Rabu, 30 Oktober 2019

PT Equity World | Harga Emas Turun ke Level Terendah dalam Seminggu Terakhir

PT Equity World | Harga Emas Turun ke Level Terendah dalam Seminggu Terakhir

PT Equity World | Harga emas jatuh ke level terendah dalam satu minggu terakhir pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Ini karena ekspektasi akan kesepakatan perdagangan AS-Cina mendukung sentimen risiko.

Sementara, investor emas akan menyaksikan bagaimana pasar keuangan lainnya bereaksi terhadap pertemuan Federal Reserve minggu ini, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga.

Dikutip CNBC, harga emas di pasar Spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.487,08 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4 persen menjadi USD 1.489,40 per ounce.

"Emas masih turun karena nada positif di pasar saat ini mengenai perang perdagangan AS-Cina dan Brexit," kata Chris Gaffney, Presiden Pasar Dunia di TIAA Bank.

Dia menambahkan, penurunan suku bunga yang diharapkan oleh The Fed dapat mengangkat harga emas kembali di atas USD 1.500.

Presiden A.S. Donald Trump pada hari Senin mengatakan dia berharap untuk menandatangani bagian penting dari kesepakatan perdagangan dengan China lebih awal dari jadwal.

Hal ini meningkatkan selera risiko. Pada Senin, indeks saham S&P 500 melonjak ke rekor tertinggi. AS juga mempertimbangkan perpanjangan suspensi tarif atas barang-barang China senilai USD 34 miliar.

Dalam pertemuan The Fed pada Selasa dan Rabu ini, dan investor melihat peluang 94 persen adanya penurunan suku bunga 25 basis poin. Bank sentral AS telah menurunkan suku bunga dua kali tahun ini.

PT Equity World

Ngenes! Kilau Emas Mulai Sirna, Harga Ambles Lagi | PT Equity World


"Pertanyaannya adalah seberapa besar penekanan (Gubernur The Fed Jerome) Powell akan memperlambat pertumbuhan global, jika dia benar-benar menekankan hal itu, pasar akan berpikir bahwa suku bunga bisa lebih rendah, meningkatkan emas," kata Gaffney dari TIAA Bank.

Suku bunga yang lebih rendah membuat emas menarik karena mengurangi biaya peluang memegang logam.

"Kasing bullish untuk emas masih utuh, kemungkinan berada dalam kisaran USD 1.485-USD 1.525 yang lebih besar untuk bulan depan," kata George Gero, Direktur Pelaksana RBC Wealth Management.

Di tempat lain, paladium defisit turun 1persen menjadi USD 1.783 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD 1.808,81 pada hari Senin.

"Pasar berada pada tahun kedelapan defisit berturut-turut dan kemungkinan akan tetap pada tahun ke sembilan berturut-turut tahun depan serta pasokan tidak benar-benar tumbuh," kata analis komoditas UBS Giovanni Staunovo.

Sedangkan harga perak turun 0,4 persen menjadi USD 17,79 per ons, sementara platinum naik 0,1 persen menjadi USD 919,41.

Selasa, 29 Oktober 2019

PT Equity World | Wall Street menguat, S&P 500 menyentuh rekor tertinggi

PT Equity World | Wall Street menguat, S&P 500 menyentuh rekor tertinggi

PT Equity World | Wall Street menguat pada hari pertama perdagangan pekan ini. Bahkan indeks S&P 500 menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan kemarin.

Senin (28/10), Indeks S&P 500 naik 0,56% ke 3.039,42. Dow Jones Industrial Average naik 0,49% ke 27.090,72. Sedangkan Nasdaq Composite melejit 1,01% ke 8,325,99.

Saham Microsoft menopang kenaikan ketiga indeks tersebut dengan kenaikan 2,46%. Perusahaan milik Bill Gates ini memenangkan kontrak cloud computing dengan nilai US$ 10 miliar dari Pentagon, mengalahkan Amazon.com Inc.

Kemarin, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa dia berharap kesepakatan signifikan dengan China akan berjalan sesuai jadwal meski tidak menyebut batas waktunya. US Trade Representative (USTR)tengah menimbang perpanjangan penundaan kenaikan tarif senilai US$ 34 miliar bagi China yang akan berakhir 28 Desember 2019 ini.


PT Equity World

Duh! Harga Harga Emas Loyo Lagi, Kurang Tenaga untuk Naik | PT Equity World


Pada Desember 2018 lalu, USTR mengatakan bahwa para importir AS meminta produk China senilai US$ 34 miliar akan dikecualikan dari tarif 25% yang ditetapkan pada Juli 2018. USTR sedang mengevaluasi upaya importir AS untuk mencari sumber produk di AS atau negara lain.

Sementara itu, kinerja keuangan emiten kuartal ketiga masih terhitung positif. Sekitar 78% dari 204 emiten penghuni indeks S&P 500 mencatat kinerja yang lebih tinggi daripada ekspektsai. Tapi, laba kuartal ketiga ini diprediksikan akan turun 2%.

Senin, 28 Oktober 2019

Equity World | Wall Street Melesat Usai Perjanjian Dagang AS - China Akan Dilanjutkan

Equity World | Wall Street Melesat Usai Perjanjian Dagang AS - China Akan Dilanjutkan

Equity World |  Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melesat pada penutupan perdagangan pekan lalu. Hal ini terjadi setelah pemerintah AS menyatakan akan menyelesaikan pakta perjanjian dagang dengan China.

Selain itu, Wall Street juga didorong oleh hasil kinerja Intel Corp yang positif selama kuartal III 2019. Indeks S&P 500 pun berhasil mencatatkan rekor tertinggi selama tiga bulan terkahir.
Dilansir Reuters, Senin (28/10), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 152,53 poin atau 0,57 persen menjadi 26.958,06, indeks S&P 500 (SPX) naik 12,26 poin atau 0,41 persen menjadi 3.022,55 dan Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 57,32 poin, atau 0,7 persen menjadi 8,243.12.

Selasa pekan lalu, S&P 500 naik 1,2 persen, Dow naik 0,7 persen, dan Nasdaq naik 1,9 persen.
"Sedikit berita perdagangan positif telah mendorong pasar naik, tapi sebenarnya Wall Street tidak terlalu negatif berita ini muncul," kata Andrew Slimmon, manajer portofolio senior di Morgan Stanley Investment Management di New York.

Laporan kuartal III Intel menambah sentimen positif pekan lalu. Saham pembuat chip itu melonjak 8,1 persen, persentase kenaikan harian terbesar sejak Januari 2018. Kenaikan saham Intel ini jug membantu indeks Semiconductor Philadelphia SE ke rekor tertinggi.


Equity World


Harga Emas Bisa Tembus USD 1.500 per Ounce Dipicu Sentimen The Fed | Equity World


Namun demikian, saham Amazon.com Inc (AMZN.O) jatuh setelah raksasa e-commerce ini memperkirakan pendapatan dan laba untuk kuartal III di bawah perkiraan. Saham Amazon berakhir 1,1 persen lebih rendah.
"Reaksi pasar terhadap Amazon tidak seburuk yang dipikirkan orang, yang menciptakan suasana positif," kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Greenwich, Connecticut.
Saham Boeing Co (BA.N) turun 1,4 persen setelah pihak Indonesia melihat lebih lanjut terkait kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018 dan mengatakan pembuat pesawat terbesar di dunia itu gagal memahami risiko dalam desain perangkat lunak kokpit pada 737 MAX jet.

Saham VF Corp (VFC.N) turun 7,3 persen setelah pembuat pakaian ini melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih rendah dari yang diperkirakan, karena persaingan meningkat untuk merek Vans dan Timberland.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,29 miliar saham, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 6,46 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumat, 25 Oktober 2019

PT Equity World | Sudah Sepuluh Hari Hijau, Apa Iya IHSG Bisa Menguat Lagi?

PT Equity World | Sudah Sepuluh Hari Hijau, Apa Iya IHSG Bisa Menguat Lagi?

PT Equity World | Pasar keuangan Indonesia cenderung ditransaksikan menguat pada perdagangan keempat di pekan ini, Kamis (24/10/2019). Pada perdagangan kemarin, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,31%, imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah Indonesia tenor 10 tahun turun 1,5 bps, sementara rupiah terdepresiasi 0,21% di pasar spot melawan dolar AS.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin menandai penguatan yang kesepuluh secara beruntun.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga menutup hari di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,55%, indeks Hang Seng menguat 0,87%, indeks Straits Times terapresiasi 0,78%, dan indeks Kospi bertambah 0,24%.

Optimisme bahwa AS-China akan bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang AS-China tahap satu akan bisa ditandatangani dalam gelaran KTT APEC di Chili pada 16-17 November mendatang.

"Saya rasa itu (draf kesepakatan dagang) akan ditandatangani dengan cukup mudah, semoga saja pada saat KTT di Chili, di mana Presiden Xi dan saya akan berada," kata Trump di Gedung Putih.

"Kami bekerja dengan China dengan sangat baik," sambungnya menambahkan.

Perkembangan terbaru, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai perkembangan dalam negosiasi dagang kedua negara, seperti dilansir dari Reuters. Menurut Le, segala perbedaan yang ada antara AS dan China bisa diselesaikan selama keduanya menghormati satu sama lain.

"Selama kita saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama dengan azaz keadilan, tidak ada perbedaan yang tak dapat diselesaikan antara China dan AS," kata Le.


PT Equity World

Aduh! Harga Emas Diprediksi Bakal Merosot ke US$ 1.350/Oz | PT Equity World


"Yang China inginkan adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya. Kami tak ingin merenggut apapun dari pihak lain. Tidaklah ada ceritanya bahwa China ingin menggantikan ataupun mengancam pihak lain," katanya guna semakin mendinginkan suasana dengan AS.

Dirinya kemudian menjelaskan bahwa AS dan China telah mencapai banyak hal melalui kerjasama selama bertahun-tahun.

"Untuk apa kita melepaskan capaian-capaian dari kerjasama tersebut?"

Jika benar AS-China bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan, tentu ini akan menjadi kabar yang sangat positif bagi perekonomian kedua negara lantaran roda perekonomian akan bisa dipacu untuk berputar lebih kencang.

Mengingat posisi AS dan China selaku dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, tentu kencangnya laju perekonomian kedua negara akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian dunia.