Kamis, 01 Maret 2018

Equity World | Robbie Williams tentang Depresi: Penyakit dalam Kepalaku yang Ingin Membunuhku

Equity World | Robbie Williams tentang Depresi: Penyakit dalam Kepalaku yang Ingin Membunuhku
Robbie Williams tentang Depresi: Penyakit dalam Kepalaku yang Ingin Membunuhku

Equity World | Depresi memang bisa terjadi pada siapa saja. Tak terkecuali pada pesohor seperti Robbie Williams. Baru-baru ini ia buka-bukaan tentang perjuangannya melawan penyakit mental ini.

Penyanyi berusia 44 tahun itu mengungkapkan seperti apa depresi yang dialaminya sejak lama. "Aku punya penyakit dalam kepalaku yang ingin membunuhku, jadi aku harus berjaga-jaga. Kadangkala ini membuatku kewalahan, tetapi kadangkala ini kujadikan alat untuk bisa tampil di atas panggung," katanya.

Ia juga menyuratkan bahwa kematian sahabatnya, George Michael ikut mempengaruhinya. Ia mengaku teringat akan saat-saat di mana ia begitu dekat dengan kematian bila mengenang George.

"Kami mengalami 'roller-coaster' yang sangat sama. Dan aku merindukan George Michael, aku berharap dia disini," tuturnya.

Saat itu ia merasa kehilangan seorang sosok pahlawan. "Itu adalah tahun yang mengerikan, semua orang kehilangan pahlawan mereka, dan kamu menyadari kamu tidak hidup abadi dan aku merindukannya," lanjutnya.

Baru dua bulan yang lalu, ayah dua anak itu mengaku menjalani perawatan intensif karena ditemukan kejanggalan pada otaknya sehingga ia juga harus membatalkan tur konsernya di Rusia. Ia pun segera diterbangkan kembali ke London dan memulihkan diri di rumahnya di LA selama dua bulan.

"Itu membuatku benar-benar ketakutan, karena aku pernah berada di situasi yang gelap sebelumnya, tetapi itu saat aku masih 23, 27 atau 32. Tapi ketika usiamu 43 tahun, kamu menyadari bahwa -meskipun kamu punya segalanya- kamu bukannya tidak bisa tumbang. Jadi mulai sekarang aku akan mengurus diriku sendiri lebih baik," paparnya.

Ia menambahkan, istrinya, Ayda Field adalah sosok yang paling berjasa untuknya. Bahkan sejak pertama kali mereka berkencan, Aydalah yang membuat Robbie 'tobat'.

"Ia merawatku, memberiku apa yang aku butuhkan di waktu yang tepat dan rasa cinta. Ia melihatku dalam kondisi terburukku, bahkan sejak malam pertama kami bersama," tutupnya.

Selain depresi, Robbie juga kerap blak-blakan tentang perjuangannya dalam melawan alkohol dan kecanduan narkoba. Seingat Robbie, ia terserang gangguan ansietas (kecemasan), depresi, demam panggung dan masalah berat badan sejak terkenal sebagai pentolan boyband Take That.

Kepada The Sunday Times Magazine, Robbie juga pernah mengutarakan dukanya menjadi seorang pesohor. Ia bahkan mengatakan jika pekerjaannya suatu saat bisa 'membunuhnya'.

"Pekerjaan ini begitu buruk bagi kesehatanku. Ini akan membunuhku, kecuali aku melihatnya dengan cara yang berbeda," ujarnya.

Namun ia bersyukur jika dewasa ini depresi dan gangguan kecemasan menjadi sesuatu yang lumrah untuk dibicarakan. "Aku bakal lebih dan lebih terisolasi karena dulu aku hanya diminta untuk mengabaikannya saja," ungkapnya.

Baca juga : Inilah yang terjadi saat kamu nggak tidur selama seminggu, ngeri! | Equity World

Ia pun mencoba berbenah dengan mengikuti rehabilitasi beberapa kali dan sejumlah terapi lainnya untuk mengatasi persoalannya tersebut.

Robbie pertama kali mengaku mengidap depresi di tahun 2003 akibat mengonsumsi ekstasi. Dalam kesempatan yang sama, Robbie mengatakan bahwa ia telah mengonsumsi obat antidepresan selama setahun untuk mengendalikan kondisi tersebut.

Equity World