Jumat, 04 November 2022

Equity World | Jangan Jual Dulu! Emas Diramal Melesat Mulai Maret 2023

Equity World | Jangan Jual Dulu! Emas Diramal Melesat Mulai Maret 2023

Equity World | Harga emas cenderung melemah dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan Jumat (4/11/2022) pukul 06: 12 WIB, harga emas dunia di pasar spot memang menguat tipis 0,02% ke posisi US$ 1.629,51 per troy ons.

Kendati menguat tipis pada pagi hari ini, emas lebih kerap ditutup dalam zona merah dalam sepekan bahkan sebulan terakhir.  Dalam dua hari terakhir saja, harga emas ambruk 1,11%. Pada perdagangan kemarin, Kamis (3/11/2022), harga emas melandai 0,36% sementara pada Rabu pekan ini anjlok 0,78%.

Dalam sepekan, harga emas masih ambles 0,75% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga anjlok 5,6% sementara dalam setahun anjlok 9,1%.

Phillip Streible, analis Blue Line Futures, memperkirakan emas akan sulit menguat dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan masih akan memberlakukan kebijakan hawkishnya.

Dia memperkirakan emas baru bisa bernafas dan menguat secara tajam setelah The Fed mengakhiri kebijakan moneter agresifnya.

"Saya tidak melihat ada pembalikan arah yang signifikan untuk emas dalam jangka pendek. Momentum bullish emas baru akan terjadi sampai The Fed berhenti menaikkan suku bunga, mungkin sampai akhir Maret 2023 nanti," tutur Streible, dikutip dari Reuters.

Seperti diketahui, The Fed baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada Rabu lalu (2/11/2022). Secara keseluruhan, The Fed sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 375 bps pada tahun ini.

"Saya memperkirakan emas akan semakin melemah menuju titik lemahnya pada September. Emas bisa melemah ke level US$ 1.6000 bawah jika yield terus naik," ujar Michael Hewson dari CMC Markets UK.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun langsung melambung ke 4,15% atau tertinggi sejak 24 Oktober. Indeks dolar juga menguat ke 112,93 atau terkuat sejak 20 Oktober 2022.

Penguatan dolar AS membuat emas semakin mahal sehingga tidak menarik. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield surat utang pemerintah AS mengurangi daya tarik emas.


Kamis, 03 November 2022

Equity World | Duh! Kenaikan Suku Bunga The Fed Bikin Emas Anjlok 15%

Equity World | Duh! Kenaikan Suku Bunga The Fed Bikin Emas Anjlok 15%

Equity World | Kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali membuat emas dunia terpuruk. Sejak The Fed menaikkan suku bunga acuan Maret lalu, harga emas dunia sudah turun sebesar US$ 295,54 per troy ons atau amblas 15,3%.

Jika menghitung kurs rupiah Rp 15.645/US$1 maka emas sudah anjlok Rp 4,62 juta per troy ons. Anjloknya emas sebesar Rp 4,62 juta ton ini dengan menghitung harga emas sebelum kenaikan suku bunga acuan Maret lalu hingga pagi hari ini.

Harga emas masih bergerak di posisi US$ 1.927,93 per troy ons pada 16 Maret 2022 atau sehari sebelum pengumuman kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps. Kenaikan suku bunga pada Maret adalah yang pertama kali sejak 2018.

Sementara itu, pada perdagangan Kamis (3/11/2022) pukul 06:25 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.632,39 per troy ons. Harga emas melemah 0,15%.

Artinya ada penurunan sebesar US$ 295,54 antara harga emas sebelum kenaikan suku bunga acuan The Fed hingga hari ini.

Pelemahan emas hari ini juga memperpanjang tren negatif emas. Pada perdagangan Rabu (2/11/2022), harga emas juga anjlok 0,77% ke posisi US$ 1.634,89 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih ambles 1,8% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga anjlok 3,9% sementara dalam setahun anjlok 7,7%.

Seperti diketahui, harga emas terbang setelah perang Rusia-Ukraina. Harga sang logam mulia bahkan menyentuh US$ 2.052,41 per troy ons pada 8 Maret 2022 yang merupakan rekor tertingginya sejak Agustus 2020.  Namun, keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan pada pertengahan Maret mengubah segalanya.

Setelah kenaikan 25 bps, The Fed semakin agresif menaikkan suku bunga untuk meredam lonjakan inflasi.

Secara keseluruhan, The Fed sudah mengerek suku bunga sebesar 375 bps sepanjang tahun ini, menjadi 3,75-4,0%. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak 2008 atau 14 tahun terakhir.

Rabu, 02 November 2022

Equity World | The Fed Bakal Kerek Suku Bunga 75 Bps, Emas Malah Naik 1%!

Equity World | The Fed Bakal Kerek Suku Bunga 75 Bps, Emas Malah Naik 1%!

Equity World | Harga emas nyaris tidak bergerak pada pagi hari ini, setelah melesat nyaris 1% kemarin. Pada perdagangan Rabu (2/11/2022) pukul 06:15 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.647,49 per troy ons, stagnan dibandingkan posisi penutupan perdagangan Selasa yang naik 0,9%.

Dalam sepekan, harga emas masih ambles 1,02% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga anjlok 3,04% sementara dalam setahun anjlok 7,8%.

Harga emas nyaris tidak bergerak karena adanya tarik menarik dua ekspektasi pasar. Sebagian pelaku pasar berekspektasi jika bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan mulai melonggarkan kebijakan. Namun, sebagian pelaku pasar melihat pelonggaran tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Adanya ekspektasi pelonggaran kebijakan membuat dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS melandai.  Indeks dolar ditutup melemah ke posisi 111,51 pada Selasa (1/11/2022), dari 111,54 pada hari sebelumnya.

Sementara itu, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun ke posisi 4,048 pada perdagangan kemarin. Melandai dari 4,049 pada hari sebelumnya.

Seperti diketahui, The Fed tengah menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu waktu AS.

"Pelonggaran mungkin tidak akan terjadi dengan cepat tetapi pelaku pasar melihat ada harapan jika The Fed akan mulai melonggarkan pada Februari mendatang," tutur analis OANDA Edward Moya, dikutip dari Reuters.

Analis SPI Asset Management, Stephen Innes, memperkirakan pengumuman kebijakan Fed malam nanti bisa menggerakkan emas untuk naik atau melemah US$20-50 per troy ons.

"Jika Chairman The Fed Jerome Powell kembali memberi sinyal hawkish maka emas bisa melandai ke US$ 1.625 atau mungkin ke US$ 1.600 per troy ons," tutur Innes, kepada Reuters.

Sebagai catatan,  emas selalu ambruk menjelang rapat FOMC sepanjang tahun ini. Emas anjlok lebih dari 1,7% dua hari beruntun sebelum rapat FOMC Maret.

Emas juga anjlok 1,8% dua tiga hari menjelang pertemuan FOMC pada Mei lalu kendati menguat tipis pada dua hari sebelum rapat digelar.

Sang logam mulia ambles lebih dari 2,8% menjelang rapat FOMC. Anjloknya emas karena ekspektasi The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 75 bps untuk pertama kalinya pada tahun ini. The Fed memang akhirnya menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bos pada 16 Juni 2022.

Menjelang rapat FOMC 27-28 Juli, emas hanya melemah tipis 0,5% karena pasar sudah menyesuaikan ekspektasi kenaikan sebesar 75 bps.  Emas sempat anjlok 0,8% dua menjelang rapat FOMC pada 21-22 September 2022 kendati menguat 0,6% pada saat rapat digelar.

Selasa, 01 November 2022

Equity World | RI Diramal Kebal Resesi, IHSG Jadi Juara di Asia

Equity World | RI Diramal Kebal Resesi, IHSG Jadi Juara di Asia

Equity World | Jatuhnya pasar keuangan global akibat isu resesi tak serta merta membuat pasar saham Tanah Air ikut anjlok.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun ini. Secara year to date, IHSG masih memberikan return 7,86%.

Kinerja tersebut mampu membawa IHSG keluar sebagai jawara pasar saham terbaik di kawasan Asia Pasifik dan menduduki peringkat ke-5 dunia.

Ketika negara-negara besar seperti AS, Eropa, Inggris dan China harus diterpa isu resesi. Outlook atau prospek ekonomi Indonesia masih cerah untuk tahun 2023.

Banyak pihak yang menilai Indonesia lebih kuat dalam menghadapi krisis saat ini. Berbagai lembaga keuangan global juga masih memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia tetap bisa 5% di tahun depan.

Bahkan survei Bloomberg menyebutkan bahwa peluang terjadinya resesi di Indonesia sangat kecil yaitu hanya 3%.

Hal ini berbanding terbalik dengan beberapa negara Asia lainnya, sebut saja seperti Sri Lanka yang diperkirakan mengalami resesi dengan peluang mencapai 85%.

Selain Sri Lanka, negara seperti Korea Selatan dan Jepang juga diperkirakan memiliki peluang jatuh ke dalam jurang resesi sebesar 25%.

Kemudian China, Hong Kong dan Taiwan juga diproyeksi memiliki peluang resesi sebesar 20%. Di kawasan Asia Tenggara, peluang resesi Indonesia juga terbilang paling rendah.

Untuk diketahui, survei Bloomberg menyebutkan negara tetangga RI seperti Malaysia dan Vietnam memiliki probabilitas resesi sebesar 10%.

Negara Kemungkinan Resesi
Sri Lanka        85%
Selandia Baru         33%
Korea Selatan        25%
Jepang                       25%
China                        20%
Hong Kong       20%
Australia         20%
Taiwan        20%
Pakistan          13%
Malaysia          10%
Vietnam       10%
Thailand       8%
Filipina         3%
Indonesia           3%
India       0%

Jika dibandingkan dengan Thailand dengan probabilitas resesi mencapai 8%, kondisi Indonesia masih lebih baik.

Ini juga bisa menjadi salah satu katalis mengapa kinerja indeks saham domestik sukses selamat dari gempuran koreksi dan saham-saham Indonesia menjadi buruan investor asing hingga ada inflow jumbo senilai Rp 64 triliun sepanjang 2022.