Rabu, 31 Mei 2023

Equity World | Wall Street Bervariasi, Indeks Dow Jones Melemah Terseret Sentimen Plafon Utang AS

Equity World | Wall Street Bervariasi, Indeks Dow Jones Melemah Terseret Sentimen Plafon Utang AS

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 30 Mei 2023. Indeks Dow Jones anjlok seiring wall street mempertimbangkan kemungkinan Kongres meloloskan kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang AS.

Dikutip dari CNBC, Rabu (31/5/2023), indeks Dow Jones melemah 50,56 poin atau 0,15 persen ke posisi 33.042,78. Indeks S&P 500 bertambah 0,002 persen ke posisi 4.205,52. Indeks Nasdaq naik 0,32 persen ke posisi 13.017,43. Indeks Nasdaq memangkas kenaikan setelah menguat 1,4 persen pada pekan lalu.

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang dan menghindari gagal bayar selama akhir pekan, dengan Kongres akan memberikan suara untuk undang-undang paling cepat pada Rabu pekan ini.

Baik dukungan Partai Republik dan Demokrat diperlukan agar Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diusulkan itu disahkan. Perjanjian itu datang hanya beberapa hari sebelum apa yang disebut tanggal X yang merupakan tanggal paling awal Departemen Keuangan mengisyaratkan AS dapat gagal bayar utang.

Negosiasi panjang antara Gedung Putih dan pemimpin Kongres menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor kalau gagal bayar utang dapat terjadi. Terlepas dari kesepakatan tenatif, hambatan tetap ada di jalan untuk mengesahkan RUU di DPR di tengah meningkatnya oposisi.

“Pasar memanjat tembok kekhawatiran di penghujung hari dan plafon utang jelas merupakan semacam kekhawatiran. Tapi saya pikir adalah semacam penetapan harga dalam kesepakatan yang bisa dilakukan,” ujar Investment Analyst Fort Pitt Capital, Chris Barto dikutip dari CNBC.

Selasa, 30 Mei 2023

Equity World | IHSG Memerah Saat Bursa Saham Asia Menguat, Ada Apa?

Equity World | IHSG Memerah Saat Bursa Saham Asia Menguat, Ada Apa?

Equity World | IHSG parkir di zona merah pada sesi I, Senin (29/5/2023). Akhirnya, IHSG hari ini ditutup terkoreksi 45,75 poin (0,68%) ke level 6.641,24. IHSG hari ini memerah saat bursa saham Asia menguat. Ada apa?

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, penyebab IHSG memerah karena terpengaruh sentimen dalam negeri, yaitu penerimaan dari setoran pajak industrian pengolahaan tumbuh melambat. Kementerian Keuangan menyebutkan setoran pajak dari industri pengolahan berkontribusi 27,4% dari penerimaan dan berhasil tumbuh 9,5% dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama sebesar 51,0%.

Meski bertumbuh, Pilarmas menyebut melambatnya pertumbuhan tersebut tentunya ini memberikan tekanan di sektor manufaktur. “Dengan industri manufaktur mengalami pelemahan, tentu berimbas pada penerimaan pajak.,” tulis Pilarmas dalam risetnya, Senin (29/5/2023).

Pilarmas menambahkan, saat IHSG memerah, bursa regional Asia malah menguat. Hal ini sejalan respon pelaku pasar dan investor menyambut baik berita bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin kongres mencapai kesepakatan sementara untuk menaikkan plafon utang pada akhir pekan. Kesepakatan tersebut tentunya akan memberikan efek Amerika Serikat terhindar default.

“Dengan kesepakan tersebut tentunya ini meredakan pasar yang sebelumnya pasar di selimuti kecemasan dan keraguan,” tambah Pilarmas.

Pilarmas merekomendasikan saham ICBP untuk perdagangan di sesi II. “Kami merekomendasikan buy dengan support dan resistance di level 11.025-11.400. Sedangkan PER 8,28 kali dan PBV 2,04 kali,” tutup Pilarmas.

Senin, 29 Mei 2023

Equity World | Wall Street Ditutup Menguat Dipengaruhi Gagal Bayar Utang AS Temui Titik Terang

Equity World | Wall Street Ditutup Menguat Dipengaruhi Gagal Bayar Utang AS Temui Titik Terang

Equity World | Wall Street ditutup menguat pada penutupan perdagangan Jumat (26/5). Penguatan itu dipengaruhi masalah gagal bayar utang Amerika Serikat (AS) yang sudah ada titik terang.

Menutup Reuters, Senin (29/5), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 1,00 persen menjadi 33.093,34. Indeks S&P 500 (.SPX) naik 1,30 persen menjadi 4.205,45 poin. Indeks Nasdaq Composite (.IXIC) naik 2,19 poin menjadi 12.975,69.

Sementara itu, saham cip turut melonjak untuk hari kedua berturut-turut di tengah optimisme tentang kecerdasan buatan. Marvell Technology Inc (MRVL.O) berakhir naik lebih dari 30 persen setelah memperkirakan pendapatan kecerdasan buatan (AI) tahunannya akan berlipat ganda.

Indeks ekuitas dunia MSCI (.MIWD00000PUS), yang melacak saham di 49 negara, naik 1,09 persentetapi masih turun 0,51 persen pada minggu ini.

Imbal hasil treasury naik karena investor mempertimbangkan kembali berapa lama suku bunga cenderung terus naik. Negosiator Demokrat dan Republik masih berjuang untuk mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang pemerintah AS dengan tenggat waktu yang semakin dekat.

Data AS menunjukkan belanja konsumen menguat dari perkiraan pada April lalu. Peningkatan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) juga meningkatkan ekspektasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi pada Juni atau Juli mendatang.

Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres utama dari Partai Republik Kevin McCarthy tampaknya mendekati kesepakatan menjelang tenggat waktu 1 Juni yang dapat menaikkan plafon utang AS senilai USD 31,4 triliun selama dua tahun.

Seorang Republikan terkemuka,mengatakan, ada ketidaksepakatan atas beberapa program tunjangan untuk orang AS berpenghasilan rendah. Sementara itu, setelah penutupan pasar, Menteri Keuangan Janet Yellen memperpanjang batas waktu kenaikan batas utang hingga 5 Juni.

Jumat, 26 Mei 2023

Equity World | Bursa Asia Mayoritas Perkasa, Usai Wall Street Melaju Didorong Reli Sektor teknologi

Equity World | Bursa Asia Mayoritas Perkasa, Usai Wall Street Melaju Didorong Reli Sektor teknologi

Equity World | Jakarta Pasar saham Asia-Pasifik sebagian besar menguat setelah Wall Street melaju terdorong reli saham teknologi yang dipimpin oleh Nvidia.

Hal lain mempengaruhi Bursa Asia dan AS usai negara ini mendekati kesepakatan plafon utang, seminggu sebelum pemerintah menghadapi potensi gagal bayar.

Melansir laman CNBC, Jumat (26/5/2023), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,43%, melampaui angka 31.000, sementara Topix juga naik 0,24%.

Inflasi utama Tokyo, yang dipandang sebagai ukuran nasional, melambat 3,2% di bulan Mei dari angka April sebesar 3,5%. Inflasi disebabkan kenaikan bahan makanan segar dan bahan bakar sebesar 3,9%, laju tercepat sejak Agustus 1982.

Kospi Korea Selatan naik 0,19%, sedangkan Kosdaq naik 0,24%. Di Australia, S&P/ASX 200 melawan tren dan turun sedikit di atas angka penjualan ritel bulan Mei. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup untuk liburan, setelah mencapai level terendah tahun ini pada hari Kamis.

Di Bursa AS sebelumnya, tiga indeks utama berakhir beragam. Sementara Nasdaq Composite yang padat teknologi melonjak 1,71% dan S&P 500 naik 0,88%, Dow Jones Industrial Average turun tipis dan kehilangan 0,11%.

Saham Nvidia melonjak 24,4%, sehari setelah perusahaan membukukan panduan pendapatan yang lebih kuat dari perkiraan.

Permintaan yang melonjak yang terjadi pada chip Nvidia yang digunakan dalam kecerdasan buatan mendukung ketukan triwulanan.

Beberapa analis menaikkan target harga saham mereka menyusul hasil Nvidia. Lonjakan Nvidia membuat pembuat chip itu berada dalam jarak yang sangat dekat dengan kapitalisasi pasar USD 1 triliun.

Saham semikonduktor lain dan produk kecerdasan buatan mengikuti jejak Nvidia. Perangkat Mikro Lanjutan dan Semikonduktor Taiwan melonjak masing-masing 11,1% dan 12%.

Kamis, 25 Mei 2023

Equity World | Wall Street Memerah: Dow Turun 4 Hari Beruntun Dipicu Kekhawatiran AS Bangkrut

Equity World | Wall Street Memerah: Dow Turun 4 Hari Beruntun Dipicu Kekhawatiran AS Bangkrut

Equity World | Wall Street berakhir turun pada perdagangan Rabu (24/5). Terseret pembicaraan berlarut-larut tanpa kesepakatan antara Gedung Putih dan perwakilan Partai Republik tentang peningkatan plafon utang Amerika Serikat (AS).

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 255,59 poin atau 0,77% menjadi 32.799,92, S&P 500 kehilangan 30,34 poin atau 0,73% menjadi 4.115,24, dan Nasdaq Composite turun 76,08 poin atau 0,61% menjadi 12.484,16.

Kurangnya kemajuan dalam meningkatkan batas utang pemerintah AS sebesar US$31,4 triliun menjelang tenggat waktu 1 Juni, telah membuat investor gelisah karena risiko bencana gagal bayar semakin besar.

Presiden AS Joe Biden dari Partai Demokrat dan negosiator utama Kongres dari Partai Republik Kevin McCarthy menggelar apa yang disebut Gedung Putih sebagai pembicaraan produktif.

"Sampai kemarin, investor sangat optimis dengan resolusi plafon utang AS," kata Angelo Kourkafas, senior investment strategist di Edward Jones.

"Tapi sekarang saat kita semakin dekat ... ke tanggal 1 Juni, kita melihat beberapa kehati-hatian lagi."

Sepuluh dari 11 sektor S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan real estat paling banyak jatuh. Energi adalah satu-satunya pemenang sektor.

Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, melayang di sekitar level tertinggi tiga minggu.

Kebijakan Federal Reserve juga menjadi fokus. Saham menahan penurunan mereka setelah rilis risalah dari pertemuan Fed 2-3 Mei menunjukkan bahwa pejabat The Fed "secara umum setuju" bulan lalu bahwa perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut "menjadi kurang pasti."

Investor mengharapkan bank sentral menghentikan kampanye kenaikan suku bunga yang agresif pada pertemuan 13-14 Juni.

Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan, prihatin dengan kurangnya kemajuan inflasi dan sementara melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral bulan depan mungkin saja terjadi, akhir kampanye kenaikan tidak mungkin terjadi.

"Ekonomi masih baik-baik saja, dan dari sudut pandang The Fed sebenarnya tidak ada alasan untuk mundur dari kebijakan moneter yang lebih ketat," kata Paul Nolte, senior wealth advisor and market strategist di Murphy & Sylvest Wealth Management.

Sementara itu berita seputar perusahaan, saham Citigroup Inc turun 3,1% karena bank membatalkan penjualan unit konsumen Banamex Meksiko senilai US$7 milia.

Saham Agilent Technologies Inc turun sekitar 6% setelah perusahaan memangkas perkiraan penjualan dan laba tahunannya.

Saham pemilik TurboTax, Intuit Inc turun 7,5% setelah perkiraan laba yang mengecewakan.

Rabu, 24 Mei 2023

Equity World | Negosiasi Plafon Utang AS Masih Alot, Wall Street Merah Lagi

Equity World | Negosiasi Plafon Utang AS Masih Alot, Wall Street Merah Lagi

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak dibuka memerah pada perdagangan Selasa (23/5/2023) waktu setempat, seiring pertemuan penting soal plafon utang antara Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy yang tidak menghasilkan solusi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,39%, S&P 500 merosot 0,34%, dan Nasdaq Composite melemah 0,26%.Melansir CNBC International, McCarthy dan Biden bertemu di Gedung Putih pada Senin malam waktu AS, dalam diskusi yang oleh sang Ketua DPR deskripsikan sebagai "produktif" dan "profesional."

Pembicaraan terbaru yang berlangsung selama satu jam--hanya beberapa hari sebelum tanggal awal Amerika Serikat dapat mengalami gagal bayar--berakhir tanpa solusi tetapi terdengar nada yang lebih positif.

"Presiden dan saya mengetahui batas waktu, jadi saya pikir kami akan berbicara setiap hari ... sampai kita menyelesaikannya," kata McCarthy, mencatat bahwa kedua tim akan "kembali bersama dan bekerja semalaman" untuk mencapai kompromi.

Investor terus memantau negosiasi batas utang di Washington dengan seksama, berharap mendapatkan kepastian lebih menjelang tanggal X alias X-date pada 1 Juni mendatang.

"Kita mengirimkan sinyal yang sangat negatif tentang kemampuan kita dalam menjalankan ekonomi, apalagi menjadi penopang bagi dunia lain, dan pasar sejauh ini sebenarnya menghadapinya dengan sangat baik," kata Mohamed El-Erian kepada "Squawk Box" CNBC International pada Selasa.

Meskipun ada hambatan ini, dan ketidakpastian seputar langkah suku bunga Federal Reserve selanjutnya, penasihat ekonomi utama tersebut mengatakan ia sangat terkesan dengan stabilitas pasar. El-Erian juga melihat valuasi S&P 500 saat ini dihargai dengan wajar.

Selasa, 23 Mei 2023

Equity World | Wall Street Mixed, Investor Menanti Keputusan Utang AS

Equity World | Wall Street Mixed, Investor Menanti Keputusan Utang AS

Equity World | Bursa saham AS, Wall Street berakhir dua arah atau mixed pada perdagangan Senin waktu setempat. Nasdaq menguat didorong kenaikan saham Alphabet dan Meta Platforms.

Sementara S&P 500 berakhir hampir stagnan karena investor menahan diri dari taruhan besar menjelang putaran baru pembicaraan tentang menaikkan plafon utang AS.

S&P 500 (.SPX) naik tipis 0,02% menjadi berakhir pada 4.192,63 poin, Nasdaq Composite Index (.IXIC) naik 0,50% ke 12.720,78 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,42% ke 33.286,58 poin.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres dari Partai Republik Kevin McCarthy bertemu membahas peningkatan plafon utang federal. Pertemuan ini hanya 10 hari sebelum Amerika Serikat dapat menghadapi gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Investor pada dasarnya mengatakan, kami memberikan setidaknya kemungkinan 60:40 bahwa mereka akan mencapai kesepakatan pada waktunya," kata KeSala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall, dilansir dari Reuters, Selasa (23/5/2023).

"Kesepakatan bisa saja menjadi perpanjangan, menendangnya untuk memutuskan plafon utang ketika mereka juga membahas anggaran pada bulan September," imbuhnya.

Komentar oleh Presiden The Fed St. Louis James Bullard pada hari Senin menyampaikan bahwa Federal Reserve mungkin masih perlu menaikkan suku bunga acuannya setengah poin lagi tahun ini mendorong dolar AS.

Investor juga akan mencari petunjuk tentang kebijakan moneter dari banyak pembicara Fed dan poin data utama minggu ini seperti indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) bulan April dan barang tahan lama.

Pembacaan indeks PCE, pengukur inflasi pilihan Fed, akan dirilis pada hari Jumat.

Saham terkait teknologi mengangkat pasar, dengan Alphabet Inc (GOOGL.O) naik 1,87% dan Meta Platforms Inc (META.O) naik 1,1%.

"Ketika drama pagu utang meningkat, saham teknologi berkapitalisasi besar telah menjadi perdagangan defensif favorit baru Wall Street," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

Apple Inc (AAPL.O) turun 0,55% setelah Loop Capital menurunkan peringkat saham pembuat iPhone menjadi "tahan" dari "beli", penurunan peringkat pertama dalam lima bulan menurut data Refinitiv.

Senin, 22 Mei 2023

Equity World | Siap-Siap Ya....Harga Emas Sepertinya Bakal Naik Terus Nih

Equity World | Siap-Siap Ya....Harga Emas Sepertinya Bakal Naik Terus Nih

Equity World | Harga emas kembali melonjak menyusul meningkatnya kekhawatiran pasar mengenai krisis perbankan Amerika Serikat (AS) serta harapan melunaknya kebijakan suku bunga di AS.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (19//5/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.976,56 per troy ons. Harganya melonjak 0,95%.

Harga emas masih menguat pada pagi hari. Pada perdagangan Senin (22/5/2023) pukul 06:42 WIB, harga emas di pasar spot internasional ada di posisi US$ 1.980,86 per troy ons. Harganya menguat 0,22%.

Harga emas sebenarnya jatuh pada sepanjang pekan lalu. Dalam lima hari perdagangan pekan lalu, emas melemah selama tiga hari. Secara keseluruhan, harga emas jatuh 1,72% sepekan.

Harga emas baru melonjak pada Jumat pekan lalu dan masih kencang pagi ini karena lagi-lagi pasar khawatir dengan kondisi perbankan AS.

Harapan melunaknya kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) juga menambah daya tarik emas.

Krisis perbankan masih menjadi kekhawatiran setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengingatkan kepada kepala eksekutif bank jika kemungkinan akan dibutuhkan lebih banyak merger setelah krisis perbankan.

Pernyataan Yellen ini membuat pasar khawatir jika krisis perbankan AS belum benar-benar berakhir.

Kondisi ini bisa memicu ketidakpastian sehingga emas sebagai aset aman makin dicari.

Emas makin bersinar setelah Chairman The Fed Jerome Powell, pada akhir pekan lalu, mengatakan jika krisis perbankan di AS bisa membuat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga setinggi mungkin demi inflasi.

Terlebih, The Fed harus menyeimbangkan ketidakpastian tentang dampak kenaikan biaya pinjaman akibat kenaikan di masa lalu ataupun krisis perbankan AS.

"Emas kini ada dalam kondisi bullish. Ke depan, harganya berpotensi bergerak dalam tren kenaikan," tutur analis dari FXStreet, Ross J Burland.

Jumat, 19 Mei 2023

Equity World | Bursa Asia Berseri Mengikuti Jejak Wall Street pada Perdagangan Kamis (18/5) Pagi

Equity World | Bursa Asia Berseri Mengikuti Jejak Wall Street pada Perdagangan Kamis (18/5) Pagi

Equity World | Bursa saham Asia-Pasifik bersiap untuk naik pada perdagangan Kamis (18/5). Di tengah sentimen ekspektasi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin kongres semakin mendekati kesepakatan untuk menaikkan plafon utang AS dan menghindari gagal bayar.

Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan bahwa "proses yang lebih baik" sekarang tersedia untuk pembicaraan lebih lanjut, dengan mengatakan bahwa "kemungkinan untuk mendapatkan kesepakatan pada akhir minggu."

Gedung Putih mengatakan, Biden mempersingkat perjalanannya ke Asia untuk fokus pada negosiasi.

Di Jepang, Nikkei 225 naik 1,7% dan Topix naik 1,21% karena investor lebih lanjut mencerna data perdagangan Jepang bulan April – impor yang turun jauh dari yang diharapkan, sementara ekspor juga meleset dari perkiraan Reuters.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,66% dan Kosdaq naik 0,77% pada perdagangan pagi Asia.

Sedangkan, bursa saham Australia juga naik, dengan S&P/ASX 200

Indeks Hang Seng Hong Kong terlihat bersiap untuk rebound setelah penjualan akhir pada sesi Rabu, dengan kontrak berjangka di 19.680 dibandingkan dengan penutupan HSI di 19.560,57.

Sebagai informasi, Wall Street ditutup lebih tinggi pada hari Rabu, dengan ketiga indeks utama naik lebih dari 1%, dengan Nasdaq Composite naik paling tinggi di 1,28%. Dow Jones Industrial Average naik 1,24% dan S&P 500 naik 1,19%.

Rabu, 17 Mei 2023

Equity World | 'Hawa' di AS Lagi Gak Enak, Wall Street Lesu Tak Berdaya

Equity World | 'Hawa' di AS Lagi Gak Enak, Wall Street Lesu Tak Berdaya

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Selasa (16/5/2023) waktu setempat. Melemahnya pembukaan perdagangan efek dari rilisnya data penjualan ritel.

Indeks Dow Jones melemah 0,22% di posisi 33.275,37, S&P 500 melemah 0,25% di posisi 4.125,80, Nasdaq ikut melemah 0,31% di posisi 12.327,05.

Bursa saham AS dibuka lebih rendah pada hari Selasa setelah perkiraan buruk dari Home Depot selaku salah satu emiten ritel AS dan data penjualan ritel bulan April 2023 yang menunjukkan konsumen merasakan tekanan dari inflasi tinggi dan kebijakan moneter yang ketat, menjelang pembicaraan pagu utang yang cukup penting.

Departemen Perdagangan melaporkan penjualan ritel naik 0,4% pada bulan April 2023, setengah dari laju kenaikan jika dibandingkan perkiraan kenaikan 0,8%. Tetapi tren yang mendasarinya masih solid, meskipun ada risiko resesi yang meningkat tahun ini.

"Data penjualan ritel positif dalam beberapa bulan, tetapi masih lemah," ucap Jamie Cox, Managing Partner Harris Financial Group.

Namun salah satu pendorong Dow Jones yakni Home Depot Inc (HD) turun 2,5% dalam perdagangan premarket setelah rantai renovasi rumah turun dari perkiraan penjualan tahunannya, dimana orang Amerika mengurangi pengeluaran untuk peralatan dan bahan bangunan karena inflasi yang tetap tinggi.

Data baru-baru ini menunjukkan ekonomi AS cukup melambat, mulai terasa tekanan dari kebijakan moneter yang ketat dari Federal Reserve, dan juga meningkatkan ekspektasi kapan bank sentral akan menghentikan siklus kenaikannya.

Indeks utama dimulai pekan ini dengan kenaikan moderat, karena perdagangan terbatas di tengah perselisihan di Washington antara Gedung Putih dan Partai Republik. Mereka akan bertemu dalam beberapa hari ke depan untuk membuat kesepakatan menaikkan plafon utang pemerintah AS sebesar $31,4 triliun dan mencegah gagal bayar (default) bencana ekonomi.

"Ada sedikit kemungkinan kita akan melihat penyelesaian masalah plafon utang AS," ucap Ipek Ozkardeskaya, analis senior di Swissquote Bank.

Negosiasi kemungkinan akan tetap ketat karena Partai Republik meminta pemangkasan pengeluaran yang layak untuk menerima keringanan pagu utang, sementara Biden tidak mau berkompromi untuk pengeluaran menjelang tahun pemilihan.

Selasa, 16 Mei 2023

Equity World | Bursa Saham Asia Melejit Jelang Rilis Data Ekonomi China

Equity World | Bursa Saham Asia Melejit Jelang Rilis Data Ekonomi China

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik bersiap menguat pada perdagangan Selasa (16/5/2023) jelang rilis ekonomi utama dari China.

Dikutip dari CNBC, investor menanti data ekonomi China antara lain produksi industri, penjualan ritel, dan tingkat pengangguran China. Dibandingkan dengan basis rendah yang terlihat pada April tahun lalu, pengamat pasar sangat berharap menguat.

Indeks Hang Seng berjangka menguat ke posisi 20.185 dari penutupan terakhir di 19.971,13. Sebelumnya indeks Hang Seng naik 2 persen pada perdagangan Senin sore.

Di bursa saham China, indeks Shanghai dan Shenzhen masing-masing mencatatkan performa terbaik sejak 8 Mei dan 20 Maret 2023.

Indeks Nikkei di Jepang menguat 0,71 persen, sedangkan indeks Topix menanjak 0,42 persen dan capai level tertinggi sejak Agustus 1990.

Indeks Kospi dan Kosdaq Korea Selatan mengalami kenaikan pada perdagangan Selasa pekan ini dengan masing-masing menguat 0,66 persen dan 0,75 persen. Sedangkan indeks ASX 200 di Australia melemah 0,15 persen.

Di Amerika Serikat (AS), tiga indeks acuan kompak menguat di wall street. Investor menanti negosiasi plafon utang AS pada Jumat pekan ini.

Indeks S&P 500 bertambah 0,3 persen, sedangkan indeks Dow Jones naik 0,14 persen ke posisi 33.348,60. Indeks Nasdaq menanjak 0,66 persen.

Senin, 15 Mei 2023

Equity World | Wall Street Ditutup Melemah, Investor Tunggu Hasil Kongres soal Nasib Utang AS

Equity World | Wall Street Ditutup Melemah, Investor Tunggu Hasil Kongres soal Nasib Utang AS

Equity World | Indeks bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, berakhir lebih rendah pada perdagangan, Jumat (12/5) didorong oleh penurunan saham mega-cap usai reli baru-baru ini. Penurunan ini dipengaruhi oleh data sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam enam bulan.

Mengutip Reuters, Senin (15/5), Dow Jones Industrial Average turun 8,89 poin atau 0,03 persen menjadi 33.300,62. S&P 500 kehilangan 6,54 poin atau 0,16 persen menjadi 4.124,08 dan Nasdaq turun 43,76 poin atau 0,35 persen menjadi 12.284,74.

Selama sepekan, Dow turun 1,1 persen, S&P 500 turun 0,3 persen dan Nasdaq naik 0,4 persen. Dow sedikit turun dalam lima hari berturut-turut, penurunan indeks blue-chip terpanjang selama dua bulan.

Wall Street pada akhir pekan lalu, mencermati pembacaan awal dari University of Michigan yang menunjukkan sentimen konsumen AS di Mei 2023 jatuh ke level terendah enam bulan, sejak November 2022.

Tak hanya itu, investor juga masih menunggu pertemuan Presiden Joe Biden dengan pemimpin kongres untuk membahas kenaikan plafon utang pemerintah AS, agar tidak mengalami default (gagal bayar) di Juni 2023 mendatang. Reuters melaporkan pertemuan keduanya tentang topik tersebut dijadwalkan ulang minggu ini.

Di awal pekan, investor menunggu data Mei untuk Empire State Index, yang akan menunjukkan bagaimana perasaan produsen New York State tentang ekonomi. Survei ekonom oleh Dow Jones mengharapkan pembacaan 1,0, yang akan lebih rendah dari level 10,8 pada data sebelumnya.

Investor juga mengantisipasi output industri China dan data penjualan ritel. Investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga Fed yang agresif dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi. Gubernur Fed, Michelle Bowman, mengatakan Fed mungkin perlu menaikkan suku lebih lanjut apabila inflasi tetap tinggi.

Jumat, 12 Mei 2023

Equity World | Harga emas masih kembali melemah setelah dolar Amerika Serikat (AS) perkasa lagi.

Equity World | Harga emas masih kembali melemah setelah dolar Amerika Serikat (AS) perkasa lagi.

Equity World | Pada perdagangan Kamis (11//5/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 2.015,55 per troy ons. Harganya melandai 0,69%.

Pelemahan kemarin memperpanjang tren negatif sang logam mulia yang juga melandai pada hari sebelumnya. Dalam dua hari terakhir, emas sudah melemah 0,92%.

Emas nyaris tidak bergerak pada hari ini.

Pada perdagangan Jumat (12/5/2023) pukul 06:30 WIB, harga emas di pasar spot internasional ada di posisi US$ 2.015,66 per troy ons. Harganya menguat sangat tipis yakni 0,005%.

Emas melemah setelah dolar AS kembali perkasa. Indeks dolar ditutup pada posisi 102,06 kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi dalam delapan hari terakhir.

Dolar AS adalah "musuh terbesar dan abadi" bagi emas. Keduanya bergerak saling berlawanan.  Penguatan dolar AS akan membuat emas semakin mahal dibeli dan tidak terjangkau sehingga tidak menarik. Begitu juga sebaliknya.

Dolar AS menguat karena pasar belum yakin dengan perubahan kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) ke depan.

Pasalnya, inflasi dan indeks harga produsen menguat dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Pasar tenaga kerja memang sudah mendingin seperti terlihat dalam kenaikan jumlah klaim pengangguran.

Klaim pengangguran meningkat menjadi 245,25 ribu pada pekan yang berakhir pada 6 Mei 2023, dari 239,25 ribu pada pekan sebelumnya.

Inflasi AS memang melandai (year on year/yoy) menjadi 4,9% (year on year/yoy) pada April. Inflasi lebih rendah dari ekspektasi ekonom sebesar 5% juga dari Maret 2023 yang tercatat 5%.

Namun, inflasi justru meningkat bila dilihat dari bulan sebelumnya atau secara month to month (mtm). Inflasi pada April tercatat 0,4% (mtm), jauh lebih tinggi dibandingkan Maret (0,1%).
Indeks Harga Produsen (IPP) pada April melandai menjadi 2,3% (yoy) dari 2,7% (Yoy) pada Maret 2023.  Namun, IPP justru menguat mejadi 0,2% (mtm) pada April dibandingkan 0,2% pada Maret.

Dengan kondisi ini pasar pun ragu jika The Fed akan segera menahan apalagi memangkas suku bunga acuan pada Juni mendatang. Kondisi ini tentu saja menguntungkan dolar.

"Emas kesulitan menembus kisaran US$ 2.050 karena kondisinya justru mengarah ke bearish," tutur analis FX Daily, Zain Vawda.

Kamis, 11 Mei 2023

Equity World | Bursa Saham Asia Bervariasi Ikuti Wall Street Usai Rilis Data Inflasi Amerika Serikat

Equity World | Bursa Saham Asia Bervariasi Ikuti Wall Street Usai Rilis Data Inflasi Amerika Serikat

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Kamis, (11/5/2023). Bursa saham Asia Pasifik yang bervariasi ini seiring wall street melihat reli saham teknologi karena inflasi Amerika Serikat yang naik, tetapi lebih rendah dari prediksi untuk April 2023.

Dikutip dari CNBC, indeks harga konsumen atau inflasi berada di posisi 4,9 persen. Inflasi tersebut lebih rendah dari prediksi ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 5 persen. Secara bulan ke bulan, inflasi sesuai harapan dengan kenaikan 0,4 persen.

Investor di Asia akan mengamati dengan cermat inflasi dari China pada April, diprediksi mencapai 0,3 persen menurut jajak pendapat Reuters.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,46 persen, dan indeks Kosdaq bertambah 0,74 persen. Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,12 persen. Di Jepang, indeks Nikkei mendatar, sedangkan indeks Topix melemah.

Sementara itu, indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 19.725, angka ini lebih rendah dari penutupan terakhir di posisi 19.762.

Di Amerika Serikat, pada penutupan perdagangan wall street  indeks Nasdaq menguat 1,04 persen didorong kenaikan sektor saham teknologi. Hal ini seiring investor kembali melirik saham teknologi setelah inflasi melambat Amerika Serikat melambat. Indeks S&P 500 naik 0,45 persen, dan indeks Dow Jones melemah 0,09 persen.

Rabu, 10 Mei 2023

Equity World | Bursa Saham Asia Loyo Imbas Investor Menanti Rilis Data Inflasi AS

Equity World | Bursa Saham Asia Loyo Imbas Investor Menanti Rilis Data Inflasi AS

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Rabu, (10/5/2023) seiring investor menantikan inflasi Amerika Serikat (AS). Investor mencari petunjuk tentang jalur inflasi ke depan dan bagaimana selanjutnya langkah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC, ekonom yang disurvei oleh Dow Jow prediksi inflasi meningkat 0,4 persen bulan ke bulan pada April 2023, dan 5 persen year over year. Inflasi inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi diperkirakan naik 0,4 persen.

Di Australia, indeks Australia ASX 200 melemah 0,31 persen setelah Australia sampaikan anggarannya pada Selasa malam. Australia mencatat surplus anggaran pertama sejak 2008. Indeks Nikkei Jepang dibuka susut 0,23 persen. Indeks Topix tergelincir 0,2 persen. Adapun Mitsubishis Corp mencatat rekor laba untuk tahun kedua berturut-turut, dengan laba bersih mencapai di atas 1 triliun yen untuk pertama kalinya, tepatnya mencapai USD 1,18 triliun yen atau setara USD 8,72 miliar.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah tipis 0,14 persen. Kemudian menguat 0,3 persen.

Selain itu, indeks Hang Seng berjangka akan memperpanjang koreksi yang terjadi pada Selasa pekan ini. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 1.960 dari penutupan perdagangan sebelumnya 19.867,58.

Di Amerika Serikat, tiga indeks acuan utama di wall street melemah. Indeks S&P 500 merosot 0,46 persen. Indeks Nasdaq terpangkas 0,6 persen. Indeks Dow Jones melemah 0,17 persen.

Sementara itu, analis Morgan Stanley prediksi saham A China akan memimpin fase berikutnya seiring pasar saham bullish di Asia.

“Harga setelah liburan Golden Week sangat menggembirakan. Indeks Shanghai mencapai level tertinggi dalam 10 bulan pada awal minggu,” tulis Morgan Stanley.

Morgan Stanley prediksi, CSI 300 mencapai 4.500 atau naik 11 persen. Pada perdagangan Selasa pekan ini, indeks CSI300 melemah 0,86 persen ke posisi 4.027,88, dengan penurunan dipimpin oleh sektor saham energi, teknologi dan industri.

Selasa, 09 Mei 2023

Equity World | Bursa Asia Pasifik Bervariasi, Investor Menanti Laporan Angka Perdagangan China

Equity World | Bursa Asia Pasifik Bervariasi, Investor Menanti Laporan Angka Perdagangan China

Equity World | Jakarta Bursa Asia dibuka bervariasi karena investor menunggu angka perdagangan China di bulan April yang akan dirilis.

Pasar saham Asia-Pasifik dibuka bervariasi selain menjelang data perdagangan China bulan April, juga karena investor menantikan rilis angka inflasi AS akhir pekan ini.

China diproyeksikan mencatat surplus perdagangan sebesar USD 74,3 miliar, lebih rendah dari USD 88,2 miliar pada bulan Maret.

Melansir laman CNBC, Selasa (9/5/2023), di Australia, S&P/ASX 200 dibuka lebih rendah, dengan kontrak berjangka terikat pada indeks di 7.263 dibandingkan dengan penutupan terakhir di 7.276,5.

Di Jepang, kontrak berjangka Nikkei di Chicago berada di 29.045, sedangkan mitranya di Osaka berada di 29.040 melawan Nikkei 225. penutupan terakhir di 28.949.

Futures untuk indeks Hang Seng Hong Kong berdiri di 20.222, menandakan pembukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan penutupan terakhir di 20.297,03.

Sebelumnya, wall street mengakhiri sesi bervariasi, dengan S&P 500 naik sedikit dan Nasdaq Composite naik 0,18 persen. Dow Jones Industrial Average tergelincir 0,17 persen.

Di sisi lain, surplus perdagangan Taiwan melonjak menjadi USD 6,71 miliar, level tertinggi sejak Oktober 2020 karena ekspor dari pulau itu turun kurang dari yang diharapkan untuk April, data pemerintah menunjukkan.

Ekspor turun 13,3 persen (yoy) menjadi USD 35,96 miliar, lebih rendah dari jajak pendapat ekonom Reuters yang memperkirakan penurunan 18,5 persen.

Sementara itu, impor turun lebih jauh sebesar 20,2 persen menjadi USD 29,25 miliar, tidak banyak berubah dari penurunan 20,1 persen yang terlihat di bulan sebelumnya.

Kementerian Keuangan Taiwan mengungkapkan bahwa pada bulan April, ekspor ke mitra dagang utamanya semuanya turun kecuali ke Jepang.

Ekspor ke Jepang tumbuh sebesar 19,8 persen, sementara ekspor ke China daratan dan Hong Kong mengalami penurunan terbesar dengan penurunan sebesar 22 persen.

Impor dari mitra dagang utamanya juga turun, dengan impor dari kawasan ASEAN memimpin kerugian dan turun 26,1 persen(yoy).

Senin, 08 Mei 2023

Equity World | Pasar Asia Naik Setelah Mengabaikan Kenaikan Suku Bunga AS

Equity World | Pasar Asia Naik Setelah Mengabaikan Kenaikan Suku Bunga AS

Equity World | Asia naik pada hari Kamis (4 Mei), mengabaikan suasana suram seputar pengumuman Federal Reserve bahwa mereka menaikkan suku bunga lagi dan kemungkinan mempertahankannya tetap tinggi di masa mendatang.

Ketiga indeks utama AS turun bersama dengan dolar setelah kenaikan The Fed, sementara kekhawatiran resesi mendorong harga minyak AS di bawah US$70 per barel, di mana mereka bertahan pada hari Kamis.

Tetapi Hong Kong melawan penurunan di Wall Street untuk mengakhiri dengan kenaikan yang solid hampir 1,3 persen, bahkan ketika bank sentral de facto bergerak untuk meningkatkan suku bunga sejalan dengan The Fed.

Sementara Shanghai juga naik, saham China secara keseluruhan naik turun sepanjang hari, dengan indeks CSI 300 akhirnya berakhir datar di tengah kekhawatiran atas pemulihan ekonomi yang tidak merata. Taipei, Wellington, Mumbai, Jakarta, Manila, dan Singapura semuanya naik, sedangkan Sydney sedikit turun dan Seoul datar. Tokyo ditutup untuk liburan.

Perhatian sekarang bergeser ke pertemuan Bank Sentral Eropa hari Kamis, yang diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga sendiri. London, Paris dan Frankfurt semuanya turun pada awal perdagangan.

Jumat, 05 Mei 2023

Equity World | Bursa Saham Asia Beragam di Tengah Sentimen Kekhawatiran Krisis Perbankan AS

Equity World | Bursa Saham Asia Beragam di Tengah Sentimen Kekhawatiran Krisis Perbankan AS

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat (5/5/2023) seiring kekhawatiran krisis perbankan kembali menyala di wall street. Kekhawatiran krisis perbankan itu membawa tiga indeks acuan di Amerika Serikat alami penurunan beruntun dalam empat hari.

Dikutip dari CNBC, saham bank regional alami aksi jual dengan SPDR S&P Regional Bank ETF (KRE) turun lebih dari 5 persen dan beberapa bank melihat perdagangan yang fluktuatif.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,23 persen pada awal perdagangan. Reserve Bank of Australia akan merilis pernyataannya tentang kebijakan moneter yang akan merinci pertimbangan bank sentral ketika secara tak terduga menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 3,85 persen.

Indeks Hang Seng berjangka melemah ke posisi 19.904 dari penutupan terakhirnya 19.948,73. Indeks Hang Seng dibuka naik 1,04 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai menguat 0,13 persen dan indeks Shenzhen melemah 0,4 persen.

Sementara itu, indeks manajer pembelian layanan Caixin China pada April 2023 akan rilis Jumat pekan ini, setelah setelah PMI manufaktur Caixin jatuh ke wilayah kontraksi. Sementara itu, bursa saham Jepang dan Korea Selatan libur.

Di Amerika Serikat, wall street kompak tertekan. Indeks Dow Jones terpangkas 0,86 persen. Indeks S&P 500 tergelincir 0,72 persen dan indeks Nasdaq susut 0,49 persen. Pada perdagangan Kamis pekan ini, indeks Dow Jones berbalik arah melemah 0,06 persen.

Sementara itu, Goldman Sachs merekomendasikan overweight di pasar non Amerika Serikat (AS). Overweight ini kondisi saham diperkirakan mengalami kenaikan melebihi saham lainnya diri sektor yang sama. Biasanya diukur berdasarkan sekumpulan saham dari industri yang sama.

Jika pasar hindari resesi, Goldman Sachs mengatakan suku bunga akan naik memberikan tekanan ke bawah pada valuasi. Dalam hal ini, bank menginformasikan investor untuk memposisikan diri di pasar di luar Amerika Serikat (AS).

“Kami terus merekomendasikan overweight di pasar non-AS yang murah dengan profil pertumbuhan serupa. Pengembalian investor berbasis dolar AS juga harus mendapatkan dorongan dari dolar Amerika Serikat yang secara bertahap lebih rendah,” tulis beberapa analis dalam catatan.

Goldman Sachs menyukai pertumbuhan yang berkualitas dan margin bisnis yang stabil yakni energi, sumber daya alam dan bank Eropa.

Kamis, 04 Mei 2023

Equity World | IHSG Sesi Pertama Terkoreksi 1,1%, Bursa Asia juga Kompak Loyo

Equity World | IHSG Sesi Pertama Terkoreksi 1,1%, Bursa Asia juga Kompak Loyo

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi dengan penurunan hingga 1,12%, membawa indeks ke level 6.786 pada sesi pertama perdagangan, Rabu (3/5).

Volume perdagangan mencapai 9,8 miliar dengan nilai transaksi Rp 5,26 triliun dan frekuensi 823 juta kali. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.656 triliun.
Saham yang paling sering ditransaksikan adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai transaksi Rp 355,8 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai transaksi Rp 266,3 miliar, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai transaksi Rp 216,5 miliar.

Senada, Bursa Asia mayoritas juga berada dalam zona merah. Hang Seng turun 1,70% dan Strait Times turun 0,86%. Sedangkan Nikkei 225 dan Shanghai Composite stagnan.

Melansir Pilarmas Sekuritas, pergerakan indeks IHSG dan bursa regional Asia terseret di zona merah imbas tekanan jual jelang rilis suku bunga acuan The Fed Amerika Serikat.

Hal ini membuat pelaku pasar atau investor cenderung wait and see menanti keputusan hasil FOMC The Fed. Sikap pelaku pasar atau investor tersebut seiring kondisi ekonomi AS dibayangi krisis perbankan setelah kejatuhan beberapa bank di AS menyebabkan sistem keuangan terganggu dan juga pernyataan dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengingatkan tentang risiko gagal bayar utang.

“Alhasil pasar mempunyai pandangan akan kekhawatiran jika bank sentral masih menggunakan tool moneter yang agresif ini dalam melawan inflasi, ini akan berpotensi memberikan tekanan pada pemulihan ekonomi AS,” tulis riset Pilarmas Sekuritas, Rabu (3/5).

Hal ini seiring sikap pasar yang memprediksi The Fed memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuannya. Berdasarkan CME Fed Watch Group yang memberikan probabilitas sebesar 86,7% The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, sementara suku bunganya tetap dengan probabilitas 13,3%.

Hampir seluruh sektor saham Tanah Air berada dalam zona merah. Dipimpin oleh sektor transportasi yang turun 1,54%. Saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) turun 3,12% atau 2 poin menjadi Rp 62 per saham.

Selanjutnya, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) turun 2,65% atau 10 poin menjadi Rp 368 per saham, dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) turun 0,55% atau 5 poin menjadi Rp 900 per saham.

Sektor lainnya yang berada dalam zona merah adalah sektor teknologi turun 1,52%, sektor energi turun 1,53%, sektor industri turun 1,53%, sektor kesehatan turun 0,87%, sektor energi dasar turun 1,15%, sektor infrastruktur turun 1,44%, dan sektor keuangan turun 0,81%.

Sedangkan sektor non primer berada dalam zona hijau dengan kenaikan 0,42%, sektor non primer naik 0,31%, dan sektor properti naik 0,24%.

Rabu, 03 Mei 2023

Equity World | Asia Bergerak Mixed pada Perdagangan Mode Liburan

Equity World | Asia Bergerak Mixed pada Perdagangan Mode Liburan

Equity World | Saham Asia bergerak mixed pada Selasa (2/5) siang. Beberapa pasar tutup atau mengantisipasi hari libur, sementara investor menunjukkan reaksi diam terhadap kegagalan bersejarah terbaru perbankan Amerika Serikat (AS).

Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,2% menjadi 29.175,44 pada perdagangan pagi. Perdagangan di Tokyo akan ditutup untuk liburan Golden Week di sisa minggu ini. Perdagangan ditutup di Shanghai untuk Hari Buruh.

S&P/ ASX 200 Australia merosot 0,2% menjadi 7.319,40. Kospi Korea Selatan naik 0,8% menjadi 2.522,09. Hang Seng Hong Kong hampir tidak berubah di 19.885,48.

Bank sentral Australia (RBA) mengadakan pertemuan kebijakan, tetapi tidak ada perubahan yang diharapkan. Laporan ekonomi dan inflasi juga diharapkan di Eropa menjelang pertemuan bank sentral minggu ini.

Pasar juga bersiap untuk apa yang diharapkan menjadi kenaikan suku bunga terakhir oleh Federal Reserve (Fed) AS untuk beberapa waktu. Sementara itu, harga minyak dan mata uang bergerak tipis.

Data manufaktur Tiongkok baru-baru ini menunjukkan kontraksi, mencerminkan bagaimana melemahnya pasar ekspor mulai merugikan ekonomi domestik, menurut analis.

“Kami yakin pemerintah akan melanjutkan subsidi pada kendaraan listrik, yang akan menguntungkan sektor manufaktur dan jasa. Pemerintah juga dapat mendorong pembangunan infrastruktur lebih cepat,” kata Robert Carnell dan analis lain di ING dalam laporan mereka, Selasa.

Dipantau dari AP, masih ada kekhawatiran tentang keuntungan perusahaan dan pertengkaran terbaru pemerintah AS atas batas utang negara.

Namun yang terpenting adalah apa yang akan dilakukan bank sentral AS dengan suku bunga. Pada pertemuan berikutnya, yang berakhir Rabu (3/5), sebagian besar pedagang memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga jangka pendek sebesar seperempat persentase poin atau 25 basis poin (bps) lagi hingga kisaran 5% hingga 5,25% dari hampir nol awal tahun lalu.

Harapannya adalah itu mungkin merupakan peningkatan terakhir untuk sementara waktu, yang akan memberi lebih banyak ruang bernapas bagi ekonomi dan pasar keuangan.

Di pasar obligasi pemerintah AS, imbal hasil (yield) Treasury naik karena ekspektasi menguat di Wall Street untuk setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi. Hasil pada Treasury tenor 10 tahun naik menjadi 3,58% dari 3,43% akhir pekan lalu. Ini membantu menetapkan tarif untuk hipotek dan pinjaman penting lainnya.

Hasil pada Treasury tenor dua tahun, yang bergerak lebih pada ekspektasi untuk tindakan Fed, naik menjadi 4,13% dari 4,02%.

Pada perdagangan energi, patokan minyak mentah AS turun tipis 3 sen menjadi US$ 75,63 per barel. Minyak mentah Brent, standar internasional, turun 3 sen menjadi US$ 79,28 per barel.

Dalam perdagangan mata uang, dolar AS turun tipis menjadi 137,42 yen Jepang dari 137,47 yen. Euro berdiri di level US$ 1,0988, naik tipis dari US$ 1,0978.

Selasa, 02 Mei 2023

Equity World | Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Equity World | Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Equity World | Bursa saham Australia dan Jepang menguat pada Senin (1/5/2023) kendati sebagian besar pasar Asia libur memperingati Hari Buruh Internasional.

Menurut data Refinitiv, pukul 10.08 WIB, indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,65% meski aktivitas pabrik negara itu menyusut cepat pada bulan April. Sementara itu, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,69%, sedangkan Topix naik 0,63%.

Meski aktivitas pabrik Jepang juga mengalami kontraksi, tetapi indeks manajer pembelian (PMI) menunjukkan angka yang lebih positif daripada bulan sebelumnya.
Di China, PMI manufaktur resmi tiba-tiba turun menjadi 49,2, kontras dengan prediksi ekonom sebesar 51,4.

Dari pasar Amerika Serikat (AS), futures Wall Street stabil pada Minggu waktu setempat setelah kenaikan pada April.

Pada Jumat pekan lalu (28/4), indeks saham AS mengalami kenaikan dengan Dow Jones Industrial Average mencatat bulan terbaiknya sejak Januari dengan kenaikan sebesar 0,8%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq-100 juga mengalami kenaikan meski tidak sebesar Dow Jones.

Selama pekan ini, pasar Asia akan mengarahkan perhatian utama pada rilis data tenaga kerja AS dan hasil rapat FOMC bank sentral AS, The Fed, pada Rabu waktu AS.
Pekan ini akan ada laporan terbaru tentang pasar tenaga kerja di AS.

Pada Selasa waktu AS, Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) akan merilis Survei Bukaan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) untuk Maret, yang akan melacak jumlah total lowongan kerja, perekrutan, pengunduran diri, dan pemutusan hubungan kerja dalam sebulan.

Diperkirakan jumlah lowongan kerja akan turun menjadi 9,7 juta pada Maret dari 9,93 juta pada Februari, yang artinya angkanya akan menjadi yang terendah dalam dua tahun.
Pada Rabu waktu AS, perusahaan penyedia gaji ADP akan merilis Laporan Ketenagakerjaan Nasional AS untuk April, yang melacak data gaji sektor swasta.
Diperkirakan bisnis swasta akan menambahkan 135.000 posisi, dibandingkan dengan penambahan 145.000 posisi pada Maret.

Hal tersebut bisa menjadi pedoman awal investor sebelum rilis laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat mengenai lapangan kerja non-pertanian (NFP).

Diperkirakan jumlah lapangan kerja hanya akan naik 178.000 pada April, yang artinya peningkatannya adalah yang paling rendah sejak Desember 2020 yang kehilangan 268.000 posisi.

Hal ini menunjukkan adanya perlambatan ekonomi dan pelonggaran pasar tenaga kerja yang selama setahun terakhir tetap ketat seiring The Fed mengerek suku bunga.
Akhirnya, pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari WIB, investor akan menanti keputusan komite rapat FOMC The Fed soal suku bunga.

Diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan federal funds rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi kisaran 5% hingga 5,25%.

Hal ini disebut analis dan ekonom bisa menjadi peningkatan suku bunga terakhir dalam upaya pengetatan ala The Fed selama setahun ini.

Sejak Maret tahun lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 475 basis poin dalam upaya untuk menahan inflasi tertinggi Negeri Paman Sam dalam empat dekade.