Rabu, 12 Juli 2023

Equity World | Wall Street Melesat, Indeks Dow Jones Pimpin Penguatan Jelang Rilis Inflasi AS

Equity World | Wall Street Melesat, Indeks Dow Jones Pimpin Penguatan Jelang Rilis Inflasi AS

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 11 Juli 2023. Wall street melesat seiring pelaku pasar menanti data inflasi utama yang dijadwalkan rilis akhir pekan ini.

Dikutip dari CNBC, Rabu (12/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 317,02 poin atau 0,93 persen ke posisi 34.261,42. Indeks S&P 500 bertambah 0,67 persen ke posisi 4.439,26. Indeks Nasdaq naik 0,55 persen ke posisi 13.760,70.

Saham Salesforce di wall street naik hampir 4 persen setelah perusahaan mengumumkan akan menaikkan harga secara keseluruhan pada Agustus.

Saham Activision Blizzard melompat 10 persen setelah seorang hakim federal menolak permintaan Federal Trade Commission (FTC) untuk perintah awal menolak hentikan akuisisi Microsoft atas perusahaan video game tersebut. Keputusan itu berarti dua perusahaan semakin dekat menyelesaikan kesepakatan mereka.

Laporan indeks harga konsumen pada Juni yang akan rilis Rabu pekan ini, serta indeks harga produsen Juni yang akan rilis Kamis, akan menjelaskan apakah penurunan inflasi terus berlanjut, dan menciptakan arah kebijakan suku bunga ke depan.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi indeks naik 3,1 persen bulan lalu dari year over year (YoY).

Investor telah prediksi kenaikan 25 basis poin pada pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada 25-26 Juli 2023.

Akan tetapi, mereka ragu-ragu tentang apa yang akan dilakukan bank sentral pada pertemuan September setelah data pekerjaan AS yang kuat pekan lalu menimbulkan kekhawatiran pembuat kebijakan akan kembali menaikkan suku bunga setelah pertahankan suku bunga acuan pada Juni pekan ini.

Selasa, 11 Juli 2023

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik sebagian menguat pada perdagangan Selasa, (11/7/2023). Hal ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang menanjak.

Equity World | Bursa Saham Asia Menghijau pada Awal Sesi Perdagangan Ikuti Wall Street

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik sebagian menguat pada perdagangan Selasa, (11/7/2023). Hal ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang menanjak.

Dikutip dari CNBC, Australia akan rilis survei kepercayaan konsumen, dan Filipina akan melaporkan data perdagangan pada Juni 2023.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,22 persen dan indeks Nikkei 225 Jepang menanjak 0,6 persen. Indeks Topix bertambah 0,32 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan memimpin penguatan di bursa saham Asia Pasifik. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,69 persen. Sedangkan indeks Kosdaq bertambah 0,74 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di posisi 18.642. Indeks ini lebih tinggi dari penutupan sebebelumnya 18.479,72.

Investor bersiap untuk banyak data inflasi akhir pekan ini, termausk inflasi Juni dari Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan petunjuk kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.

Reuters melaporkan komentar dari pejabat the Fed mengatakan, suku bunga masih perlu dinaikkan lebih lanjut untuk menurunkan inflasi yang masih terlalu tinggi. “Tetapi akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini semakin dekat,” kata dia.

Di wall street, indeks Dow Jones bertambah 0,62 persen. Indeks S&P 500 naik 0,24 persen dan indeks Nasdaq menguat 0,18 persen.

Selasa, 27 Juni 2023

Equity World | Aksi Jual Saham-saham Teknologi, Wall Street Ditutup Merah

Equity World | Aksi Jual Saham-saham Teknologi, Wall Street Ditutup Merah

Equity World | Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Senin (26/6/2023) waktu setempat. Penurunan terdalam terjadi pada saham-saham teknologi yang membebani Nasdaq.

Nasdaq kehilangan 1 persen karena investor melakukan aksi jual saham-saham teknologi di pekan terakhir bulan Juni. Sebagai informasi, harga saham-saham teknologi mengungguli sektor lainnya di tahun ini.

Nasdaq turun 1,6 persen dan berakhir di level 13.335,78, sedangkan S&P 500 kehilangan 0,45 persen dan ditutup pada posisi 4.328,82. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 12,72 poin, atau 0,04 persen menjadi berakhir pada 33.714,71.
 
Aksi jual saham-saham teknologi tersebut berkontribusi besar pada penurunan tajam Nasdaq. Saham-saham seperti Nvidia, Alfabet, dan Platform Meta kehilangan lebih dari 3 persen masing-masing. Tesla ambles 6 persen, setelah Goldman Sachs menurunkan peringkat pembuat mobil listrik itu.

“Pasar sedang mencerna. Pasar saham bergerak menguat tahun ini, terutama dipimpin oleh saham-saham teknologi berkapitalisasi besar dan Nasdaq 100. Koreksi sehat pada Nasdaq terlihat setelah reli signifikan dalams setahun,” kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments.
 
Saham teknologi telah pulih tahun ini setelah tahun 2022 yang mengalami kesulitan karena investor optimis dengan kinerja perusahan-perusahaan kecerdasan buatan, dan harapan bahwa The Fed akan mengakhiri kenaikan suku bunga The Fed.

Kenaikan saham-saham teknologi, mendorong kenaikan indeks Nasdaq hingga 27,4 persen, yang menempatkannya pada paruh pertama terbaik sejak 1983. Segmen lainnya juga mengalami kenaikan di paruh pertama setelah reli terhenti di pekan lalu. S&P 500 telah naik 12,7 persen, sementara DJIA naik sekitar 1,7 persen.
 
Pada minggu terakhir bulan Juni relatif ringan untuk laporan kinerja dan data ekonomi. Adapun data ekonomi yang disorot yakni indeks pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Mei yang akan dirilis pada Jumat pekan ini.
 
Sementara itu, beberapa perusahaan yang akan melaporkan kinerja keuangannya pekan ini antara lain, Walgreens Boots Alliance pada hari Selasa dan Nike pada hari Kamis. Di sisi lain, para investor terus memantau situasi di Rusia menyusul pemberontakan singkat oleh kelompok militer swasta selama akhir pekan. Ketidakpastian tentang situasi di sana dapat membuat pasar gelisah.

Senin, 26 Juni 2023

Equity World | Wall Street Tekan Pembukaan Pasar Asia-Pasifik Awal Pekan Ini (26/06)

Equity World | Wall Street Tekan Pembukaan Pasar Asia-Pasifik Awal Pekan Ini (26/06)

Equity World | Pasar Asia-Pasifik bersiap untuk pembukaan yang lemah di minggu terakhir bulan Juni, mengikuti pasar A.S. yang menghentikan kenaikan beruntun selama seminggu pada hari Jumat.

Selama akhir pekan, Eropa juga menyaksikan pemberontakan singkat oleh kelompok militer swasta Wagner di Rusia, dan akan menekan pasar Eropa.

Di Jepang, Nikkei 225 tampaknya melanjutkan penurunannya, dengan kontrak berjangka di Chicago di 32.690, dan pasangannya di Osaka di 32.600 melawan penutupan terakhirnya di 32.781,54. Negara ini juga akan merilis indeks harga produsen untuk sektor jasa pada bulan Mei pada hari Senin.

Di Australia, kontrak berjangka untuk S&P/ASX 200 berada di 7.043, lebih rendah dari penutupan terakhirnya di 7.099,2.

Indeks Hang Seng Hong Kong juga bersiap turun, dengan kontrak berjangka di 18.764 dibandingkan dengan penutupan HSI di 18.889,97.

Ketiga indeks utama AS meluncur di sesi perdagangan Jumat, dengan Dow Jones Industrial Average turun 0,65%, sementara S&P 500 turun 0,77% dan Nasdaq Composite ditutup lebih rendah 1,01%.

Harga saham Apple menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa pada Jumat sore, berhasil mencapai tertinggi baru sepanjang masa bahkan ketika rata-rata utama menurun. Sementara sebelumnya harga saham Apple hanya naik sebesar 0,1%.

Aktivitas manufaktur di AS melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Juni, menurut pembacaan PMI flash S&P yang dirilis Jumat yang merupakan yang terendah dalam enam bulan.

Indeks mencatat 46,3, turun dari 48,4 pada bulan Mei dan di bawah perkiraan Dow Jones 49,0. Karena angka tersebut mengukur tingkat perusahaan yang melaporkan ekspansi, angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

Di sisi sektor jasa, pembacaan 54,1 adalah level terendah dua bulan dan di bawah 54,9 di bulan Mei. Indeks komposit berada di 53,0, di bawah 54,3 dari bulan sebelumnya tetapi masih menunjukkan ekspansi meskipun terendah dalam tiga bulan.

Imbal hasil Treasury AS turun pada hari Jumat karena investor mencerna pernyataan dari pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell.Pembuat kebijakan menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut kemungkinan akan diperlukan untuk membawa inflasi lebih dekat ke target 2% bank sentral.