Jumat, 24 Juli 2020

PT Equityworld | Emas naik dekati 1.900 dolar

PT Equityworld | Emas naik dekati 1.900 dolar

PT Equityworld | Harga emas terus menguat mendekati level 1.900 dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), didorong oleh pelemahan dolar dan harapan lebih banyak stimulus untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul virus, sementara kenaikan klaim pengangguran AS meningkatkan kekhawatiran pemulihan ekonomi yang lebih lambat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, melonjak 24,9 dolar AS atau 1,34 persen, menjadi ditutup pada 1.890 dolar AS per ounce pada Kamis (23/7).
Emas berjangka terangkat 21,2 dolar AS atau 1,15 persen menjadi 1.865,10 dolar AS pada Rabu (22/7), setelah menguat 26,5 dolar AS atau 1,46 persen menjadi 1.843,90 dolar AS pada Selasa (21/7) dan naik 7,4 dolar AS atau 0,41 persen menjadi 1.817,40 dolar AS per ounce pada Senin (20/7).
"Lingkungan makro terus berevolusi untuk emas dengan indeks dolar melemah ke posisi terendah dua tahun dan imbal hasil riil negatif turun lebih lanjut," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.
Dolar merosot 0,3 persen, setelah mencapai level terendah dua tahun sebelumnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Ekspektasi stimulus lebih lanjut dan peningkatan ketegangan geopolitik terus meningkatkan permintaan safe-haven," tambah Cooper.Emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) telah melonjak 24 persen tahun ini, didukung oleh suku bunga yang lebih rendah dan langkah-langkah stimulus luas dari bank-bank sentral utama.


Harga Emas Hari Ini, Jumat 24 Juli 2020 | PT Equityworld



Senat Republik AS berencana untuk mengusulkan putaran lain pembayaran langsung kepada warga Amerika dalam RUU bantuan virus corona berikutnya, seorang pembantu senior mengatakan pada Kamis (23/7).
Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik minggu lalu untuk pertama kalinya dalam hampir empat bulan, menunjukkan pasar tenaga kerja macet di tengah kebangkitan infeksi baru.
Laporan klaim pengangguran mingguan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (23/7) menunjukkan klaim pengangguran awal mencapai 1,42 juta pada minggu yang berakhir 18 Juli, sekitar 110.000 klaim lebih tinggi dari pada minggu sebelumnya, mendukung emas.
"Ini (data klaim pengangguran) memberi tahu Anda bahwa setidaknya di sini di Amerika Serikat, kita masih memiliki jalan panjang sebelum kita pulih," kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets.
Ketidakpastian arah pandemi COVID-19 telah menyebabkan ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat dan ekonomi besar lainnya karena kasus terus meningkat, menempatkan emas di jalur posisi harga tertinggi dalam sejarah.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 15,6 sen atau 0,67 persen, menjadi ditutup pada 22,988 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 6,4 dolar AS, atau 0,67 persen, menjadi menetap pada 963,8 dolar AS per ounce.

Kamis, 23 Juli 2020

PT Equityworld | Harga Emas Melemah Dulu, Siap-siap Meroket ke US$ 1.900/Oz

PT Equityworld | Harga Emas Melemah Dulu, Siap-siap Meroket ke US$ 1.900/Oz

PT Equityworld | Tampaknya investor tergoda untuk mengambil keuntungan dari reli harga bullion akhir-akhir ini.

Pada 09.25 WIB harga emas di pasar spot turun 0,29% ke US$ 1.866,27/troy ons. Kemarin harga bullion mencatat rekor tertinggi barunya dengan ditutup di US$ 1.871,75/troy ons.

Harga emas boleh saja terkoreksi saat ini. Namun prospeknya tetap cerah. Permintaan terhadap aset safe haven, aspek teknikal dari harga, pelemahan indeks dolar, kenaikan harga minyak serta kenaikan permintaan dari konsumen di India dan China jadi bahan bakar pendongkrak harga emas.

Sejak akhir Juni, indeks dolar yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang lain terus mengalami pelemahan dan kini semakin mendekati level terendah di tahun ini yang pernah tercatat pada 9 Maret 2020 di 94,895.

Pelemahan dolar sebagai mata uang yang digunakan untuk transaksi emas membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sehingga membuat minat terhadap emas naik, apalagi di tengah situasi yang tidak kondusif seperti sekarang.

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) belum usai, Washington-Beijing kembali tegang. Kemarin, Amerika Serikat (AS) memberikan waktu kepada China selama 72 jam untuk menutup konsulatnya di Houston. Keputusan AS tersebut tak terlepas dari tuduhan Negeri Paman Sam yang menganggap China melakukan tindakan spionase.

Selain risiko ketidakpastian yang tinggi dari eskalasi ketegangan hubungan AS-China, kebijakan bank sentral AS & Eropa yang membuat neracanya menggembung hingga US$ 14 triliun menjadi faktor lain yang membuat harga emas mampu terbang.

Melalui program pembelian aset-aset keuangan seperti surat utang pemerintah, efek beragun aset KPR hingga obligasi korporasi, the Fed dan ECB telah memicu reli pasar saham dan harga aset berisiko menjadi kemahalan (overvalued).

Investor mulai mencari suaka untuk berlindung (hedge) dari kemungkinan kembali terkoreksinya harga saham yang sekarang sedang tinggi-tingginya.


Harga Emas Melonjak, Cetak Rekor Tertinggi dalam 9 Tahun Terakhir | PT Equityworld


"Saham bisa dibilang overvalued dan ini juga mendukung harga emas sebagai lindung nilai terhadap kelemahan pasar saham, baik jangka pendek atau malaise jangka panjang," kata Rhona O'Connel analis dari StoneX.

"Setelah pasar demam pada kuartal pertama, kondisinya jauh lebih tenang di kuartal kedua dan emas telah mengalami kenaikan yang stabil dan bertahap serta meletakkan dasar untuk kenaikan lebih lanjut. Saat kita memasuki bulan Juli, harga tertinggi 2012 telah ditembus dan memberikan dorongan terakhir untuk mendapatkan US$ 1.800; US$ 1.900 sudah pasti terlihat sebelum akhir tahun, jika tidak lebih tinggi, "tulis O'Connell.

Rabu, 22 Juli 2020

PT Equityworld | Gak Ada Matinya, Harga Emas Cetak Rekor Lagi

PT Equityworld | Gak Ada Matinya, Harga Emas Cetak Rekor Lagi

PT Equityworld | Harga emas dunia tembus rekor tertingginya lagi pada perdagangan pagi Rabu (22/7/2020). Senada dengan survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar pekan lalu yang bullish terhadap emas, kini logam mulia tersebut bergerak semakin dekat ke US$ 1.900/troy ons.

Pada 09.25 WIB harga emas dunia di pasar spot naik 0,86% ke US$ 1.857/troy ons. Semalam harga emas melesat 1,5% ke US$ 1.842/troy ons. Kini harga emas sedang berada di level tertingginya dalam 9 tahun.

Kenaikan harga emas yang signifikan didorong oleh aksi jual dolar dan ekspektasi akan adanya peningkatan stimulus untuk membantu pemulihan ekonomi yang dilanda pandemi.

"Dolar AS telah turun karena dunia terlihat sedikit lebih baik," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities. "Suku bunga telah jatuh melintasi kurva imbal hasil dan itu lagi merupakan faktor lain yang membantu emas," tambahnya kepada Reuters.

Reuters lebih lanjut melaporkan bahwa para pemimpin kongres AS akan membahas paket stimulus baru minggu ini, dan para pemimpin Uni Eropa menyetujui kesepakatan "bersejarah" pada rencana stimulus besar-besaran pada Selasa pagi.

Emas akan terdorong ke level tertinggi dalam 18 bulan ke depan menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan Reuters. Namun rendahnya permintaan terhadap  perhiasan di Asia dan prospek pemulihan ekonomi akan menghambat kenaikan lebih lanjut.

"Ketika ketidakpastian ekonomi memudar, permintaan untuk aset safe-haven termasuk emas akan turun. Namun, ini hanya cenderung mengurangi sedikit dari kilau harga emas, karena suku bunga riil yang ultra-rendah tetap menjadi pendukung utama," ekonom Ekonomi Modal James O 'Rourke menulis dalam sebuah catatan.

Sentimen bullish untuk logam mulia akan membawa harga emas ke level tertinggi sepanjang masa, menurut Citigroup Inc., yang memandang kenaikan ke atas hanya tinggal menunggu waktu.

"Harga nominal emas telah membukukan rekor baru di setiap G-10 dan mata uang utama pasar berkembang lainnya tahun ini," kata analis Citigroup dalam sebuah laporan. "Ini hanya masalah waktu untuk [tertinggi dalam USD-term]."



Harga Emas Naik, Cetak Rekor Lagi | PT Equityworld




Harga rekor tertinggi sebelumnya berada di US$ 1.920/troy ons pada tahun 2011. Citi memproyeksikan harga emas dapat mencapai titik tertinggi sepanjang masa dalam enam hingga sembilan bulan ke depan. Selain itu, analis melihat peluang 30% bahwa logam kuning mencapai US$ 2.000/troy ons dalam tiga hingga lima bulan ke depan.

Penggerak yang mendorong emas lebih tinggi adalah kebijakan moneter longgar, suku bunga riil yang rendah, dan peningkatan alokasi untuk emas. Kenaikan harga emas pekan ini juga senada dengan survei Kitco akhir pekan lalu.

Survei yang dilakukan Kitco terhadap 16 analis Wall Street menunjukkan bahwa harga emas diperkirakan masih mampu naik di minggu ini oleh 11 orang (69%). Sebanyak 6% berpandangan bahwa harga emas berpotensi terkoreksi sementara sisanya 25% memperkirakan harga emas bergerak sideways.

Survei serupa yang dilakukan secara online kepada 1.642 responden juga menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda. Sebanyak 60% responden beranggapan harga emas masih bisa naik pekan ini, 21% netral dan 19% memproyeksi harga emas bakal lebih rendah.

Selasa, 21 Juli 2020

PT Equityworld | Harga Emas Cetak Rekor Baru, Analis: Cuma Soal Waktu

PT Equityworld | Harga Emas Cetak Rekor Baru, Analis: Cuma Soal Waktu

PT Equityworld | Bertubi-tubi faktor pendorong untuk pasar emas dipandang bakal membawa harga logam mulia ini menembus rekor yang dicatatkan pada 2011.

Menurut Analis Citigroup, harga emas antara lain diuntungkan oleh pelonggaran kebijakan moneter, imbal hasil riil yang rendah, rekor arus masuk tercatat ke dalam exchange-traded funds (ETF), dan peningkatan alokasi aset.

Harga emas diperkirakan akan menanjak ke level tertinggi sepanjang masa dalam enam hingga sembilan bulan ke depan, dan ada probabilitas sebesar 30 persen untuk menembus US$2.000 per troy ounce dalam tiga hingga lima bulan ke depan.

“Harga emas nominal telah membukukan rekor baru dalam setiap mata uang negara G-10 dan emerging market utama lainnya tahun ini,” tulis para analis dalam suatu laporan, seperti dilansir Bloomberg, Senin (20/7/2020).

“Hanya masalah waktu untuk [harga emas] mencapai level tertinggi baru dalam dolar AS,” tambah mereka. Permintaan untuk alat simpan nilai juga dikatakan akan mengangkat harga perak, yang menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun di New York pada Senin (20/7).

Harga Emas Dunia Terkerek 2 Faktor | PT Equityworld


Citigroup adalah salah satu dari sekian banyak pengamat pasar yang memprediksi apakah emas akan menguji atau melampaui rekor sebelumnya ketika kebangkitan kasus baru Covid-19 di beberapa bagian dunia menunjukkan pemulihan ekonomi global yang berkepanjangan dan tidak merata.

Pandemi Covid-19 telah mendorong banyak investor memburu aset-aset safe haven sekaligus mendongkrak harga emas di pasar spot melonjak 19 persen sepanjang tahun ini ke level tertinggi sejak 2011.

Sementara itu, kebijakan moneter yang lebih longgar berikut langkah-langkah lain untuk menopang perekonomian juga telah mendukung permintaan untuk logam mulia.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot diperdagangkan di level US$1.811,04 per troy ounce pada perdagangan Senin (20/7/2020 pukul 11.18 waktu London. Adapun, harga perak di pasar spot naik 0,6 persen dan kontrak berjangka teraktif di bursa Comex naik hingga level US$19,875 per ounce, tertinggi sejak September 2016.

Menurut Citi, harga perak akan menanjak ke level US$25 dalam enam hingga 12 bulan ke depan, juga didukung oleh pemulihan dalam aktivitas ekonomi global. Harga perak di pasar spot terakhir diperdagangkan di level tersebut pada 2013, sementara harga emas bergerak tidak jauh dari rekor US$1.921,17 yang dicatatkan pada 2011.

Kedua logam mulia tersebut telah membukukan kenaikan selama enam pekan berturut-turut karena investor mencermati diskusi tentang lebih banyak stimulus di sejumlah negara berekonomi utama.

Pemerintah empat negara Uni Eropa yang telah mengadakan negosiasi soal paket penyelamatan besar-besaran tampak hampir mencapai kesepakatan.

Di Amerika Serikat, diskusi mengenai program stimulus baru akan dimulai di Gedung Putih pada Senin (20/7), sementara bank sentral Federal Reserve AS akan bertemu pekan depan di tengah tekanan untuk melancarkan lebih banyak tindakan saat lonjakan kasus baru Covid-19 memperkeruh prospek ekonomi.