Equityworld Futures | Bank Sentral China Stop Beli 4 Bulan, Harga Emas Mulai Koreksi!
Equityworld Futures | Sepanjang pekan lalu harga emas bergerak atraktif, tetapi pada hari ini, Senin (9/9/2024) mulai terpantau koreksi ke bawah US$ 2.500 per troy ons.
Melansir data Refinitiv menunjukkan pada perdagangan akhir pekan, Jumat (6/9/2024), harga emas (XAU) di pasar spot tercatat di US$ 2.516,36 per troy ons, naik tipis sebesar 0,01% dibandingkan hari sebelumnya.
Apresiasi tersebut menjadi yang ketiga hari beruntun pada pekan lalu, dalam sepekan harga emas sudah naik 0,53%, tetapi masih di bawah level tertinggi sepanjang masa yang sempat tersentuh pada 27 Agustus lalu di posisi US$ 2.524,57 per troy ons.
Sementara pada pagi ini, tercatat pukul 06.25 WIB, harga emas dunia terpantau mulai koreksi menjauhi level US$ 2.500 per troy ons, tepatnya turun 0,75% ke posisi US$ 2497,49 per troy ons.
Harga emas yang terpantau koreksi pada pagi ini disinyalir merupakan respon dari sikap Bank sentral China yang menahan pembelian emas untuk cadangannya selama empat bulan berturut-turut pada Agustus.
Mengutip Reuters, cadangan emas Tiongkok mencapai 72,8 juta troy ons pada akhir bulan lalu. Namun, nilai cadangan emas naik menjadi $182,98 miliar dibandingkan dengan $176,64 miliar pada akhir Juli.
Sebelum menghentikan pembeliannya, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) telah membeli emas selama 18 bulan berturut-turut.
Bank sentral China adalah pembeli emas tunggal terbesar di dunia pada sepanjang 2023 dan keputusannya untuk menunda pembelian telah membantu meredam permintaan investor Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir.
Meski begitu, Carsten Menke, seorang analis di Julius Baer mengatakan bahwa PBOC diperkirakan akan melanjutkan pembelian di beberapa titik meskipun harga tinggi karena motivasi politik, bukan ekonomi. Bisa dibilang untuk dedolarisasi lantaran ingin mengurangi ketergantungan pada dolar AS sebagai aset cadangan.
Selain itu, permintaan emas ke depan potensi masih akan meningkat lantaran nilai jual yang akan lebih rendah seiring dengan melandai-nya indeks dolar mendekati pemangkasan suku bunga AS setelah rilis data pasar tenaga kerja pada pekan lalu tak sesuai ekspektasi.
Pada akhir pekan lalu, data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penambahan lapangan pekerjaan non-pertanian sebanyak 142.000 pada Agustus, di bawah perkiraan 160.000, sementara angka Juli juga direvisi turun menjadi 89.000.
Sementara itu, tingkat pengangguran berada di 4,2%, sesuai dengan ekspektasi namun turun dari 4,3% bulan sebelumnya. Para pelaku pasar kini memperdebatkan apakah Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin atau 25 basis poin pada 18 September, dengan dampak signifikan pada harga emas, kata Aakash Doshi dari Citi Research.
Saat ini, para pelaku pasar memperkirakan ada peluang 73% untuk pemangkasan 25 basis poin oleh bank sentral AS bulan ini dan 27% untuk pemangkasan 50 basis poin, menurut alat CME FedWatch. Presiden Fed New York, John Williams, menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat bertujuan untuk menjaga keseimbangan pasar kerja.