PT Equityworld | Kemesraan AS-China Mati Rasa, Harga Emas Antam kok Mendem?
PT Equityworld | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) turun tipis Rp 1.000 per gram menjadi Rp 694.000/gram pada perdagangan Selasa (10/12/2019) dari Rp 695.000/gram kemarin.
Koreksi harga itu tidak sejalan dengan tensi hubungan Amerika Serikat (AS)-China yang memanas kemarin dan membuat harga emas global naik.
Penurunan harga itu terjadi setelah sehari sebelumnya koreksi signifikan kembali membawa harga emas Antam terperosok lebih dalam lagi.
Turun tipisnya harga emas Antam tersebut tidak seiring dengan kenaikan harga emas global yang terjadi kemarin. Emas global naik di tengah pemberitaan bahwa negosiasi AS-China terancam batal karena Washington tetap menginginkan adanya kenaikan tarif impor yang dijadwalkan efektif pada 15 Desember.
Di sisi lain, China masih menunjukkan harapan terkait realisasi perundingan dagang pada bulan ini hingga tarif impor baru tidak jadi dieksekusi AS. China adalah pihak yang mengeluarkan ancaman mundur dari rencana perundingan jika penghapusan kenaikan tarif impor yang sudah berlaku tidak disetujui AS, di mana China juga menginginkan pembatalan kenaikan tarif yang berencana diterapkan 15 Desember nanti.
Ancaman China itu juga terkait dengan kondisi Hong Kong yang sempat diperparah pengesahan UU HAM oleh senat AS dan Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan membela Hong Kong dengan membatasi ekspor amunisi dan peralatan anti kerusuhan.
Data di situs logammulia milik Antam hari ini (10/12/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 69,4 juta/batang, dari posisi kemarin Rp 69,5 juta/batang.
Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga turun Rp 1.000/gram menjadi Rp 658.500/gram dari Rp 659.500/gram kemarin.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Harga emas Antam itu turun ketika harga emas di pasar spot global kemarin justru naik menjadi US$ 1.461,89 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.459,5/oz. Hari ini, harga emas masih naik tipis ke US$ 1.460,97/oz.
Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
PT Equityworld
Harga emas naik, pedagang amati pembicaraan perdagangan, pengumuman Fed | PT Equityworld
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Rabu, 11 Desember 2019
Selasa, 10 Desember 2019
Equityworld Futures | Saham Asia Lesu Jelang Tenggat Waktu Tarif Baru
Equityworld Futures | Saham Asia Lesu Jelang Tenggat Waktu Tarif Baru
Equityworld Futures | Saham Asia terpantau mengalami penurunan perdagangan pada Selasa (10/12/2019), ketika para investor kembali mewaspadai katalis potensial pekan ini dari pertemuan bank sentral hingga tenggat waktu tarif impor baru.
Pada saat yang sama, tresuri dan dolar AS sedikit berubah.
Ekuitas di Tokyo dan Hong Kong mencatatkan sedikit perubahan, Seoul terlihat bergerak sedikit lebih tinggi, sedangkan Shanghai dan Sydney menjadi lebih rendah karena investor menunggu kabar apakah Washington akan melanjutkan rencana kenaikan tarif impor pada 15 Desember.
Indeks Topix mengalami perubahan tipis, indeks S&P/ASX 200 turun 0,2%, KOSPI menguat 0,2%, dan indeks Hang Seng terpantau flat.
Dengan investor yang enggan melakukan taruhan besar, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik, di luar Jepang, menjadi 0,05% lebih rendah, dan indeks Shanghai Composite benchmark China turun 0,3%.
Di sisi lain, volume perdagangan berada di bawah rata-rata.
Dilansir melalui Bloomberg, S&P 500 berjangka bergerak datar setelah benchmark ditutup pada posisi sesi perdagangan terendah.
Minyak ikut mengalami penurunan tipis. Adapun, imbal hasil obligasi 10 tahun Jepang naik ke tingkat nol untuk pertama kalinya sejak Maret.
“Gagasan bahwa kita memiliki periode yang relatif lebih tenang dalam ketegangan perdagangan AS-China jelas sangat penting. Namun, sifatnya sementara. Ketegangan antara keduanya bersifat struktural dan persisten,” kata Ben Powell, kepala ahli strategi BlackRock Investment Institute Asia-Pasifik, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (10/12/2019).
Dengan waktu yang hampir habis bagi Amerika Serikat dan China untuk mencapai kesepakatan yang akan menangkal kenaikan tarif, pasar mencari tanda-tanda kemajuan pada masa depan.
Pertemuan para pembuat kebijakan di The Fed dan Bank Sentral Eropa juga diharapkan dapat menawarkan petunjuk apakah pelonggaran moneter lebih lanjut akan dilakukan pada 2020.
Equityworld Futures
Harga Emas LLG dan Batangan Menyusut Meski Dolar AS Miring | Equityworld Futures
Di kawasan lain, peso Meksiko menyerap keuntungan atas meningkatnya optimisme bahwa mereka semakin dekat dengan persetujuan USMCA, perjanjian perdagangan trilateral untuk menggantikan Nafta.
The Fed akan memutuskan kebijakan suku bunga pada Rabu (11/12/2019), waktu Washington, yang diikuti oleh pidato Gubernur Jerome Powell. ECB akan menyampaikan kebijakannya pada Kamis (12/12/2019), bersamaan dengan agenda pemilu di Inggris.
Pada agenda lain, China akan melaporkan inflasinya pada hari ini, sedangkan data pertumbuhan kredit akan dirilis beberapa pekan mendatang.
Equityworld Futures | Saham Asia terpantau mengalami penurunan perdagangan pada Selasa (10/12/2019), ketika para investor kembali mewaspadai katalis potensial pekan ini dari pertemuan bank sentral hingga tenggat waktu tarif impor baru.
Pada saat yang sama, tresuri dan dolar AS sedikit berubah.
Ekuitas di Tokyo dan Hong Kong mencatatkan sedikit perubahan, Seoul terlihat bergerak sedikit lebih tinggi, sedangkan Shanghai dan Sydney menjadi lebih rendah karena investor menunggu kabar apakah Washington akan melanjutkan rencana kenaikan tarif impor pada 15 Desember.
Indeks Topix mengalami perubahan tipis, indeks S&P/ASX 200 turun 0,2%, KOSPI menguat 0,2%, dan indeks Hang Seng terpantau flat.
Dengan investor yang enggan melakukan taruhan besar, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik, di luar Jepang, menjadi 0,05% lebih rendah, dan indeks Shanghai Composite benchmark China turun 0,3%.
Di sisi lain, volume perdagangan berada di bawah rata-rata.
Dilansir melalui Bloomberg, S&P 500 berjangka bergerak datar setelah benchmark ditutup pada posisi sesi perdagangan terendah.
Minyak ikut mengalami penurunan tipis. Adapun, imbal hasil obligasi 10 tahun Jepang naik ke tingkat nol untuk pertama kalinya sejak Maret.
“Gagasan bahwa kita memiliki periode yang relatif lebih tenang dalam ketegangan perdagangan AS-China jelas sangat penting. Namun, sifatnya sementara. Ketegangan antara keduanya bersifat struktural dan persisten,” kata Ben Powell, kepala ahli strategi BlackRock Investment Institute Asia-Pasifik, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (10/12/2019).
Dengan waktu yang hampir habis bagi Amerika Serikat dan China untuk mencapai kesepakatan yang akan menangkal kenaikan tarif, pasar mencari tanda-tanda kemajuan pada masa depan.
Pertemuan para pembuat kebijakan di The Fed dan Bank Sentral Eropa juga diharapkan dapat menawarkan petunjuk apakah pelonggaran moneter lebih lanjut akan dilakukan pada 2020.
Equityworld Futures
Harga Emas LLG dan Batangan Menyusut Meski Dolar AS Miring | Equityworld Futures
Di kawasan lain, peso Meksiko menyerap keuntungan atas meningkatnya optimisme bahwa mereka semakin dekat dengan persetujuan USMCA, perjanjian perdagangan trilateral untuk menggantikan Nafta.
The Fed akan memutuskan kebijakan suku bunga pada Rabu (11/12/2019), waktu Washington, yang diikuti oleh pidato Gubernur Jerome Powell. ECB akan menyampaikan kebijakannya pada Kamis (12/12/2019), bersamaan dengan agenda pemilu di Inggris.
Pada agenda lain, China akan melaporkan inflasinya pada hari ini, sedangkan data pertumbuhan kredit akan dirilis beberapa pekan mendatang.
Senin, 09 Desember 2019
PT Equity World | Saham Asia: Data China dan Pesimisme Perdagangan Hentikan Pembeli Mengikuti Wall Street
PT Equity World | Saham Asia: Data China dan Pesimisme Perdagangan Hentikan Pembeli Mengikuti Wall Street
PT Equity World | Pedagang saham Asia harus menanggung beban data akhir pekan dan kisah-kisah yang meredupkan prospek kesepakatan fase-pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China. Akibatnya, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,18% saat menjelang pembukaan Eropa pada hari Senin. Di sisi lain, NIKKEI Jepang mencatat kenaikan hampir 0,30% setelah Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga (Q3) melonjak melewati perkiraan awal dan konsensus pasar.
Di antara data, angka perdagangan bulan November China memainkan peran mereka. Selanjutnya, pembatasan Beijing untuk menggunakan komputer dan perangkat lunak asing ke kantor-kantor pemerintah, ditambah dengan protes terbaru Hong Kong, membuat ketakutan perang perdagangan pada kartu menjelang batas waktu pada barang-barang China dari AS. Hal ini terutama mendorong ekuitas China dan Hong Kong selatan sementara pasar di Australia dan Selandia Baru menyambut peluang peningkatan stimulus kebijakan moneter lebih lanjut dari China.
Selanjutnya, BSE SENSEX India mencatat kenaikan 0,25% menjadi 40.545 sedangkan PSEi Composite Filipina turun tiga poin menjadi 7.798 pada saat penulisan. Selanjutnya, IDX Composite Indonesia naik 0,10% sementara KOSPI Korea berhasil naik +0,34%.
PT Equity World
Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 9 Desember 2019 | PT Equity World
Nada risiko pasar sebagian besar tetap lamban dengan imbal hasil treasury AS 10-tahun turun menjadi 1,84% sementara S&P 500 Futures kehilangan 0,16% menjadi 3,141.
Pada hari Jumat, ketenagakerjaan yang optimis dan angka sentimen konsumen mendorong tolok ukur Wall Street ke rekor tertinggi.
Pertemuan kebijakan moneter oleh bank sentral AS, Eropa dan Filipina akan bergabung dengan pemilu di Inggris Raya dan perang dagang AS-China, mempertimbangkan tenggat waktu tarif AS 15 Desember, untuk menghibur para pelaku pasar global pekan ini. Sementara sebagian besar bank sentral secara luas diharapkan tidak mengubah kebijakan moneter mereka saat ini, peristiwa di sekitar Inggris, AS dan China adalah sesuatu yang mempertanyakan sentimen perdagangan tantangan.
PT Equity World | Pedagang saham Asia harus menanggung beban data akhir pekan dan kisah-kisah yang meredupkan prospek kesepakatan fase-pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China. Akibatnya, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,18% saat menjelang pembukaan Eropa pada hari Senin. Di sisi lain, NIKKEI Jepang mencatat kenaikan hampir 0,30% setelah Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga (Q3) melonjak melewati perkiraan awal dan konsensus pasar.
Di antara data, angka perdagangan bulan November China memainkan peran mereka. Selanjutnya, pembatasan Beijing untuk menggunakan komputer dan perangkat lunak asing ke kantor-kantor pemerintah, ditambah dengan protes terbaru Hong Kong, membuat ketakutan perang perdagangan pada kartu menjelang batas waktu pada barang-barang China dari AS. Hal ini terutama mendorong ekuitas China dan Hong Kong selatan sementara pasar di Australia dan Selandia Baru menyambut peluang peningkatan stimulus kebijakan moneter lebih lanjut dari China.
Selanjutnya, BSE SENSEX India mencatat kenaikan 0,25% menjadi 40.545 sedangkan PSEi Composite Filipina turun tiga poin menjadi 7.798 pada saat penulisan. Selanjutnya, IDX Composite Indonesia naik 0,10% sementara KOSPI Korea berhasil naik +0,34%.
PT Equity World
Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 9 Desember 2019 | PT Equity World
Nada risiko pasar sebagian besar tetap lamban dengan imbal hasil treasury AS 10-tahun turun menjadi 1,84% sementara S&P 500 Futures kehilangan 0,16% menjadi 3,141.
Pada hari Jumat, ketenagakerjaan yang optimis dan angka sentimen konsumen mendorong tolok ukur Wall Street ke rekor tertinggi.
Pertemuan kebijakan moneter oleh bank sentral AS, Eropa dan Filipina akan bergabung dengan pemilu di Inggris Raya dan perang dagang AS-China, mempertimbangkan tenggat waktu tarif AS 15 Desember, untuk menghibur para pelaku pasar global pekan ini. Sementara sebagian besar bank sentral secara luas diharapkan tidak mengubah kebijakan moneter mereka saat ini, peristiwa di sekitar Inggris, AS dan China adalah sesuatu yang mempertanyakan sentimen perdagangan tantangan.
Jumat, 06 Desember 2019
Equity World | Harga Emas Antam Turun ke Rp751 Ribu per Gram
Equity World | Harga Emas Antam Turun ke Rp751 Ribu per Gram
Equity World | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp751 ribu per gram pada Jumat (6/12) atau turun Rp1.000 dari Rp752 ribu per gram pada Kamis (5/12). Begitu juga dengan harga pembelian kembali (buyback) turun Rp1.500 per gram dari Rp669.500 menjadi Rp668 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp400 ribu, 2 gram Rp1,45 juta, 3 gram Rp2,15 juta, 5 gram Rp3,57 juta, 10 gram Rp7,08 juta, 25 gram Rp17,06 juta, dan 50 gram Rp35,13 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,2 juta, 250 gram Rp175,25 juta, 500 gram Rp350,3 juta, dan 1 kilogram Rp700,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.480,9 per troy ons atau melemah 0,15 persen. Sebaliknya, harga emas di perdagangan spot naik 0,01 persen ke US$1.476,11 per troy ons pada pagi ini.
Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan harga emas kembali terangkat di pasar spot karena sentimen kelanjutan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China. Negeri Tirai Bambu kabarnya tak sepakat untuk menambah pembelian produk agrikultur pada kesepakatan yang tengah dirancang.
"Pergerakan emas terangkat berita ketidaksepakatan AS-China terkait produk agrikultur," kata Suluh kepada CNNIndonesia.com.
Equity World
Duh! Harga Emas Antam Terjungkal Lagi, Terkoreksi Seceng | Equity World
Kendati begitu, ia melihat kilau harga emas tidak cukup kuat pada hari ini. Proyeksinya, harga emas hanya bergerak di rentang yang sempit dari kisaran US$1.470 per troy ons sampai US$1.480 per troy ons pada hari ini.
"Penembusan level harga di atas atau di bawah level itu akan memicu tren baru harga emas pada minggu depan," katanya.
Hanya saja, ia melihat ada beberapa sentimen lain yang sekiranya bisa mempengaruhi laju harga emas. Pertama, sentimen data ekonomi AS yang masih cukup lemah. Kedua, pengumuman hasil negosiasi AS-China pada 15 Desember mendatang.
"Jelang akhir tahun pergerakan akan cenderung menarik, setidaknya sampai libur Natal dan Tahun Baru. Pelaku pasar akan rehat menikmati liburan," pungkasnya.
Equity World | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp751 ribu per gram pada Jumat (6/12) atau turun Rp1.000 dari Rp752 ribu per gram pada Kamis (5/12). Begitu juga dengan harga pembelian kembali (buyback) turun Rp1.500 per gram dari Rp669.500 menjadi Rp668 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp400 ribu, 2 gram Rp1,45 juta, 3 gram Rp2,15 juta, 5 gram Rp3,57 juta, 10 gram Rp7,08 juta, 25 gram Rp17,06 juta, dan 50 gram Rp35,13 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,2 juta, 250 gram Rp175,25 juta, 500 gram Rp350,3 juta, dan 1 kilogram Rp700,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.480,9 per troy ons atau melemah 0,15 persen. Sebaliknya, harga emas di perdagangan spot naik 0,01 persen ke US$1.476,11 per troy ons pada pagi ini.
Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan harga emas kembali terangkat di pasar spot karena sentimen kelanjutan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China. Negeri Tirai Bambu kabarnya tak sepakat untuk menambah pembelian produk agrikultur pada kesepakatan yang tengah dirancang.
"Pergerakan emas terangkat berita ketidaksepakatan AS-China terkait produk agrikultur," kata Suluh kepada CNNIndonesia.com.
Equity World
Duh! Harga Emas Antam Terjungkal Lagi, Terkoreksi Seceng | Equity World
Kendati begitu, ia melihat kilau harga emas tidak cukup kuat pada hari ini. Proyeksinya, harga emas hanya bergerak di rentang yang sempit dari kisaran US$1.470 per troy ons sampai US$1.480 per troy ons pada hari ini.
"Penembusan level harga di atas atau di bawah level itu akan memicu tren baru harga emas pada minggu depan," katanya.
Hanya saja, ia melihat ada beberapa sentimen lain yang sekiranya bisa mempengaruhi laju harga emas. Pertama, sentimen data ekonomi AS yang masih cukup lemah. Kedua, pengumuman hasil negosiasi AS-China pada 15 Desember mendatang.
"Jelang akhir tahun pergerakan akan cenderung menarik, setidaknya sampai libur Natal dan Tahun Baru. Pelaku pasar akan rehat menikmati liburan," pungkasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)