Rabu, 20 November 2019

PT Equity World | Jelang Rilis Risalah The Fed, Bursa Saham Asia Berguguran

PT Equity World | Jelang Rilis Risalah The Fed, Bursa Saham Asia Berguguran

PT Equity World | Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak melaju di zona merah pada perdagangan ketiga di pekan ini, Rabu (20/11/2019).

Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei turun 0,65%, indeks Shanghai melemah 0,19%. indeks Hang Seng jatuh 0,79%, indeks Straits Times terkoreksi 0,44%, dan indeks Kospi berkurang 0,71%.

Memudarnya optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning. Kini, prospek ditekennya kesepakatan dagang tahap satu yang begitu dinanti-nantikan oleh pelaku pasar menjadi berwarna abu-abu.

CNBC International melaporkan bahwa pejabat pemerintahan China kini pesimistis terkait prospek kesepakatan dagang tahap satu.

Penyebabnya, China dibuat kesal dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa AS belum menyepakati penghapusan bea masuk tambahan yang sebelumnya dibebankan terhadap produk impor asal China. Padahal, pihak China menganggap bahwa mereka telah mencapai kesepakatan terkait dengan hal tersebut dengan AS.

Pemberitaan tersebut lantas membuat mood pelaku pasar menjadi kurang mengenakan. Untuk diketahui, sebelumnya ada perkembangan yang positif terkait negosiasi dagang AS-China.

Menurut kantor berita Xinhua, Wakil Perdana Menteri China Liu He menggelar perbincangan via sambungan telepon dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer pada akhir pekan kemarin terkait dengan kesepakatan dagang tahap satu, seperti dilansir dari CNBC International.

Xinhua melaporkan bahwa kedua belah pihak mengadakan diskusi yang konstruktif terkait dengan kekhawatiran di bidang perdagangan yang dimiliki masing-masing pihak. Kedua pihak disebut setuju untuk tetap berdialog secara intens. Xinhua juga melaporkan bahwa pembicaraan via sambungan telepon antar negosiator dagang tingkat tinggi dari AS dan China tersebut merupakan permintaan dari pihak AS.

Sejauh ini, bea masuk tambahan yang dikenakan oleh masing-masing negara terbukti sudah menghantam perekonomiannya masing-masing.

Belum lama ini, pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal III-2019 diumumkan di level 1,9% (QoQ annualized), jauh melambat dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (kuartal III-2018) yang mencapai 3,4%.

Beralih ke China, belum lama ini Beijing mengumumkan bahwa perekonomiannya hanya tumbuh di level 6% secara tahunan pada kuartal III-2019, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 6,1%, seperti dilansir dari Trading Economics. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 juga lebih rendah dibandingkan capaian pada kuartal II-2019 yang sebesar 6,2%.

Lebih lanjut, rilis risalah dari pertemuan The Federal Reserve (The Fed) edisi Oktober 2019 ikut menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Asia. Risalah tersebut dijadwalkan dirilis pada dini hari nanti (21/11/2019) waktu Indonesia.

PT Equity World


Emas Dunia Lanjutkan Penguatan | PT Equity World

Untuk diketahui, pada bulan lalu The Fed memutuskan untuk memangkas federal funds rate sebesar 25 bps ke rentang 1,5%-1,75%. Lemahnya pertumbuhan ekonomi global dan rendahnya tingkat inflasi menjadi faktor yang mendasari keputusan tersebut. Pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada bulan lalu menandai pemangkasan yang ketiga di tahun 2019.

Namun, pasca mengumumkan tingkat suku bunga acuan pada bulan lalu, The Fed memberi sinyal bahwa mereka akan menahan diri dari memangkas tingkat suku bunga acuan lebih lanjut.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 19 November 2019, probabilitas The Fed akan kembali memangkas tingkat suku bunga acuan di sisa tahun 2019 hanya berada di level 0,7%.

Dikhawatirkan, rilis risalah dari pertemuan edisi Oktober 2019 akan mengonfirmasi stance The Fed yang kini cenderung hawkish.

Selasa, 19 November 2019

PT Equity World | Harga Emas Berbalik Arah dan Cari Jalan Menuju US$ 1.480, Ini Penyebabnya

PT Equity World | Harga Emas Berbalik Arah dan Cari Jalan Menuju US$ 1.480, Ini Penyebabnya

PT Equity World | Harga emas naik tipis kemarin, menghapus kerugian dari awal sesi karena keraguan baru atas kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China, yang mendorong Wall Street ke zona merah.

Harga emas spot naik 0,3% ke posisi US$ 1.471,92 per ons troi, berbalik arah setelah sempat jatuh ke level US$ 1.455,87 menyusul optimisme pembicaraan perdagangan konstruktif antara AS dan China pada akhir pekan.

Namun, sebuah laporan baru menyebutkan, Beijing ternyata tidak seoptimis itu, karena keengganan Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan tarif. Ini melemparkan air dingin kepada pasar saham. 

"Saya terkejut betapa kuatnya reaksi pasar (terhadap berita tentang pembicaraan perdagangan). Ini bukan pertama kalinya kami memiliki berita ini, tetapi pasar terus merespons," kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies TD Securities

Menurutnya, laporan mengenai pesimisme Beijing tersebut telah memicu rebound harga emas. "Sepertinya emas mencari jalan menuju US$ 1.480, yang merupakan rata-rata pergerakan selama 100 hari terakhir," imbuh Melek kepada Reuters.

Perang tarif AS-China selama 16 bulan terakhir telah memicu kekhawatiran resesi, tetapi optimisme baru-baru ini atas kesepakatan perdagangan fase satu telah mendorong reli di pasar ekuitas. 

PT Equity World

Kesepakatan AS-China Tak Kunjung Terjadi, Harga Emas Kembali Melonjak | PT Equity World

Emas dianggap sebagai investasi yang menarik selama masa ketidakpastian politik atau ekonomi. Tapi, logam mulia sangat sensitif terhadap suku bunga, lantaran bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang bullion yang tidak menghasilkan.

Pelaku pasar sekarang menunggu berita pertemuan kebijakan terakhir bank sentral AS, Federal Reserve, yang dijadwalkan pada Rabu (20/11) besok, untuk petunjuk tentang lintasan suku bunga di masa depan.

Investor juga terus mengawasi perkembangan di Hong Kong, ketika polisi kemarin mengepung ratusan pengunjuk rasa di dalam sebuah universitas besar dan demonstran mengamuk di distrik wisata.

Senin, 18 November 2019

PT Equity World | AS-China Mesra Lagi, Bikin Harga Emas Antam 'Mager'

PT Equity World | AS-China Mesra Lagi, Bikin Harga Emas Antam 'Mager'

PT Equity World | Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) stagnan alias malas bergerak (mager) di posisi Rp 699.000/gram. Angka itu masih bertahan dari posisi akhir pekan lalu.

Stabilnya harga emas ritel itu terjadi ketika sinar damai dagang semakin terang seiring dengan semakin mesranya hubungan politik dan ekonomi Amerika Serikat (AS)-China. AS diketahui masih melanjutkan perundingan dan akan segera mencapai kesepakatan.

Prospek damai dagang yang mulai mendekat itu dan potensi tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan optimisme pelaku pasar keuangan dunia. Sehingga normalnya investor dan spekulator melepas komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan jual yang menekan harga emas dunia.


Data di situs logam mulia milik Antam hari ini, Senin (18/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 69,9 juta/batang, yang masih sama dengan posisi akhir pekan lalu.

Hari ini, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga tak bergerak dari posisi Rp 664.000/gram dari harga Sabtu lalu. Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya.

Stabilnya harga emas Antam tersebut belum menyesuaikan harga emas di pasar spot global akhir pekan lalu yang terkoreksi cukup besar menjadi US$ 1.467,11 per troy ounce (oz) dari posisi sehari sebelumnya US$ 1.470,95/oz. Hari ini, harga emas masih turun menjadi US$ 1.466,16/oz.

Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.


PT Equity World

Perang Dagang Hampir Usai, Kejayaan Emas Segera Berakhir? | PT Equity World


Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota di Tanah Air, dari Medan hingga Makassar.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.

Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya. Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.

Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.

Jumat, 15 November 2019

Equity World | Ragu Kesepakatan Dagang, Harga Emas Hari Ini Sentuh Level Tertinggi

Equity World | Ragu Kesepakatan Dagang, Harga Emas Hari Ini Sentuh Level Tertinggi

Equity World | Harga emas hari ini (14/11) terus menanjak, memperpanjang tren kenaikan sejak Selasa (12/1), menyusul data China yang lemah dan keraguan tentang apakah Beijing dan Washington akan mencapai kesepakatan perdagangan dalam waktu dekat.

Mengacu Bloomberg pukul 23.20 WIB, harga emas hari ini di pasar spot naik 0,54% menjadi US$ 1.471,44 per ons troi, level tertinggi dalam hampir satu minggu terakhir. Sementara harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) naik 0,47% ke US$ 1.470, 20 per ons troi.

"Kami melihat beberapa penghindaran risiko di pasar," kata Craig Erlam, Analis Pasar Senior OANDA. "Komentar dari kedua belah pihak (AS dan China) telah menghilangkan beberapa optimisme di sekitar kesepakatan fase satu ini," ujarnya kepada Reuters.


Equity World

The Fed Komentar Soal Ekonomi AS, Harga Emas Ambles | Equity World


Kementerian Perdagangan Tiongkok, Kamis (14/11), menyatakan, China dan Amerika Serikat (AS) mengadakan diskusi "mendalam" tentang perjanjian perdagangan tahap pertama, dan membatalkan tarif adalah syarat penting untuk mencapai kesepakatan.

Sebelumnya, Selasa (12/11), Presiden AS Donald Trump mengatakan, kesepakatan perdagangan dengan China sudah "dekat" tetapi tidak memberikan perincian. Hanya, Trump memperingatkan, ia akan mengerek tarif "secara substansial" kalau China tidak meneken perjanjian.