Senin, 06 September 2021

Equityworld Futures | Waspada, Harga Emas Rawan Longsor!

Equityworld Futures | Harga emas dunia bergerak naik sepanjang pekan lalu. Ke depan, bagaimana prospek harga sang logam mulia?

Sepanjang minggu kemarin, harga emas dunia di pasar spot naik 0,6% secara point-to-point. Harga komoditas in mulai nyaman di atas US$ 1.800/troy ons.

Bursa Saham Asia Bervariasi Setelah Data Tenaga Kerja AS Belum Sesuai Harapan | Equityworld Futures

Pada Senin (6/9/2021), harga emas dunia masih naik. Pada pukul 06"01 WIB, harga di pasar spot tercatat US$ 1.827,96/troy ons. Naik 0,1% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Namun sepertinya euforia kenaikan harga emas tidak akan bertahan lama. Soalnya, ada risiko harga bakal 'longsor ' ke bawah US$ 1.800/troy ons.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga emas akan cenderung turun. Dia menilai target harga di kisaran US$ 1.788-1.797/troy ons cukup realistis.

"Harga emas memang sedang mengalami proses konsolidasi. Namun proses ini sudah berlangsung terlalu lama, sehingga potensi harga naik menjadi samar-samar," sebut Wang dalam risetnya.

Wang menambahkan, ada dua titik harga yang patut dicermati oleh investor yaitu titik support US$ 1.800/troy ons dan resistance di US$ 1.828/troy ons. 

Jika titik support tertembus, maka risiko koreksi hingga ke US$ 1.773/troy ons menjadi terbuka. Namun kalau titik resistance yang tertembus, maka bersiaplah harga emas bisa mencapai US$ 1.862/troy ons.

Jumat, 03 September 2021

PT Equity World | Wall Street sumringah, S&P dan Nasdaq capai rekor penutupan ditopang sektor energi

PT Equity World | Wall Street kembali unjuk gigi. Tiga indeks utama pun ditutup menguat dengan S&P 500 dan Nasdaq cetak rekor penutupan lagi. 

Kamis (2/9), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 131,29 poin atau 0,37% menjadi 35.443,82, indeks S&P 500 menguat 12,86 poin atau 0,28% ke 4.536,95 dan Nasdaq Composite bertambah 21,80 poin atau 0,14% menuju 15.331,18.

Harga emas spot menguat ke US$ 1.811,7 per ons troi pada pagi ini (3/9) | PT Equity World

Keperkasaan bursa saham Amerika Serikat (AS) ini datang berkat sektor energi yang melonjak setelah harga sejumlah komoditas menguat. Posisi ini membuat investor melupakan sejenak data pekerjaan terbaru. 

Pada sesi tersebut, sektor energi naik 2,5%, membalikkan sebagian besar kerugian yang diderita selama tiga hari pertama dalam minggu ini. Kinerja ini didorong oleh harga minyak mentah AS yang melonjak 2% karena penurunan tajam dalam persediaan AS dan dolar AS yang lebih lemah.

Saham Cabot Oil & Gas Corp dan Occidental Petroleum Corp mengalami kenaikan terbesar, masing-masing naik 6,7% dan 6% di sesi ini. Sementara itu saham perusahaan minyak Exxon Mobil dan Chevron Corp, sama-sama naik lebih dari 2%.

Indeks sektor teknologi yang biasanya menyokong pergerakan bursa saham, tergelincir ke wilayah negatif, karena beberapa perusahaan industri terbesar melihat momentum kenaikan mereka baru-baru ini terhenti.

Amazon.com Inc, Microsoft Corp, Facebook Inc dan pemilik Google, Alphabet Inc, semuanya turun antara 0,2% dan 1,8%. Pengecualian terjadi pada saham Netflix Inc, yang naik 1,1% dan mencetak penutupan di level tertinggi sepanjang masa.

Saham AS secara teratur mencapai rekor tertinggi selama beberapa minggu terakhir karena musim pendapatan perusahaan yang solid dan harapan dukungan bank sentral yang berkelanjutan menopang kepercayaan.

Namun, setiap kumpulan data baru dilihat melalui prisma apakah angka-angka tersebut dapat mempengaruhi jadwal pengurangan Federal Reserve.

"Saya merasa kadang-kadang kita akhirnya mencoba membaca daun teh terlalu keras, dan Federal Reserve telah cukup baik dalam berkomunikasi (terkait tapering)," kata Jason Pride, Chief Investment Officer Glenmede. 

Dia juga melihat bahwa The Fed tetap di jalan untuk mulai melakukan tapering di akhir tahun ini.

Data pada yang dirilis Kamis (2/9) menunjukkan, jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran pada minggu lalu turun. Namun, fokus akan berada pada laporan pekerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja yang dirilis hari ini (3/9), untuk mengatur panggung untuk pertemuan kebijakan The Fed akhir bulan ini.

"Anda harus melihat ketukan atau kesalahan yang sangat luas dalam data ini untuk benar-benar mengubah pikiran orang," kata Greg Boutle, U.S. Head of Equity and Derivative Strategy di BNP Paribas.

"Investor berada di kubu renormalisasi ini yang berpikir inflasi tidak akan terjadi, atau mereka percaya akan ada angka inflasi. Sungguh, itu akan menjadi kumpulan antara kubu yang percaya atau tidak yang akan menggerakkan jarum bagi investor dan The Fed, daripada satu titik data."

Pada perdagangan kali ini, Wall Street pun tetap beroperasi secara normal walau banjir bandang mematikan terjadi di New York City. 

Di sisi lain, saham Wells Fargo naik 2,6% setelah tiga sesi berturut-turut mengalami pelemahan. Pemberi pinjaman ini sempat dibebani oleh laporan bahwa mereka dapat menghadapi sanksi peraturan lebih lanjut atas kecepatan kompensasi korban skandal praktik penjualan selama bertahun-tahun.

Kamis, 02 September 2021

PT Equity World | Bursa Asia Bergerak Mixed, Investor Tunggu Isyarat Lanjutan Tapering Fed

PT Equity World | Saham-saham Asia Pasifik bervariasi pada Kamis (02/09) pagi. Investor menunggu data ketenagakerjaan lanjutan AS untuk mendapat petunjuk lebih lanjut mengenai jadwal pengurangan aset Federal Reserve AS.

Nikkei 225 Jepang naik 0,14% di 28.491,00 pukul 09.18 WIB sementara KOSPI Korea Selatan melemah 0,61% di 3.187,57 menurut data Investing.com.

Bursa Wall Street Berakhir Mixed; Indeks Nasdaq Dikuatkan Saham Teknologi | PT Equity World

Di Australia, ASX 200 terus turun 0,86% di 7.462,50, meskipun data perdagangan dirilis lebih baik dari perkiraan untuk bulan Juli. Ekspor tumbuh sebesar 5% dan impor tumbuh 3% bulan ke bulan, sedangkan neraca perdagangan mencapai AUD12,117 miliar.

Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,92% ke 26.268,00. Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,06% di 6.094,74 pukul 09.32 WIB.

Shanghai Composite China naik 0,36% di 3.579,93 pukul 09.23 WIB sedangkan Shenzhen Component naik 0,17% ke 14.338,08. Saham-saham teknologi China yang terdaftar di AS memperpanjang pergerakan rebound di tengah harapan bahwa pengetatan peraturan baru-baru ini dapat mereda. People’s Bank of China (PBOC) juga mengatakan akan menyediakan dana murah senilai CNY300 miliar ($46,41 miliar) untuk mendukung perusahaan kecil dan menengah.

Data dari AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan perubahan ketenagakerjaan nonpertanian ADP tercatat 374.000, sedangkan indeks manajer pembelian manufaktur dari Institute of Supply Management (ISM) mencapai 59,9 di bulan Agustus.

Data lebih lanjut akan dirilis sepanjang minggu, mulai dari pesanan pabrik serta data perdagangan termasuk ekspor, impor dan neraca perdagangan, akan diketahui hari ini. Laporan pekerjaan AS, termasuk ketenagakerjaan nonpertanian, akan menyusul sehari kemudian.

Investor terus menilai apakah wabah COVID-19 terbaru yang melibatkan varian Delta telah mencapai puncaknya dan berdampak pada kebijakan bank sentral. Dengan saham global mendekati rekor tertinggi dan terjadi penurunan volatilitas pasar, beberapa investor masih tetap optimis.

“Pasar lebih mengurangi COVID-19 sebagai risiko dalam hal yang sangat menghambat kegiatan ekonomi. Kami pikir The Fed akan menepati janjinya dan mereka akan memulai pengurangan aset nanti pada tahun 2021. Tapi kami tidak berpikir mereka akan terburu-buru menaikkan suku bunga,” Kepala Strategi Alokasi Aset Global Wells Fargo (NYSE:WFC) Investment Institute Tracie McMillion mengatakan kepada Bloomberg.

Prospek pasar Treasury AS kemungkinan akan menjadi salah satu pertanyaan kunci usai investor Bill Gross mengatakan bahwa imbal hasil 10 tahun “tidak memiliki tujuan selain naik” dan akan mencapai 2% selama tahun 2022. Sementara itu, ahli strategi teknikal JPMorgan Chase & Co. (NYSE:JPM) Jason Hunter mengatakan bahwa imbal hasil bisa mencapai 1,90% dalam beberapa bulan mendatang.

Imbal hasil acuan Treasury 10 tahun mendekati angka 1,30%.

Rabu, 01 September 2021

PT Equity World | Harga emas Antam turun, pembeli setahun lalu tekor 18,7% (1 September 2021)

PT Equity World | Harga emas Antam hari ini Rabu (1/9) di Butik Emas, Logam Mulia, PT Aneka Tambang Tbk turun Rp 3.000 per gram, dari sebelumnya Rp 944.000 per gram menjadi Rp 941.000 per gram. 

Di lain sisi, harga buyback oleh Logam Mulia turun Rp 2.000 per gram, dari sebelumnya Rp 836.000 per gram menjadi Rp 834.000 per gram. 

Pergerakan Bursa Asia bervariasi pada pagi ini, investor menanti data dari China | PT Equity World

Dengan demikian, selisih antara harga emas dan harga buyback hari ini adalah Rp 107.000 per gram.

Selama ini Antam menetapkan dua macam harga emas batangan produksinya: harga emas dan harga beli kembali (buyback).

Harga emas yang tercantum di atas adalah harga yang berlaku ketika kita membeli emas dari gerai Logam Mulia. Adapun harga buyback adalah harga yang berlaku ketika kita menjual emas kepada gerai Logam Mulia.

Jadi, jika pagi ini membeli emas dari Antam maka Anda harus membayar Rp 941.000 per gram. Kalau karena suatu sebab tiba-tiba Anda butuh uang sangat mendesak sehingga terpaksa menjual kembali emas tersebut pada siang atau sore hari, jangan kaget emas Anda cuma dihargai Rp 834.000 per gram oleh Logam Mulia. 

Siapa saja perlu mencermati dua macam harga emas tersebut kalau benar-benar serius hendak menjadi investor emas batangan. Tanpa memperhitungkan perbedaan dua harga tersebut, bisa-bisa seorang investor emas salah menghitung potensi untung dan rugi.

Dengan selisih harga jual dan harga beli (spread) setebal itu, emas hanya cocok untuk investasi dalam jangka panjang. 

Secara jangka panjang kita berharap harga emas naik jauh lebih tinggi sehingga mampu menutup selisih harga jual dan harga buyback, sekaligus memberikan laba.