Senin, 27 Maret 2023

Equity World | Harga Emas Dunia Masih Mampu Bertahan di Atas USD 2.000 per Ons Pekan Ini

Equity World | Harga Emas Dunia Masih Mampu Bertahan di Atas USD 2.000 per Ons Pekan Ini

Equity World | Sentimen bullish sepertinya masih akan menempel pada harga emas dunia di pekan ini. Baik analis maupun investor melihat bahwa harga emas dunia masih akan terus melambung.

Sentimen yang mempengaruhi harga emas dunia masih ada dua di pekan ini. Pertama mengenai krisis perbankan global dan kedua adalah kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).

Analis Wall Street dan investor ritel memperkirakan harga emas akan mengakhiri minggu ini di kisaran USD 2.000 per ons. Harga emas berjangka bulan April terakhir diperdagangkan pada USD 1.992 per ons, naik hampir 1 persen dari harga penyelesaian minggu sebelumnya.

Namun memang, tidak semua analis berpandangan positif kepada harga emas. Ada sebagian analis yang mewanti-wanti harga emas bisa jatuh di pekan ini.

Direktur Lindung Nilai Walsh Trading Sean Lusk mengatakan, harga emas berada di sentimen bullish dalam waktu dekat. Akan tetapi ia juga mencatat bahwa harga emas di USD 2.008 per ons mewakili kenaikan 10 persen untuk tahun ini.Jika harga ini tembus maka bisa membawa aksi ambil untung.

"Emas mencapai puncaknya pada level ini," katanya.

"Anda harus melihat bahwa sentimen dari krisis perbankan yang terus tumbuh dan kami tidak tahu kapan akan berakhir. Tidak banyak kepercayaan pada pasar ekuitas di lingkungan ini dan orang-orang mencari tempat untuk menaruh uang mereka. Ada alasan kuat mengapa emas bisa menembus level 10 persen." tambah dia.

Kepala Analisis pasar FXTM Lukman Otunuga menyoroti sentimen serupa. Ia mengatakan bahwa harga emas bakal bullish saat ini

"Berada di kursi kenaikan dan dapat beralih ke posisi yang lebih tinggi setelah resistensi USD 2.000 ditaklukkan," kata dia.

Namun, dia juga mencatat bahwa level USD 2.000 telah terbukti menjadi titik resistensi yang sulit.

"Ini bisa melihat logam mulia turun menuju USD 1.955 dan USD 1.935 sebelum bulls masuk kembali. Jika USD 2.000 menyerah, ini bisa membuka pintu ke puncak pada Maret 2022 di USD 2070," katanya.

Jumat, 24 Maret 2023

Equity World | Bursa Saham Asia Jatuh Jumat (24/3) Pagi, Investor Mencerna Komentar Yellen

Equity World | Bursa Saham Asia Jatuh Jumat (24/3) Pagi, Investor Mencerna Komentar Yellen

Equity World | JAKARTA. Bursa saham Asia-Pasifik sebagian besar jatuh pada hari Jumat (24/3). Investor mempertimbangkan pernyataan dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang mengatakan tindakan darurat federal untuk mendukung bank-bank regional yang gagal dapat digunakan lagi jika diperlukan.

Pesan ini berbeda dibandingkan dengan komentar Yellen sehari sebelumnya, ketika dia memberi tahu para senator bahwa Departemen Keuangan tidak mempertimbangkan rencana apa pun untuk mengasuransikan semua simpanan bank AS tanpa persetujuan kongres.

Melansi Reuters, di Jepang, Nikkei 225 turun 0,38%, dan Topix melihat penurunan yang lebih besar 0,46% karena negara melihat inflasi intinya mencapai 3,1% untuk Februari, menandai pertama kalinya laju inflasi melambat dalam 14 bulan.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,23% dan Kosdaq diperdagangkan lebih tinggi pada 0,87%. Indeks S&P/ASX 200 Australia adalah 0,59% lebih rendah.

Jepang dan Australia akan merilis perkiraan PMI bulan Maret, untuk sektor manufaktur dan jasa.

Semalam di AS, saham berakhir lebih tinggi pada hari Kamis setelah sesi perdagangan yang bergejolak. Nasdaq Composite yang padat teknologi memimpin kenaikan dan naik 1%, S&P 500 ditutup 0,29% lebih tinggi, dan Dow Jones Industrial Average naik 73,66 poin.

Selasa, 21 Maret 2023

Equity World | Emas Pesta Pora, Saham Malah Merana

Equity World | Emas Pesta Pora, Saham Malah Merana

Equity World | Pasar keuangan Indonesia cenderung kurang menggembirakan pada perdagangan Senin (20/3/2023) kemarin, di mana investor masih cenderung mengamati perkembangan dari krisis perbankan di Amerika Serikat (AS).

Kembali hijaunya Wall Street diharapkan menular ke pasar saham Indonesia dan memberi suntikan positif ke rupiah dan pasar obligasi. Selengkapnya mengenai sentimen dan seperti apa proyeksi pergerakan IHSG hari ini bisa dibaca pada halaman 4 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah ditutup terkoreksi, sedangkan untuk harga obligasi pemerintah RI terpantau bervariasi.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup merosot 0,98% ke posisi 6.612,49. IHSG masih diperdagangkan di level psikologis 6.600 kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 7,8 triliun dengan melibatkan 19 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 175 saham menguat, 346 saham melemah, dan 189 saham lainnya stagnan.

Investor asing pun mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 583,36 miliar di seluruh pasar pada perdagangan kemarin.

Sementara itu di kawasan Asia-Pasifik, pada perdagangan kemarin kompak berakhir di zona merah, tidak ada satupun yang menguat. Indeks Hang Seng Hong Kong menjadi yang paling parah koreksinya, disusul Nikkei 225 Jepang dan ASX 200 Australia.

Sedangkan untuk mata uang rupiah, pada perdagangan kemarin juga ditutup melemah di hadapan dolar AS, atau The Greenback. Berdasarkan data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.355/US$, melemah 0,1% di pasar spot kemarin.

Namun sayangnya, di kawasan Asia sendiri secara mayoritas menguat di hadapan The Greenback. Rupiah mengikuti rupee India, won Korea Selatan, dan dolar Singapura.

Sedangkan untuk yuan China, dolar Hong Kong, yen Jepang, peso Filipina, baht Thailand, dan dolar Taiwan terpantau ditutup di zona hijau.

Sementara di pasar surat berharga negara (SBN), pada perdagangan kemarin harganya cenderung beragam, menandakan bahwa imbal hasil (yield) juga bervariasi dan sikap investor juga beragam.

Melansir data dari Refinitiv,SBN tenor 5 dan 10 tahun mengalami penurunan yield yakni masing-masing sebesar 4,4 basis poin (bp) dan 6,2 bp.

Sedangkan untuk SBN tenor 15 dan 20 tahun mengalami kenaikan yield masing-masing 4,4 bp dan 1,1 bp.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Pelaku pasar masih memantau perkembangan dari krisis perbankan di AS. Mereka akan terus memantau apakah kasus First Republic Bank akan menjadi kasus terakhir atau masih akan ada "korban" baru, meskipun sebelumnya ada kabar baik bahwa 11 bank di AS berniat membantu First Republic Bank agar dampak krisis tidak semakin meluas.

Selain itu, perhatian pasar global tertuju pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Selasa hingga Rabu pekan ini waktu setempat.

Kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan beberapa bank di AS lainnya, The Fed diprediksi tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya yang juga bisa menguntungkan bagi rupiah.

Berdasarkan perangkat FedWatch miliki CME Group pelaku pasar melihat ada probabilitas sebesar 62%, The Fed akan menaikkan suku bunganya lagi sebesar 25 basis poin (bp). Sementara 20% probabilitas sisanya melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya.

Ekspektasi tersebut berbalik dengan cepat pasca kolapsnya SVB, sebelumnya pasar yakin The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bp.

Meskipun optimisme pasar melihat dari inflasi AS yang kembali melandai menjadi 6% pada Februari lalu, The Fed juga mempertimbangkan kondisi pasar tenaga kerja AS yang masih cukup kuat, sembari juga perlu melihat kondisi perbankan di AS.

Senin, 20 Maret 2023

Equity World | Saham Asia-Pasifik Memerah, IHSG Ikutan Dibuka Melemah

Equity World | Saham Asia-Pasifik Memerah, IHSG Ikutan Dibuka Melemah

Equity World
| Ditutup menguat sebesar 112 poin (1,71%) ke level 6.678, IHSG dibuka melemah 10,33 poin (0,15%) ke level 6.667,9 pada sesi I, Senin (20/3/2023). IHSG hari ini bergerak  memerah pada rentang 6.651- 6.678. IHSG ikutan melemah seperti saham-saham di Asia- Pasifik yang sebagian besar diperdagangkan memerah pada pagi ini.

Tercatat sebanyak 137,16 juta saham telah diperdagangkan di menit-menit awal, dengan nilai perdagangan sebesar Rp 187,59 miliar dan frekuensi perdagangan baru mencapai 5.721 kali transaksi. Sebanyak 90 saham diperdagangkan mencatatkan kenaikan, 43 saham terkoreksi, dan 96 saham stagnan.     
Volatilitas tinggi indeks-indeks di Wall Street berlanjut di Jumat (17/3/2023). Sektor keuangan kembali menjadi pemberat Wall Street setelah kabar konsorsium bank di AS berencana membantu likuiditas First Republic Bank di Kamis (16/3/2023).

Nampaknya kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi sektor keuangan di AS masih cukup besar meski regulator di AS juga telah melakukan sejumlah langkah untuk menjaga stabilitas sektor keuangan di AS.

Pasar Asia-Pasifik sebagian besar jatuh pada Senin (20/3/2023). Setelah UBS setuju untuk membeli saingan perbankannya Credit Suisse dalam pengambilalihan US$ 3,2 miliar selama akhir pekan. Pasar Asia juga akan mewaspadai rilis suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun di Tiongkok, yang saat ini masing-masing berada di 3,65% dan 4,3%.

Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,45%, sedangkan Nikkei 225 Jepang dibuka 0,25% turun dan Topix 0,4% lebih rendah. Kospi dan Kosdaq Korea Selatan memulai hari sedikit naik.

Prediksi Analis

Yugen Bertumbuh Sekuritas memprediksi, IHSG hari ini bakal menguat. IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 6.598 – 6.732. Pekan keempat di bulan ketiga 2023 yang juga merupakan pekan pendek, pekan dimana jelang bulan suci ramadhan, peluang pergerakan IHSG memiliki kecenderungan mengalami penguatan.

Yugen menilai, hal itu ditunjang oleh sentimen dari pergerakan pasar global yang cenderung menguat ditambah dengan capital inflow yang masih terus terjadi dalam IHSG. “Serta, prospek kinerja emiten yang diharapkan mengalami perbaikan dalam kuartal I-2023, IHSG hari ini berpotensi menguat,” tulis Yugen dalam risetnya, Senin (20/3/2023).

Yugen merekomendasikan menu saham pilihan bakal melejit di awal pekan ini. Menu saham pilihan tersebut terdiri dari UNVR, MYOR, KLBF, INDF, ICBP, TLKM, EXCL, ISAT, dan TBIG.