Senin, 25 Oktober 2021

PT Equity World | Saham Asia Pasifik Dibuka Bervariasi

PT Equity World | Saham di Asia-Pasifik pada Senin pagi (25/10/2021) dibuka bervariasi. Investor menantikan rilis pendapatan kuartalan oleh HSBC.

Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,99% di awal perdagangan sementara indeks Topix turun 0,61%.

Kospi Korea Selatan turun 0,44%.

Inflasi Global Bergejolak, Harga Emas Potensi Naik hingga USD 1.830 per Ounce | PT Equity World

Saham di Australia naik tipis pada perdagangan Senin pagi, dengan S&P/ASX 200 naik 0,13%.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,08% lebih rendah.

HSBC akan merilis pendapatan kuartal ketiganya pada hari Senin.

Sementara itu, situasi Covid-19 di China dapat membebani sentimen investor setelah seorang pejabat memperingatkan bahwa wabah itu dapat menyebar lebih jauh, Reuters melaporkan pada hari Minggu.

Pasar mencermati laporan keuangan raksasa teknologi AS termasuk Apple, Microsoft dan Alphabet akan merilis pengumuman pendapatan mereka minggu ini.

Mata Uang dan Minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 93,676 setelah pemantulan baru-baru ini dari bawah 93,6.

Yen Jepang diperdagangkan pada 113,63 per dolar menyusul penguatannya dari atas 114 terhadap dolar akhir pekan lalu. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,7467, turun dari level di atas $0,75 yang terlihat pada minggu perdagangan sebelumnya.

Harga minyak lebih tinggi di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional berjangka minyak mentah Brent naik 0,12% menjadi $85,63 per barel. Minyak mentah berjangka AS naik 0,38% menjadi $84,08 per barel.

Jumat, 22 Oktober 2021

Equity World | Wall Street Bervariasi, Indeks S&P 500 Cetak Rekor Lagi

Equity World | Bursa saham AS, Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Kamis waktu setempat. Di mana indeks S&P 500 mencetak rekor penutupan tertinggi, sedangkan Dow Jones tertekan anjloknya saham IBM.

Dow Jones Industrial Average turun 6,26 poin atau 0,02% menjadi 35.603,08. S&P 500 naik 13,59 poin atau 0,30% menjadi 4.549,78 dan Nasdaq Composite menambahkan 94,02 poin, atau 0,62% menjadi 15.215,70.

Jumat Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Melemah | Equity World

S&P 500 mengalami kenaikan dalam tujuh hari berturut-turut. Sementara Nasdaq menguat didorong saham-saham seperti Tesla Inc dan Microsoft Corp. Tetapi jatuhnya saham IBM membebani Dow.

Setelah mencapai rekor intraday sehari sebelumnya, Dow Jones berada di zona merah karena saham IBM turun 9,6%. Sementara di antara 11 sektor utama S&P, dorongan terbesar untuk benchmark datang dari saham discretionary konsumen dan indeks teknologi, sedangkan saham energi menjadi hambatan terbesar karena minyak mentah berjangka jatuh di tengah kekhawatiran tentang permintaan.

“Sebagian besar menghadapi hari yang sedikit berisiko dengan orang-orang kembali ke sektor yang lebih defensif termasuk perusahaan teknologi besar," kata Kepala Investasi Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli, dilansir dari Reuters, Jumat (22/10/2021).

Namun, indeks Volatilitas CBOE disebut sebagai pengukur ketakutan Wall Street, ditutup pada level terendah sejak Februari 2020. Tak lama setelah tanggal itu, indeks volatilitas naik karena COVID-19 membuat ekonomi global bertekuk lutut.

Menurut Ahli Strategi Pasar TD Ameritrade, Shawn Cruz, level rendah VIX menyiratkan bahwa investor tidak melihat penurunan atau kenaikan besar untuk saham ke depan meskipun ada kekhawatiran yang meluas tentang masalah rantai pasokan yang menaikkan biaya.

"Pasar mungkin mengatakan masalah rantai pasokan yang menaikkan biaya akan bersifat sementara karena pasar mengabaikan mekanisme. Harga dalam apa yang investor harapkan terjadi di masa depan," kata Cruz.

Analis pun memperkirakan pendapatan kuartal ketiga S&P 500 naik 33,7% tahun ke tahun, dengan sekitar 100 laporan perusahaan sejauh ini.

Tesla adalah dorongan terbesar Nasdaq, naik lebih dari 3%, karena investor mencerna pendapatan optimis pembuat mobil listrik, meskipun ada peringatan rantai pasokan.

American Airlines ditutup naik 1,9% setelah perusahaan membukukan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan, sementara Southwest Airlines Co turun 1,6% setelah mengatakan pihaknya memperkirakan laba kuartal saat ini tetap sulit dipahami.

Kamis, 21 Oktober 2021

Equity World | Banyak Kabar Baik, IHSG Mau Rekor Hari Ini?

Equity World | Setelah libur dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada Rabu (20/11/2021) kemarin, pagi ini pasar keuangan domestik siap kembali dibuka. Terdapat beberapa sentimen penting yang patut diperhatikan oleh investor, sembari menunggu IHSG yang kian hari makin dekat saja untuk memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang masa.

Pada perdagangan Selasa (19/10/2021) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih gagal menembus level tertingginya sepanjang masa, karena investor mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah IHSG melesat selama sepekan lebih.

Wall Street naik, laporan pendapatan menenangkan kekhawatiran investor | Equity World

Meski demikian indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup hanya turun tipis 0,04% ke level 6.655,999 dan tercatat masih kurang sekitar setengah persen lagi menyentuh level tertingginya pada tahun 2018 silam, di level 6.693,46.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi Selasa kemarin kembali menurun menjadi Rp 13,9 triliun. Investor asing tercatat masih melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 654 miliar di pasar reguler. Sebanyak 247 saham terapresiasi, 262 saham terdepresiasi, dan 149 lainnya stagnan.

Asing tercatat masih mengoleksi saham bank PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang diborong oleh asing sebesar Rp 310 miliar. Selain itu, saham big cap lain yang ikut dikoleksi termasuk PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Sementara itu dari penjualan bersih, asing tercatat kembali melepas saham big cap terbesar di RI, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 230 miliar. Saham lain yang ikut dilego termasuk e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), saham emiten menara telekomunikasi Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), saham emiten konsumer PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan saham emiten produsen semen bermerek Semen Gresik yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar saham - pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 654 miliar di pasar reguler - dan juga pasar obligasi memicu penguatan rupiah. Sepanjang pekan lalu, Mata Uang Garuda mencatat penguatan lebih dari 1% melawan dolar AS. Meski masih berfluktuasi, Selasa kemarin rupiah balik menguat 0,23% ke Rp 14.073/US$ atau berjarak 0,52% dari Rp 14.000/US$. Kali terakhir rupiah berada di bawah level psikologis tersebut yakni pada 16 Februari lalu.

Meskipun reli kenaikan IHSG selama hari beruntun putus pada Selasa kemarin, peluang IHSG untuk memecahkan rekor sejatinya masih terbuka lebar. Hal ini karena saat ini secara umum pasar keuangan global terlihat dalam kondisi bullish.

Pada perdagangan Rabu (20/10) kemarin, mayoritas bursa saham Asia menghijau, bahkan ada yang melesat lebih dari 1%. Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan sebesar 1,35%, kemudian Nikkei Jepang naik 0,14%. Indeks Shanghai Composite China sementara Kospi Korea Selatan masing-masing melemah 0,17% dan 0,53%.

Sementara itu dari Wall Street, pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat tiga indeks acuan saham bursa New York berakhir finish di zona hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,6%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing menguat 0,7% .

Penguatan bursa saham Wall Street dipicu oleh rilis kinerja keuangan emiten yang lebih baik dari perkiraan.

Sementara itu dari pasar keuangan benua biru, melansir data dari Refinitiv, indeks DAX 30 Jerman hingga pukul 18:40 WIB menguat 0,12%, kemudian FTSE 100 Inggris dan CAC 40 Prancis naik kurang dari 0,1%. Penguatan tersebut memang tipis, tetapi setidaknya menunjukkan sentimen pelaku pasar masih cukup bagus.

Dari dalam negeri sebenarnya ada sentimen positif yang datang dari Bank Indonesia (BI). Otoritas moneter dalam negeri memutuskan untuk melanjutkan kebijakan akomodatif berupa DP nol persen maksimal untuk penjualan properti dan kendaraan bermotor.

Kebijakan tersebut berpeluang besar akan membuat saham-saham di sektor properti dan automotif terkerek naik apabila hari ini buka. Sehingga dengan dorongan tenaga dari BI serta kondisi bursa Benua Kuning yang terpantau hijau, sejatinya IHSG berpeluang menguat hari ini apabila tidak libur.

Selasa, 19 Oktober 2021

Equity World | Harga emas Antam hari ini tetap di Rp 915.000 per gram pada Selasa (19/10)

 Equity World | Harga emas Antam hari ini tetap di Rp 915.000 per gram pada Selasa (19/10)

Equity World | Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tak bergerak alias stagnan pada Selasa (19/10).

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 915.000. Harga emas Antam ini tak bergerak dari harga Senin (18/10) yang berada di level Rp 915.000 per gram.


Daya Pikat Emas Berkurang Tertekan Penguatan Imbal Hasil Obligasi AS | Equity World


Sementara harga buyback emas Antam berada di level Rp 802.000 per gram. Harga tersebut turun Rp 1.000 dibandingkan dengan harga buyback pada Senin (18/10) yang ada di Rp 803.000 per gram.

Berikut harga emas batangan Antam dalam pecahan lainnya per Selasa(19/10) dan belum termasuk pajak:

    Harga emas 0,5 gram: Rp 507.500
    Harga emas 1 gram: Rp 915.000
    Harga emas 5 gram: Rp 4.350.000
    Harga emas 10 gram: Rp 8.645.000
    Harga emas 25 gram: Rp 21.487.000
    Harga emas 50 gram: Rp 42.895.000
    Harga emas 100 gram: Rp 85.712.000
    Harga emas 500 gram: Rp 427.820.000
    Harga emas 1.000 gram: Rp 855.600.000