Selasa, 23 Maret 2021

PT Equity World | Investor Cermati Mata Uang Turki Lira Merosot, Bursa Saham Asia Bervariasi

 PT Equity World | Investor Cermati Mata Uang Turki Lira Merosot, Bursa Saham Asia Bervariasi

PT Equity World | Bursa saham Asia Pasifik cenderung beragam pada perdagangan saham Senin, (22/3/2021) seiring investor mengamati pergerakan Lira Turki menyusul gejolak mendadak di bank sentral Turki.

Di Jepang, indeks saham Nikkei merosot 1,7 persen pada perdagangan saham Senin pagi. Sementara itu, indeks saham Topix turun 0,95 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi turun hampir 0,1 persen.

Sementara itu, indeks saham Australia menguat 0,25 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik bergerak mendatar. Demikian dilansir dari CNBC, Senin pekan ini.


Emas Terkoreksi 0,2% | PT Equity World




Pada awal pekan ini, investor mengamati Lira Turki. Lira turun tajam menjadi 8,145 terhadap mata uang dolar AS. Penurunan tajam lira seiring bank sentral mengalami gejolak setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba-tiba menggantikan Gubernur Bank Sentral Turki.

Sementara itu, China akan merilis data bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun pada Senin pagi. Di bursa saham, saham produsen chip Jepang Renesas Electronics turun lebih dari dua persen. Perusahaan mengumumkan dibutuhkan setidaknya satu bulan untuk kembali memulai produksi di fasilitas yang rusak akibat kebakaran pada Jumat pekan lalu.

Indeks dolar AS diperdagangkan di kisaran 92,09 setelah sempat berada di bawah 91,5. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 108,83 per dolar AS.

Senin, 22 Maret 2021

PT Equity World | Tak Hanya Rupiah, Dolar Singapura Juga Rentan Terpukul Imbal Hasil Obligasi AS

 PT Equity World | Tak Hanya Rupiah, Dolar Singapura Juga Rentan Terpukul Imbal Hasil Obligasi AS

PT Equity World | Meningkatnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tidak hanya mempengaruhi rupiah, dolar Singapura ternyata juga rentan terhadap sentimen tersebut. Alhasil, mata uang Negeri Jiran ini turun ke level terendah empat bulan terhadap greenback jelang pertemuan tengah tahun bank sentral. Kenaikan suku bunga pada US Treasury menekan dolar Singapura, sebelum momentumnya terhenti di 1,3531, tepat di bawah rata-rata pergerakan 200 hari.

Hanya masalah waktu sebelum level itu kembali terlampaui. Imbal hasil telah melonjak lebih jauh sejak Federal Reserve pekan lalu menegaskan niatnya untuk membiarkan inflasi melampaui batas, dan prospek paket stimulus AS kedua dapat mendorong tingkat inflasi lebih tinggi. Hal ini meningkatkan daya pikat greenback dan menunjukkan kelemahan baru dalam dolar Singapura.

"Dalam waktu yang sangat dekat, dolar Singapura kemungkinan akan mendapat keuntungan dari nada Fed yang dovish," kata Mitul Kotecha, Kepala Strategi EM Asia & Eropa di TD Securities Ltd. di Singapura. “Namun, lebih jauh lagi, kami pikir imbal hasil AS yang lebih tinggi kemungkinan akan menghasilkan dolar yang lebih kuat dan karena itu dolar Singapura akan menjadi salah satu mata uang yang lebih rentan di Asia.”


Pemecatan Gubernur Bank Sentral Turki turut meredupkan harga emas, Senin (22/3)  | PT Equity World



Data inflasi Singapura yang akan dirilis Selasa dapat menambah kasus untuk pengujian rata-rata pergerakan 200-hari dari dolar Singapura. Inflasi inti diperkirakan naik hanya 0,1 persen pada Februari dari tahun lalu, menyusul pembacaan negatif selama 12 bulan sebelumnya. Kenaikan tekanan harga yang tidak berbahaya tidak akan memberikan banyak alasan bagi Otoritas Moneter Singapura untuk menyesuaikan kisaran nilai tukar yang digunakannya untuk memastikan stabilitas harga. "Kami berharap bank sentral mempertahankan kebijakan netral," kata Irene Cheung, Ahli Strategi Mata Uang di Australia & New Zealand Banking Group Ltd. di Singapura. "Inflasi muncul dari deflasi, tetapi akan tetap rendah." Dalam keputusan terakhirnya di bulan Oktober, MAS mempertahankan suku bunga kebijakan tidak berubah, mengingat perubahan harga yang bertahap dan inflasi inti diperkirakan akan tetap jauh di bawah rata-rata jangka panjangnya. Peninjauan berikutnya akan dilakukan pada April. Meskipun MAS tidak mengungkapkan parameter pengaturan nilai tukarnya, Cheung memperkirakan bahwa dolar Singapura diperdagangkan sedikit di atas titik tengah sasarannya.


Jumat, 19 Maret 2021

PT Equity World | Wall Street ditutup melemah

 PT Equity World | Wall Street ditutup melemah

PT Equity World  | Wall Street ditutup melemah tajam pada akhir perdagangan Kamis (18/3), dengan indeks Nasdaq anjlok 3%. Kejatuhan bursa saham Amerika Serikat (AS) ini terjadi saat yield US Treasury melesat dan kekhawatiran baru tentang pandemi virus corona di Eropa.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,46% ke level 32.862,3 poin, indeks S&P 500 melemah 1,48% menjadi 3.915,47 dan Nasdaq Composite ambles 3,02% ke posisi 13.116,17. Itu adalah penurunan satu hari paling curam pada indeks Nasdaq sejak 25 Februari silam. Di mana, sektor energi pada indeks S&P 500 jatuh 4,7% karena pelemahan harga minyak, sebagian karena kekhawatiran tentang meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa.
Pelemahan di bursa saham AS dipercepat setelah perdana menteri Prancis memberlakukan penguncian selama sebulan di Paris dan beberapa wilayah lain karena krisis kesehatan yang kembali muncul. "Serangan terakhir itu berasal dari berita penguncian Paris. Itu tidak diterima dengan baik," kata Joe Saluzzi, co-manager of trading Themis Trading di Chatham, New Jersey. "Di sini, di Amerika Serikat, kami mengantisipasi pembukaan kembali besar-besaran ini dan virus terlihat baik, tetapi kami tidak melihatnya di luar AS, dan tidak semuanya baik-baik saja," lanjut dia.


Indeks nilai Russell 1000, yang terdiri dari saham-saham siklus seperti saham sektor keuangan dan energi, turun 0,6%, sedangkan indeks pertumbuhan Russell 1000, yang mencakup saham-saham teknologi, ambles lebih dari 2%. Yield pada obligasi AS untuk tenor 10 tahun tembus ke atas 1,75%, untuk mencapai tertinggi dalam 14 bulan, sehari setelah Federal Reserve  memproyeksikan pertumbuhan ekonomi terkuat dalam hampir 40 tahun saat krisis Covid-19 mereda.  
Federal Reserve pun kembali mengulangi janjinya untuk mempertahankan suku bunga dengan target mendekati nol untuk tahun-tahun mendatang.
"The Fed hanya mengatakan mereka tidak akan menaikkan suku bunga sampai 2023, dan itu benar-benar tidak berarti apa-apa," kata Tim Ghriskey, Chief Investment Strategist Inverness Counsel di New York. "The Fed berada di sela-sela, tetapi jika yield obligasi terus naik, itulah yang benar-benar merugikan perekonomian."
Saham Apple Inc dan Amazon.com Inc, keduanya turun lebih dari 3% pada perdagangan di sesi tersebut. Saham teknologi dan pertumbuhan lainnya, yang sangat sensitif terhadap kenaikan imbal hasil karena nilainya sangat bergantung pada pendapatan jauh ke masa depan, yang didiskon lebih dalam saat imbal hasil obligasi naik.

Emas Naik Tipis Terganjal Yield Obligasi AS | PT Equity World

Paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun yang baru disahkan, memicu kekhawatiran kenaikan inflasi dan berkontribusi pada lonjakan yield obligasi AS tenor panjang.
Menggarisbawahi pemulihan yang terhuyung-huyung di pasar tenaga kerja, data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik pada minggu lalu. Sebuah laporan terpisah menunjukkan indeks bisnis Philly Fed melonjak lebih dari yang diharapkan, ke level tertinggi sejak 1973.
Di sisi lain, saham Accenture naik 1% setelah perusahaan konsultan IT menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh dan melaporkan pendapatan kuartal kedua di atas perkiraan analis, karena lebih banyak bisnis menggunakan layanan digitalnya untuk mengalihkan operasi ke cloud.
AMC Entertainment naik lebih dari 3% setelah operator bioskop mengatakan akan membuka 98% lokasinya di AS mulai Jumat.
Sedangkan, saham Dollar General Corp turun 4,65%, setelah pengecer tersebut memperkirakan penjualan toko secara tahunan dan laba di bawah perkiraan. Ini menunjukkan bahwa pandemi, memicu penurunan harga barang-barang lebih besar dari yang diharapkan.

Rabu, 17 Maret 2021

PT Equity World | Harga Emas Hari Ini, Rabu 17 Maret 2021, Jelang Pengumuman FOMC

 PT Equity World | Harga Emas Hari Ini, Rabu 17 Maret 2021, Jelang Pengumuman FOMC

PT Equity World | Harga emas berfluktuasi meskipun ada keyakinan investor terhadap kebijakan dovish dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (17/3/2021) pukul 06.38 WIB, harga emas di pasar spot menguat 0,01 persen atau 0,1 poin ke level US$1.731,5 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak April 2021 turun 0,05 persen atau 0,8 poin ke level US$1.730,1 per troy ounce.

Harga emas spot naik tipis ke US$ 1.734 per ons troi jelang siang ini (17/3) | PT Equity World


Gubernur The Fed Jerome Powell diprediksi akan kesulitan mengimbangi prospek pemulihan ekonomi global yang semakin baik dan kebijakan ultra longgar yang ia berlakukan. Prospek pemulihan ekonomi tersebut memantik kekhawatiran pelaku pasar akan kenaikan inflasi.


Harga Emas Hari Ini, Rabu 17 Maret 2021, Jelang Pengumuman FOMC

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Harga Emas Hari Ini, Rabu 17 Maret 2021, Jelang Pengumuman FOMC", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20210317/235/1368582/harga-emas-hari-ini-rabu-17-maret-2021-jelang-pengumuman-fomc.
Author: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Editor : Hafiyyan

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS