Equityworld Futures | ANZ Prediksi Suku Bunga AS Turun Bisa Kerek Harga Emas ke US$2.900, SocGen Alokasi Aset 100%
Equityworld Futures | Prediksi bullish harga emas dari analis dan pelaku pasar terus bermunculan didukung tumbuhnya ekspektasi pasar dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang akan menurunkan suku bunga mulai pekan ini. Kali ini dari bank raksasa asal Australia, The Australia and New Zealand Banking Group Limited (ANZ Bank) dan perusahaan keuangan asal Prancis, Société Générale S.A (SocGen).
Equityworld Futures | Harga Emas Terus Bersinar, Bisa Tembus USD2.600
Dilansir Kitco News (17/9), ahli Komoditas ANZ, Soni Kumari dan Daniel Hynes dalam risetnya mengungkapkan secara teknikal ketika emas berhasil menembus harga di atas US$2.550, maka akan menarik perhatian para investor untuk bullish, seiring The Fed yang bersiap menurunkan suku bunga. Para analis meramal harga emas bisa naik menjadi US$2.900 per ounce pada akhir 2025, didorong oleh kembali meningkatnya minat investasi investor di logam mulia, setelah pada semester I 2024 sempat meredup. Baru-baru ini, logam kuning mencatat rekor tertinggi barunya mendekati US$2.600 per ounce.
“Turunya suku bunga riil dan pelemahan dolar AS berpeluang mengerek harga emas selama siklus pelonggaran moneter di masa mendatang. Ini akan meningkatkan permintaan emas karena biaya peluang untuk menyimpan emas menurun,” para analis memaparkan.
Menurut CME FedWatch Tool, pasar melihat 65% peluang The Fed memangkas suku bunga 50 basis poin atau 0,5%. Namun banyak analis menilai ekspektasi itu terlalu agresif, sehingga para ekonom meramal pemangkasan 0,25% dan penurunan lanjutan hingga 2025. Saat ini Fed Rate di level 5,25-5,5%.
Manurut para analis ANZ, pemangkasan suku bunga AS 100 basis poin atau 1% bisa mendorong arus masuk bersih 200-250 ton ke exchange traded fund (ETF) emas dalam beberapa bulan mendatang. Jika pemotongan suku mencapai 200 bps atau 2%, maka berpotensi meningkatkan arus masuk 500 ton ke ETF emas. Selain pemangkasan suku bunga AS, potensi kenaikan harga emas juga akan didukung oleh aksi bank sentral negara-negara di dunia yang terus memborong logam kuning.
"Kami telah menaikkan estimasi pembelian emas oleh bank sentral menjadi 950 ton pada 2024 dan 850 ton pada 2025. Volume ini lebih rendah dari dua tahun terakhir tetapi masih relatif tinggi," kata mereka.
Namun, ANZ juga memperingatkan investor bahwa pasar emas dapat mengalami beberapa gejolak jangka pendek. Meski begitu, mereka meramal emas tetap memiliki momentum solid dengan harga diprediksi bisa segera menuju US$2.640 hingga US$2.650 per ounce, selama harganya masih bertahan di atas US$2.550. Namun jika harga emas turun di bawah US$2.540 akibat tertekan aksi ambil untung, maka secara teknikal harganya bisa menuju support berikutnya di US$2.460 per ounce.