Jumat, 31 Oktober 2014

Emas Bersiap Menuju Penurunan Dalam 2-Bulan Terakhir


Emas bersiap menuju penurunan bulanan untuk pertama kalinya secara berturut-turut pada tahun 2014 pasca menghapus gain untuk tahun ini terkait Federal Reserve mengakhiri program pembelian obligasi di tengah tanda-tanda pemuluhan perekonomian AS, memangkas permintaan emas.
Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan di level $ 1,200.67 per ounce pada pukul 8:46 pagi di Singapura dari level $ 1,198.85 kemarin, menurut harga Bloomberg. Logam kemarin turun ke level $ 1,196.07, merupakan level terendah sejak 6 Oktober lalu, sementara produk domestik bruto AS mengalahkan perkiraan pada kuartal ketiga dan China menyelidiki kenaikan ekspor logam mulia. Sementara obligasi dalam produk yang diperdagangkan di bursa terbesar turun ke level terendah dalam enam tahun terakhir.
Emas di perdagangkan sebesar 0,6 persen lebih rendah pada bulan Oktober ini pasca turun sebesar 6,2 persen bulan lalu, dan logam kemarin menghapus kenaikan tahun ini terkait Indeks Bloomberg Dollar Spot naik ke level tertinggi dalam tiga pekan terakhir. Pejabat The Fed pekan ini akan mengatakan pasar kerja telah membaik sehingga memutuskan untuk mengakhiri pembelian obligasi, dengan tetap mempertahankan komitmen untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk waktu yang cukup. Sementara Bank sentral telah mempertahankan suku bunga utamanya pada nol hingga 0,25 persen sejak tahun 2008 silam. (vck)

Sumber: Bloomberg

Laporan Dana Pensiun Jepang Tekan Yen Mendekati Level 6 Tahun Terendah


Yen ditransaksikan mendekati level terendahnya dalam enam tahun terakhir terhadap dolar pasca sebuah laporan dari dana pensiun terbesar di dunia akan meningkatkan kepemilikan surat berharga di luar Jepang.
Dana Investasi Pensiun Jepang (GPIF) akan meningkatkan kepemilikan saham asing sampai 40 persen dari 23 persen dengan total investasi mencapai $1.2 triliun, kata koran Nikkei. Itu lebih tinggi dari perkiraan sebesar 29 persen dalam survei Bloomberg terhadap analis. Dolar menyentuh level tertingginya dalam tiga pekan terakhir terhadap mata uang utama kemarin karena ekonomi AS berkembang lebih dari perkiraan pada kuartal ketiga.
Yen stagnan pada level 109,18 per dolar AS pukul 8:57 pagi di Tokyo dari kemarin, turun ke 109,47 yen di New York, 0,6 persen dari terendah dalam enam tahun terakhir dari level 110,09 yang dicapai pada 1 Oktober lalu. Yen ditransaksikan pada level 137,71 per euro.
Dollar berada di level $1,2609 per euro pasca menguat menguat ke level $1,2548 di New York, level terkuat sejak 6 Oktober lalu. Indeks Spot Dolar Bloomberg, yang melacak dolar terhadap 10 mata uang utama, mendatar pada level 1,070.52. Dolar naik meningkat tajam sampai ke level 1,073.85 kemarin, tertinggi sejak 6 Oktober lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Kamis, 30 Oktober 2014

Emas Mendekati Level 3 Pekan Terendah Pasca The Fed Optimis Terhadap Ekonomi AS


Emas tertahan di dekat level tiga pekan terendahnya pada hari Kamis pagi pasca Federal Reserve AS mengakhiri program stimulus pembelian obligasi dan mengungkapkan keyakinannya dalam pemulihan ekonomi, meredupkan daya tarik emas sebagai safe haven.
Spot emas stagnan pada level $1,212.60 per ons pukul 07:31 di Singapura. Di sesi sebelumnya, emas jatuh ke level $1,208.26 - terendah sejak 8 Oktober lalu, sebelum ditutup turun sebesar 1,3 persen.
Emas berjangka AS anjlok sekitar sebesar 1 persen ke level $1,212.80 pada hari Kamis, mengikuti penurunan di spot emas.
The Fed pada Rabu mengakhiri program pembelian obligasi bulanannya dan menjatuhkan karakterisasi pelemahan pasar tenaga kerja AS seiring secara "signifikan" menunjukkan peningkatan kepercayaan prospek perekonomian.
Dalam sebuah pernyataan pasca pertemuan dua hari, sebagian besar bank sentral menolak volatilitas pasar keuangan baru-baru ini, peredupan pertumbuhan ekonomi di Eropa dan prospek inflasi yang lemah seiring tidak mungkin untuk melemahkan kemajuan menuju tujuan pengangguran dan inflasi.
Emas, sering dianggap sebagai alternatif investasi saat ketidakpastian ekonomi dan keuangan, jatuh di tengah kekhawatiran bahwa mosi percaya dalam pemulihan bisa mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga segera. Bullion, sebagai aset non-berbunga, bisa menerima pukulan ketika suku bunga naik di AS.  (izr)
Sumber: Reuters

Persediaan Minyak AS Meningkat Akibatkan WTI Turun Dari Level Tertinggi


West Texas Intermediate turun dari level tertinggi lebih dari sepekan terakhir pasca sebuah laporan pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah meningkat di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka turun sebesar 0,3 persen di New York pasca kemarin naik ke level tertinggi sejak 21 Oktober lalu. Stok minyak mentah naik 2,06 juta per barel pekan lalu, merupakan kenaikan yang paling tinggi dalam hampir empat bulan terakhir, Administrasi Informasi Energi mengatakan kemarin. Sementara pasokan minyak dan permintaan akan kembali stabil dan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak melancarkan perang harga, menurut kelompok sekretaris jenderal Abdalla El-Badri, mengatakan pada konferensi Minyak & Uang di London kemarin.
WTI untuk pengiriman Desember turun sebesar 31 sen ke level $ 81,89 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di level $ 81,90 pukul 9:02 pagi di Seoul. Kontrak tersebut naik 78 sen ke level $ 82,20 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sekitar 55 persen di bawah RSI 100-hari. Sementara harga turun 17 persen tahun ini.
Brent untuk pengiriman Desember turun 24 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 86,88 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Kontrak tersebut naik 1,3 persen kemarin. Sementara minyak mentah acuan Eropa diperdagangkan lebih tinggi sebesar $ 4,99 di bandingkan WTI. (vck)
Sumber: Bloomberg

Rabu, 29 Oktober 2014

Dolar Gelar Penurunan untuk Hari Ketiga Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed


Dolar gelar penurunan selama tiga hari terakhir seiring ketidak meratanya pemulihan perekonomian AS karena pelaku pasar  menyesuaikan proyeksi mereka mengenai suku bunga acuan tahun depan sebelum The Fed menetapkan kebijakannya hari ini.
Mata uang AS mendekati level satu pekan terendahnya terhadap sekeranjang mata uang utama pasca rilis data kemarin menunjukkan pesanan barang tahan lama tiba-tiba menurun. The Fed mengatakan pada September lalu bahwa mereka akan menyimpulkan mengenai kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) bulan ini jika ekonomi terus membaik. Pedagang telah mendorong kembali spekulasi terkait kapan Federal Open Market Committee (FOMC) akan menaikkan suku bunga acuannya.
Dolar turun ke level $1,2738 per euro pada pukul 9:05 pagi waktu Tokyo dari level $1,2734 di New York, pasca melemah sebesar 0,7 persen dalam tiga hari sebelumnya. Dolar mendatar pada level 108,15 yen. Mata uang Jepang ditransaksikan pada level 137,75 per euro dari 137,73 per euro.
IndeksSpot Dolar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, stagnan pada level 1,063.17 pasca menyentuh level 1,062.65 kemarin, terendah sejak 21 Oktober lalu.
Pemesanan barang yang dimaksudkan untuk terakhir setidaknya dalam tiga tahun terakhir turun sebesar 1,3 persen setelah jatuh sebesar 18,3 persen pada Agustus lalu, sebuah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan kemarin di Washington.
Indeks dolar Bloomberg menuju penurunan sebesar 0,7 persen pada Oktober, penurunan bulan pertama sejak Juni lalu, karena para pedagang memangkas spekulasi sebelumnya mengenai suku bunga The Fed. Kemungkinan suku bunga akan naik pada bulan Oktober 2015 mendatang sebesar 50 persen, dari 85 persen pada 30September lalu. Para pembuat kebijakan telah mempertahankan suku bunga utama mereka pada nol hingga 0,25 persen sejak Desember 2008 lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Pasokan Bahan Bakar AS Menyusut Akibatkan WTI Dekati Level 1-Pekan Tertinggi


West Texas Intermediate diperdagangkan mendekati harga tertinggi hampir satu pekan terakahir jelang laporan yang mungkin menunjukkan persediaan bahan bakar kendaraan bermotor menyusut ke level terendah dalam dua tahun terakhir di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka stagnan di New York, pasca menguat untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir kemarin. Stok bensin AS kemungkinan turun 900.000 barel ke level 203.500.000 pekan lalu, menurut survei Bloomberg News jelang data dari Administrasi Informasi Energi hari ini. Sementara persediaan turun sebesar 3,7 juta barel, American Petroleum Institute melaporkan kemarin, menurut pernyataan Live Squawk di Twitter.
WTI untuk pengiriman Desember berada di level $ 81,55 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, sehingga naik 13 sen, pukul 9:08 pagi di Seoul. Kontrak naik 42 sen ke level $ 81,42 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sekitar 68 persen di bawah RSI 100-hari. Sementara harga WTI turun 17 persen di tahun ini.
Brent untuk pengiriman Desember naik 6 sen ke level $ 86,09 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Sementara minyak mentah acuan Eropa lebih tinggi sebesar $ 4,56 dibandingkan WTI. (vck)
Sumber: Bloomberg

Selasa, 28 Oktober 2014

Spekulasi Suku Bunga The Fed Tekan Dolar Untuk Hari Kedua


Dolar jatuh untuk hari kedua terhadap mata uang utama Terkait spekulasi Federal Reserve yang akan mempertahankan suku bunga pada rekor terendah untuk jangka waktu yang panjang pasca memangkas program pembelian obligasi nya.
Mata uang AS memperpanjang penurunan karena data menunjukkan kontrak untuk membeli rumah naik kurang dari perkiraan, sehari sebelum bank sentral memulai rapat kebijakan selama dua hari. Euro naik terhadap mata uang AS karena meredanya hasil stress test European Central Bank  (ECB) pada kekhawatiran bahwa neraca di beberapa perusahaan pemberi pinjaman yang terlalu lemah. Mata uang real Brasil jatuh ke level terendah dalam hampir enam tahun terakhir setelah Presiden Dilma Rousseff menang tipis untuk masa jabatan keduanya. Rubel tergelincir.
Indeks Spot Dollar Bloomberg yang menelusuri greenback terhadap 10 mata uang utama, turun 0,2% menjadi 1,066.03 pada 14:31 siang waktu New York. Mencatat penurunan sebesar 0,5% di bulan ini setelah menyentuh level 1,080.05 pada tanggal 3 Oktober, merupakan yang tertinggi pada penutupan sejak Juni 2010.
Mata uang AS melemah 0,5% menjadi 107,67 ¥, dan turun 0,3% menjadi $ 1,2709 per euro. Yen menguat 0,2% menjadi 136,84 terhadap euro, setelah menyentuh level 137,47 sebelumnya, yang terlemah sejak 9 Oktober.
"Euro-dolar memiliki kapasitas untuk mengakhiri tahun ini di level $ 1,30," Ungkap Borthwick.(yds)
Suber: Bloomberg

Emas Turun; Kepemilikan dalam ETP Perpanjang Penurunan ke Level Terendah 5 Thn


Emas berjangka turun untuk ketiga kalinya dalam empat sesi akibat kepemilikan dalam ETP yang berbasis logam turun ke level terendah dalam lebih dari lima tahun.
Pekan lalu, aset di ETPS global turun 0,8% menjadi 1,654.2 metrik ton, terendah sejak September 2009. 30-hari volatilitas historis logam telah naik dalam satu bulan terakhir karena investor mengikuti data ekonomi untuk memprediksi seberapa cepat Federal Reserve akan mulai menaikkan biaya pinjaman. Para pembuat kebijakan akan memulai pertemuan dua hari besok.
Emas berjangka merosot 8,4% pada kuartal ketiga, menyentuh level termurah dalam tahun ini pada 6 Oktober lalu, akibat ekuitas AS melonjak ke rekor di tengah tanda-tanda pemulihan mulai menguat. Harga mengalami rebound sebanyak 6,1 dari level terendah setelah The Fed mengutip perlambatan ekonomi asing sebagai risiko bagi AS. Hal tersebut membuat beberapa investor untuk mendorong kembali perkiraan untuk kenaikan suku bunga.
Di bursa Comex, emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,2% untuk menetap di $ 1,229.30 per ons pada pukul 1:36 siang di New York. Perdagangan adalah 37% di bawah rata-rata 100-hari, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan.(frk)
Sumber : Bloomberg

Jumat, 24 Oktober 2014

Yen Meningkat untuk Pertama Kali dalam 7 Hari Terkait Laporan Ebola New York


Yen menguat untuk pertama kalinya dalam tujuh hari terakhir terhadap dolar pasca sebuah laporan media bahwa seorang pasien di New York City dinyatakan positif Ebola, mendorong permintaan untuk aset haven.
Mata uang Jepang menguat setidaknya 0,2 persen terhadap 16 mata uang utama pasca New York Times mengatakan tes lebih lanjut akan dilakukan untuk mengkonfirmasi temuan awal kasus ebola tanpa mengatakan di mana ia mendapat informasinya. Obligasi AS naik, sementara indeks berjangka Standard & Poor 500 melanjutkan penurunannya.
Yen menguat sebesar 0,3 persen ke level 108 per dolar pukul 10:03 pagi di Tokyo pasca merosot ke level 108,35 kemarin, level terendah sejak 8 Oktober. Yen menguat sebesar 0,2 persen ke level 136,71 per euro. Dolar stagnan pada level $ 1,2657 per euro. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Menuju Penurunan Mingguan Seiring Menurunnya Permintaan Haven


Emas menuju penurunan mingguan setelah 2 hari menurun seiring rilis data ekonomi AS memperkuat alasan untuk pemulihan, membatasi permintaan haven. Sementara palladium naik, menetepkan untuk kenaikan mingguan.
Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan pada level $ 1,231.71 per ons pukul 8:37 pagi waktu Singapura dari level $ 1,231.84 kemarin, menurut harga dari Bloomberg. Bullion menguat sebesar 0,5 persen pekan ini setelah melemah ke level $ 1,226.43 kemarin, level terendahnya sejak 15 Oktober lalu. Penurunan bullion hari ini pada hari ketiga akan memperpanjang penurunan bulan ini.
Dalam 4 pekan rata-rata klaim pengangguran AS turun ke level terendahnya sejak Mei 2000 silam, sedangkan Indeks Consumer Comfort Bloomberg pada kondisi ekonomi naik pekan lalu, rilis data menunjukkan kemarin, dolar menguat. Aset di SPDR Gold Trust, produk yang diperdagangkan di bursa emas yang didukung terbesar, turun ke level terendahnya sejak November 2008.
Aset di SPDR Gold Trust turun menjadi 749,87 metrik ton pada 22 Oktober lalui, level terendahnya sejak November 2008 silam, menurut rilis data yang disurvei oleh Bloomberg. Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, menguat sebesar 0,6 persen pekan ini. (knc)
Sumber : Bloomberg

Kamis, 23 Oktober 2014

Emas Stabil diatas Level $1,240


Emas stabil di atas $ 1.240 per ons pada Kamis pasca melemah semalam terkait penguatan dolar, namun kenaikan cukup berhati-hati menjelang rilis sejumlah data ekonomi global dan pada arus keluar dana bullion lebih lanjut.
Spot emas sedikit berubah pada level $1,241.60 per ons pukul 07:45 di Singapura, pasca merosot sebesar 0,7 persen pada sesi sebelumnya. Emas mengalami penurunan dari level beru tertingginya dalam enam pekan terakhir pada level $1,255.20 yang di capai pada awal pekan ini.
Dolar tertahan mendekati level satu pekan tertingginya terhadap sekeranjang mata uang utama yang dicapai pada hari Rabu kemarin.
Harga konsumen AS naik sedikit pada bulan September, mengambarkan laju inflasi melemah, memberikan banyak ruang bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga ultra rendahnya untuk sementara waktu.
Kepemilikan emas di SPDR Gold Trust, turun 0,3 persen ke level 749,87 metrik ton pada hari Rabu - terendah sejak akhir 2008 lalu. (izr)
Sumber: Reuters

Dolar Naik Ke Level Tertinggi Sepekan; Euro Melemah


Dolar naik ke level tertinggi sepekan terhadap rekan-rekan utama dikarenankan kenaikan tak terduga dalam biaya hidup di AS pada bulan September sehingga mendorong kekuatan ekonomi terbesar di dunia ditengah perlambatan pertumbuhan global.
Mata uang AS menguat untuk hari kelima terhadap yen, secara beruntun di lebih dari sebulan terakhir. Euro jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama karena investor menimbang outlook pertemuan kebijakan pelonggaran tambahan dari European Central Bank (ECB). Pound tergelincir terkait hasil rilisah terbaru dari Bank of England yang menunjukkan para otoritas melihat resiko yang lebih besar di Inggris dari pelemahan di zona euro. Won Korea Selatan mengalami penguatan.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang mengukur mata uang terhadap sekumpulan 10 mata uang utama, naik 0,3%  menjadi 1,067.67 pada 03:20 sore waktu New York. Menyentyh level 1,067.70, yang terkuat dalam sepekan terakhir.
Indeks tersebut turun 1,4% dalam dua minggu terakhir karena para trader mendorong kembali harapan mengenai kenaikan suku bunga AS akibat kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global mengalmi perlambatan.
Euro turun 0,6% menjadi $ 1,2645 setelah sebelumnya naik sebanyak 0,2%. Kemarin mengalami penurunan sebanyak 0,7%, merupakan yang tertajam sejak 14 Oktober. Mata uang region melemah 0,4% menjadi 135,56 ¥. Yen turun 0,2% menjadi 107,20 per dolar, membukukan penurunan lima hari untuk pertama kalinya sejak 12 September.(yds)
Sumber: Bloomberg

Rabu, 22 Oktober 2014

Minyak mentah WTI Naik Untuk Hari Kedua


Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk hari kedua jelang laporan yang mungkin menunjukkan persediaan bahan bakar bermotor menyusut ke level 2 tahun terendahnya di AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar.
Kontrak berjangka yang berakhir pada bulan Desember naik 0,5 % di New York. Persediaan bensin kemungkinan turun 1,45 juta barel menjadi 204.200.000, menurut survei Bloomberg News jelang rilis data Administrasi Informasi Energi hari ini. Merupakan level terendahnya sejak November 2012 lalu. Persediaan turun sebesar 500.000 barel sampai 17 Oktober kemarin, American Petroleum Institute melaporkan kemarin, menurut Bain Energi.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman bulan Desember menguat 38 sen ke level $ 82,87 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 82,73 pukul 10:16 pagi waktu Sydney. Kontrak pada bulan November yang berakhir kemarin setelah sebelumnya naik 10 sen ke level $ 82,81. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sebesar 57 % di bawah rata-rata 100-hari. Bulan depan harga menurun 16 % tahun ini.
Minyak Brent untuk pengiriman bulan Desember naik 82 sen, atau 1 % ke level $ 86,22 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 3,73 dibandingkan minyak WTI pada bulan yang sama. (knc)
Sumber : Bloomberg

Emas Meningkat di Dekat Level 6 Pekan Tertinggi ditengah Perlambatan Ekonomi China



Emas ditransaksikan mendekati level tertingginya sejak awal September lalu pada hari Rabu, didukung oleh kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan ekonomi di China.
Spot emas stagnan pada level $1,247.45 per onspada 07:36 wakatu Singapura, tidak jauh di bawah level tertingginya pada hari Selasa dari level $1,255.20, yang yang paling tertiggi sejak 10 September lalu.
Emas berjangka AS menurun sebesar 0,3 persen ke level $ 1,248.10 per ons.
Bank sentral China kemungkinan akan menahan penurunan suku bunga bahkan ketika pertumbuhan ekonomi melambat ke angka terendahnya dalam seperempat abad terakhir, seiring politik mempengaruhi reformasi pelaksanaan kebijakan moneter.
Data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan ekonomi terbesar kedua dunia itu tumbuh 7,3 persen menjadi tahunan di kuartal ketiga, laju terlemah sejak awal 2009 lalu. (izr)
Sumber: Reuters

Jumat, 17 Oktober 2014

Minyak Mentah WTI Rebound Pasca Melemah Dibawah $ 80

Minyak mentah AS Berjangka rebound setelah sebelumnya melemah di bawah $ 80 untuk pertama kalinya sejak Juni 2012 lalu. Sementara minyak Brent naik dari level terendahnya dalam hampir 4 tahun terakhir.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan November menguat sebesar 22 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 82 pada pukul 12:20 waktu New York setelah sebelumnya anjlok sebesar 2,5 persen.
Minyak Brent untuk pengiriman bulan November yang berakhir hari ini, menguat sebesar 27 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 84,05 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Kontrak berjangka sebelumnya jatuh ke level $ 82,60, yang merupakan level terendahnya sejak November 2010 silam. (knc)
Sumber : Bloomberg

Ekonomi Global Melambat, Dollar Menuju Penurunan Mingguan

Dollar menuju penurunan mingguan terhadap 11 dari 16 mata uang lainnya akibat para investor mengkaji apakah melambatnya pertumbuhan ekonomi global akan memperburuk momentum ekonomi AS.

Dollar AS menahan penurunan pekan ini menjelang rilis data yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan pada pembangunan rumah dan izin mendirikan bangunan pada Negeri Paman Sam tersebut. Para investor telah mendorong kembali perkiraan terkait waktu bagi Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga, sehingga mengantarkan imbal hasil obligasi Treasury AS turun.

Dollar berada pada level 106.34 yen pukul 9:19 pagi waktu Tokyo dari level kemarin 106.33, menuju penurunan mingguan 1.2%. Sementara hari ini Dollar stagnan pada level $1.2809 per euro, turun 1.4% sejak 10 Oktober lalu. Dollar Selandia Baru berada pada level 79.52 sen, mencatat gain 1.7% dalam sepekan terakhir, kenaikan tajam sejak 13 Juni lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Kamis, 16 Oktober 2014

WTI Perpanjang Penurunan Ditengah Kenaikan Pasokan Minyak di AS

Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) memperpanjang penurunannya dari level terendahnya dalam lebih dari 2 tahun terakhir ditengah spekulasi bahwa kenaikan pasokan minyak di AS menambah pasokan minyak global yang memicu harga memasuki situasi pasar bearish.

Kontrak berjangka minyak turun sebesar 1.5% di New York, turun untuk ke-7 kalinya dalam 8 hari terakhir. Pekan lalu pasokan minyak mentah AS naik sebesar 10.2 juta barel, menurut rilis data dari API (American Petroleum Institute) kemarin yang berdasarkan data dari Bain Energy. Rilis data oleh pemerintah hari ini diproyeksikan akan menunjukkan pasokan minyak mentah naik 2.45 juta, menurut survei Bloomberg News.

WTI untuk pengiriman bulan November turun sebesar $1.22 ke level $80.56 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $80.74 pukul 10:41 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak turun 0.1% ke level $81.78, level harga penutupan terendah sejak Juni 2012 lalu. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 62% diatas 100 hari rata-rata. Sepanjang tahun 2014 ini harga telah mengalami penurunan sebesar 18%.

Brent untuk penyelesaian November tergelincir sebesar $1.26 atau 1.5% ke level $83.78 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London, level harga penutupan terendah sejak November 2010 lalu. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $2 dibanding WTI. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Dolar Memperpanjang Penurunan Terhadap Yen; Aussie Melemah

Dolar melemah terhadap yen dan memperpanjang penurunan terbesarnya dalam 6 bulan terakhir, menurut JPMorgan Chase & Co, dengan pasar global bergolak oleh kekhawatiran bahwa pertumbuhan dan inflasi melambat.
Indeks Spot Dollar Bloomberg mengalami penurunan karena para pedagang mendorong kembali harapan untuk Federal Reserve kenaikan suku bunga pertama sampai Desember 2015 mendatang, setelah awal bulan ini melihat kenaikan pada bulan Juli. Sementara mata uang yen menguat untuk hari keenam terhadap 9 mata uang utama seiring kontrak berjangka mengisyaratkan saham Asia akan turun setelah Indeks Standard & Poor 500 kemarin menyentuh level 6 bulan terendahnya. Mata uang Dolar Australia jatuh seiring kemarin kenaikan sebesar 1,3 persen pada spekulasi tidak beralasan.
Dolar sedikit berubah pada level 106,01 yen pada pukul 08:50 waktu Tokyo setelah sebelumnya turun sebesar 1,1 persen kemarin, penurunan terbesarnya sejak 8 April lalu. Dollar AS naik sebesar 0,1 persen ke level $ 1,2825 per euro setelah kemarin melemah sebesar 1,4 persen. Mata uang Jepang berada di level 135,94 per euro.
Indeks Dolar Bloomberg sedikit berubah pada level 1,060.46, setelah kemarin merosot sebesar 0,7 persen, yang merupakan penurunan terbesarnya sejak 6 Oktober lalu. Hedge fund dan spekulan besar lainnya telah menaikkan spekulasi laba bersih dolar bullish terhadap 8 mata uang utama ke rekor 313.878 kontrak pada 7 Oktober, menurut data dari Commodity Futures Trading Commission yang berbasis di Washington. (knc)
Sumber : Bloomberg

Rabu, 15 Oktober 2014

Pertumbuhan Ekonomi AS Seret Dolar Menguat

Dolar menguat terhadap mata uang utama yang berkembang pasar di tengah spekulasi ekonomi AS, yang terbesar di dunia, akan melebihi Group-of-10 negara-negara lain.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang melacak Dolar AS terhadap 10 mata uang utama, naik sebesar 0,1 persen ke level 1,069.45 pada pukul 08:52 pagi waktu Tokyo dari kemarin, sebelumnya naik sebesar 0,3 persen.
Dolar naik sebesar 0,2 persen ke level $ 1,2633 per euro, menambah reli 0,7 persen kemarin, level tertingginya sejak 3 Oktober lalu. Dollar AS naik sebesar 0,3 persen ke level 107,36 yen. Sementara Euro diperdagangkan pada level 135,65 yen dari level sebelumnya sebesar 135,51 yen di New York.
Ekonomi AS akan memperluas 2,2 persen tahun ini dan 3 persen pada tahun 2015 mendatang, menurut survei Bloomberg News. Zona euro akan tumbuh 0,8 persen dan 1,3 persen, sementara Jepang akan mendapatkan 1 persen pada 2014 dan 1,2 persen pada 2015 mendatang, menurut data yang disurvei.
Departemen Ekonomi Jerman kemarin memangkas proyeksi tahun 2014 menjadi 1,2 persen dari angka sebelumnya 1,8 persen, dan memangkas estimasi untuk tahun depan menjadi 1,3 persen dari sebelumnya sebesar 2 persen. (knc)
Sumber : Bloomberg

Emas Memperpanjang Penurunan Dari Level 4 Pekan Tertinggi

Emas turun untuk hari kedua pada harga kekhawatiran bahwa naik ke level 4 pekan tertingginya yang dapat mencegah pembelian seiring euro melemah terhadap dolar pada tanda-tanda goyahnya perekonomian daerah.
Emas untuk pengiriman segera turun sebesar 0,4 persen ke level $ 1,227.79 per ons, dan diperdagangkan di level $ 1,228.18 pada pukul 8:53 pagi waktu Singapura, menurut harga dari Bloomberg. Sementara logam menguat ke level $ 1,238.30 kemarin, level tertingginya sejak 17 September, sebelumnya berakhir lebih rendah terkait minyak merosot ke level 2 tahun terendahnya, permintaan dari para investor yang melihat emas sebagai lindung nilai terhadap meredamnya inflasi.
Emas untuk pengiriman bulan Desember turun sebesar 0,5 persen ke level $ 1,228.60 per ons di Comex New York, setelah kemarin naik ke level $ 1,238.60, level tertingginya sejak 17 September. Holdings di SPDR Gold Trust, produk yang diperdagangkan di bursa terbesar didukung oleh bullion, yang kemarin tidak berubah setelah berkembang pada 13 Oktober untuk pertama kalinya dalam satu bulan terakhir.
Perak untuk pengiriman segera melemah sebesar 0,5 persen ke level $ 17,314 per ons, memperpanjang penurunan sebesar 0,6 persen kemarin. Sedangkan Spot platinum diperdagangkan pada level $ 1,265 per ons dari level sebelumnya $ 1,265.75 kemarin, sebelumnya perak naik 0,2 persen. Sementara Palladium merosot sebesar 0,9 persen ke level $ 786,82 per ons setelah kemarin melonjak sebesar 1,1 persen. (knc)
Sumber : Bloomberg

Selasa, 14 Oktober 2014

Saham di Pasar Asia Ambil Gerakan Beragam

Gerakan saham-saham di pasar Asia cenderung beragam pada awal perdagangan hari ini, Selasa, 14 Oktober 2014. Perdagangan di pasar saham kawasan Asia sepertinya tidak terlalu terpengaruh penurunan saham AS dan sentimen kecemasan investor di Wall Street AS terkait tanda-tanda pelambatan pertumbuhan global.

Seperti diberitakan CNBC, saham di pasar AS jatuh pada penutupan perdagangan Senin, terseret oleh penurunan saham di sektor energi dan maskapai penerbangan di tengah kekhawatiran atas penyebaran Ebola. Indeks S&P 500 ditutup turun 1,7 persen, sedangkan indeks Dow Jones turun 1,3 persen. Adapun indeks Nasdaq  turun 1,5 persen.

Indeks Nikkei di bursa Tokyo pagi ini melemah 2 persen. Indeks acuan pasar saham Jepang ini melanjutkan estafet penurunan dari rekanannya di pasar saham AS pada penutupan bursa Senin dengan jatuh ke level terendah dalam rekor dua bulan terakhir pada awal perdagangan Selasa. Penguatan nilai tukar mata uang membenani sentimen di pasar, yen diperdagangkan pada level 107,3 per dolar AS.

Saham eksportir Jepang memimpin penurunan indeks Nikkei. Suzuki Motor merosot lebih dari 4 persen. Sementara itu, Nissan Motor dan Toyota Motor masingt-masing turun 3 persen.

Indeks S&P ASX 200 di bursa Sydney menguat 0,5 persen pada awal perdagangan. Indeks patokan pasar saham Australia ini membalas kerugian dengan ditopang reli saham penambang. 

Saham Fortescue Metals naik hampir 8 persen, sedangkan saham Rio Tinto dan BHP Billiton menguat lebih dari 2 persen. Penguatan saham penambang ini dipengaruhi kenaikan harga bijih besi 4 persen ke level US$83,10 kemarin.

Adapun indeks Kospi di bursa Seoul naik 0,2 persen. Indeks utama pasar saham Korea Selatan ini masuk zona hijau pada awal perdagangan dengan didukung kinerja saham blue chips.

Antara lain saham SK Innovation yang menguat 5,4 persen dan saham Samsung Electronics yang naik 1,7 persen.

Harga Emas Domestik Bergerak Naik

Harga emas berjangka turun pada penutupan perdagangan Jumat di Bursa New York, Amerika Serikat. Penurunan ini dipicu oleh pengguatan nilai tukar dolar AS.

Seperti diberitakan Marketwatch, Senin 13 Oktober 2014, kenaikan nilai tukar dolar AS di pasar menimbulkan sentimen penghindaran atas risiko ekuitas global yang menurun. Gejala ini tampak pada aksi jual yang tajam pada saham AS pada Kamis, atau perdagangan bursa sehari sebelumnya.

Harga kontrak berjangka emas untuk pengiriman Desember jatuh US$3,60 (0,3 persen) ke level US$1.221,70 per ounce. Meski begitu, harga emas tercatat naik 2,4 persen dibanding penutupan akhir pekan sebelumnya.

Harga emas melonjak pada sesi perdagangan Kamis, karena saham AS jatuh akibat ulah investor dengan berbagai alasan, termasuk kekhawatiran terhadap laju pertumbuhan global dan jangka waktu Federal Reserve yang akan memulai menaikkan suku bunga acuan pada tahun depan.

Kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang enam negara disebutkan mencapai 0,4 persen. Penguatan nilai tukar dolar AS dapat membebani harga jual komoditas yang dipatok dengan nilai dolar AS menjadi lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.

Pasar domestik

Sementara itu, di dalam negeri, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam Tbk melaporkan harga emas batangan pada transaksi hari ini, Senin 13 Oktober 2014, bergerak naik.

Harga emas batangan Antam kini dijual Rp526.000 untuk ukuran 1 gram atau naik Rp1.000 dibanding harga pada perdagangan sebelumnya, Jumat 10 Oktober 2014.

Emas ukuran 5 gram juga dilepas dengan harga Rp2.485.000, ukuran 10 gram Rp4.920.000, ukuran 25 gram Rp12.225.000, ukuran 50 gram Rp24.400.000, dan ukuran 100 gram dijual Rp48.750.000.

Harga emas ukuran 250 gram dipatok pada level Rp121.750.000 dan ukuran 500 gram mencapai Rp243.300.000.

Adapun harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini  dipatok pada level Rp475.000 per gram atau naik Rp4.000 dibanding level  transaksi sebelumnya.