.
Langkah itu ditengarai akan memancing kekhawatiran pemerintahan Inggris lebih isolatif dan protektif serta lebih tertutup terhadap kepentingan negara lain.
Data di situs logam mulia milik Antam hari ini (18/12/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,3 juta/batang, dari posisi kemarin Rp 70,2 juta/batang.
Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga naik Rp 1.500/gram menjadi Rp 664.500/gram dari Rp 664.000/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Harga emas Antam itu naik ketika harga emas di pasar spot global kemarin menguat tipis duluan menjadi US$ 1.476,2 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.476/oz. Hari ini, harga emas masih turun tipis ke US$ 1.475,71/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Equity World
Diramal ke US$ 1.600/Oz, Harga Emas Ogah Turun & Susah Naik | Equity World
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Equity World | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) naik tipis yaitu Rp 1.000 per gram menjadi Rp 703.000/gram pada perdagangan Rabu ini (18/12/2019) dari Rp 702.000/gram kemarin.
Kenaikan harga itu masih dikaitkan dengan belum jelasnya dan belum pastinya perundingan fase pertama Amerika Serikat (AS)-China yang ditambah sentimen negatif dari rencana Brexit kilat yang dijanjikan Predana Menteri Inggris Boris Johnson.
Kenaikan harga yang terjadi itu membuat harga emas Antam masih bertahan di atas level psikologis Rp 700.000/gram.
Naiknya harga emas Antam tersebut sejalan dengan penguatan harga emas global yang terjadi kemarin. Emas global naik di tengah pemberitaan bahwa Johnson menjanjikan akan cepat-cepat menyelesaikan proses Brexit, yang justru berpotensi akan menjadi hard Brexit alias keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, karena kompromi hanya dapat terjadi singkat.
Sentimen buruk itu juga ditambah faktor Johnson yang diberitakan melarang pemerintahan barunya menghadiri pertemuan World Economic Forum di Davos, Swiss, akhir Januari.
Langkah itu ditengarai akan memancing kekhawatiran pemerintahan Inggris lebih isolatif dan protektif serta lebih tertutup terhadap kepentingan negara lain.
Data di situs logam mulia milik Antam hari ini (18/12/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,3 juta/batang, dari posisi kemarin Rp 70,2 juta/batang.
Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga naik Rp 1.500/gram menjadi Rp 664.500/gram dari Rp 664.000/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Harga emas Antam itu naik ketika harga emas di pasar spot global kemarin menguat tipis duluan menjadi US$ 1.476,2 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.476/oz. Hari ini, harga emas masih turun tipis ke US$ 1.475,71/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Equity World
Diramal ke US$ 1.600/Oz, Harga Emas Ogah Turun & Susah Naik | Equity World
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Selasa, 17 Desember 2019
Equity World | Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Rp 1.000
Equity World | Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Rp 1.000
Equity World | Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Senin (16/12/2019) berada di angka Rp 749.000 per gram. Angka tersebut turun Rp 1.000 jika dibandingkan harga emas pada Minggu (15/12/2019) kemarin. Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam ingin menjual emas batangan tersebut berada di harga Rp 662.500 per gram. Posisi ini turun Rp 500 dibanding sebelumnya. Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.
Adapun sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22.
Equity World
Wow! Tiga Institusi Ternama Ini Prediksi Emas Akan Melesat | Equity World
Adapun sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22. Berikut rincian harga emas Antam:
0,5 gram Rp 399.000
1 gram Rp 749.000
2 gram Rp 1.447.000
3 gram Rp Rp 2.140.000
5 gram Rp 3.565.000
10 gram Rp 7.065.000
25 gram Rp 17.555.000
50 gram Rp 35.035.000
100 gram Rp 70.000.000
250 gram Rp 174.000.000
500 gram Rp 349.800.000
1.000 gram Rp 699.600.000
Equity World | Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Senin (16/12/2019) berada di angka Rp 749.000 per gram. Angka tersebut turun Rp 1.000 jika dibandingkan harga emas pada Minggu (15/12/2019) kemarin. Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam ingin menjual emas batangan tersebut berada di harga Rp 662.500 per gram. Posisi ini turun Rp 500 dibanding sebelumnya. Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.
Adapun sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22.
Equity World
Wow! Tiga Institusi Ternama Ini Prediksi Emas Akan Melesat | Equity World
Adapun sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22. Berikut rincian harga emas Antam:
0,5 gram Rp 399.000
1 gram Rp 749.000
2 gram Rp 1.447.000
3 gram Rp Rp 2.140.000
5 gram Rp 3.565.000
10 gram Rp 7.065.000
25 gram Rp 17.555.000
50 gram Rp 35.035.000
100 gram Rp 70.000.000
250 gram Rp 174.000.000
500 gram Rp 349.800.000
1.000 gram Rp 699.600.000
Senin, 16 Desember 2019
Equity World | AS-China Fase Satu Deal, Tapi kok Harga Emas Dunia Naik?
Equity World | AS-China Fase Satu Deal, Tapi kok Harga Emas Dunia Naik?
Equity World | Amerika Serikat (AS) - China akan terwujud, harga emas global justru naik karena faktor perpolitikan di AS.
Harga emas di pasar spot global ditutup naik 0,5% pada harga US$ 1,477.09 per ounce dan telah naik lebih dari 1,2% seminggu ini. Secara mingguan harga emas berada di jalur kenaikan tertinggi hampir dalam 3 bulan.
Di pasar berjangka AS (US Derivative) harga emas ditutup naik 0,6% pada US$ 1,481.20 per ounce.
Dari perkembangan perang dagang, Presiden AS Donald Trump mengatakan China akan melakukan pembelian produk pertanian AS yang mencapai US$ 50 miliar.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan membatalkan tarif barang-barang asal China saat Washington dan Beijing menyelesaikan kesepakatan perdagangan fase awal.
"Fakta bahwa emas diperdagangkan mendekati $ 1.475 menunjukkan bahwa masih ada minat yang baik di pasar emas ... Meskipun kita telah melihat beberapa risk appetite muncul di belakang kesepakatan perdagangan fase satu, ketidakpastian lainnya terus berlarut-larut di sekitar prospek perpolitikan AS," kata analis Standard Chartered Bank, Suki Cooper, dikutip CNBC International.
Komite DPR AS yang dikontrol Partai Demokrat telah menyetujui tuduhan penyalahgunaan kekuasaan Presiden Donald Trump pada hari Jumat, membuat pihak kongres hampir yakin bahwa Trump akan menjadi presiden Amerika ketiga dalam sejarah yang akan dilengserkan.
Akibatnya, dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang kuat dunia lainnya. Kini Dolar Index atau indeks yang mengukur keperkasaan dolar terhadap enam mata uang kuat dunia lainnya berada di level 97,17, turun 0,23% pada hari Jum'at.
Hal ini membantu harga emas untuk naik, ketika dolar AS bergerak turun maka harga emas akan naik karena secara internasional harga emas diukur menggunakan dolar AS atau yang dikenal sebagai green back.
Equity World
AS-China Resmi Damai, Masalah deh Bagi Harga Emas Dunia | Equity World
Tren harga emas secara jangka pendek cenderung naik, hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5).
Ada potensi harganya akan naik untuk menguji level tertingginya dalam 5 minggu terakhir pada harga US$ 1.477,24 per ounce dalam satu hingga tiga minggu ke depan, target level tersebut merupakan level penghalang kenaikan harganya (resistance level) terdekatnya.
Secara momentum hal itu cukup memungkinkan, mengingat indikator teknikal RSI menjelaskan harga emas belum memasuki level jenuh belinya (overbought) sehingga peluang kenaikan terbuka.
Equity World | Amerika Serikat (AS) - China akan terwujud, harga emas global justru naik karena faktor perpolitikan di AS.
Harga emas di pasar spot global ditutup naik 0,5% pada harga US$ 1,477.09 per ounce dan telah naik lebih dari 1,2% seminggu ini. Secara mingguan harga emas berada di jalur kenaikan tertinggi hampir dalam 3 bulan.
Di pasar berjangka AS (US Derivative) harga emas ditutup naik 0,6% pada US$ 1,481.20 per ounce.
Dari perkembangan perang dagang, Presiden AS Donald Trump mengatakan China akan melakukan pembelian produk pertanian AS yang mencapai US$ 50 miliar.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan membatalkan tarif barang-barang asal China saat Washington dan Beijing menyelesaikan kesepakatan perdagangan fase awal.
"Fakta bahwa emas diperdagangkan mendekati $ 1.475 menunjukkan bahwa masih ada minat yang baik di pasar emas ... Meskipun kita telah melihat beberapa risk appetite muncul di belakang kesepakatan perdagangan fase satu, ketidakpastian lainnya terus berlarut-larut di sekitar prospek perpolitikan AS," kata analis Standard Chartered Bank, Suki Cooper, dikutip CNBC International.
Komite DPR AS yang dikontrol Partai Demokrat telah menyetujui tuduhan penyalahgunaan kekuasaan Presiden Donald Trump pada hari Jumat, membuat pihak kongres hampir yakin bahwa Trump akan menjadi presiden Amerika ketiga dalam sejarah yang akan dilengserkan.
Akibatnya, dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang kuat dunia lainnya. Kini Dolar Index atau indeks yang mengukur keperkasaan dolar terhadap enam mata uang kuat dunia lainnya berada di level 97,17, turun 0,23% pada hari Jum'at.
Hal ini membantu harga emas untuk naik, ketika dolar AS bergerak turun maka harga emas akan naik karena secara internasional harga emas diukur menggunakan dolar AS atau yang dikenal sebagai green back.
Equity World
AS-China Resmi Damai, Masalah deh Bagi Harga Emas Dunia | Equity World
Tren harga emas secara jangka pendek cenderung naik, hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5).
Ada potensi harganya akan naik untuk menguji level tertingginya dalam 5 minggu terakhir pada harga US$ 1.477,24 per ounce dalam satu hingga tiga minggu ke depan, target level tersebut merupakan level penghalang kenaikan harganya (resistance level) terdekatnya.
Secara momentum hal itu cukup memungkinkan, mengingat indikator teknikal RSI menjelaskan harga emas belum memasuki level jenuh belinya (overbought) sehingga peluang kenaikan terbuka.
Jumat, 13 Desember 2019
Equity World | Emas Melesat Lagi, Apa Benar Bisa ke US$ 1.600/oz?
Equity World | Emas Melesat Lagi, Apa Benar Bisa ke US$ 1.600/oz?
Equity World | Harga emas global melesat lagi memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (12/12/2019) hingga mencapai level tertinggi dalam satu bulan terakhir.
Pada pukul 21:25 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.483,87/troy ons, menguat 0,59% di pasar spot melansir data Renititiv. Sebelumnya berada di titik itu, emas bahkan lebih tinggi lagi di US$ 1.486,8/troy ons, melewati level tertinggi satu bulan sebelumnya US$ 1.484/troy ons dicapai pada Rabu (4/12/2019) pekan lalu.
Namun sayangnya di akhir perdagangan Rabu pekan lalu, emas justru kembali bawah US$ 1.480/troy ons.
Banyak analis menganggap level US$ 1.480/troy ons adalah kunci pergerakan emas. Jika mampu bertahan di atas level tersebut hingga akhir perdagangan, emas bisa melaju naik lagi ke depannya.
Hal tersebut tentunya mengacu pada analisis teknikal, secara fundamental emas juga sedang mendapat "bantuan" untuk menguat dari kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
The Fed dalam pengumuman kebijakan moneter dini hari tadi memutuskan mempertahankan suku bunga 1,5-1,75% setelah melakukan pemangkasan tiga kali pemangkasan di tahun ini, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).
The Fed juga mengindikasikan suku bunga tidak akan dinaikkan pada tahun depan, dolar AS langsung rontok dan harga emas melesat 0,74%.
Emas global merupakan aset yang dibanderol mata uang Paman Sam, ketika dolar AS melemah maka harganya akan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan bisa meningkat.
Selain itu sebagai aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah akan membuat berinvestasi emas menjadi lebih menguntungkan karena opportunity cost (biaya yang ditanggung dalam berinvestasi di emas dan mengabaikan aset lainnya) menjadi rendah.
Selain itu pelaku pasar menanti perkembangan terbaru perundingan AS-China, mengingat deadline yang semakin dekat. Sampai saat ini AS masih berencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap importasi produk China senilai US$ 156 miliar pada 15 Desember, jika kedua negara belum meneken kesepakatan dagang hingga tenggat waktu tersebut.
Kabar terbaru yang diwartakan CNBC International menyebutkan Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan dengan para penasihatnya hari Kamis waktu setempat untuk membahas bea masuk tambahan tersebut.
Equity World
Duh! Kemarin PHP, Harga Emas Antam Ambles Lagi Hari Ini | Equity World
Harga emas digerakkan oleh dua faktor utama tersebut, kebijakan moneter The Fed dan perkembangan perang dagang. Meski demikian, di tahun depan, emas diprediksi kembali menguat melewati level tertinggi tahun ini oleh bank investasi ternama Goldman Sachs.
Menurut analis Goldman Sachs, Mikhail Sprogis, harga emas masih akan mencapai level US$ 1.600/troy ons meski pertumbuhan ekonomi global membaik. Alasannya ketika perekonomian global bangkit, maka mata uang utama lain juga akan menguat melawan dolar AS. Mata uang emerging market di Asia juga diprediksi menguat melawan greenback.
Menguatkan pendapat Goldman, UBS Group AG juga memprediksi emas akan mencapai level yang belum pernah disentuh sejak Mei 2013 itu. UBS melihat Pemilihan Umum (Pemilu) AS pada tahun 2020 bisa memicu volatilitas emas. Selain itu sikap Presiden Trump yang sering berubah-ubah juga dapat memicu kenaikan harga emas.
"Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Presiden Trump selanjutnya, ia telah mengejutkan kita berulang kali. Kita juga akan melaksanakan Pemilu Presiden, jadi volatilitas di pasar akan tinggi, dan banyak noise" kata analis komoditas UBS, Giovanni Staunovo, sebagaimana dilansir Bloomberg.
Equity World | Harga emas global melesat lagi memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (12/12/2019) hingga mencapai level tertinggi dalam satu bulan terakhir.
Pada pukul 21:25 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.483,87/troy ons, menguat 0,59% di pasar spot melansir data Renititiv. Sebelumnya berada di titik itu, emas bahkan lebih tinggi lagi di US$ 1.486,8/troy ons, melewati level tertinggi satu bulan sebelumnya US$ 1.484/troy ons dicapai pada Rabu (4/12/2019) pekan lalu.
Namun sayangnya di akhir perdagangan Rabu pekan lalu, emas justru kembali bawah US$ 1.480/troy ons.
Banyak analis menganggap level US$ 1.480/troy ons adalah kunci pergerakan emas. Jika mampu bertahan di atas level tersebut hingga akhir perdagangan, emas bisa melaju naik lagi ke depannya.
Hal tersebut tentunya mengacu pada analisis teknikal, secara fundamental emas juga sedang mendapat "bantuan" untuk menguat dari kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
The Fed dalam pengumuman kebijakan moneter dini hari tadi memutuskan mempertahankan suku bunga 1,5-1,75% setelah melakukan pemangkasan tiga kali pemangkasan di tahun ini, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).
The Fed juga mengindikasikan suku bunga tidak akan dinaikkan pada tahun depan, dolar AS langsung rontok dan harga emas melesat 0,74%.
Emas global merupakan aset yang dibanderol mata uang Paman Sam, ketika dolar AS melemah maka harganya akan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan bisa meningkat.
Selain itu sebagai aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah akan membuat berinvestasi emas menjadi lebih menguntungkan karena opportunity cost (biaya yang ditanggung dalam berinvestasi di emas dan mengabaikan aset lainnya) menjadi rendah.
Selain itu pelaku pasar menanti perkembangan terbaru perundingan AS-China, mengingat deadline yang semakin dekat. Sampai saat ini AS masih berencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap importasi produk China senilai US$ 156 miliar pada 15 Desember, jika kedua negara belum meneken kesepakatan dagang hingga tenggat waktu tersebut.
Kabar terbaru yang diwartakan CNBC International menyebutkan Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan dengan para penasihatnya hari Kamis waktu setempat untuk membahas bea masuk tambahan tersebut.
Equity World
Duh! Kemarin PHP, Harga Emas Antam Ambles Lagi Hari Ini | Equity World
Harga emas digerakkan oleh dua faktor utama tersebut, kebijakan moneter The Fed dan perkembangan perang dagang. Meski demikian, di tahun depan, emas diprediksi kembali menguat melewati level tertinggi tahun ini oleh bank investasi ternama Goldman Sachs.
Menurut analis Goldman Sachs, Mikhail Sprogis, harga emas masih akan mencapai level US$ 1.600/troy ons meski pertumbuhan ekonomi global membaik. Alasannya ketika perekonomian global bangkit, maka mata uang utama lain juga akan menguat melawan dolar AS. Mata uang emerging market di Asia juga diprediksi menguat melawan greenback.
Menguatkan pendapat Goldman, UBS Group AG juga memprediksi emas akan mencapai level yang belum pernah disentuh sejak Mei 2013 itu. UBS melihat Pemilihan Umum (Pemilu) AS pada tahun 2020 bisa memicu volatilitas emas. Selain itu sikap Presiden Trump yang sering berubah-ubah juga dapat memicu kenaikan harga emas.
"Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Presiden Trump selanjutnya, ia telah mengejutkan kita berulang kali. Kita juga akan melaksanakan Pemilu Presiden, jadi volatilitas di pasar akan tinggi, dan banyak noise" kata analis komoditas UBS, Giovanni Staunovo, sebagaimana dilansir Bloomberg.
Kamis, 12 Desember 2019
Equity World | Pasokan Bensin Melonjak, Harga Minyak Mentah Turun
Equity World | Pasokan Bensin Melonjak, Harga Minyak Mentah Turun
Equity World | Harga minyak ditutup turun pada perdagangan Rabu (11/12/2019), di tengah meningkatnya jumlah persediaan bahan bakar dan minyak mentah di Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2020 berakhir turun 48 sen di level US$58,76 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah mampu berakhir di US$59,24, level penutupan tertinggi sejak 17 September, pada Selasa (10/12).
Adapun harga minyak Brent untuk kontrak Februari 2020 melemah 62 sen dan ditutup di level US$63,72 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$5,07 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Pada Rabu (11/12), Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa pasokan bensin AS mencatat lonjakan tertinggi sejak Januari, sebesar 822.000 barel, pada pekan lalu ketika permintaan mencapai level terendah tiga tahun.
“Peningkatan pada produk tampak sangat cepat dan ini adalah peningkatan yang cukup besar,” ujar Bill O'Grady, kepala strategi pasar di Confluence Investment Management LLC, St. Louis.
“Ini musim liburan, jadi banyak yang mengendarai mobil. Oleh karenanya, peningkatan ini menunjukkan ekonomi tidak sekuat kelihatannya,” tambah O'Grady.
Peningkatan pasokan bensin itu melampaui estimasi American Petroleum Institute (API) dalam laporan sebelumnya. Kenaikan pasokan mingguan kelima ini telah mendorong persediaan bahan bakar secara musiman menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Equity World
Yes! Harapan China Digantung AS, Harga Emas Antam Mulai Naik | Equity World
EIA juga melaporkan peningkatan sebesar 5,4 juta barel dalam pasokan minyak mentah di Gulf Coast, sebuah sinyal bahwa para penyuling mengonsumsi lebih sedikit minyak dari biasanya.
Harga minyak mentah telah bergerak di kisaran level tertinggi sejak pertengahan September setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya mengejutkan pasar pada Jumat (6/12) dengan mengumumkan pengurangan produksi yang lebih dalam dari perkiraan untuk tahun depan.
Sebuah laporan dari kartel minyak tersebut pada Rabu (11/12) menunjukkan bahwa mereka harus menerapkan pembatasan yang disepakati secara penuh guna menyeimbangkan pasar pada awal 2020.
"Setelah kenaikan besar dari berita yang positif tentang OPEC pekan lalu, saya tidak cukup terkejut melihat harga yang lebih rendah akibat data EIA," ungkap Rebecca Babin, pedagang ekuitas senior di CIBC Private Wealth Management.
“Pasar sedang berkonsolidasi setelah reli yang didorong oleh sentimen OPEC,” tambahnya.
Equity World | Harga minyak ditutup turun pada perdagangan Rabu (11/12/2019), di tengah meningkatnya jumlah persediaan bahan bakar dan minyak mentah di Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2020 berakhir turun 48 sen di level US$58,76 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah mampu berakhir di US$59,24, level penutupan tertinggi sejak 17 September, pada Selasa (10/12).
Adapun harga minyak Brent untuk kontrak Februari 2020 melemah 62 sen dan ditutup di level US$63,72 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$5,07 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Pada Rabu (11/12), Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa pasokan bensin AS mencatat lonjakan tertinggi sejak Januari, sebesar 822.000 barel, pada pekan lalu ketika permintaan mencapai level terendah tiga tahun.
“Peningkatan pada produk tampak sangat cepat dan ini adalah peningkatan yang cukup besar,” ujar Bill O'Grady, kepala strategi pasar di Confluence Investment Management LLC, St. Louis.
“Ini musim liburan, jadi banyak yang mengendarai mobil. Oleh karenanya, peningkatan ini menunjukkan ekonomi tidak sekuat kelihatannya,” tambah O'Grady.
Peningkatan pasokan bensin itu melampaui estimasi American Petroleum Institute (API) dalam laporan sebelumnya. Kenaikan pasokan mingguan kelima ini telah mendorong persediaan bahan bakar secara musiman menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Equity World
Yes! Harapan China Digantung AS, Harga Emas Antam Mulai Naik | Equity World
EIA juga melaporkan peningkatan sebesar 5,4 juta barel dalam pasokan minyak mentah di Gulf Coast, sebuah sinyal bahwa para penyuling mengonsumsi lebih sedikit minyak dari biasanya.
Harga minyak mentah telah bergerak di kisaran level tertinggi sejak pertengahan September setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya mengejutkan pasar pada Jumat (6/12) dengan mengumumkan pengurangan produksi yang lebih dalam dari perkiraan untuk tahun depan.
Sebuah laporan dari kartel minyak tersebut pada Rabu (11/12) menunjukkan bahwa mereka harus menerapkan pembatasan yang disepakati secara penuh guna menyeimbangkan pasar pada awal 2020.
"Setelah kenaikan besar dari berita yang positif tentang OPEC pekan lalu, saya tidak cukup terkejut melihat harga yang lebih rendah akibat data EIA," ungkap Rebecca Babin, pedagang ekuitas senior di CIBC Private Wealth Management.
“Pasar sedang berkonsolidasi setelah reli yang didorong oleh sentimen OPEC,” tambahnya.
Rabu, 11 Desember 2019
PT Equityworld | Kemesraan AS-China Mati Rasa, Harga Emas Antam kok Mendem?
PT Equityworld | Kemesraan AS-China Mati Rasa, Harga Emas Antam kok Mendem?
PT Equityworld | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) turun tipis Rp 1.000 per gram menjadi Rp 694.000/gram pada perdagangan Selasa (10/12/2019) dari Rp 695.000/gram kemarin.
Koreksi harga itu tidak sejalan dengan tensi hubungan Amerika Serikat (AS)-China yang memanas kemarin dan membuat harga emas global naik.
Penurunan harga itu terjadi setelah sehari sebelumnya koreksi signifikan kembali membawa harga emas Antam terperosok lebih dalam lagi.
Turun tipisnya harga emas Antam tersebut tidak seiring dengan kenaikan harga emas global yang terjadi kemarin. Emas global naik di tengah pemberitaan bahwa negosiasi AS-China terancam batal karena Washington tetap menginginkan adanya kenaikan tarif impor yang dijadwalkan efektif pada 15 Desember.
Di sisi lain, China masih menunjukkan harapan terkait realisasi perundingan dagang pada bulan ini hingga tarif impor baru tidak jadi dieksekusi AS. China adalah pihak yang mengeluarkan ancaman mundur dari rencana perundingan jika penghapusan kenaikan tarif impor yang sudah berlaku tidak disetujui AS, di mana China juga menginginkan pembatalan kenaikan tarif yang berencana diterapkan 15 Desember nanti.
Ancaman China itu juga terkait dengan kondisi Hong Kong yang sempat diperparah pengesahan UU HAM oleh senat AS dan Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan membela Hong Kong dengan membatasi ekspor amunisi dan peralatan anti kerusuhan.
Data di situs logammulia milik Antam hari ini (10/12/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 69,4 juta/batang, dari posisi kemarin Rp 69,5 juta/batang.
Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga turun Rp 1.000/gram menjadi Rp 658.500/gram dari Rp 659.500/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Harga emas Antam itu turun ketika harga emas di pasar spot global kemarin justru naik menjadi US$ 1.461,89 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.459,5/oz. Hari ini, harga emas masih naik tipis ke US$ 1.460,97/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
PT Equityworld
Harga emas naik, pedagang amati pembicaraan perdagangan, pengumuman Fed | PT Equityworld
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
PT Equityworld | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) turun tipis Rp 1.000 per gram menjadi Rp 694.000/gram pada perdagangan Selasa (10/12/2019) dari Rp 695.000/gram kemarin.
Koreksi harga itu tidak sejalan dengan tensi hubungan Amerika Serikat (AS)-China yang memanas kemarin dan membuat harga emas global naik.
Penurunan harga itu terjadi setelah sehari sebelumnya koreksi signifikan kembali membawa harga emas Antam terperosok lebih dalam lagi.
Turun tipisnya harga emas Antam tersebut tidak seiring dengan kenaikan harga emas global yang terjadi kemarin. Emas global naik di tengah pemberitaan bahwa negosiasi AS-China terancam batal karena Washington tetap menginginkan adanya kenaikan tarif impor yang dijadwalkan efektif pada 15 Desember.
Di sisi lain, China masih menunjukkan harapan terkait realisasi perundingan dagang pada bulan ini hingga tarif impor baru tidak jadi dieksekusi AS. China adalah pihak yang mengeluarkan ancaman mundur dari rencana perundingan jika penghapusan kenaikan tarif impor yang sudah berlaku tidak disetujui AS, di mana China juga menginginkan pembatalan kenaikan tarif yang berencana diterapkan 15 Desember nanti.
Ancaman China itu juga terkait dengan kondisi Hong Kong yang sempat diperparah pengesahan UU HAM oleh senat AS dan Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan membela Hong Kong dengan membatasi ekspor amunisi dan peralatan anti kerusuhan.
Data di situs logammulia milik Antam hari ini (10/12/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 69,4 juta/batang, dari posisi kemarin Rp 69,5 juta/batang.
Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga turun Rp 1.000/gram menjadi Rp 658.500/gram dari Rp 659.500/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Harga emas Antam itu turun ketika harga emas di pasar spot global kemarin justru naik menjadi US$ 1.461,89 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.459,5/oz. Hari ini, harga emas masih naik tipis ke US$ 1.460,97/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
PT Equityworld
Harga emas naik, pedagang amati pembicaraan perdagangan, pengumuman Fed | PT Equityworld
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Selasa, 10 Desember 2019
Equityworld Futures | Saham Asia Lesu Jelang Tenggat Waktu Tarif Baru
Equityworld Futures | Saham Asia Lesu Jelang Tenggat Waktu Tarif Baru
Equityworld Futures | Saham Asia terpantau mengalami penurunan perdagangan pada Selasa (10/12/2019), ketika para investor kembali mewaspadai katalis potensial pekan ini dari pertemuan bank sentral hingga tenggat waktu tarif impor baru.
Pada saat yang sama, tresuri dan dolar AS sedikit berubah.
Ekuitas di Tokyo dan Hong Kong mencatatkan sedikit perubahan, Seoul terlihat bergerak sedikit lebih tinggi, sedangkan Shanghai dan Sydney menjadi lebih rendah karena investor menunggu kabar apakah Washington akan melanjutkan rencana kenaikan tarif impor pada 15 Desember.
Indeks Topix mengalami perubahan tipis, indeks S&P/ASX 200 turun 0,2%, KOSPI menguat 0,2%, dan indeks Hang Seng terpantau flat.
Dengan investor yang enggan melakukan taruhan besar, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik, di luar Jepang, menjadi 0,05% lebih rendah, dan indeks Shanghai Composite benchmark China turun 0,3%.
Di sisi lain, volume perdagangan berada di bawah rata-rata.
Dilansir melalui Bloomberg, S&P 500 berjangka bergerak datar setelah benchmark ditutup pada posisi sesi perdagangan terendah.
Minyak ikut mengalami penurunan tipis. Adapun, imbal hasil obligasi 10 tahun Jepang naik ke tingkat nol untuk pertama kalinya sejak Maret.
“Gagasan bahwa kita memiliki periode yang relatif lebih tenang dalam ketegangan perdagangan AS-China jelas sangat penting. Namun, sifatnya sementara. Ketegangan antara keduanya bersifat struktural dan persisten,” kata Ben Powell, kepala ahli strategi BlackRock Investment Institute Asia-Pasifik, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (10/12/2019).
Dengan waktu yang hampir habis bagi Amerika Serikat dan China untuk mencapai kesepakatan yang akan menangkal kenaikan tarif, pasar mencari tanda-tanda kemajuan pada masa depan.
Pertemuan para pembuat kebijakan di The Fed dan Bank Sentral Eropa juga diharapkan dapat menawarkan petunjuk apakah pelonggaran moneter lebih lanjut akan dilakukan pada 2020.
Equityworld Futures
Harga Emas LLG dan Batangan Menyusut Meski Dolar AS Miring | Equityworld Futures
Di kawasan lain, peso Meksiko menyerap keuntungan atas meningkatnya optimisme bahwa mereka semakin dekat dengan persetujuan USMCA, perjanjian perdagangan trilateral untuk menggantikan Nafta.
The Fed akan memutuskan kebijakan suku bunga pada Rabu (11/12/2019), waktu Washington, yang diikuti oleh pidato Gubernur Jerome Powell. ECB akan menyampaikan kebijakannya pada Kamis (12/12/2019), bersamaan dengan agenda pemilu di Inggris.
Pada agenda lain, China akan melaporkan inflasinya pada hari ini, sedangkan data pertumbuhan kredit akan dirilis beberapa pekan mendatang.
Equityworld Futures | Saham Asia terpantau mengalami penurunan perdagangan pada Selasa (10/12/2019), ketika para investor kembali mewaspadai katalis potensial pekan ini dari pertemuan bank sentral hingga tenggat waktu tarif impor baru.
Pada saat yang sama, tresuri dan dolar AS sedikit berubah.
Ekuitas di Tokyo dan Hong Kong mencatatkan sedikit perubahan, Seoul terlihat bergerak sedikit lebih tinggi, sedangkan Shanghai dan Sydney menjadi lebih rendah karena investor menunggu kabar apakah Washington akan melanjutkan rencana kenaikan tarif impor pada 15 Desember.
Indeks Topix mengalami perubahan tipis, indeks S&P/ASX 200 turun 0,2%, KOSPI menguat 0,2%, dan indeks Hang Seng terpantau flat.
Dengan investor yang enggan melakukan taruhan besar, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik, di luar Jepang, menjadi 0,05% lebih rendah, dan indeks Shanghai Composite benchmark China turun 0,3%.
Di sisi lain, volume perdagangan berada di bawah rata-rata.
Dilansir melalui Bloomberg, S&P 500 berjangka bergerak datar setelah benchmark ditutup pada posisi sesi perdagangan terendah.
Minyak ikut mengalami penurunan tipis. Adapun, imbal hasil obligasi 10 tahun Jepang naik ke tingkat nol untuk pertama kalinya sejak Maret.
“Gagasan bahwa kita memiliki periode yang relatif lebih tenang dalam ketegangan perdagangan AS-China jelas sangat penting. Namun, sifatnya sementara. Ketegangan antara keduanya bersifat struktural dan persisten,” kata Ben Powell, kepala ahli strategi BlackRock Investment Institute Asia-Pasifik, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (10/12/2019).
Dengan waktu yang hampir habis bagi Amerika Serikat dan China untuk mencapai kesepakatan yang akan menangkal kenaikan tarif, pasar mencari tanda-tanda kemajuan pada masa depan.
Pertemuan para pembuat kebijakan di The Fed dan Bank Sentral Eropa juga diharapkan dapat menawarkan petunjuk apakah pelonggaran moneter lebih lanjut akan dilakukan pada 2020.
Equityworld Futures
Harga Emas LLG dan Batangan Menyusut Meski Dolar AS Miring | Equityworld Futures
Di kawasan lain, peso Meksiko menyerap keuntungan atas meningkatnya optimisme bahwa mereka semakin dekat dengan persetujuan USMCA, perjanjian perdagangan trilateral untuk menggantikan Nafta.
The Fed akan memutuskan kebijakan suku bunga pada Rabu (11/12/2019), waktu Washington, yang diikuti oleh pidato Gubernur Jerome Powell. ECB akan menyampaikan kebijakannya pada Kamis (12/12/2019), bersamaan dengan agenda pemilu di Inggris.
Pada agenda lain, China akan melaporkan inflasinya pada hari ini, sedangkan data pertumbuhan kredit akan dirilis beberapa pekan mendatang.
Senin, 09 Desember 2019
PT Equity World | Saham Asia: Data China dan Pesimisme Perdagangan Hentikan Pembeli Mengikuti Wall Street
PT Equity World | Saham Asia: Data China dan Pesimisme Perdagangan Hentikan Pembeli Mengikuti Wall Street
PT Equity World | Pedagang saham Asia harus menanggung beban data akhir pekan dan kisah-kisah yang meredupkan prospek kesepakatan fase-pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China. Akibatnya, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,18% saat menjelang pembukaan Eropa pada hari Senin. Di sisi lain, NIKKEI Jepang mencatat kenaikan hampir 0,30% setelah Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga (Q3) melonjak melewati perkiraan awal dan konsensus pasar.
Di antara data, angka perdagangan bulan November China memainkan peran mereka. Selanjutnya, pembatasan Beijing untuk menggunakan komputer dan perangkat lunak asing ke kantor-kantor pemerintah, ditambah dengan protes terbaru Hong Kong, membuat ketakutan perang perdagangan pada kartu menjelang batas waktu pada barang-barang China dari AS. Hal ini terutama mendorong ekuitas China dan Hong Kong selatan sementara pasar di Australia dan Selandia Baru menyambut peluang peningkatan stimulus kebijakan moneter lebih lanjut dari China.
Selanjutnya, BSE SENSEX India mencatat kenaikan 0,25% menjadi 40.545 sedangkan PSEi Composite Filipina turun tiga poin menjadi 7.798 pada saat penulisan. Selanjutnya, IDX Composite Indonesia naik 0,10% sementara KOSPI Korea berhasil naik +0,34%.
PT Equity World
Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 9 Desember 2019 | PT Equity World
Nada risiko pasar sebagian besar tetap lamban dengan imbal hasil treasury AS 10-tahun turun menjadi 1,84% sementara S&P 500 Futures kehilangan 0,16% menjadi 3,141.
Pada hari Jumat, ketenagakerjaan yang optimis dan angka sentimen konsumen mendorong tolok ukur Wall Street ke rekor tertinggi.
Pertemuan kebijakan moneter oleh bank sentral AS, Eropa dan Filipina akan bergabung dengan pemilu di Inggris Raya dan perang dagang AS-China, mempertimbangkan tenggat waktu tarif AS 15 Desember, untuk menghibur para pelaku pasar global pekan ini. Sementara sebagian besar bank sentral secara luas diharapkan tidak mengubah kebijakan moneter mereka saat ini, peristiwa di sekitar Inggris, AS dan China adalah sesuatu yang mempertanyakan sentimen perdagangan tantangan.
PT Equity World | Pedagang saham Asia harus menanggung beban data akhir pekan dan kisah-kisah yang meredupkan prospek kesepakatan fase-pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China. Akibatnya, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,18% saat menjelang pembukaan Eropa pada hari Senin. Di sisi lain, NIKKEI Jepang mencatat kenaikan hampir 0,30% setelah Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga (Q3) melonjak melewati perkiraan awal dan konsensus pasar.
Di antara data, angka perdagangan bulan November China memainkan peran mereka. Selanjutnya, pembatasan Beijing untuk menggunakan komputer dan perangkat lunak asing ke kantor-kantor pemerintah, ditambah dengan protes terbaru Hong Kong, membuat ketakutan perang perdagangan pada kartu menjelang batas waktu pada barang-barang China dari AS. Hal ini terutama mendorong ekuitas China dan Hong Kong selatan sementara pasar di Australia dan Selandia Baru menyambut peluang peningkatan stimulus kebijakan moneter lebih lanjut dari China.
Selanjutnya, BSE SENSEX India mencatat kenaikan 0,25% menjadi 40.545 sedangkan PSEi Composite Filipina turun tiga poin menjadi 7.798 pada saat penulisan. Selanjutnya, IDX Composite Indonesia naik 0,10% sementara KOSPI Korea berhasil naik +0,34%.
PT Equity World
Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 9 Desember 2019 | PT Equity World
Nada risiko pasar sebagian besar tetap lamban dengan imbal hasil treasury AS 10-tahun turun menjadi 1,84% sementara S&P 500 Futures kehilangan 0,16% menjadi 3,141.
Pada hari Jumat, ketenagakerjaan yang optimis dan angka sentimen konsumen mendorong tolok ukur Wall Street ke rekor tertinggi.
Pertemuan kebijakan moneter oleh bank sentral AS, Eropa dan Filipina akan bergabung dengan pemilu di Inggris Raya dan perang dagang AS-China, mempertimbangkan tenggat waktu tarif AS 15 Desember, untuk menghibur para pelaku pasar global pekan ini. Sementara sebagian besar bank sentral secara luas diharapkan tidak mengubah kebijakan moneter mereka saat ini, peristiwa di sekitar Inggris, AS dan China adalah sesuatu yang mempertanyakan sentimen perdagangan tantangan.
Jumat, 06 Desember 2019
Equity World | Harga Emas Antam Turun ke Rp751 Ribu per Gram
Equity World | Harga Emas Antam Turun ke Rp751 Ribu per Gram
Equity World | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp751 ribu per gram pada Jumat (6/12) atau turun Rp1.000 dari Rp752 ribu per gram pada Kamis (5/12). Begitu juga dengan harga pembelian kembali (buyback) turun Rp1.500 per gram dari Rp669.500 menjadi Rp668 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp400 ribu, 2 gram Rp1,45 juta, 3 gram Rp2,15 juta, 5 gram Rp3,57 juta, 10 gram Rp7,08 juta, 25 gram Rp17,06 juta, dan 50 gram Rp35,13 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,2 juta, 250 gram Rp175,25 juta, 500 gram Rp350,3 juta, dan 1 kilogram Rp700,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.480,9 per troy ons atau melemah 0,15 persen. Sebaliknya, harga emas di perdagangan spot naik 0,01 persen ke US$1.476,11 per troy ons pada pagi ini.
Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan harga emas kembali terangkat di pasar spot karena sentimen kelanjutan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China. Negeri Tirai Bambu kabarnya tak sepakat untuk menambah pembelian produk agrikultur pada kesepakatan yang tengah dirancang.
"Pergerakan emas terangkat berita ketidaksepakatan AS-China terkait produk agrikultur," kata Suluh kepada CNNIndonesia.com.
Equity World
Duh! Harga Emas Antam Terjungkal Lagi, Terkoreksi Seceng | Equity World
Kendati begitu, ia melihat kilau harga emas tidak cukup kuat pada hari ini. Proyeksinya, harga emas hanya bergerak di rentang yang sempit dari kisaran US$1.470 per troy ons sampai US$1.480 per troy ons pada hari ini.
"Penembusan level harga di atas atau di bawah level itu akan memicu tren baru harga emas pada minggu depan," katanya.
Hanya saja, ia melihat ada beberapa sentimen lain yang sekiranya bisa mempengaruhi laju harga emas. Pertama, sentimen data ekonomi AS yang masih cukup lemah. Kedua, pengumuman hasil negosiasi AS-China pada 15 Desember mendatang.
"Jelang akhir tahun pergerakan akan cenderung menarik, setidaknya sampai libur Natal dan Tahun Baru. Pelaku pasar akan rehat menikmati liburan," pungkasnya.
Equity World | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp751 ribu per gram pada Jumat (6/12) atau turun Rp1.000 dari Rp752 ribu per gram pada Kamis (5/12). Begitu juga dengan harga pembelian kembali (buyback) turun Rp1.500 per gram dari Rp669.500 menjadi Rp668 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp400 ribu, 2 gram Rp1,45 juta, 3 gram Rp2,15 juta, 5 gram Rp3,57 juta, 10 gram Rp7,08 juta, 25 gram Rp17,06 juta, dan 50 gram Rp35,13 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,2 juta, 250 gram Rp175,25 juta, 500 gram Rp350,3 juta, dan 1 kilogram Rp700,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.480,9 per troy ons atau melemah 0,15 persen. Sebaliknya, harga emas di perdagangan spot naik 0,01 persen ke US$1.476,11 per troy ons pada pagi ini.
Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan harga emas kembali terangkat di pasar spot karena sentimen kelanjutan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China. Negeri Tirai Bambu kabarnya tak sepakat untuk menambah pembelian produk agrikultur pada kesepakatan yang tengah dirancang.
"Pergerakan emas terangkat berita ketidaksepakatan AS-China terkait produk agrikultur," kata Suluh kepada CNNIndonesia.com.
Equity World
Duh! Harga Emas Antam Terjungkal Lagi, Terkoreksi Seceng | Equity World
Kendati begitu, ia melihat kilau harga emas tidak cukup kuat pada hari ini. Proyeksinya, harga emas hanya bergerak di rentang yang sempit dari kisaran US$1.470 per troy ons sampai US$1.480 per troy ons pada hari ini.
"Penembusan level harga di atas atau di bawah level itu akan memicu tren baru harga emas pada minggu depan," katanya.
Hanya saja, ia melihat ada beberapa sentimen lain yang sekiranya bisa mempengaruhi laju harga emas. Pertama, sentimen data ekonomi AS yang masih cukup lemah. Kedua, pengumuman hasil negosiasi AS-China pada 15 Desember mendatang.
"Jelang akhir tahun pergerakan akan cenderung menarik, setidaknya sampai libur Natal dan Tahun Baru. Pelaku pasar akan rehat menikmati liburan," pungkasnya.
Kamis, 05 Desember 2019
Equityworld Futures | Investor Hati-hati, Harga Emas Hari Ini Menjauh dari Level Tertinggi
Equityworld Futures | Investor Hati-hati, Harga Emas Hari Ini Menjauh dari Level Tertinggi
Equityworld Futures | Harga emas hari ini semakin menjauh dari level tertinggi dalam satu bulan terakhir, gara-gara investor menunggu kejelasan tentang pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.
Mengacu Bloomberg pukul 23.16 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,27% jadi US$ 1.477.65 per ons troi, setelah menyentuh level tertinggi sejak 7 November di US$ 1.484. Sementara harga emas berjangka AS melorot 0,36% ke US$ 1.479,10.
Washington dan Beijing bergerak lebih dekat untuk menyetujui jumlah tarif yang akan mereka batalkan dalam kesepakatan perdagangan fase satu, Bloomberg melaporkan pada Rabu (4/12), mengutip sumber.
"Investor berhati-hati tentang apa yang akan terjadi jika tidak terjadi kesepakatan sebelum 15 Desember, mengingat berita utama yang telah kami lihat dalam beberapa minggu terakhir," kata Analis ING Warren Patterson kepada Reuters.
AS bakal mengenakan tarif 15% atas impor China senilai US$ 156 miliar yang berlaku mulai 15 Desember nanti.
"Arah ke sana ke sini dalam kesepakatan perdagangan telah mengacaukan pasar emas," ujar Patterson yang menambahkan, efek dari berita utama atas harga emas akan lebih intens menjelang 15 Desember.
Sementara bursa saham Eropa memulihkan beberapa kerugian di sesi sebelumnya, menyusul peringatan Presiden AS Donald Trump bahwa kesepakatan dengan China mungkin harus menunggu sampai setelah Pemilihan Presiden AS pada November 2020.
Equityworld Futures
AS-China Bisa Rujuk, Harga Emas Antam Turun Seceng! | Equityworld Futures
Harga emas sudah naik sekitar 15% sepanjang tahun ini, terutama akibat sengketa perdagangan AS-China yang berlangsung selama 17 bulan. Tapi, bulan ini harga emas ada di kisaran US$ 1.444-US$ 1.478.
Sedang DPR AS menyetujui RUU yang akan menuntut Washington untuk memperkuat tanggapannya terhadap tindakan keras China terhadap minoritas Muslim Uighur, bisa mengancam hubungan perdagangan.
Equityworld Futures | Harga emas hari ini semakin menjauh dari level tertinggi dalam satu bulan terakhir, gara-gara investor menunggu kejelasan tentang pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.
Mengacu Bloomberg pukul 23.16 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,27% jadi US$ 1.477.65 per ons troi, setelah menyentuh level tertinggi sejak 7 November di US$ 1.484. Sementara harga emas berjangka AS melorot 0,36% ke US$ 1.479,10.
Washington dan Beijing bergerak lebih dekat untuk menyetujui jumlah tarif yang akan mereka batalkan dalam kesepakatan perdagangan fase satu, Bloomberg melaporkan pada Rabu (4/12), mengutip sumber.
"Investor berhati-hati tentang apa yang akan terjadi jika tidak terjadi kesepakatan sebelum 15 Desember, mengingat berita utama yang telah kami lihat dalam beberapa minggu terakhir," kata Analis ING Warren Patterson kepada Reuters.
AS bakal mengenakan tarif 15% atas impor China senilai US$ 156 miliar yang berlaku mulai 15 Desember nanti.
"Arah ke sana ke sini dalam kesepakatan perdagangan telah mengacaukan pasar emas," ujar Patterson yang menambahkan, efek dari berita utama atas harga emas akan lebih intens menjelang 15 Desember.
Sementara bursa saham Eropa memulihkan beberapa kerugian di sesi sebelumnya, menyusul peringatan Presiden AS Donald Trump bahwa kesepakatan dengan China mungkin harus menunggu sampai setelah Pemilihan Presiden AS pada November 2020.
Equityworld Futures
AS-China Bisa Rujuk, Harga Emas Antam Turun Seceng! | Equityworld Futures
Harga emas sudah naik sekitar 15% sepanjang tahun ini, terutama akibat sengketa perdagangan AS-China yang berlangsung selama 17 bulan. Tapi, bulan ini harga emas ada di kisaran US$ 1.444-US$ 1.478.
Sedang DPR AS menyetujui RUU yang akan menuntut Washington untuk memperkuat tanggapannya terhadap tindakan keras China terhadap minoritas Muslim Uighur, bisa mengancam hubungan perdagangan.
Rabu, 04 Desember 2019
Equityworld Futures | Trump Lagi.. Trump Lagi..! Harga Emas Bersiap Terbang Tinggi
Equityworld Futures | Trump Lagi.. Trump Lagi..! Harga Emas Bersiap Terbang Tinggi
Equityworld Futures | Harga emas global menguat pada perdagangan Selasa (3/12/19) dan mencapai level tertinggi satu pekan. Semakin meredupnya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat harga emas melesat.
Sejak pagi hingga siang hari harga emas sebenarnya tidak banyak bergerak, tetapi memasuki sore hari perlahan beranjak naik.
Penguatan emas terakselerasi setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020. Pada pukul 20:35 WIB, harga emas global diperdagangkan di level US$ 1.474,45/troy ons, menguat 0,83% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi," kata Trump saat diwawancarai oleh wartawan di London dalam pertemuan NATO, sebagaimana dilansir CNBC International.
Pemilu di AS akan dilangsungkan pada November 2020, dan jika benar Trump menunda kesepakatan tersebut, perekonomian global berisiko kembali melambat. Apalagi Pemerintah Washington masih berencana menaikkan bea masuk importasi barang dari China pada 15 Desember nanti jika sampai tenggat waktu tersebut kesepakatan dagang tidak diteken.
Kini perang dagang bukannya selesai, tetapi malah terancam tereskalasi. Seandainya AS menaikkan lagi bea masuknya, China kemungkinan besar akan melakukan hal yang sama. Belum lagi potensi terjadinya babak baru perang dagang AS vs Brasil dan Argentina.
Equityworld Futures
Trump Kobarkan Perang Kemana-mana, Harga Emas Melesat | Equityworld Futures
Menjelang dibukanya perdagangan sesi AS Senin kemarin Presiden AS Donald Trump berkicau di akun Twitternya. Presiden AS ke-45 ini kembali mengobarkan perang dagang, kali dengan dengan Brasil dan Argentina. Trump mengatakan akan menerapkan lagi bea masuk importasi baja dan aluminium dari kedua negara tersebut.
"Brasil dan Argentina telah melakukan devaluasi besar-besaran terhadap mata uang mereka, dan hal itu tidak bagus untuk petani kita. Oleh karena itu, efektif secepatnya, saya akan menerapkan lagi bea masuk semua baja dan aluminum yang masuk ke AS dari dua negara tersebut," kata Trump melalui akun Twitternya, sebagaimana dilansir CNBC International.
Dengan kesepakatan dagang AS-China yang berisiko ditunda, serta potensi meluasnya perang dagang, harga emas kembali mendapat tenaga untuk menguat.
Harga emas saat ini masih bergerak di bawah level US$ 1.480/troy ons, yang dianggap sebagai level kunci oleh banyak analis. Jika berhasil melewati level tersebut, peluang harga emas terbang tinggi kembali terbuka.
Equityworld Futures | Harga emas global menguat pada perdagangan Selasa (3/12/19) dan mencapai level tertinggi satu pekan. Semakin meredupnya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat harga emas melesat.
Sejak pagi hingga siang hari harga emas sebenarnya tidak banyak bergerak, tetapi memasuki sore hari perlahan beranjak naik.
Penguatan emas terakselerasi setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020. Pada pukul 20:35 WIB, harga emas global diperdagangkan di level US$ 1.474,45/troy ons, menguat 0,83% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi," kata Trump saat diwawancarai oleh wartawan di London dalam pertemuan NATO, sebagaimana dilansir CNBC International.
Pemilu di AS akan dilangsungkan pada November 2020, dan jika benar Trump menunda kesepakatan tersebut, perekonomian global berisiko kembali melambat. Apalagi Pemerintah Washington masih berencana menaikkan bea masuk importasi barang dari China pada 15 Desember nanti jika sampai tenggat waktu tersebut kesepakatan dagang tidak diteken.
Kini perang dagang bukannya selesai, tetapi malah terancam tereskalasi. Seandainya AS menaikkan lagi bea masuknya, China kemungkinan besar akan melakukan hal yang sama. Belum lagi potensi terjadinya babak baru perang dagang AS vs Brasil dan Argentina.
Equityworld Futures
Trump Kobarkan Perang Kemana-mana, Harga Emas Melesat | Equityworld Futures
Menjelang dibukanya perdagangan sesi AS Senin kemarin Presiden AS Donald Trump berkicau di akun Twitternya. Presiden AS ke-45 ini kembali mengobarkan perang dagang, kali dengan dengan Brasil dan Argentina. Trump mengatakan akan menerapkan lagi bea masuk importasi baja dan aluminium dari kedua negara tersebut.
"Brasil dan Argentina telah melakukan devaluasi besar-besaran terhadap mata uang mereka, dan hal itu tidak bagus untuk petani kita. Oleh karena itu, efektif secepatnya, saya akan menerapkan lagi bea masuk semua baja dan aluminum yang masuk ke AS dari dua negara tersebut," kata Trump melalui akun Twitternya, sebagaimana dilansir CNBC International.
Dengan kesepakatan dagang AS-China yang berisiko ditunda, serta potensi meluasnya perang dagang, harga emas kembali mendapat tenaga untuk menguat.
Harga emas saat ini masih bergerak di bawah level US$ 1.480/troy ons, yang dianggap sebagai level kunci oleh banyak analis. Jika berhasil melewati level tersebut, peluang harga emas terbang tinggi kembali terbuka.
Selasa, 03 Desember 2019
Equityworld Futures | IHSG Raja Asia, Harga Saham BUMI Melesat 10,77%
Equityworld Futures | IHSG Raja Asia, Harga Saham BUMI Melesat 10,77%
Equityworld Futures | Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat 10,77% pada hari pertama perdagangan Desember 2019, sejalan dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Emiten batu bara terbesar di Indonesia ini mencatatkan harga Rp 72 pada penutupan perdaganganm, Senin (2/12/2019), naik 7 poin atau naik 10,77% dibandingkan dengan akhir pekan lalu.
Peningkatan dipicu oleh aksi beli oleh investor lokal dan asing dengan total transaksi Rp 20,51 miliar. Adapun nilai beli bersih investor asing mencapai Rp 525,04 juta.
IHSG ditutup meroket pada perdagangan hari ini dan menjadi raja pasar saham Asia di hari perdana bulan ke-12 ini. Pembalikan arah hingga menguat hari ini dinilai karena faktor pergerakan teknikal (technical rebound) yang terjadi setelah koreksi yang sudah terlalu panjang pada periode 21 November-28 November. Pasar saham domestik baru menguat pada Jumat lalu dan hari ini.
Data perdagangan menunjukkan indeks utama domestik tersebut naik 1,97% menjadi 6130 dari posisi kemarin 6.011, terlebih setelah adanya penguatan di momentum akhir perdagangan.
Equityworld Futures
Harga Emas Hari Ini Mendaki, Coba Dekati Level Tertinggi | Equityworld Futures
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona hijau: indeks Nikkei terapresiasi 1,01%, indeks Shanghai menguat 0,13%, indeks Hang Seng naik 0,37%, dan indeks Kospi bertambah 0,19%.
Transaksi yang terjadi hari ini mencapai Rp 6,68 triliun yang terdiri dari Rp 4,72 triliun transaksi di pasar reguler, 1,96 triliun transaksi di pasar negosiasi, dan Rp 755 juta transaksi di pasar tunai.
Equityworld Futures | Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat 10,77% pada hari pertama perdagangan Desember 2019, sejalan dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Emiten batu bara terbesar di Indonesia ini mencatatkan harga Rp 72 pada penutupan perdaganganm, Senin (2/12/2019), naik 7 poin atau naik 10,77% dibandingkan dengan akhir pekan lalu.
Peningkatan dipicu oleh aksi beli oleh investor lokal dan asing dengan total transaksi Rp 20,51 miliar. Adapun nilai beli bersih investor asing mencapai Rp 525,04 juta.
IHSG ditutup meroket pada perdagangan hari ini dan menjadi raja pasar saham Asia di hari perdana bulan ke-12 ini. Pembalikan arah hingga menguat hari ini dinilai karena faktor pergerakan teknikal (technical rebound) yang terjadi setelah koreksi yang sudah terlalu panjang pada periode 21 November-28 November. Pasar saham domestik baru menguat pada Jumat lalu dan hari ini.
Data perdagangan menunjukkan indeks utama domestik tersebut naik 1,97% menjadi 6130 dari posisi kemarin 6.011, terlebih setelah adanya penguatan di momentum akhir perdagangan.
Equityworld Futures
Harga Emas Hari Ini Mendaki, Coba Dekati Level Tertinggi | Equityworld Futures
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona hijau: indeks Nikkei terapresiasi 1,01%, indeks Shanghai menguat 0,13%, indeks Hang Seng naik 0,37%, dan indeks Kospi bertambah 0,19%.
Transaksi yang terjadi hari ini mencapai Rp 6,68 triliun yang terdiri dari Rp 4,72 triliun transaksi di pasar reguler, 1,96 triliun transaksi di pasar negosiasi, dan Rp 755 juta transaksi di pasar tunai.
Senin, 02 Desember 2019
Equityworld Futures | Rupanya Harga Emas Labil Karena 3 Hal Ini
Equityworld Futures | Rupanya Harga Emas Labil Karena 3 Hal Ini
Equityworld Futures | Mengawali perdagangan pekan ini, emas global diperdagangkan melemah dibanding penutupan pekan lalu. Pergerakan harga emas dipengaruhi oleh tiga sentimen utama yaitu kelanjutan drama perang dagang AS-China, pergerakan dolar dan rilis data ekonomi terbaru.
Senin (2/12/2019) pada 09.35 WIB, emas dunia spot diperdagangkan di harga US$ 1.459,67/troy ons. Harga mengalami koreksi sebesar 0,29% dibanding penutupan perdagangan minggu lalu, Jumat (29/11/2019).
Di tahun ini, harga emas telah naik 13,7% (Januari-November). Harga emas menyentuh level tertingginya tahun ini pada 4 September. Harga ditutup di level US$ 1.552,35/troy ons. Sedangkan harga terendah yang pernah tercatat tahun ini adalah US$ 1.270,29/troy ons pada 2 Mei.
Pada periode perdagangan 27-29 November pekan kemarin, harga emas mulai merangkak naik dipicu oleh kembali memanasnya hubungan antara AS-China. Kisruh dagang yang tak kunjung usai antara raksasa ekonomi dunia telah melambungkan harga emas di tahun ini.
Terakhir, Presiden AS Donald Trump meratifikasi Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong. Trump menyebut langkah tersebut ia ambil demi kebaikan bersama.
"Saya meneken UU ini sebagai bentuk respek kepada Presiden Xi (Jinping), China, dan rakyat Hong Kong. UU ini disahkan dengan harapan pemimpin dan perwakilan China di Hong Kong dapat mengatasi perbedaan serta menciptakan perdamaian dan kemakmuran bagi semua," kata Trump melalui keterangan tertulis.
Beijing jadi geram dibuatnya. China menilai AS terlalu mencampuri urusan dalam negerinya. Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing pasti akan melakukan 'serangan balasan'. "Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
Sontak, kabar tersebut membuat optimisme damai dagang yang diumbar kedua belah pihak beberapa waktu sebelumnya menjadi menipis. Akibatnya investor mulai lagi melirik aset minim risiko seperti emas. Inilah yang menggerakkan harga emas minggu lalu terutama jelang akhir pekan.
Jika keduanya masih melanjutkan pertikaian yang berlangsung dalam 16 bulan terakhir ini, bukan tak mungkin harga emas akan kembali melambung. Pasalnya konflik dagang yang terjadi telah membuat perekonomian global tumbuh melambat.
Faktor lain yang memberatkan harga emas adalah penguatan indeks dolar. Indeks dolar mengukur posisi mata uang AS di hadapan enam mata uang lainnya (Euro, Yen, Pound, Dolar Kanada, Krona, Franc).
Harga emas punya hubungan yang berbanding terbalik dengan dolar AS. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas menjadi lebih mahal karena si logam mulia dibanderol dalam mata uang tersebut. Indeks Dolar AS naik 0,04% per hari ini.
Equityworld Futures
Cuan Emas Hampir 14%, Masih Bisa Naik Lebih Tinggi? | Equityworld Futures
Tak hanya penguatan dolar saja yang membuat harga emas susah naik. Rilis data ekonomi terbaru juga ikut jadi sentimen lain yang menekan harga emas. Pekan lalu, pembacaan angka pertumbuhan ekonomi AS Q3-2019 direvisi naik menjadi 2,1% dari sebelumnya 1,9%.
Selain itu, secara tak terduga aktivitas manufaktur China juga mengalami kenaikan. Angka Purchasing Manager Index (PMI) China bulan September berada di 50,2. Jika dibandingkan dengan bulan Oktober angka PMI hanya berada di 49,2.
Poling yang dilakukan Reuters memperkirakan angka PMI November hanya akan berada di 49,5. Angka di atas 50 menunjukkan terjadinya ekspansi, sedangkan di bawah itu menunjukkan adanya kontraksi.
Akibat ketiga sentimen di atas, harga emas tak dapat terkoreksi banyak. Walau data ekonomi dan penguatan dolar memberatkan, tetapi kisruh dagang yang masih mungkin berlanjut membuat investor masih waspada.
Equityworld Futures | Mengawali perdagangan pekan ini, emas global diperdagangkan melemah dibanding penutupan pekan lalu. Pergerakan harga emas dipengaruhi oleh tiga sentimen utama yaitu kelanjutan drama perang dagang AS-China, pergerakan dolar dan rilis data ekonomi terbaru.
Senin (2/12/2019) pada 09.35 WIB, emas dunia spot diperdagangkan di harga US$ 1.459,67/troy ons. Harga mengalami koreksi sebesar 0,29% dibanding penutupan perdagangan minggu lalu, Jumat (29/11/2019).
Di tahun ini, harga emas telah naik 13,7% (Januari-November). Harga emas menyentuh level tertingginya tahun ini pada 4 September. Harga ditutup di level US$ 1.552,35/troy ons. Sedangkan harga terendah yang pernah tercatat tahun ini adalah US$ 1.270,29/troy ons pada 2 Mei.
Pada periode perdagangan 27-29 November pekan kemarin, harga emas mulai merangkak naik dipicu oleh kembali memanasnya hubungan antara AS-China. Kisruh dagang yang tak kunjung usai antara raksasa ekonomi dunia telah melambungkan harga emas di tahun ini.
Terakhir, Presiden AS Donald Trump meratifikasi Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong. Trump menyebut langkah tersebut ia ambil demi kebaikan bersama.
"Saya meneken UU ini sebagai bentuk respek kepada Presiden Xi (Jinping), China, dan rakyat Hong Kong. UU ini disahkan dengan harapan pemimpin dan perwakilan China di Hong Kong dapat mengatasi perbedaan serta menciptakan perdamaian dan kemakmuran bagi semua," kata Trump melalui keterangan tertulis.
Beijing jadi geram dibuatnya. China menilai AS terlalu mencampuri urusan dalam negerinya. Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing pasti akan melakukan 'serangan balasan'. "Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
Sontak, kabar tersebut membuat optimisme damai dagang yang diumbar kedua belah pihak beberapa waktu sebelumnya menjadi menipis. Akibatnya investor mulai lagi melirik aset minim risiko seperti emas. Inilah yang menggerakkan harga emas minggu lalu terutama jelang akhir pekan.
Jika keduanya masih melanjutkan pertikaian yang berlangsung dalam 16 bulan terakhir ini, bukan tak mungkin harga emas akan kembali melambung. Pasalnya konflik dagang yang terjadi telah membuat perekonomian global tumbuh melambat.
Faktor lain yang memberatkan harga emas adalah penguatan indeks dolar. Indeks dolar mengukur posisi mata uang AS di hadapan enam mata uang lainnya (Euro, Yen, Pound, Dolar Kanada, Krona, Franc).
Harga emas punya hubungan yang berbanding terbalik dengan dolar AS. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas menjadi lebih mahal karena si logam mulia dibanderol dalam mata uang tersebut. Indeks Dolar AS naik 0,04% per hari ini.
Equityworld Futures
Cuan Emas Hampir 14%, Masih Bisa Naik Lebih Tinggi? | Equityworld Futures
Tak hanya penguatan dolar saja yang membuat harga emas susah naik. Rilis data ekonomi terbaru juga ikut jadi sentimen lain yang menekan harga emas. Pekan lalu, pembacaan angka pertumbuhan ekonomi AS Q3-2019 direvisi naik menjadi 2,1% dari sebelumnya 1,9%.
Selain itu, secara tak terduga aktivitas manufaktur China juga mengalami kenaikan. Angka Purchasing Manager Index (PMI) China bulan September berada di 50,2. Jika dibandingkan dengan bulan Oktober angka PMI hanya berada di 49,2.
Poling yang dilakukan Reuters memperkirakan angka PMI November hanya akan berada di 49,5. Angka di atas 50 menunjukkan terjadinya ekspansi, sedangkan di bawah itu menunjukkan adanya kontraksi.
Akibat ketiga sentimen di atas, harga emas tak dapat terkoreksi banyak. Walau data ekonomi dan penguatan dolar memberatkan, tetapi kisruh dagang yang masih mungkin berlanjut membuat investor masih waspada.
Jumat, 29 November 2019
Equityworld Futures | Harga Emas Naik Tipis Dampak Negosiasi Perang Dagang Tak Kunjung Usai
Equityworld Futures | Harga Emas Naik Tipis Dampak Negosiasi Perang Dagang Tak Kunjung Usai
Equityworld Futures | Harga emas naik pada hari Kamis. Naiknya harga emas ini disebabkan investor membeli logam safe-haven sebagai bentuk keraguan tentang progres penyelesaian perang dagang AS dengan China. Ditambah Presiden Donal Trump telah menandatangani undang-undang yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong.
Dikutip dari laman CNBC, Jumat (29/11/2019), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen ke USD 1,455.63 per ons. Sementara itu emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi USD 1,454.80 per ons.
Trump pada hari Rabu menandatangani undang-undang yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk mensertifikasi, setidaknya setiap tahun, bahwa Hong Kong mempertahankan otonomi.
Beijing mengutuk langkah itu dan mengatakan akan mengambil langkah-langkah balasan yang tegas.
"Dengan perkembangan terbaru dari penandatanganan RUU Hong Kong, ada keraguan bahwa akan ada kesepakatan tahap pertama," kata Jigar Trivedi, seorang analis komoditas di Anand Rathi Saham & Pialang Saham yang berbasis di Mumbai.
"Meskipun mereka mengatakan mereka akan menandatangani kesepakatan pada akhir tahun, mereka tidak berbicara tentang hal itu. Jadi, saya tidak berpikir kesepakatan perdagangan akan ditandatangani dengan mudah dan harga emas akan kembali naik," tambah dia.
Saham Asia jatuh, sementara yen naik terhadap dolar di tengah kekhawatiran bahwa perselisihan tarif yang berlarut-larut antara dua ekonomi terbesar dunia bisa menjadi lebih rumit.
Equityworld Futures
AS Merecoki Hong Kong, Harga Emas Dunia Tak Kuat Nanjak! | Equityworld Futures
Emas turun 0,5 persen di sesi terakhir di tengah sentimen data ekonomi optimis dari Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat di kuartal ketiga, klaim pengangguran mingguan turun, sementara pesanan baru untuk barang-barang modal utama AS meningkat.
"Kekhawatiran pertumbuhan global sudah pasti mereda, tetapi tidak hilang," kata John Sharma, seorang ekonom di National Australia Bank.
Dia menambahkan emas akan tetap naik bahkan jika kesepakatan sementara disahkan karena masalah paling kompleks yaitu terkait kekayaan intelektual.
Emas, dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian ekonomi atau politik. Emas telah naik lebih dari 13 persen tahun ini, terutama karena perselisihan tarif.
Equityworld Futures | Harga emas naik pada hari Kamis. Naiknya harga emas ini disebabkan investor membeli logam safe-haven sebagai bentuk keraguan tentang progres penyelesaian perang dagang AS dengan China. Ditambah Presiden Donal Trump telah menandatangani undang-undang yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong.
Dikutip dari laman CNBC, Jumat (29/11/2019), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen ke USD 1,455.63 per ons. Sementara itu emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi USD 1,454.80 per ons.
Trump pada hari Rabu menandatangani undang-undang yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk mensertifikasi, setidaknya setiap tahun, bahwa Hong Kong mempertahankan otonomi.
Beijing mengutuk langkah itu dan mengatakan akan mengambil langkah-langkah balasan yang tegas.
"Dengan perkembangan terbaru dari penandatanganan RUU Hong Kong, ada keraguan bahwa akan ada kesepakatan tahap pertama," kata Jigar Trivedi, seorang analis komoditas di Anand Rathi Saham & Pialang Saham yang berbasis di Mumbai.
"Meskipun mereka mengatakan mereka akan menandatangani kesepakatan pada akhir tahun, mereka tidak berbicara tentang hal itu. Jadi, saya tidak berpikir kesepakatan perdagangan akan ditandatangani dengan mudah dan harga emas akan kembali naik," tambah dia.
Saham Asia jatuh, sementara yen naik terhadap dolar di tengah kekhawatiran bahwa perselisihan tarif yang berlarut-larut antara dua ekonomi terbesar dunia bisa menjadi lebih rumit.
Equityworld Futures
AS Merecoki Hong Kong, Harga Emas Dunia Tak Kuat Nanjak! | Equityworld Futures
Emas turun 0,5 persen di sesi terakhir di tengah sentimen data ekonomi optimis dari Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat di kuartal ketiga, klaim pengangguran mingguan turun, sementara pesanan baru untuk barang-barang modal utama AS meningkat.
"Kekhawatiran pertumbuhan global sudah pasti mereda, tetapi tidak hilang," kata John Sharma, seorang ekonom di National Australia Bank.
Dia menambahkan emas akan tetap naik bahkan jika kesepakatan sementara disahkan karena masalah paling kompleks yaitu terkait kekayaan intelektual.
Emas, dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian ekonomi atau politik. Emas telah naik lebih dari 13 persen tahun ini, terutama karena perselisihan tarif.
Kamis, 28 November 2019
Equityworld Futures | Harga Emas Susut Dipicu Kesepakatan Dagang AS-China
Equityworld Futures | Harga Emas Susut Dipicu Kesepakatan Dagang AS-China
Equityworld Futures | Harga emas turun kembali ke level terendah dalam dua minggu, dipicu meningkatnya tanda-tanda bahwa kesepakatan perdagangan sementara antara Amerika dan China, dapat segera tercapai didukung aset berisiko dan Dolar AS.
Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.456,01 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS lebih rendah 0,3 persen mejadi USD 1.455,80.
Dia mengataan, kenaikan harga saham dan pemulihan dolar relatif memberikan dampak bearish untuk emas.
"Yang penting adalah bahwa harga bertahan di atas USD 1.450 ... Jika harga jatuh di bawah USD 1.445, maka akan ada sinyal yang jelas bahwa kita memasuki zona bahaya," kata De Casa, menambahkan pasar sedang menunggu rincian lebih lanjut tentang perdagangan. pembicaraan.
Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa, mengatakan Washington berada dalam "pergolakan akhir" dari sebuah kesepakatan yang akan meredakan sengketa tarif yang belangsung 16 bulan dengan Beijing.
Setiap peningkatan permintaan aset berisiko cenderung membebani safe havens seperti emas dan yen. Sementara mata uang AS yang menguat, membuat bullion berdenominasi greenback lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Tetapi para pelaku pasar masih khawatir bahwa undang-undang yang disahkan oleh Amerika Serikat yang mendukung para pemrotes anti-pemerintah di Hong Kong dapat mempersulit negosiasi.
Equityworld Futures
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi, Siap Masuk Zona Bahaya? | Equityworld Futures
"Secara keseluruhan, emas tetap berada dalam kelesuan, sepenuhnya karena belas kasihan pergerakan di pasar lain," kata Jeffrey Halley, Analis Pasar Senior, Asia Pasifik di OANDA mengatakan dalam sebuah catatan.
Di sisi lain, harga perak merosot 0,4 persen menjadi USD 17 per ons. Harga Palladium turun 0,3 persen menjadi USD 1,805 per ounce, setelah melonjak ke level tertinggi tiga minggu. Sementara harga platinum turun 0,4 persen menjadi USD 903,61.
Equityworld Futures | Harga emas turun kembali ke level terendah dalam dua minggu, dipicu meningkatnya tanda-tanda bahwa kesepakatan perdagangan sementara antara Amerika dan China, dapat segera tercapai didukung aset berisiko dan Dolar AS.
Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.456,01 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS lebih rendah 0,3 persen mejadi USD 1.455,80.
Dia mengataan, kenaikan harga saham dan pemulihan dolar relatif memberikan dampak bearish untuk emas.
"Yang penting adalah bahwa harga bertahan di atas USD 1.450 ... Jika harga jatuh di bawah USD 1.445, maka akan ada sinyal yang jelas bahwa kita memasuki zona bahaya," kata De Casa, menambahkan pasar sedang menunggu rincian lebih lanjut tentang perdagangan. pembicaraan.
Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa, mengatakan Washington berada dalam "pergolakan akhir" dari sebuah kesepakatan yang akan meredakan sengketa tarif yang belangsung 16 bulan dengan Beijing.
Setiap peningkatan permintaan aset berisiko cenderung membebani safe havens seperti emas dan yen. Sementara mata uang AS yang menguat, membuat bullion berdenominasi greenback lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Tetapi para pelaku pasar masih khawatir bahwa undang-undang yang disahkan oleh Amerika Serikat yang mendukung para pemrotes anti-pemerintah di Hong Kong dapat mempersulit negosiasi.
Equityworld Futures
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi, Siap Masuk Zona Bahaya? | Equityworld Futures
"Secara keseluruhan, emas tetap berada dalam kelesuan, sepenuhnya karena belas kasihan pergerakan di pasar lain," kata Jeffrey Halley, Analis Pasar Senior, Asia Pasifik di OANDA mengatakan dalam sebuah catatan.
Di sisi lain, harga perak merosot 0,4 persen menjadi USD 17 per ons. Harga Palladium turun 0,3 persen menjadi USD 1,805 per ounce, setelah melonjak ke level tertinggi tiga minggu. Sementara harga platinum turun 0,4 persen menjadi USD 903,61.
Rabu, 27 November 2019
Equityworld Futures | Harga Emas Antam Dipatok Rp 745 Ribu per Gram
Equityworld Futures | Harga Emas Antam Dipatok Rp 745 Ribu per Gram
Equityworld Futures | Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam stagnan di level Rp 745 ribu per gram, pada perdagangan Rabu (27/11/2019). Kemarin, harga emas Antam juga dijual di angka Rp 745 ribu per gram.
Sementara harga buyback emas Antam berada di level Rp 661.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 658.000 per gram.
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.46 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara, di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.
Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 7.690.000. Sedangkan untuk ukuran 20 gram dijual Rp 14.830.000.
Equityworld Futures
Menunggu Kesepakatan AS-China, Harga Emas Naik | Equityworld Futures
Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
* Pecahan 0,5 gram Rp 367.000
* Pecahan 1 gram Rp 745.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.439.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.137.000
* Pecahan 5 gram Rp 3.545.000
* Pecahan 10 gram Rp 7.025.000
* Pecahan 25 gram Rp 17.455.000
* Pecahan 50 gram Rp 34.835.000
* Pecahan 100 gram Rp 69.600.000
* Pecahan 250 gram Rp 173.750.000
* Pecahan 500 gram Rp 347.300.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 694.600.000.
Equityworld Futures | Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam stagnan di level Rp 745 ribu per gram, pada perdagangan Rabu (27/11/2019). Kemarin, harga emas Antam juga dijual di angka Rp 745 ribu per gram.
Sementara harga buyback emas Antam berada di level Rp 661.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 658.000 per gram.
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.46 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara, di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.
Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 7.690.000. Sedangkan untuk ukuran 20 gram dijual Rp 14.830.000.
Equityworld Futures
Menunggu Kesepakatan AS-China, Harga Emas Naik | Equityworld Futures
Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
* Pecahan 0,5 gram Rp 367.000
* Pecahan 1 gram Rp 745.000
* Pecahan 2 gram Rp 1.439.000
* Pecahan 3 gram Rp 2.137.000
* Pecahan 5 gram Rp 3.545.000
* Pecahan 10 gram Rp 7.025.000
* Pecahan 25 gram Rp 17.455.000
* Pecahan 50 gram Rp 34.835.000
* Pecahan 100 gram Rp 69.600.000
* Pecahan 250 gram Rp 173.750.000
* Pecahan 500 gram Rp 347.300.000
* Pecahan 1.000 gram Rp 694.600.000.
Selasa, 26 November 2019
Equityworld Futures | AS-China Tampak Mesra, Harga Emas Turun Gaes!
Equityworld Futures | AS-China Tampak Mesra, Harga Emas Turun Gaes!
Equityworld Futures | Harga emas global melanjutkan tren penurunannya pagi ini. Pasar masih merespon reaktif kabar terbaru hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China dan kuatnya dolar AS memberatkan harga si logam mulia.
Selasa (26/11/2019) pukul 09.10 WIB, harga emas menyentuh level US$ 1.452,77/troy ons atau turun 0,08% dibanding harga penutupan kemarin. Harga emas mengalami tren penurunan sejak 19 November.
China dan Amerika Serikat dikabarkan semakin dekat dengan kesepakatan dagang tahap satu, seperti yang dikabarkan tabloid the Global Times, melansir Reuters.
Pagi ini, AS dan China dikabarkan kembali melakukan negosiasi melalui sambungan telepon. Kedua pihak membahas tentang masalah utama yang selama ini menyebabkan konflik dagang.
Hal tersebut dikatakan oleh menteri perdagangan China melalui situs resmi kementerian seperti yang dikabarkan CNBC International.
Kesepakatan dagang tahap satu yang dikabarkan akan diteken pertengahan November ini telah ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak. Nyatanya hal tersebut belum dilakukan hingga sekarang.
Walau belum dilakukan kedua belah pihak menyatakan bahwa diskusi berjalan progresif dan semakin dekat pada kesepakatan. Kabar ini cukup menjadi sentimen yang memberatkan harga emas dan selera investor terhadap aset berisiko kembali pulih.
Bagaimanapun juga ekonom masih menyangsikan bahwa kesepakatan yang substansial dapat dicapai oleh kedua belah pihak.
Baru-baru ini, Stephen Roach, dosen senio Yale University Jackson Institute malah menyebut kesepakatan tersebut tak lebih dari sekedar "pepesan kosong".
Menurut Roach kesepakatan lebih bermakna politis dan tidak efektif menyelesaikan konflik yang terjadi selama kurang lebih enam belas bulan itu.
Equityworld Futures
Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Tak Jelas, Harga Emas Antam Stagnan | Equityworld Futures
Dinamika hubungan dagang AS-China masih akan jadi sentimen penggerak harga emas ke depan. Saat ini optimisme yang ditebar membuat investor mulai melirik aset berisiko. Akibatnya harga emas perlahan-lahan mulai nyungsep.
Selain hubungan AS-China yang tampak mesra, menguatnya dolar juga jadi salah satu faktor pemberat harga emas. Indeks Dolar yang menunjukkan posisi greenback di hadapan enam mata uang lain mulai merangkak naik sejak 18 November lalu.
Penguatan dolar greenback membuat harga emas jadi lebih mahal terutama untuk pemegang mata uang lain. Pasalnya harga emas sendiri dibanderol dalam dolar AS. Ketika harga emas jadi lebih mahal dan optimisme damai dagang ditebar, harga emas jadi terkoreksi seperti pagi ini.
Equityworld Futures | Harga emas global melanjutkan tren penurunannya pagi ini. Pasar masih merespon reaktif kabar terbaru hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China dan kuatnya dolar AS memberatkan harga si logam mulia.
Selasa (26/11/2019) pukul 09.10 WIB, harga emas menyentuh level US$ 1.452,77/troy ons atau turun 0,08% dibanding harga penutupan kemarin. Harga emas mengalami tren penurunan sejak 19 November.
China dan Amerika Serikat dikabarkan semakin dekat dengan kesepakatan dagang tahap satu, seperti yang dikabarkan tabloid the Global Times, melansir Reuters.
Pagi ini, AS dan China dikabarkan kembali melakukan negosiasi melalui sambungan telepon. Kedua pihak membahas tentang masalah utama yang selama ini menyebabkan konflik dagang.
Hal tersebut dikatakan oleh menteri perdagangan China melalui situs resmi kementerian seperti yang dikabarkan CNBC International.
Kesepakatan dagang tahap satu yang dikabarkan akan diteken pertengahan November ini telah ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak. Nyatanya hal tersebut belum dilakukan hingga sekarang.
Walau belum dilakukan kedua belah pihak menyatakan bahwa diskusi berjalan progresif dan semakin dekat pada kesepakatan. Kabar ini cukup menjadi sentimen yang memberatkan harga emas dan selera investor terhadap aset berisiko kembali pulih.
Bagaimanapun juga ekonom masih menyangsikan bahwa kesepakatan yang substansial dapat dicapai oleh kedua belah pihak.
Baru-baru ini, Stephen Roach, dosen senio Yale University Jackson Institute malah menyebut kesepakatan tersebut tak lebih dari sekedar "pepesan kosong".
Menurut Roach kesepakatan lebih bermakna politis dan tidak efektif menyelesaikan konflik yang terjadi selama kurang lebih enam belas bulan itu.
Equityworld Futures
Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Tak Jelas, Harga Emas Antam Stagnan | Equityworld Futures
Dinamika hubungan dagang AS-China masih akan jadi sentimen penggerak harga emas ke depan. Saat ini optimisme yang ditebar membuat investor mulai melirik aset berisiko. Akibatnya harga emas perlahan-lahan mulai nyungsep.
Selain hubungan AS-China yang tampak mesra, menguatnya dolar juga jadi salah satu faktor pemberat harga emas. Indeks Dolar yang menunjukkan posisi greenback di hadapan enam mata uang lain mulai merangkak naik sejak 18 November lalu.
Penguatan dolar greenback membuat harga emas jadi lebih mahal terutama untuk pemegang mata uang lain. Pasalnya harga emas sendiri dibanderol dalam dolar AS. Ketika harga emas jadi lebih mahal dan optimisme damai dagang ditebar, harga emas jadi terkoreksi seperti pagi ini.
Senin, 25 November 2019
Equityworld Futures | Harga Emas Sulit Diprediksi karena Kesepakatan Dagang Tak Jelas
Equityworld Futures | Harga Emas Sulit Diprediksi karena Kesepakatan Dagang Tak Jelas
Equityworld Futures | Kebingungan dan ketidakpastian masih akan mendominasi pasar emas pada pekan ini. Analis dan investor masing terus bereaksi terhadap pergeseran sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Dikutip dari Kitco, Senin (25/11/2019), dalam survei mingguan menunjukkan bahwa pada analis di Wall Street terjebak ke dalam ketidakpastian. Hanya sedikit yang memperkirakan harga emas akan melonjak.
“Suatu hari kesepakatan dagang dengan China aktif dan kemudian hari berikutnya dibatalkan. Ketidakpastian ini mendukung emas tetapi tidak cukup untuk mendorong harga emas lebih tinggi, "kata analis MKS (Switzerland) SA, Afshin Nabavi.
Pada pekan ini, 16 analis pasar mengambil bagian dalam survei Kitco di Wall Street. Hasilnya, lima analis atau 31 persen mengatakan harga emas akan naik dan lima analis lainnya melihat pasar bakal mendatar. Di luar itu, enam analis atau 38 persen memperkirakan emas akan jatuh.
Sementara itu, 587 responden mengambil bagian dalam jajak pendapat Kitco. Sebanyak 292 pemilih atau 50 persen menyerukan emas naik. Sedangkan 173 lainnya atau 29 persen diperkirakan emas akan jatuh. Di luar itu, 121 pemilih yang tersisa atau 21 persen melihat pasar mendatar.
Dalam survei pekan lalu, baik analis maupun pelaku pasar, keduanya terbukti salah memperkirakan harga. Sebagian besar memperkirakan harga emas akan belanjak ke level yang lebih tinggi.
Pada kenyataannya, emas berjangka Desember diperdagangkan pada USD 1.463 per ounce, turun 0,37 persen dari minggu sebelumnya.
Equityworld Futures
China-AS Mulai Sejuk, Adakah Kans Harga Emas Melonjak? | Equityworld Futures
Menurut sebagian besar analis, pendorong utama harga emas dalam waktu dekat tetap sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara China dan AS.
Adam Button, direktur pelaksana untuk Forexlive.com, memperkirakan harga emas akan bullish.
"Sangat sulit untuk diperkirakan tetapi retakan mulai muncul dalam kesepakatan perdagangan fase satu. Jika kesepakatan tersebut tak berhasil maka akan menjadi katalisator utama untuk kenaikan harga emas," kata Button.
"Saat ini, pasar sebagian besar telah menetapkan harga dalam suatu kesepakatan tetapi bahkan jika ada kesepakatan, itu mungkin kurang dari yang diharapka," tambah dia.
Equityworld Futures | Kebingungan dan ketidakpastian masih akan mendominasi pasar emas pada pekan ini. Analis dan investor masing terus bereaksi terhadap pergeseran sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Dikutip dari Kitco, Senin (25/11/2019), dalam survei mingguan menunjukkan bahwa pada analis di Wall Street terjebak ke dalam ketidakpastian. Hanya sedikit yang memperkirakan harga emas akan melonjak.
“Suatu hari kesepakatan dagang dengan China aktif dan kemudian hari berikutnya dibatalkan. Ketidakpastian ini mendukung emas tetapi tidak cukup untuk mendorong harga emas lebih tinggi, "kata analis MKS (Switzerland) SA, Afshin Nabavi.
Pada pekan ini, 16 analis pasar mengambil bagian dalam survei Kitco di Wall Street. Hasilnya, lima analis atau 31 persen mengatakan harga emas akan naik dan lima analis lainnya melihat pasar bakal mendatar. Di luar itu, enam analis atau 38 persen memperkirakan emas akan jatuh.
Sementara itu, 587 responden mengambil bagian dalam jajak pendapat Kitco. Sebanyak 292 pemilih atau 50 persen menyerukan emas naik. Sedangkan 173 lainnya atau 29 persen diperkirakan emas akan jatuh. Di luar itu, 121 pemilih yang tersisa atau 21 persen melihat pasar mendatar.
Dalam survei pekan lalu, baik analis maupun pelaku pasar, keduanya terbukti salah memperkirakan harga. Sebagian besar memperkirakan harga emas akan belanjak ke level yang lebih tinggi.
Pada kenyataannya, emas berjangka Desember diperdagangkan pada USD 1.463 per ounce, turun 0,37 persen dari minggu sebelumnya.
Equityworld Futures
China-AS Mulai Sejuk, Adakah Kans Harga Emas Melonjak? | Equityworld Futures
Menurut sebagian besar analis, pendorong utama harga emas dalam waktu dekat tetap sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara China dan AS.
Adam Button, direktur pelaksana untuk Forexlive.com, memperkirakan harga emas akan bullish.
"Sangat sulit untuk diperkirakan tetapi retakan mulai muncul dalam kesepakatan perdagangan fase satu. Jika kesepakatan tersebut tak berhasil maka akan menjadi katalisator utama untuk kenaikan harga emas," kata Button.
"Saat ini, pasar sebagian besar telah menetapkan harga dalam suatu kesepakatan tetapi bahkan jika ada kesepakatan, itu mungkin kurang dari yang diharapka," tambah dia.
Jumat, 22 November 2019
PT Equity World | Emas jatuh tertekan akibat penguatan dolar AS
PT Equity World | Emas jatuh tertekan akibat penguatan dolar AS
PT Equity World | Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS menguat setelah rilis risalah dari pertemuan Oktober Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember jatuh 10,60 dolar AS atau 0,72 persen, menjadi ditutup pada 1.463,60 dolar AS per ounce.
Investor terus mencerna risalah pertemuan kebijakan The Fed terbaru yang dirilis pada Rabu (20/11/2019), yang menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak perlu memangkas suku bunga sekali lagi, kecuali ada "penilaian ulang material dari prospek ekonomi."
"Sehubungan dengan kebijakan moneter di luar pertemuan ini, sebagian besar peserta menilai bahwa sikap kebijakan, setelah pengurangan 25 basis poin pada pertemuan ini, akan dikalibrasi dengan baik untuk mendukung prospek pertumbuhan moderat, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi di dekat target komite dua persen yang simetris dan kemungkinan akan tetap demikian," kata risalah.
"Semua peserta menilai bahwa suku bunga negatif saat ini tampaknya tidak menjadi alat kebijakan moneter yang menarik di Amerika Serikat," bank sentral AS menambahkan dalam risalah.
PT Equity World
Rekomendasi Pergerakan Harga Emas 22 November 2019 | PT Equity World
Akibatnya, indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik tipis menjadi sekitar 98 pada Kamis (21/11/2019).
Ketika dolar AS menguat, itu akan membuat emas yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga menjadi kurang menarik.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun lima sen atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 17,065 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,50 dolar AS atau 0,27 persen, menjadi menetap di 917,50 dolar per ounce.
PT Equity World | Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS menguat setelah rilis risalah dari pertemuan Oktober Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember jatuh 10,60 dolar AS atau 0,72 persen, menjadi ditutup pada 1.463,60 dolar AS per ounce.
Investor terus mencerna risalah pertemuan kebijakan The Fed terbaru yang dirilis pada Rabu (20/11/2019), yang menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak perlu memangkas suku bunga sekali lagi, kecuali ada "penilaian ulang material dari prospek ekonomi."
"Sehubungan dengan kebijakan moneter di luar pertemuan ini, sebagian besar peserta menilai bahwa sikap kebijakan, setelah pengurangan 25 basis poin pada pertemuan ini, akan dikalibrasi dengan baik untuk mendukung prospek pertumbuhan moderat, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi di dekat target komite dua persen yang simetris dan kemungkinan akan tetap demikian," kata risalah.
"Semua peserta menilai bahwa suku bunga negatif saat ini tampaknya tidak menjadi alat kebijakan moneter yang menarik di Amerika Serikat," bank sentral AS menambahkan dalam risalah.
PT Equity World
Rekomendasi Pergerakan Harga Emas 22 November 2019 | PT Equity World
Akibatnya, indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik tipis menjadi sekitar 98 pada Kamis (21/11/2019).
Ketika dolar AS menguat, itu akan membuat emas yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga menjadi kurang menarik.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun lima sen atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 17,065 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,50 dolar AS atau 0,27 persen, menjadi menetap di 917,50 dolar per ounce.
Kamis, 21 November 2019
PT Equity World | Emas Dunia Siap Terbang, Harga Emas Antam Diam Seribu Bahasa
PT Equity World | Emas Dunia Siap Terbang, Harga Emas Antam Diam Seribu Bahasa
PT Equity World | Harga emas dunia yang mengalami penguatan pagi ini, Kamis (21/11/2019) tak membuat harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam ikut melesat. Harga emas Antam masih stagnan di level Rp 702.000/gram hari ini, sama dengan Rabu kemarin.
Pada perdagangan Rabu kemarin (20/11/), harga emas itu naik tipis dari posisi Rp 700.000/gram pada Selasa sebelumnya seiring dengan kondisi global yang tak kondusif terutama hubungan AS-China sehingga membuat harga emas naik.
Meski stagnan hari ini, harga emas masih berada di level psikologis Rp 700.000/gram.
Data di situs logammulia milik Antam, Kamis ini (21/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,2 juta/batang, sama dengan Rabu kemarin.
Kenaikan tipis harga emas pada Rabu kemarin terjadi ketika hubungan politik dan ekonomi AS-China sedikit menghangat. Bahkan tensi tinggi AS-China ini mampu mengerek harga emas dunia.
Data Refinitiv mencatat, pada 09.10 WIB harga emas global berada di US$ 1.475,31/troy ons naik 0,28% dibanding harga penutupan Rabu kemarin. Harga emas mengalami tren kenaikan sebesar 1,35% sejak 11 November 2019.
PT Equity World
Dear Investor & Trader, Begini Nih Arah Pergerakan Harga Emas | PT Equity World
Pada Rabu kemarin harga emas dunia di level US$ 1.471,15/troy ons, sementara hari sebelumnya US$ 1.472,28/troy ons.
Negeri Paman Sam alias AS kini Pmulai mencampuri urusan China dengan Hong Kong. Mengutip Reuters, DPR AS pada hari Rabu (20/11/2019) meloloskan dua rancangan undang-undang untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong dan mengirim peringatan ke China tentang hak asasi manusia.
Presiden AS Donald Trump diharapkan untuk menandatangani mereka ke dalam undang-undang meskipun pembicaraan perdagangan yang rumit dengan Beijing.
Prospek damai dagang yang memudar itu dan potensi tidak tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar keuangan dunia, sehingga normalnya investor dan spekulator semakin memburu komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan beli yang mengangkat harga emas dunia.
PT Equity World | Harga emas dunia yang mengalami penguatan pagi ini, Kamis (21/11/2019) tak membuat harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam ikut melesat. Harga emas Antam masih stagnan di level Rp 702.000/gram hari ini, sama dengan Rabu kemarin.
Pada perdagangan Rabu kemarin (20/11/), harga emas itu naik tipis dari posisi Rp 700.000/gram pada Selasa sebelumnya seiring dengan kondisi global yang tak kondusif terutama hubungan AS-China sehingga membuat harga emas naik.
Meski stagnan hari ini, harga emas masih berada di level psikologis Rp 700.000/gram.
Data di situs logammulia milik Antam, Kamis ini (21/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,2 juta/batang, sama dengan Rabu kemarin.
Kenaikan tipis harga emas pada Rabu kemarin terjadi ketika hubungan politik dan ekonomi AS-China sedikit menghangat. Bahkan tensi tinggi AS-China ini mampu mengerek harga emas dunia.
Data Refinitiv mencatat, pada 09.10 WIB harga emas global berada di US$ 1.475,31/troy ons naik 0,28% dibanding harga penutupan Rabu kemarin. Harga emas mengalami tren kenaikan sebesar 1,35% sejak 11 November 2019.
PT Equity World
Dear Investor & Trader, Begini Nih Arah Pergerakan Harga Emas | PT Equity World
Pada Rabu kemarin harga emas dunia di level US$ 1.471,15/troy ons, sementara hari sebelumnya US$ 1.472,28/troy ons.
Negeri Paman Sam alias AS kini Pmulai mencampuri urusan China dengan Hong Kong. Mengutip Reuters, DPR AS pada hari Rabu (20/11/2019) meloloskan dua rancangan undang-undang untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong dan mengirim peringatan ke China tentang hak asasi manusia.
Presiden AS Donald Trump diharapkan untuk menandatangani mereka ke dalam undang-undang meskipun pembicaraan perdagangan yang rumit dengan Beijing.
Prospek damai dagang yang memudar itu dan potensi tidak tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar keuangan dunia, sehingga normalnya investor dan spekulator semakin memburu komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan beli yang mengangkat harga emas dunia.
Rabu, 20 November 2019
PT Equity World | Jelang Rilis Risalah The Fed, Bursa Saham Asia Berguguran
PT Equity World | Jelang Rilis Risalah The Fed, Bursa Saham Asia Berguguran
PT Equity World | Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak melaju di zona merah pada perdagangan ketiga di pekan ini, Rabu (20/11/2019).
Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei turun 0,65%, indeks Shanghai melemah 0,19%. indeks Hang Seng jatuh 0,79%, indeks Straits Times terkoreksi 0,44%, dan indeks Kospi berkurang 0,71%.
Memudarnya optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning. Kini, prospek ditekennya kesepakatan dagang tahap satu yang begitu dinanti-nantikan oleh pelaku pasar menjadi berwarna abu-abu.
CNBC International melaporkan bahwa pejabat pemerintahan China kini pesimistis terkait prospek kesepakatan dagang tahap satu.
Penyebabnya, China dibuat kesal dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa AS belum menyepakati penghapusan bea masuk tambahan yang sebelumnya dibebankan terhadap produk impor asal China. Padahal, pihak China menganggap bahwa mereka telah mencapai kesepakatan terkait dengan hal tersebut dengan AS.
Pemberitaan tersebut lantas membuat mood pelaku pasar menjadi kurang mengenakan. Untuk diketahui, sebelumnya ada perkembangan yang positif terkait negosiasi dagang AS-China.
Menurut kantor berita Xinhua, Wakil Perdana Menteri China Liu He menggelar perbincangan via sambungan telepon dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer pada akhir pekan kemarin terkait dengan kesepakatan dagang tahap satu, seperti dilansir dari CNBC International.
Xinhua melaporkan bahwa kedua belah pihak mengadakan diskusi yang konstruktif terkait dengan kekhawatiran di bidang perdagangan yang dimiliki masing-masing pihak. Kedua pihak disebut setuju untuk tetap berdialog secara intens. Xinhua juga melaporkan bahwa pembicaraan via sambungan telepon antar negosiator dagang tingkat tinggi dari AS dan China tersebut merupakan permintaan dari pihak AS.
Sejauh ini, bea masuk tambahan yang dikenakan oleh masing-masing negara terbukti sudah menghantam perekonomiannya masing-masing.
Belum lama ini, pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal III-2019 diumumkan di level 1,9% (QoQ annualized), jauh melambat dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (kuartal III-2018) yang mencapai 3,4%.
Beralih ke China, belum lama ini Beijing mengumumkan bahwa perekonomiannya hanya tumbuh di level 6% secara tahunan pada kuartal III-2019, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 6,1%, seperti dilansir dari Trading Economics. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 juga lebih rendah dibandingkan capaian pada kuartal II-2019 yang sebesar 6,2%.
Lebih lanjut, rilis risalah dari pertemuan The Federal Reserve (The Fed) edisi Oktober 2019 ikut menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Asia. Risalah tersebut dijadwalkan dirilis pada dini hari nanti (21/11/2019) waktu Indonesia.
PT Equity World
Emas Dunia Lanjutkan Penguatan | PT Equity World
Untuk diketahui, pada bulan lalu The Fed memutuskan untuk memangkas federal funds rate sebesar 25 bps ke rentang 1,5%-1,75%. Lemahnya pertumbuhan ekonomi global dan rendahnya tingkat inflasi menjadi faktor yang mendasari keputusan tersebut. Pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada bulan lalu menandai pemangkasan yang ketiga di tahun 2019.
Namun, pasca mengumumkan tingkat suku bunga acuan pada bulan lalu, The Fed memberi sinyal bahwa mereka akan menahan diri dari memangkas tingkat suku bunga acuan lebih lanjut.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 19 November 2019, probabilitas The Fed akan kembali memangkas tingkat suku bunga acuan di sisa tahun 2019 hanya berada di level 0,7%.
Dikhawatirkan, rilis risalah dari pertemuan edisi Oktober 2019 akan mengonfirmasi stance The Fed yang kini cenderung hawkish.
PT Equity World | Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak melaju di zona merah pada perdagangan ketiga di pekan ini, Rabu (20/11/2019).
Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei turun 0,65%, indeks Shanghai melemah 0,19%. indeks Hang Seng jatuh 0,79%, indeks Straits Times terkoreksi 0,44%, dan indeks Kospi berkurang 0,71%.
Memudarnya optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning. Kini, prospek ditekennya kesepakatan dagang tahap satu yang begitu dinanti-nantikan oleh pelaku pasar menjadi berwarna abu-abu.
CNBC International melaporkan bahwa pejabat pemerintahan China kini pesimistis terkait prospek kesepakatan dagang tahap satu.
Penyebabnya, China dibuat kesal dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa AS belum menyepakati penghapusan bea masuk tambahan yang sebelumnya dibebankan terhadap produk impor asal China. Padahal, pihak China menganggap bahwa mereka telah mencapai kesepakatan terkait dengan hal tersebut dengan AS.
Pemberitaan tersebut lantas membuat mood pelaku pasar menjadi kurang mengenakan. Untuk diketahui, sebelumnya ada perkembangan yang positif terkait negosiasi dagang AS-China.
Menurut kantor berita Xinhua, Wakil Perdana Menteri China Liu He menggelar perbincangan via sambungan telepon dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer pada akhir pekan kemarin terkait dengan kesepakatan dagang tahap satu, seperti dilansir dari CNBC International.
Xinhua melaporkan bahwa kedua belah pihak mengadakan diskusi yang konstruktif terkait dengan kekhawatiran di bidang perdagangan yang dimiliki masing-masing pihak. Kedua pihak disebut setuju untuk tetap berdialog secara intens. Xinhua juga melaporkan bahwa pembicaraan via sambungan telepon antar negosiator dagang tingkat tinggi dari AS dan China tersebut merupakan permintaan dari pihak AS.
Sejauh ini, bea masuk tambahan yang dikenakan oleh masing-masing negara terbukti sudah menghantam perekonomiannya masing-masing.
Belum lama ini, pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal III-2019 diumumkan di level 1,9% (QoQ annualized), jauh melambat dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (kuartal III-2018) yang mencapai 3,4%.
Beralih ke China, belum lama ini Beijing mengumumkan bahwa perekonomiannya hanya tumbuh di level 6% secara tahunan pada kuartal III-2019, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 6,1%, seperti dilansir dari Trading Economics. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 juga lebih rendah dibandingkan capaian pada kuartal II-2019 yang sebesar 6,2%.
Lebih lanjut, rilis risalah dari pertemuan The Federal Reserve (The Fed) edisi Oktober 2019 ikut menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Asia. Risalah tersebut dijadwalkan dirilis pada dini hari nanti (21/11/2019) waktu Indonesia.
PT Equity World
Emas Dunia Lanjutkan Penguatan | PT Equity World
Untuk diketahui, pada bulan lalu The Fed memutuskan untuk memangkas federal funds rate sebesar 25 bps ke rentang 1,5%-1,75%. Lemahnya pertumbuhan ekonomi global dan rendahnya tingkat inflasi menjadi faktor yang mendasari keputusan tersebut. Pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada bulan lalu menandai pemangkasan yang ketiga di tahun 2019.
Namun, pasca mengumumkan tingkat suku bunga acuan pada bulan lalu, The Fed memberi sinyal bahwa mereka akan menahan diri dari memangkas tingkat suku bunga acuan lebih lanjut.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 19 November 2019, probabilitas The Fed akan kembali memangkas tingkat suku bunga acuan di sisa tahun 2019 hanya berada di level 0,7%.
Dikhawatirkan, rilis risalah dari pertemuan edisi Oktober 2019 akan mengonfirmasi stance The Fed yang kini cenderung hawkish.
Selasa, 19 November 2019
PT Equity World | Harga Emas Berbalik Arah dan Cari Jalan Menuju US$ 1.480, Ini Penyebabnya
PT Equity World | Harga Emas Berbalik Arah dan Cari Jalan Menuju US$ 1.480, Ini Penyebabnya
PT Equity World | Harga emas naik tipis kemarin, menghapus kerugian dari awal sesi karena keraguan baru atas kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China, yang mendorong Wall Street ke zona merah.
Harga emas spot naik 0,3% ke posisi US$ 1.471,92 per ons troi, berbalik arah setelah sempat jatuh ke level US$ 1.455,87 menyusul optimisme pembicaraan perdagangan konstruktif antara AS dan China pada akhir pekan.
Namun, sebuah laporan baru menyebutkan, Beijing ternyata tidak seoptimis itu, karena keengganan Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan tarif. Ini melemparkan air dingin kepada pasar saham.
"Saya terkejut betapa kuatnya reaksi pasar (terhadap berita tentang pembicaraan perdagangan). Ini bukan pertama kalinya kami memiliki berita ini, tetapi pasar terus merespons," kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies TD Securities
Menurutnya, laporan mengenai pesimisme Beijing tersebut telah memicu rebound harga emas. "Sepertinya emas mencari jalan menuju US$ 1.480, yang merupakan rata-rata pergerakan selama 100 hari terakhir," imbuh Melek kepada Reuters.
Perang tarif AS-China selama 16 bulan terakhir telah memicu kekhawatiran resesi, tetapi optimisme baru-baru ini atas kesepakatan perdagangan fase satu telah mendorong reli di pasar ekuitas.
PT Equity World
Kesepakatan AS-China Tak Kunjung Terjadi, Harga Emas Kembali Melonjak | PT Equity World
Emas dianggap sebagai investasi yang menarik selama masa ketidakpastian politik atau ekonomi. Tapi, logam mulia sangat sensitif terhadap suku bunga, lantaran bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang bullion yang tidak menghasilkan.
Pelaku pasar sekarang menunggu berita pertemuan kebijakan terakhir bank sentral AS, Federal Reserve, yang dijadwalkan pada Rabu (20/11) besok, untuk petunjuk tentang lintasan suku bunga di masa depan.
Investor juga terus mengawasi perkembangan di Hong Kong, ketika polisi kemarin mengepung ratusan pengunjuk rasa di dalam sebuah universitas besar dan demonstran mengamuk di distrik wisata.
PT Equity World | Harga emas naik tipis kemarin, menghapus kerugian dari awal sesi karena keraguan baru atas kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China, yang mendorong Wall Street ke zona merah.
Harga emas spot naik 0,3% ke posisi US$ 1.471,92 per ons troi, berbalik arah setelah sempat jatuh ke level US$ 1.455,87 menyusul optimisme pembicaraan perdagangan konstruktif antara AS dan China pada akhir pekan.
Namun, sebuah laporan baru menyebutkan, Beijing ternyata tidak seoptimis itu, karena keengganan Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan tarif. Ini melemparkan air dingin kepada pasar saham.
"Saya terkejut betapa kuatnya reaksi pasar (terhadap berita tentang pembicaraan perdagangan). Ini bukan pertama kalinya kami memiliki berita ini, tetapi pasar terus merespons," kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies TD Securities
Menurutnya, laporan mengenai pesimisme Beijing tersebut telah memicu rebound harga emas. "Sepertinya emas mencari jalan menuju US$ 1.480, yang merupakan rata-rata pergerakan selama 100 hari terakhir," imbuh Melek kepada Reuters.
Perang tarif AS-China selama 16 bulan terakhir telah memicu kekhawatiran resesi, tetapi optimisme baru-baru ini atas kesepakatan perdagangan fase satu telah mendorong reli di pasar ekuitas.
PT Equity World
Kesepakatan AS-China Tak Kunjung Terjadi, Harga Emas Kembali Melonjak | PT Equity World
Emas dianggap sebagai investasi yang menarik selama masa ketidakpastian politik atau ekonomi. Tapi, logam mulia sangat sensitif terhadap suku bunga, lantaran bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang bullion yang tidak menghasilkan.
Pelaku pasar sekarang menunggu berita pertemuan kebijakan terakhir bank sentral AS, Federal Reserve, yang dijadwalkan pada Rabu (20/11) besok, untuk petunjuk tentang lintasan suku bunga di masa depan.
Investor juga terus mengawasi perkembangan di Hong Kong, ketika polisi kemarin mengepung ratusan pengunjuk rasa di dalam sebuah universitas besar dan demonstran mengamuk di distrik wisata.
Senin, 18 November 2019
PT Equity World | AS-China Mesra Lagi, Bikin Harga Emas Antam 'Mager'
PT Equity World | AS-China Mesra Lagi, Bikin Harga Emas Antam 'Mager'
PT Equity World | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) stagnan alias malas bergerak (mager) di posisi Rp 699.000/gram. Angka itu masih bertahan dari posisi akhir pekan lalu.
Stabilnya harga emas ritel itu terjadi ketika sinar damai dagang semakin terang seiring dengan semakin mesranya hubungan politik dan ekonomi Amerika Serikat (AS)-China. AS diketahui masih melanjutkan perundingan dan akan segera mencapai kesepakatan.
Prospek damai dagang yang mulai mendekat itu dan potensi tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan optimisme pelaku pasar keuangan dunia. Sehingga normalnya investor dan spekulator melepas komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan jual yang menekan harga emas dunia.
Data di situs logam mulia milik Antam hari ini, Senin (18/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 69,9 juta/batang, yang masih sama dengan posisi akhir pekan lalu.
Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga tak bergerak dari posisi Rp 664.000/gram dari harga Sabtu lalu. Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya.
Stabilnya harga emas Antam tersebut belum menyesuaikan harga emas di pasar spot global akhir pekan lalu yang terkoreksi cukup besar menjadi US$ 1.467,11 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.470,95/oz. Hari ini, harga emas masih turun menjadi US$ 1.466,16/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
PT Equity World
Perang Dagang Hampir Usai, Kejayaan Emas Segera Berakhir? | PT Equity World
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota di Tanah Air, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya. Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
PT Equity World | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) stagnan alias malas bergerak (mager) di posisi Rp 699.000/gram. Angka itu masih bertahan dari posisi akhir pekan lalu.
Stabilnya harga emas ritel itu terjadi ketika sinar damai dagang semakin terang seiring dengan semakin mesranya hubungan politik dan ekonomi Amerika Serikat (AS)-China. AS diketahui masih melanjutkan perundingan dan akan segera mencapai kesepakatan.
Prospek damai dagang yang mulai mendekat itu dan potensi tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan optimisme pelaku pasar keuangan dunia. Sehingga normalnya investor dan spekulator melepas komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan jual yang menekan harga emas dunia.
Data di situs logam mulia milik Antam hari ini, Senin (18/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 69,9 juta/batang, yang masih sama dengan posisi akhir pekan lalu.
Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga tak bergerak dari posisi Rp 664.000/gram dari harga Sabtu lalu. Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya.
Stabilnya harga emas Antam tersebut belum menyesuaikan harga emas di pasar spot global akhir pekan lalu yang terkoreksi cukup besar menjadi US$ 1.467,11 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.470,95/oz. Hari ini, harga emas masih turun menjadi US$ 1.466,16/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
PT Equity World
Perang Dagang Hampir Usai, Kejayaan Emas Segera Berakhir? | PT Equity World
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota di Tanah Air, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya. Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Jumat, 15 November 2019
Equity World | Ragu Kesepakatan Dagang, Harga Emas Hari Ini Sentuh Level Tertinggi
Equity World | Ragu Kesepakatan Dagang, Harga Emas Hari Ini Sentuh Level Tertinggi
Equity World | Harga emas hari ini (14/11) terus menanjak, memperpanjang tren kenaikan sejak Selasa (12/1), menyusul data China yang lemah dan keraguan tentang apakah Beijing dan Washington akan mencapai kesepakatan perdagangan dalam waktu dekat.
Mengacu Bloomberg pukul 23.20 WIB, harga emas hari ini di pasar spot naik 0,54% menjadi US$ 1.471,44 per ons troi, level tertinggi dalam hampir satu minggu terakhir. Sementara harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) naik 0,47% ke US$ 1.470, 20 per ons troi.
"Kami melihat beberapa penghindaran risiko di pasar," kata Craig Erlam, Analis Pasar Senior OANDA. "Komentar dari kedua belah pihak (AS dan China) telah menghilangkan beberapa optimisme di sekitar kesepakatan fase satu ini," ujarnya kepada Reuters.
Equity World
The Fed Komentar Soal Ekonomi AS, Harga Emas Ambles | Equity World
Kementerian Perdagangan Tiongkok, Kamis (14/11), menyatakan, China dan Amerika Serikat (AS) mengadakan diskusi "mendalam" tentang perjanjian perdagangan tahap pertama, dan membatalkan tarif adalah syarat penting untuk mencapai kesepakatan.
Sebelumnya, Selasa (12/11), Presiden AS Donald Trump mengatakan, kesepakatan perdagangan dengan China sudah "dekat" tetapi tidak memberikan perincian. Hanya, Trump memperingatkan, ia akan mengerek tarif "secara substansial" kalau China tidak meneken perjanjian.
Equity World | Harga emas hari ini (14/11) terus menanjak, memperpanjang tren kenaikan sejak Selasa (12/1), menyusul data China yang lemah dan keraguan tentang apakah Beijing dan Washington akan mencapai kesepakatan perdagangan dalam waktu dekat.
Mengacu Bloomberg pukul 23.20 WIB, harga emas hari ini di pasar spot naik 0,54% menjadi US$ 1.471,44 per ons troi, level tertinggi dalam hampir satu minggu terakhir. Sementara harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) naik 0,47% ke US$ 1.470, 20 per ons troi.
"Kami melihat beberapa penghindaran risiko di pasar," kata Craig Erlam, Analis Pasar Senior OANDA. "Komentar dari kedua belah pihak (AS dan China) telah menghilangkan beberapa optimisme di sekitar kesepakatan fase satu ini," ujarnya kepada Reuters.
Equity World
The Fed Komentar Soal Ekonomi AS, Harga Emas Ambles | Equity World
Kementerian Perdagangan Tiongkok, Kamis (14/11), menyatakan, China dan Amerika Serikat (AS) mengadakan diskusi "mendalam" tentang perjanjian perdagangan tahap pertama, dan membatalkan tarif adalah syarat penting untuk mencapai kesepakatan.
Sebelumnya, Selasa (12/11), Presiden AS Donald Trump mengatakan, kesepakatan perdagangan dengan China sudah "dekat" tetapi tidak memberikan perincian. Hanya, Trump memperingatkan, ia akan mengerek tarif "secara substansial" kalau China tidak meneken perjanjian.
Langganan:
Postingan (Atom)