Equity World | BEI Buka Kembali Perdagangan Saham CHIP, Masihkah Bisa Naik?
Equity World | Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali perdagangan saham PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP) di seluruh pasar mulai perdagangan sesi I, Jumat (17/3/2023).
Kemarin, saham CHIP disuspensi akibat lonjakan harga 540,62% terhitung sejak listing perdana hingga penutupan perdagangan Rabu (15/3/2023). Harga saham CHIP melesat dari harga IPO senilai Rp 160 per saham menjadi Rp 1.025. Lonjakan harga tersebut menjadikan kapitalisasi pasar saham yang dicatatkan di papan akselerasi ini melesat Rp 128,96 miliar menjadi Rp 806 miliar.
“Suspensi atas perdagangan Saham di pasar reguler dan tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi
I, 17 Maret 2023,” demikian penguman BEI, kemarin.
CHIP sebelumnya telah menuntaskan penawaran umum (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak 200 juta saham atau 24,81% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan harga pelaksanaan Rp 160 per saham sehingga, meraup dana segar Rp 32 miliar.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2017, tapi baru mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2021. Perusahaan ini memproduksi smart card dan scratch card untuk ponsel, termasuk kartu SIM sistem operasi dan voucher fisik.
CHIP tercatat sebagai pemasok utama untuk Indosat Ooredoo Hutchison. Mulai dari chip hingga pengemasannya. Perseroan juga telah merambah pasar Afrika dengan menyediakan chip bagi Zambia Telecom.
Perseroan juga melayani PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk memberikan jasa Enterprise Software Solution. Betindak sebagai pemegang saham pengendali CHIP adalah PT Karya Permata dengan kepemilikan 59,61%. Sisanya dengan kepemilikan masing-masing sebnayak 3,76% adalah PT Baran Suryamas, PT Surya Pelangi, PT Aneka Taruna, dan PT Wilmar Sejahtera Asia. Sedangkan investor publik menguasai sebanyak 24,81% saham.
Direktur Keuangan Pelita Teknologi Global (CHIP) Hasri Zulkarnain sebelumnya mengatakan, perseroan tengah menyiapkan sejumlah aksi korporasi setelah menuntaskan IPO saham dengan raihan dana segar Rp 32 miliar.
Menurut dia, perseroan sudah mendapat customer di Afrika, sehingga bisa menambah prospek yang menarik untuk tahun 2023. Adapun rencananya di Afrika melalui Zambia Telecom, secara distribusi akan tetap dari Indonesia.