Senin, 30 Juni 2014

Ketika Nokia Remehkan Android

Pertama kali diumumkan akhir tahun 2008 lalu, ponsel komersial Android masih dianggap ‘angin lalu’ oleh Nokia yang saat itu masih jadi raja ponsel dunia. Namun nyatanya hanya butuh beberapa tahun hingga akhirnya perangkat Android mendominasi dan merebut takhta Nokia.

T-Mobile G1 atau yang juga dikenal sebagai HTC Dream memang tak terlalu menyita perhatian konsumen saat dulu diluncurkan. Sejumlah produsen termasuk Nokia menganggap Android tak akan menjadi ancaman, apalagi karena menggunakan OS berbasis Linux yang menurutnya unmanageable.

“Kami tidak melihatnya sebagai ancaman. Mengumpulkan sejumlah besar orang untuk bersama-sama mengembangkan sebuah ponsel adalah sesuatu yang telah kami lakukan (pada Symbian dan Windows Mobile) sejak bertahun-tahun lalu,” ujar juru bicara Nokia saat itu.

Tak cuma dari Nokia, pernyataan resmi pihak Symbian menanggapi kehadiran Android di jagat ponsel juga tak berbeda jauh. Pengalamannya mengembangkan berbagai jenis ponsel selama bertahun-tahun membuatnya percaya diri menghadapi tantangan Android yang notabene adalah pemain baru saat itu.

“Kami telah melakukannya selama 9 tahun dan mungkin telah melihat selusin platform baru yang datang dan mengatakan kami mendapat rintangan. Kami menganggapnya serius tapi kami adalah orang-orang yang mengembangkan sebuah ponsel yang sesungguhnya, platform ponsel yang sebenarnya, dan telah digunakan oleh banyak ponsel selama bertahun-tahun,” demikian pernyataan pihak Symbian beberapa tahun lalu, seperti dilansir Phone Arena, Senin (30/4/2014).

“Kami juga telah banyak melihat banyak upaya untuk membuat semacam standar dari linux. Tapi Linux pada dasarnya terpisah-pisah. Linux itu unmanaged dan sulit dikendalikan perkembangannya,” tambah pernyataan Symbian dalam tanggapannya mengenai Android.

Baik Nokia maupun Symbian memang bisa dibilang terlena oleh kejayaannya sendiri. Ponsel berbasis Symbian memang sangat digemari beberapa tahun lalu, namun tanpa adanya kompetisi dari platform lain pengembangannya justru terkesan mandek.

Sebaliknya Google yang mengembangkan Android justru terus-menerus menyempurnakannya. Seiring waktu, pesona Android dengan segudang fiturnya yang ditambah teknologi layar sentuh mulai berhasil menyita perhatian. Apalagi harga yang ditawarkan juga masuk kategori terjangkau.

Ditambah lagi saat itu juga hadir iPhone dengan iOS-nya yang cukup dinanti banyak penggila fans Apple. Secara tidak langsung kedua platform ini pun menggerus Symbian yang mulai sedikit demi sedikit ditinggalkan oleh produsen ponsel termasuk Nokia dan lebih memilih Android yang lebih murah dan bervariasi.

Hutan yang Hilang di Indonesia Seluas Irlandia

Indonesia merupakan negara dengan kekayaaan alam luas, mulai dari laut hingga hutan. Bahkan pernah ada yang menyatakan, hutan Indonesia merupakan paru-paru dunia. Namun, soal pelestarian hutan, negara kita dianggap paling buruk.

Para ilmuwan terkait, melansir CBC, Senin 30 Juni 2014, kini negara kita sudah melampaui negara penyelenggara Piala Dunia 2014, Brasil, terkait penebangan liar hutan tropis. Diperkirakan kerugian yang dialami Indonesia semakin melambung tinggi. Padahal, di tahun 2011 telah dicanangkan program moratorium sebagai bentuk perlindungan satwa liar dan memerangi perubahan iklim.

Kerugian itu berdasarkan hutan Indonesia seluas 60.000 km persegi berubah fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dan peternakan dari tahun 2000 hingga 2012. Data tersebut ditulis dalam jurnal Nature Climate Change. Luas hutan  yang berubah tersebut diperkirakan sama dengan luas negara Irlandia,

Dalam jurnal tersebut tertulis, 2012 lalu potensi kehilangan hutan di Indonesia kehilangan hutannya lebih tinggi dari di Brasil. Pada tahun tersebut, Indonesia saja sudah kehilangan 8.400 km persegi, dibandingkan 4.600 km persegi yang ada di Brasil. Menurut jurnal Nature Climate Change, Brasil kini telah berupaya dan membuahkan hasil untuk mengurangi kerugiannya dari sektor hutan.

"Kita perlu meningkatkan penegakan hukum dan kontrol di daerah itu sendiri," kata Belinda Margono, penulis utama dari studi di Universitas Maryland, sekaligus orang yang bekerjar di kementerian kehutanan Indonesia.

Diketahui, hutan mempunyai dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia, karena pohon merupakan penyumbang oksigen terbesar.

"Hutan hujan adalah paru-paru bumi. Anda memiliki paru-paru untuk bernapas dan jika anda menyingkirkan paru-paru itu, maka bumi akan menderita," ujar Matthew Hansen, salah satu penulis di jurnal tersebut di Universitas Maryland.

Kehilangan 'paru-paru bumi' berdampak pada perubahan iklim yang semakin cepat dirasakan. Sebagai salah satu hutan hujan terbesar di dunia yang ada di Indonesia, negara lain bahkan lebih peduli dan prihatin akan kehilangan hutan di negara ini.

Sebuah negara di Skandinavia yaitu Norwegia berjanji akan memberi dana US$1 miliar untuk memperlambat hilangnya hutan tersebut. Hal ini merupakan bagian dari perjanjian pencegahan perubahan iklim di dunia.

"Kemitraan in merupakan insentif keuangan yang kuat," ucap Gunhild Oland Santos-Nedrelid, juru bicara kementerian lingkungan Norwegia.

Ia mengatakan hilangnya hutan Indonesia yang meningkat beberapa bulan ke depan, akan berdampak pada meningginya kekeringan dan kebakaran hutan.

Sejauh ini, Norwegia telah membayar hampir US$50 juta untuk Indonesia dari US$1 miliar yang dijanjikan. Dana tersebut ungkap Gunhild, untuk dijadikan pembentukan lembaga baru yang konsen terhadap pembalakan hutan.

"Indonesia akan mulai mendapatkan uang dalam jumlah besar, jika hanya monitoring itu dapat membuktikan perlambatan penebangan hutan secara ilegal," kata dia.

Norwegia memang dikenal dermawan akan pelestarian hutan tropis di dunia. Proyek serupa berupa US$1 miliiar diberikan kepada Brasil serta program serupa namun lebih kecil dananya untuk negara Guyana dan Tanzania.

Pohon dapat menyerap karbondioksida dari gas rumah kaca yang merupakan faktor utama dari pemanasan global. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan penebangan hutan turut menyumbang 17 persen dari semua gas rumah kaca buatan manusia.

Tahun 2011, Indonesia memberlakukan moratorium penebangan hutan, untuk memperlambat kerugian serta melindungi habitat orang utan, harimau sumatera, dan satwa liar lainnya. Namun, moratorium di mata para peneliti di jurnal Nature Climate Change dirasa belum sesuai harapan.

"Tampaknya bahwa moratorium tidak memiliki efek yang diinginkan," tulis para ilmuwan di jurnal tersebut.

Rabu, 25 Juni 2014

Waterfront Securities: IHSG Diperkirakan Mix

Jakarta -IHSG pada perdagangan Selasa 24 Juni 2014 ditutup menguat 0,41% pada level 4862, setelah mengalami koreksi selama beberapa hari. Sektor perkebunan mengalami kenaikan terbesar. Investor asing melakukan net buy Rp139,8 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup melemah akibat sentimen negatif dari memburuknya situasi di Irak, meskipun data ekonomi menimbulkan optimisme akan perekonomian AS. Pada awalnya indeks menguat setelah adanya laporan data penjualan rumah baru bulan Mei yang menunjukkan kenaikan terbesar dalam 22 tahun terakhir. Indeks keyakinan konsumen AS bulan Juni meningkat pada level 85,2 dari bulan sebelumnya yang berada pada level 82,2, dan lebih baik dibandingkan estimasi yang sebesar 83,5. Namun indeks berbalik melemah dan berlanjut hingga akhir sesi, setelah diberitakan meningkatnya kekerasan di Irak yang menimbulkan kecemasan akan memburuknya kondisi geopolitik di Timur Tengah. Sementara itu Presiden The Fed Philadelphia menyatakan cukup optimis bahwa ekonomi AS akan tumbuh 2,4% tahun ini dan tahun depan. Tingkat konsumsi akan meningkat karena naiknya pendapatan masyarakat dan turunnya tingkat pengangguran hingga level 5,8% pada akhir tahun ini. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak cenderung mixed. IHSG bergerak pada kisaran level 4828 - 4900. Rekomendasi: ASII, UNTR, AKRA, TLKM, ELSA.

Nasib Nigeria dan Iran Bisa Ditentukan Lewat Undian

Jakarta - Nigeria dan Iran kini sedang memperebutkan satu tiket lolos untuk menemani Nigeria. Menariknya, ada skenario di mana nasib Nigeria dan Iran ujung-ujungnya mesti ditentukan lewat undian.

Grup F saat ini baru meloloskan Argentina yang mengoleksi 6 poin dari dua pertandingan. Posisi dua sementara itu ditempati Nigeria dengan 4 poin dan selisih gol +1 (satu gol dan belum kebobolan), diikuti Iran dengan 1 poin dan selisih gol -1 (belum bikin gol dan kebobolan satu gol). Sedangkan Bosnia-Herzegovina dengan 0 poin sudah dipastikan tersingkir.

Melihat poin, Nigeria tentu tampak punya peluang lebih besar untuk lolos dibandingkan dengan Iran. Namun dalam sepakbola tentu saja apapun bisa terjadi.

Untuk laga terakhir grup ini sendiri Nigeria harus berhadapan dengan Argentina di Estadio Beira-Rio, Porto Alegre, sedangkan Bosnia berjumpa Iran di Arena Fonte Nova, Salvador. Kedua partai dimainkan bersamaan, Rabu (25/6/2014) malam WIB.

Untuk laga tersebut tugas Nigeria di atas kertas memang lebih ringan dibandingkan Iran. 'Elang Super' akan lolos jika minimal mengimbangi Argentina, terlepas dari hasil Iran lawan Bosnia. Jikapun kalah dari tim Tango, Nigeria tetap bisa lolos asalkan Iran seri atau kalah dari Bosnia.

Iran sebaliknya tentu punya misi yang jauh lebih berat. Untuk lolos mereka perlu mengalahkan Bosnia dengan skor yang cukup seraya berharap Argentina menang, di mana hal itu diharapkan membuat selisih gol 'Singa Persia' melampaui Nigeria.

Akan tetapi, ada satu skenario lain yang sangat mungkin membuat tim yang mesti pulang kampung akan amat berduka, yakni melalui pengundian.

Hal ini bisa terwujud jika Nigeria kalah 0-1 dari Argentina sementara Iran menang 1-0 atas Bosnia. Hal itu akan membuat Nigeria dan Iran punya poin setara, selisih gol dan produktivitas gol persis sama, dan mengingat duel antara kedua tim berakhir 0-0 aturan head to head juga tak bisa diterapkan. Maka siapa yang berhak duduk di posisi dua grup dan siapa yang masuk kotak pun akan ditentukan lewat proses pengundian oleh FIFA.

Menurut catatan ESPN, proses pengundian semacam itu pernah terjadi beberapa kali. Yang teranyar adalah dalam gelaran Piala Dunia 1990 di Italia.

Saat itu Republik Irlandia dan Belanda mesti menjalani proses pengundian setelah finis di belakang Inggris di Grup F. Namun, Republik Irlandia dan Belanda bisa sama-sama lolos terkait aturan ketika itu--Republik Irlandia jadi runner-up sedangkan Belanda lolos sebagai salah satu tim posisi tiga terbaik.

Sebelumnya ada juga Spanyol yang pada tahun 1954 gagal tampil di putaran final Piala Dunia karena kalah undian. Diundi satu grup yang cuma diisi oleh Spanyol sendiri dan Turki, tim Matador menang 4-1 di kandang lalu kalah 0-1 di Istanbul. Tetapi karena saat itu aturan selisih gol belum diterapkan, kedua tim pun mesti menyelesaikan lewat duel playoff di Roma.

Setelah kedua tim berimbang 2-2 di ibukota Italia tersebut, seorang bocah Italia mengambil undian dan Turki berhak terbang ke Swiss untuk mengikuti putaran final.

Sumber : Sport.Detik.com