Jumat, 21 April 2017

Deodoran memicu kanker payudara, mitos atau fakta sih sebenernya?

Equity World | Deodoran memicu kanker payudara, mitos atau fakta sih sebenernya?
 

Equity World | Letak ketiak yang dekat dengan payudara seringkali menimbulkan dugaan bahwa apa pun yang digunakan di sekitar bagian ini akan berdampak kepada perubahan sel pada organ payudara.

Selain itu, ditemukannya unsur tertentu dari deodoran yang dapat diserap kulit dan memasuki tubuh melalui goresan terbuka yang mungkin timbul akibat mencukur bulu ketiak memunculkan kekhawatiran bahwa deodoran menjadi pemicu kanker payudara. Wah!

Bahan yang dimaksud adalah senyawa berbasis aluminium yang terkandung di dalam beberapa produk deodoran. Bahan ini membentuk sumbatan sementara pada kelenjar keringat, sehingga menghentikan aliran keringat pada permukaan kulit.

Penyerapan bahan ini oleh kulit disebut-sebut dapat menyebabkan efek yang serupa dengan yang diakibatkan oleh efek estrogen yang mampu mendukung pertumbuhan sel-sel kanker payudara.

Selain aluminium, unsur lain yang bernama paraben juga dicurigai dapat menimbulkan efek serupa di atas. Kamu dapat menemukannya di dalam label dengan nama seperti methylparaben, propylparaben, butylparaben, atau benzylparaben.

Rumor yang beredar adalah zat-zat kimia di dalam deodoran menghalangi tubuh membuang racun, sehingga kemudian mencapai kelenjar getah bening dan berperan menyebabkan perubahan sel menjadi sel kanker.

Beberapa penelitian juga mengklaim zat-zat kimia tersebut dapat berinteraksi dengan DNA dalam beberapa sel atau menyebabkan perubahan sel payudara sehingga menyebabkan berkembangnya potensi kanker payudara.

Seperti dikutip dari brilio.net, mengatakan bahwa penelitian-penelitian selanjutnya tidak menemukan adanya bukti atas sangkaan tersebut. Hingga saat ini belum ada bukti yang kuat bahwa deodorant dapat meningkatkan risiko kanker.

Penelitian menyatakan bahwa parabens ditemukan pada jaringan tumor payudara dari sebagian sampel pengidap kanker payudara. Meski demikian, tidak serta merta membuktikan bahwa parabens adalah penyebab tumor.

Selain itu, belum tentu juga parabens yang dimaksud berasal dari penggunaan deodoran. Ada banyak kosmetik lain yang mengandung parabens yang juga berisiko terserap melalui permukaan kulit.

Baca juga : Mau Jadi Pengusaha Muda Sukses yang Selanjutnya? Terapkan 5 Hal Kunci Ini | Equity World
https://goo.gl/1FV2VF
 

Sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa hanya deodoran yang menjadi penyebab adanya parabens di dalam tubuh manusia. Apalagi sebagian besar deodoran yang beredar di pasaran saat ini tidak mengandung parabens.

Penelitian lain dengan sampel yang lebih besar menemukan bahwa tidak ada peningkatan risiko kanker payudara pada wanita pengguna deodoran, begitu juga bagi mereka yang menggunakan pencukur bulu ketiak.

Kanker payudara juga ditemukan pada wanita yang tidak terlalu sering mencukur bulu ketiak dan tidak menggunakan produk deodoran dengan kandungan bahan yang diduga berbahaya tersebut.

Faktor-faktor lain, seperti riwayat anggota keluarga pengidap kanker payudara dan mengonsumsi pil kontrasepsi, lebih berpengaruh dibandingkan penggunaan deodoran.

Namun jika kamu masih ragu, sebaiknya cermati bahan-bahan yang terkandung dalam deodoran yang tertera pada kemasan. Meski tidak terbukti secara medis, namun mengingat fakta bahwa jaringan tubuh manusia memang menyimpan parabens, maka ada baiknya menghindari bahan serupa untuk digunakan.

Caranya adalah dengan membaca label pada kemasan secara saksama.

Untuk menghindarkan bau badan, kamu juga dapat mencoba bahan alami yang sudah jelas bebas dari aluminium, seperti mengoleskan teh atau lemon pada ketiak, atau bisa juga dengan tawas.

Tak kalah menarik kunjungi juga : Equity World