Kamis, 19 Oktober 2023

Equityworld Futures | Wall Street Anjlok Imbas Kenaikan Imbal Hasil Treasury AS

Equityworld Futures | Wall Street Anjlok Imbas Kenaikan Imbal Hasil Treasury AS

Equityworld Futures | Indeks utama saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup anjlok pada perdagangan Rabu (18/10), imbas kenaikan imbal hasil Treasury AS.

Equityworld Futures | Breaking! Harga Emas Terbang 1% Lebih, Tertinggi 2,5 Bulan

Mengutip Reuters, Kamis (19/10) Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,98 persen menjadi 33.665,08, S&P 500 (.SPX) kehilangan 1,34 persen menjadi 4.314,6 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 1,62 persen menjadi 13.314,30.

Di sisi lain, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah memicu penghindaran risiko. Emas safe-haven mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua bulan. Indeks Volatilitas Cboe (.VIX) yang merupakan ukuran ketakutan Wall Street, melonjak.

Imbal hasil (yield) naik tipis setelah data menunjukkan pembangunan perumahan keluarga tunggal di AS meningkat kembali pada bulan September. Mendukung pandangan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama.

“Kita berada dalam periode rotasi sektor, dan orang-orang mencoba mencari tahu dalam lingkungan baru ini – dengan pengaturan ulang suku bunga secara menyeluruh – saham apa saja yang akan terus berkinerja baik dan saham apa sajakah yang akan terus berkinerja baik? itu yang akan menderita,” kata Analis dari Cherry Lane Investments, Rick Meckler.

“Jelas, perusahaan-perusahaan yang memiliki leverage tinggi mengalami kesulitan dalam pasar seperti ini," tambahnya.

Adapun, imbal hasil yang lebih tinggi dari Treasury AS yang bebas risiko mengurangi daya tarik saham.

"Investor juga khawatir mengenai dampak konflik Israel-Hamas yang dimulai pada 7 Oktober dengan serangan Hamas terhadap warga sipil dan tentara Israel," tulis laporan itu.

Dalam catatan Reuters, Rabu kemarin Presiden AS Joe Biden menjanjikan solidaritas dengan Israel dan mengatakan ledakan mematikan di sebuah rumah sakit Gaza tampaknya disebabkan oleh roket yang salah ditembakkan oleh militan.

Rabu, 18 Oktober 2023

Equityworld Futures | Dibantu Perang, Harga Emas Tetap Kencang Meski Ditekan AS

Equityworld Futures | Dibantu Perang, Harga Emas Tetap Kencang Meski Ditekan AS

Equityworld Futures | Harga emas tetap menguat di tengah gempuran tingginya imbal hasil US Treasury dan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Konflik di Timur Tengah membuat emas tetap berlari meski ada banyak tekanan dari ekspektasi kenaikan suku bunga.

Equityworld Futures | Dibantu Perang, Harga Emas Tetap Kencang Meski Ditekan AS

Harga emas di pasar spot pada perdagangan Selasa (17/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.923,07 per troy ons. Harganya menguat 0,19% Penguatan ini berbanding terbalik dengan pergerakan harga emas yang melemah 0,64% pada Senin pekan ini.

Harga emas masih menguat tipis pada hari ini. Pada perdagangan Rabu (18/10/2023) pukul 06: 32 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.923,79 per troy ons. Harganya menanjak 0,04%.

Analis dari FXTM, Lukman Otunuga, menjelaskan pergerakan emas masih ditopang oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah. Ketegangan geopolitik bahkan mampu meredam sentimen negatif terkait suku bunga.

Dalam perkembangan terbaru dari perang Israel vs Hamas, ratusan orang dilaporkan tewas dalam ledakan besar di sebuah rumah sakit yang ramai di Kota Gaza. Insiden itu merupakan kematian terbesar di wilayah yang diblokade tersebut dalam lima perang antara Hamas dan Israel sejak militan mengambil alih wilayah tersebut pada 2007.

Kementerian Kesehatan Gaza, yang dijalankan oleh Hamas, mengatakan setidaknya 500 orang tewas pada Selasa (17/10/2023) malam dalam serangan udara Israel terhadap al-Ahlial-Arabi, yang juga dikenal sebagai rumah sakit Baptis. Juru bicara pertahanan sipil Gaza menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 300 orang.

Pertumpahan darah di rumah sakit tersebut terjadi 11 hari setelah perang baru antara Israel dan kelompok militan Palestina yang terus meningkat menjelang kunjungan Joe Biden ke wilayah tersebut, sehingga mempersulit upaya AS untuk menghentikan konflik yang meluas di Timur Tengah.

"Pergerakan harga emas akan sangat dipengaruhi oleh risiko geopolitik serta ekspektasi suku bunga," tutur Lukman Otunuga, dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar menunggu pidato Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jeromw Powell. Powell akan berbicara pada acara Economic Outlook di Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, New York pada Kamis (19/10/2023). Pidato Powell akan ditunggu-tunggu mengingat pelaku pasar ingin mencari tahu arah kebijakan The Fed ke depan setelah inflasi AS masih melaju kencang.

Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 11,5% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Angka ini naik dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 6,8%.

Ekspektasi membuat indeks dolar AS menguat ke 106,25 kemarin dari hari sebelumnya yang tercatat 196,24. Ekspektasi juga melambungkan imbal hasil US Treasury melonjak menjadi 4,85% dari posisi sebelumnya di 4,71%.

"Jika Powell menyampaikan pernyataan hawkish maka ini akan menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga sehingga harga emas akan tertekan," tutur Otunuga.

Dia menambahkan jika emas ke bawah level US$ 1.920 maka sang logam mulai bisa terus terseret ke bawah.

Selasa, 17 Oktober 2023

Equityworld Futures | Pemilik Emas Mohon Tenang, Harga Ambles Tapi Diamal Naik Lagi

Equityworld Futures | Pemilik Emas Mohon Tenang, Harga Ambles Tapi Diamal Naik Lagi

Equityworld Futures | Harga emas terbang melemah setelah terbang pada pekan lalu. Harga emas di pasar spot pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.919,44 per troy ons. Harganya melemah 0,64%.

Equityworld Futures | Pemilik Emas Mohon Tenang, Harga Ambles Tapi Diamal Naik Lagi

Pelemahan ini menjadi pembalikan setelah emas terbang 3,4% pada perdagangan Jumat pekan lalu. Harga emas menguat tipis pada hari ini. Pada perdagangan Selasa (17/10/2023) pukul 05:53 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.920,49 per troy ons. Harganya menguat 0,05%.

Analis dari Kitco Metals, Jim Wyckoff, menjelaskan pelemahan emas kemarin lebih disebabkan banyaknya trader yang mengambil untung atau taking profit.
Namun, dia melihat pelemahan hanya bersifat sementara.
"Ada konsolidasi setelah lonjakan harga kemarin. Ini hanya aksi profit taking dalam jangka pendek," tutur Wyckoff, dikutip dari Reuters.

Dia menambahkan emas masih memiliki penopang utama yakni konflik di Timur Tengah. Jika konflik memanas maka emas akan terus dicari sehingga harganya bisa semakin menanjak.
"Saya perkirakan emas akan terus dalam tren kenaikan dalam beberapa minggu ke depan. Level US$ 2.000 jelas mungkin jika situasi di Timur Tengah memanas," imbuhnya.

Emas dengan cepat melesat dari sebelum perang, Jumat (6/10/2023) menuju Jumat (13/10/2023). Pada periode tersebut emas melesat US$ 111,69 per gram atau melambung 5,4%.

Dalam perkembangan terbaru, peperangan antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel masih terus terjadi. Eskalasi semakin tajam setelah Israel melontarkan serangan balasan yang bertubi-tubi ke wilayah Gaza.

Israel masih terus melancarkan serangan rudal ke wilayah Gaza, Palestina. Hal ini merupakan buntut dari serbuan kelompok penguasa wilayah itu, Hamas, yang menyerang wilayah Negeri Yahudi itu 7 Oktober lalu.

Dalam pantauan Al Jazeera, Senin (16/10/2023), sebuah "bola api besar" telah dilaporkan terjadi di Gaza, setelah beberapa serangan udara oleh militer Israel. Bola api dan asap membumbung di atas gedung-gedung selama serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 15 Oktober 2023.

Serangan-serangan itu menyebabkan beberapa orang tewas dalam beberapa jam terakhir. Sasaran di Khan Younis juga terkena serangan, meskipun jumlah pasti korban belum dapat ditentukan.

Selain perang, investor juga menantikan pernyataan Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Powell dijadwalkan akan berpidato dalam acara Economic Outlook yang digelar oleh the Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, pada Kamis pekan ini (19/10/2023).
Pidato Powell akan menjadi pegangan pelaku pasar untuk memproyeksi arah kebijakan The Fed pada November.

Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 6,8% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Angka ini naik dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 10,6%.

"Emas naik karena masih ada ketidakpastian di Timur Tengah dan dampaknya yang mungkin sangat serius. Namun, emas baru bisa melonjak lagi jika eskalasi memang benar-benar memanas," tutur analis dari Saxo Bank, Ole Hansen, dikutip dari Reuters.

Kamis, 12 Oktober 2023

Equityworld Futures | Harga Minyak & Batu Bara Hancur Lebur, Emas Bersinar Sendiri

Equityworld Futures | Harga Minyak & Batu Bara Hancur Lebur, Emas Bersinar Sendiri

Equityworld Futures | Harga mayoritas komoditas ambruk setelah terbang. Namun, emas tetap berkilau. Pada perdagangan kemarin, Rabu (11/10/2023), minyak brent ambruk 2,09% ke posisi US$85,82 per barel, begitu juga dengan harga minyak WTI ditutup ambles 2,88% ke posisi US$83,49 per barel.

Equityworld Futures | Harga Emas Terbang Tinggi ke Level Termahal, Sekarang Dibanderol Segini

Harga minyak masih melandai pada hari ini, Kamis (12/10/2023). Harga minyak brent melandai 0,58% sementara WTI menyusut 0,69%.

Harga minyak sempat terbang pada Senin dan Selasa menyusul meningkatnya ketidakpastian global setelah perang Israel vs Hamas meletus.
Posisi Isreal dan Hamas di Palestina yang berada di Timur Tengah menjadi kekhawatiran sendiri. Pasalnya, kawasan tersebut adalah pusat dari pasokan minyak bumi.
Jika perang terus berlanjut maka ada kekhawatiran produksi dan distribusi bakal terganggu.

Hasil yang paling serius bagi minyak mentah adalah konflik ini akan meningkat menjadi perang proksi yang lebih dahsyat dan dapat mempengaruhi pasokan minyak mentah.
Namun, sejalan dengan meredanya kekhawatiran pasar maka harga minyak kembali melandai. Padahal, sejumlah sentimen positif mendukung penguatan harga minyak, termasuk pasokan.

Persediaan minyak global diperkirakan turun 200.000 barel per hari pada semester kedua tahun 2023 karena pengurangan produksi sukarela dari Arab Saudi dan pengurangan produksi di antara negara-negara OPEC+.

Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) juga menyusut 0,29% kemarin tetapi sudah menguat 0,84% pada hari ini.
Kenaikan disebabkan oleh data ekspor. Angka ekspor cukup baik pada 10 hari pertama bulan Oktober, mengindikasikan permintaan telah membaik pada tingkat harga yang lebih rendah.
Selain itu, dari sisi ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-10 Oktober naik 12,5% menjadi 29,6% dari bulan sebelumnya, menurut data surveyor kargo.

Harga batu bara juga tumbang setelah menguat tiga hari beruntun.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak November ditutup di posisi US$ 145 per ton atau terkoreksi 2,26% pada perdagangan Kamis (11/10/2023). Pembalikan arah ini menjadikan si pasir hitam di zona merah pasca menguat tiga hari sebelumnya sepanjang Oktober.

Koreksi disinyalir akibat transisi energi yang mengancam industri batu bara, penurunan impor batu bara kokas India, serta membaiknya masalah serikat kerja gas Chevron di Australia.

Sebaliknya, harga emas terus berkilau, Harga emas di pasar spot pada perdagangan Rabu (11/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.873,61 per troy ons. Harganya terbang 0,72%. Harga tersebut juga menjadi tertinggi sejak 27 September 2023 atau 10 hari perdagangan terakhir.

Pada hari ini, emas juga masih menguat 0,2%. Harga emas menguat tajam setelah keluarnya risalah Federal Open Market Committee (FOMC). Risalah tersebut mencerminkan sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Resreve (The Fed) yang akan hati-hati dalam menentukan kebijakan ke depan.