Selasa, 24 Mei 2022

Equity World | Bursa Asia Turun Pagi Ini, Investor Mencerna Rencana Joe Biden atas Barang China

Equity World | Bursa Asia Turun Pagi Ini, Investor Mencerna Rencana Joe Biden atas Barang China

Equity World
| Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan pada hari Selasa (24/5). Investor mempertimbangkan kemungkinan mencairnya hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China menyusul rencana Presiden AS Joe Biden soal pemotongan tarif pada barang-barang China.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,4% pada awal perdagangan dan Topix lebih rendah 0,2%. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,39%.

Di Australia, S&P/ASX 200 duduk sedikit di bawah garis datar. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,11%.

Dalam data ekonomi, Jepang akan melaporkan data aktivitas manufakturnya untuk bulan Mei.

Semalam, Wall Street menghijau setelah seminggu mengalami kerugian tajam. Selama sesi perdagangan reguler Senin, Dow melonjak 618 poin atau hampir 2%, S&P 500 naik 1,9%, dan Nasdaq Composite naik 1,6%.

Sentimen positif  datang setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan, sedang mempertimbangkan untuk memotong tarif AS atas barang-barang China. Pernyataan ini Biden sampaikan selama perjalanannya di Jepang sebagai bagian dari tur Asia pertamanya.

Ketika harga konsumen memanas, Gedung Putih mengatakan bulan lalu bahwa mereka melihat bagaimana tarif tersebut berkontribusi terhadap inflasi.

Tarif tersebut mulai berlaku pada 2018 ketika pemerintahan Trump memberlakukan tarif pada barang-barang China senilai miliaran dolar dan Beijing membalas dengan tindakan hukuman serupa, menarik kedua belah pihak ke dalam perang dagang yang berlarut-larut.

"Pasar tampaknya menganggap berita itu sebagai indikasi potensi mencairnya ketegangan perdagangan AS-China, meskipun ini bukan pertama kalinya pengurangan tarif dilayangkan," tulis Taylor Nugent, seorang ekonom di National Australia Bank.

"Sementara pemotongan tarif akan membantu melunakkan inflasi AS, laporan menunjukkan pejabat pemerintah khawatir akan tampak lunak terhadap China menjelang pemilihan kongres November."

Dalam berita perdagangan lainnya, AS pada hari Senin mengumumkan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik dengan mitra Asia termasuk Australia, Jepang dan Korea Selatan.

Kelompok ini ingin menetapkan aturan internasional tentang ekonomi digital, rantai pasokan, dekarbonisasi, dan peraturan yang berlaku bagi pekerja.

Sementara itu, Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 102,191 — naik dari level tepat di atas 102 sebelumnya.

Yen Jepang diperdagangkan pada 127,74 per dolar, karena menguat sedikit dari level sekitar 127,8 sebelumnya. Dolar Australia berada di US$0,708, terangkat dari sekitar US$0,704 sebelumnya.

Di tempat lain, harga minyak lebih rendah di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan minyak mentah Brent turun 0,51% menjadi US$ 112,84 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 0,5% menjadi US$109,73 per barel.

Senin, 23 Mei 2022

Equity World | Bursa Asia Bergumul Dengan Kekhawatiran Inflasi dan Suku Bunga

Equity World | Bursa Asia Bergumul Dengan Kekhawatiran Inflasi dan Suku Bunga

Equity World | Saham Asia menghadapi awal yang tidak pasti pada hari Senin (23/5) karena kekhawatiran inflasi yang terus-menerus. Prospek kenaikan suku bunga turut menghambat prospek ekonomi global yang tetap terperosok dalam sentimen negatif.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,04%, setelah Wall Street mengakhiri perdagangan pekan lalu dengan kenaikan tipis. MSCI Asia Pacific ex-Japan turun 3,6% sejak awal Mei.

Pada awal perdagangan, saham Australia naik 0,2% sementara indeks saham Nikkei Jepang naik 0,85%.

Yield US Treasury acuan tenor 10-tahun pagi ini naik menjadi 2,81% dari penutupan Jumat lalu pada 2,78%.

Imbal hasil surat utang negara Amerika Serikat (AS) tenor dua tahun, yang naik dengan ekspektasi pedagang dari suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, menyentuh 2,59%, naik dari 2,58%.

Pada Jumat lalu, indeks S&P hanya naik 0,01%. Nasdaq Composite turun 0,30% sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,03%.

Terlepas dari kenaikan tipis, S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan ketujuh minggu berturut-turut. Ini adalah penurunan beruntun terpanjang sejak akhir gelembung dotcom pada tahun 2001.

Dow Jones mencatat penurunan mingguan kedelapan berturut-turut, terpanjang sejak 1932 selama Depresi Hebat.

Tekanan inflasi tetap menjadi perhatian utama bagi investor. Angka inflasi grosir Jerman yang diterbitkan pada hari Jumat menunjukkan lonjakan yang lebih tinggi daripada perkiraan yang mengindikasikan harga akan tetap tinggi dalam jangka pendek di masa depan.

Indeks harga produsen Jerman untuk April naik 2,8%. Ini berarti pertumbuhan tahunan tetap tinggi 33,5%.

Di Australia, Partai Buruh mengakhiri pemerintahan konservatif hampir 10 tahun pada pemilihan umum pada akhir pekan

Sementara Partai Buruh telah menjanjikan iklim, perumahan dan reformasi kesejahteraan sosial yang ditingkatkan, para analis tidak percaya bahwa perubahan dalam pemerintahan akan menimbulkan implikasi besar bagi perekonomian negara.

"Dalam pandangan kami, ada sedikit usulan dari pemerintah yang akan datang selama kampanye pemilihan bahwa pada tahap ini mengharuskan kami untuk meninjau kembali perkiraan ekonomi kami," tulis ekonom CBA seperti dikutip Reuters.

Pada awal perdagangan Asia, dolar naik 0,04% terhadap yen menjadi 127,9. Masih jauh dari level tertinggi tahun ini 131,34 pada 9 Mei 2022.

Minyak mentah WTI AS turun 0,04% menjadi US$ 110,24 per barel. Minyak mentah Brent naik 0,23% menjadi US$ 112,68 per barel.

Kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global telah mendorong dukungan baru untuk emas. Harga emas spot naik 0,3% pada Senin pagi di level US$ 1.847 per ons troi.

"Harga emas mengalami kenaikan mingguan pertama sejak pertengahan April karena permintaan safe haven didorong oleh kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi di tengah inflasi yang tinggi," kata analis ANZ dalam sebuah catatan


Jumat, 20 Mei 2022

Equity World | Pasar Asia Pasifik Naik, Tiongkok Akan Umumkan Suku Bunga Acuan

Equity World | Pasar Asia Pasifik Naik, Tiongkok Akan Umumkan Suku Bunga Acuan

Equity World | Saham di pasar Asia Pasifik naik pada perdagangan Jumat (20/5) pagi. Minggu perdagangan yang bergejolak akan berakhir dan investor mengamati rilis kebijakan terbaru Tiongkok untuk suku bunga pinjaman acuan.

Nikkei 225 Jepang naik 0,41% di awal perdagangan, sedangkan Topix naik 0,23%.

Indeks harga konsumen (CPI) inti Jepang, yang mencakup biaya energi tetapi bukan makanan segar, naik 2,1% pada April 2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sejalan dengan perkiraan ekonom, menurut laporan Reuters.

S&P/ ASX 200 di Australia naik 0,74%.

Di Korea Selatan, Kospi naik sekitar 1% sementara Kosdaq naik 0,91%.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,46%.

Produsen kendaraan listrik Tiongkok Nio akan memulai perdagangan di Singapura, tempat saham tersebut melakukan pencatatan saham ketiga.

Dalam perkembangan lain dalam jangka pendek, Tiongkok diperkirakan akan memangkas suku bunga pinjaman acuannya menurut jajak pendapat para analis Reuters.

Semalam di perdagangan Wall Street, indeks saham utama Amerika Serikat (AS) jatuh dengan S&P 500 bergerak lebih dekat ke pasar bearish. Investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dapat mengarahkan AS ke dalam resesi.

S&P 500 turun 0,58% menjadi 3.900,79, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 236,94 poin atau 0,75% menjadi 31.253,13. Nasdaq Composite turun 0,26% ke level 11.388,50. Pergerakan itu mengikuti penurunan tajam pada perdagangan Rabu (18/5).

Mata Uang

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, terakhir di level 102,888, jatuh dari atas 103 awal pekan ini.

Yen Jepang terus menguat dan terakhir berada di 127,72 per dolar, sedangkan dolar Australia berada di level US$ 0,7041.

Minyak mentah berjangka jatuh di perdagangan Asia. Minyak mentah AS turun 0,32% menjadi US$ 111,85 per barel, sementara minyak mentah acuan internasional Brent turun 0,34% menjadi US$ 111,66 per barel.

Kamis, 19 Mei 2022

Equity World | Wall Street Ambruk, Bursa Asia Kebakaran... IHSG Ngeri Nih

Equity World | Wall Street Ambruk, Bursa Asia Kebakaran... IHSG Ngeri Nih

Equity World | Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung berjatuhan pada perdagangan Kamis (19/5/2022), menyusul koreksinya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS) setelah sempat pulih dari zona koreksi.

Indeks Nikkei Jepang dibuka ambles 2,63%, Hang Seng Hong Kong ambruk 2,78%, Shanghai Composite China ambrol 1,29%, Straits Times Singapura merosot 1,06%, ASX 200 Australia melemah 0,78%, dan KOSPI Korea Selatan tergelincir 1,93%.

Dari Jepang, ekspor pada periode April 2022 tercatat kembali naik dua digit, ditopang oleh permintaan dari AS. Namun, kenaikan ekspor Negeri Sakura pada bulan lalu cenderung terpangkas.

Kementerian Keuangan Jepang melaporkan ekspor pada April 2022 naik 12,5% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari kenaikan yang terjadi pada Maret lalu sebesar 14,7% dan lebih rendah dari ekspektasi pasar pada survei Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 13,8%.

Sementara itu, impor Jepang juga menguat meski penguatannya juga terpangkas, yakni sebesar 28,2% pada bulan lalu, dari kenaikan Maret lalu sebesar 31,2%. Melonjaknya biaya komoditas global turut meningkatkan tagihan impor Jepang, menambah kekhawatiran tentang kenaikan biaya hidup.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung terkoreksi parah pada hari ini terjadi setelah bursa AS, Wall Street berbalik arah ke zona koreksi setelah sempat pulih di tengah meningginya kekhawatiran mengenai inflasi dan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari.

Indeks Dow Jones ditutup ambruk 3,57% ke level 31.490,07, S&P 500 anjlok 4,04% ke 3.923,68, dan Nasdaq Composite longsor 4,73% ke posisi 11.418,15.

Koreksi terjadi menyusul kinerja buruk emiten Target dan Walmart, memicu kekhawatiran investor akan inflasi yang mengurangi laba perusahaan dan permintaan konsumen.

"Kami mulai melihat pada akhir tahun bahwa konsumen beralih ke kartu kredit untuk membayar kenaikan harga pangan, kenaikan harga energi, dan itu sebenarnya menjadi jauh lebih buruk. ... Ini akan merugikan tempat-tempat ritel terkemuka itu dan Walmart cenderung menjadi salah satunya," kata Megan Horneman, kepala investasi di Verdence Capital Advisors.

Saham Target anjlok 24% lebih setelah melaporkan laba bersih kuartal I-2022 yang lebih rendah dari estimasi pasar akibat kenaikan harga energi. Saham Walmart ikut turun 6,8%, setelah kemarinnya drop 11%.

Saham dan aset berisiko lainnya seperti kripto telah tertekan oleh inflasi dan upaya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menekan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan secara agresif, yang meningkatkan potensi terjadinya resesi di Negeri Paman Sam.

Ketua The Fed, Jerome Powell dalam konferensi Wall Street Journal (WSJ) menyatakan tidak akan ragu menaikkan suku bunga acuan hingga inflasi terkendali.

Di lain sisi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun-yang menjadi acuan di pasar-pun kembali menguat melewati level 3%.

Namun pada pukul 21:30 waktu AS atau pukul 08:30 WIB, yield Treasury tenor 10 tahun cenderung kembali melandai ke kisaran level 2,8%.