Kamis, 21 November 2019

PT Equity World | Emas Dunia Siap Terbang, Harga Emas Antam Diam Seribu Bahasa

PT Equity World | Emas Dunia Siap Terbang, Harga Emas Antam Diam Seribu Bahasa

PT Equity World | Harga emas dunia yang mengalami penguatan pagi ini, Kamis (21/11/2019) tak membuat harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam ikut melesat. Harga emas Antam masih stagnan di level Rp 702.000/gram hari ini, sama dengan Rabu kemarin.

Pada perdagangan Rabu kemarin (20/11/), harga emas itu naik tipis dari posisi Rp 700.000/gram pada Selasa sebelumnya seiring dengan kondisi global yang tak kondusif terutama hubungan AS-China sehingga membuat harga emas naik.

Meski stagnan hari ini, harga emas masih berada di level psikologis Rp 700.000/gram.

Data di situs logammulia milik Antam, Kamis ini (21/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,2 juta/batang, sama dengan Rabu kemarin.

Kenaikan tipis harga emas pada Rabu kemarin terjadi ketika hubungan politik dan ekonomi AS-China sedikit menghangat. Bahkan tensi tinggi AS-China ini mampu mengerek harga emas dunia.

Data Refinitiv mencatat, pada 09.10 WIB harga emas global berada di US$ 1.475,31/troy ons naik 0,28% dibanding harga penutupan Rabu kemarin. Harga emas mengalami tren kenaikan sebesar 1,35% sejak 11 November 2019.

PT Equity World

Dear Investor & Trader, Begini Nih Arah Pergerakan Harga Emas | PT Equity World



Pada Rabu kemarin harga emas dunia di level US$ 1.471,15/troy ons, sementara hari sebelumnya US$ 1.472,28/troy ons.

Negeri Paman Sam alias AS kini Pmulai mencampuri urusan China dengan Hong Kong. Mengutip Reuters, DPR AS pada hari Rabu (20/11/2019) meloloskan dua rancangan undang-undang untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong dan mengirim peringatan ke China tentang hak asasi manusia.

Presiden AS Donald Trump diharapkan untuk menandatangani mereka ke dalam undang-undang meskipun pembicaraan perdagangan yang rumit dengan Beijing.

Prospek damai dagang yang memudar itu dan potensi tidak tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar keuangan dunia, sehingga normalnya investor dan spekulator semakin memburu komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan beli yang mengangkat harga emas dunia.