Selasa, 05 Oktober 2021

Equityworld Futures | Wall Street memerah, Nasdaq jatuh karena yield US Treasury menenggelamkan Big Tech

Equityworld Futures | Wall Street berakhir turun tajam pada perdagangan Senin (4/10) karena investor membuang Big Tech dan saham pertumbuhan lainnya dalam menghadapi kenaikan imbal hasil US Treasury. Sementara kekhawatiran tentang potensi default utang pemerintah Amerika Serikat (AS) juga membayangi.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 0,94% menjadi berakhir pada 34.002,92, S&P 500 kehilangan 1,30% menjadi 4.300,46, dan Nasdaq Composite turun 2,14% menjadi 14.255,49.

Selasa Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Terkoreksi | Equityworld Futures

Saham Apple, Microsoft, Amazon dan Alphabet, empat perusahaan paling berharga di pasar saham AS, masing-masing turun lebih dari 2%.

Facebook, perusahaan kelima yang paling berharga, merosot hampir 5% setelah aplikasi dan platform berbagi foto Instagram turun untuk ribuan pengguna, menurut situs pelacakan pemadaman Downdetector.com.

"Untuk Big Tech, ini adalah hal jangka pendek hingga menengah, bagian dari proses koreksi. Suku bunga jelas terlalu rendah, sebagian besar karena kebijakan bank sentral, dan sekarang karena investor mengantisipasi kebijakan tersebut dicakar kembali, suku bunga diturunkan. bergerak lebih dekat ke nilai sebenarnya," kata Jack Ablin, Chief Investment Officer di Cresset Wealth Advisors di Palm Beach, Florida.

Imbal hasil US Treasury naik karena investor khawatir tentang kurangnya perbaikan plafon utang di Kongres AS dan menantikan rilis data ketenagakerjaan September minggu ini, yang dapat membuka jalan bagi pengurangan pembelian aset Federal Reserve.

Presiden Joe Biden mengatakan dia tidak dapat menjamin pemerintah tidak akan melanggar batas utang US$28,4 triliun kecuali Partai Republik bergabung dengan Demokrat dalam pemungutan suara untuk menaikkannya, karena Amerika Serikat menghadapi risiko gagal bayar bersejarah hanya dalam dua minggu.

Data terbaru menunjukkan peningkatan belanja konsumen, aktivitas pabrik yang dipercepat dan pertumbuhan inflasi yang meningkat telah memicu taruhan bahwa Federal Reserve dapat mulai memperketat kebijakan moneter akomodatifnya lebih cepat dari yang diharapkan.

Asal tahu, Wall Street terpukul pada bulan September, dilanda kekhawatiran termasuk nasib tagihan belanja infrastruktur besar-besaran dan kasus utang pengembang China Evergrande Group.

Penutupan S&P 500 dan Nasdaq adalah yang terendah sejak Juli. Indeks S&P 500 kini telah jatuh sekitar 5% dari rekor penutupan tertinggi pada 2 September.

Namun, lebih dari setengah saham S&P 500 telah turun 10% atau lebih dari level tertinggi 52 minggu, termasuk 71 saham yang turun lebih dari 20%.

Senin, 04 Oktober 2021

Equityworld Futures | Senin Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Menguat

Equityworld Futures | Mayoritas saham di kawasan Asia-Pasifik naik pada perdagangan Senin pagi setelah Merck mengumumkan pengobatan antivirus oral Covid baru yang mengurangi risiko rawat inap atau kematian.

Di Jepang, Nikkei 225 naik 0,65% sedangkan indeks Topix naik 0,78%.

Kebangkitan Harga Emas Sudah di Depan Mata...? | Equityworld Futures

Saham Australia melonjak, dengan S&P/ASX 200 naik 1,34%.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,4% lebih tinggi.

Pasar di China ditutup untuk sebagian besar minggu ini untuk liburan dan akan dibuka kembali pada hari Jumat.

Pasar Korea Selatan juga ditutup pada hari Senin untuk liburan.

Merck dan Ridgeback Biotherapeutics hari Jumat mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan obat yang mengurangi risiko rawat inap atau kematian sekitar 50% pada pasien Covid. Jika disahkan oleh badan pengawas, obat tersebut bisa menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid.

Perusahaan berencana untuk mencari otorisasi darurat untuk pengobatan antivirus Covid setelah obat tersebut menunjukkan “hasil yang meyakinkan” dalam uji klinis.

Mata Uang dan Minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 93,948 setelah penurunan baru-baru ini dari di atas 94,4.

Yen Jepang diperdagangkan pada 110,96 per dolar, lebih kuat dari level di sekitar 112 yang terlihat terhadap greenback minggu lalu. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,7279 menyusul pemantulan akhir pekan lalu dari sekitar $0,72.

Harga minyak lebih rendah di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 0,19% menjadi $79,13 per barel. Minyak mentah berjangka AS turun 0,26% menjadi $75,68 per barel.

Jumat, 01 Oktober 2021

PT Equity World | Waspada, Ada 'Racun' yang Bakal Buat Harga Emas Pingsan!

PT Equity World | Harga emas dunia naik tajam pada perdagangan kemarin. Namun pagi ini, harga langsung turun lagi meski tipis saja.

Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup US$ 1.757,44/troy ons. Melonjak 1,82% dibandingkan hari sebelumnya.

Wall Street tergelincir, S&P 500 catatkan kinerja bulanan terburuk sejak pandemi | PT Equity World

Lalu pada Jumat (1/10/2021) pukul 05:22 WB, harga berada d US$ 1.755,36/troy ons. Turun tipis 0,12%.

Harga sang logam mulia naik tajam merespons data ketenagakerjaan terbaru di Amerika Serikat (AS). Pada pekan yang berakhir 25 September 2021, klaim tunjangan pengangguran bertambah 11.000 dari minggu sebelumnya menjadi 362.000. Tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, di mana konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan jumlahnya turun menjadi 335.000.

Data ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja sepertinya belum pulih betul dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Sepanjang jalan menuju penciptaan lapangan kerja maksimal (maximum unemployment) belum terlihat, maka bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed mungkin saja tetap mempertahankan kebijakan moneter akomodatif.

"Ada ketidakpastian soal kapan The Fed akan melakukan tapering (pengurangan pembelian surat berharga). Seperti diketahui, The Fed ingin pasar tenaga kerja yang kuat sebelum mengumumkan tapering," kata Robin Bhar, seorang konsultan independen, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, lanjut Bhar, emas juga kembali menjadi aset yang diburu pelaku pasar karena investor ingin melakukan lindung nilai (hedging) atas risiko percepatan laju inflasi di Negeri Paman Sam.

Akan tetapi, kenaikan harga emas kemarin dinilai hanya riak kecil di tengah samudera koreksi harga emas. Ya, sepertinya masa depan harga emas masih suram, risiko penurunan sangat besar.

Sebab meski klaim tunjangan pengangguran naik, tetapi rasanya cuma fenomena musiman. Klaim meningkat karena Negara Bagian California mengalihkan penerima Pandemic Emergency Unemployment Compensation (PEUC) yang berakhir pada 4 September 2021 ke Federal State Extended Duration.

Tunjangan ini adalah tambahan dari yang diberikan pemerintah, penerima akan mendapatkan tambahan bernilai satu minggu bantuan. Alhasil, banyak yang mengklaim tunjangan tersebut sehingga terjadi distorsi.

"Jadi rasanya peningkatan klaim tunjangan pengangguran secara nasional tidak terlalu mengkhawatirkan. Itu hanya disebabkan oleh kejadian di California, ujar Ryan Sweet, Ekonom Senior Moody's Analytics, sebagaimana diwartakan Reuters.

Oleh karena itu, pasar tetap meyakini bahwa The Fed akan memulai tapering pada November 2021 alias bulan depan. Tidak lama lagi, pasokan dolar AS akan berkurang, tidak akan semelimpah sekarang, karena The Fed mengurangi 'dosis' pembelian aset. Hasilnya, nilai tukar dolar AS sepertinya bakal menguat.

"Keperkasaan dolar AS yang diiringi oleh kenaikan yield (imbal hasil) oblgasi adalah racun bagi emas. Dalam waktu dekat, ada risiko harga akan turun mungkin sampai ke US$ 1.700/troy ons," sebut riset Commerzbank.

Kamis, 30 September 2021

PT Equity World | Wall St beragam, S&P 500 dan DOw naik di tengah kekhawatiran inflasi

PT Equity World | Wall Street beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dalam rebound parsial dari aksi jual luas sehari sebelumnya, dengan pernyataan dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dan debat plafon utang yang sedang berlangsung membatasi kenaikan.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 90,73 poin atau 0,26 persen, menjadi menetap di 34.390,72 poin. Indeks S&P 500 menguat 6,83 poin atau 0,16 persen, menjadi berakhir di 4.359,46 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melemah 34,24 poin atau 0,24 persen menjadi 14.512,44 poin.

Bursa Saham Asia Bergerak Campuran, Investor Menunggu Data Aktivitas Pabrik China | PT Equity World

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor utilitas terangkat 1,3 persen, melampaui sisanya. Sementara itu, sektor teknologi berada di bawah tekanan dengan layanan komunikasi dan kelompok teknologi masing-masing turun 0,21 persen dan 0,1 persen.

Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average menguat, tetapi Indeks Komposit Nasdaq ditutup lebih rendah karena imbal hasil obligasi pemerintah menghentikan kenaikan mereka. Sektor-sektor defensif memimpin karena investor mencari stabilitas di pasar yang bergejolak.

Tetapi, ketiga indeks utama tetap berada di jalur untuk mencatat penurunan bulanan, dengan S&P 500 yang menjadi penentu menghentikan kenaikan beruntun tujuh bulan.

“Kisah yang sama telah kita lihat selama beberapa minggu,” kata Oliver Pursche, wakil presiden senior di Wealthspire Advisors, di New York.

"Investor khawatir tentang tiga hal: pengurangan pembelian obligasi oleh The Fed, inflasi yang sedang berlangsung dengan Ketua Powell mengatakan hal itu akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan, dan masalah plafon utang yang sedang dihadapi kongres."

Powell, berbicara di acara Bank Sentral Eropa, menyatakan frustrasi atas gangguan rantai pasokan yang terus-menerus yang dapat membuat inflasi meningkat lebih lama dari yang diharapkan.

Pasar saham menguat setelah sambutannya.

“Powell telah sangat baik dalam menyampaikan beritanya secara resmi yang semua orang tahu akan datang,” kata Pursche.

Perselisihan berlanjut di Capitol Hill atas pendanaan pemerintah saat batas waktu Jumat (1/10/2021) untuk mencegah penutupan semakin dekat, dengan meningkatnya kekhawatiran atas gagal bayar kredit AS.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS berhenti menguat setelah kenaikan dalam beberapa hari terakhir saat debat plafon utang berlangsung di Washington.

Boeing Co memberikan dorongan terbesar terhadap Dow setelah regulator penerbangan China berhasil menguji pesawat 737 MAX. Saham pembuat pesawat itu melonjak 3,2 persen.

Produsen obat Eli Lilly & Co juga melonjak 4,0 persen setelah Citigroup menaikkan peringkatnya menjadi "beli" dari "netral."

Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,42 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,45 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.