Selasa, 27 Agustus 2019

Equityworld Futures | Usai Cetak Rekor, Hari Ini Harga Emas Antam Turun Rp 7.500

Equityworld Futures | Usai Cetak Rekor, Hari Ini Harga Emas Antam Turun Rp 7.500

Equityworld Futures | Setelah kemarin mencetak rekor harga tertinggi, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Selasa (27/8/2019) turun ke posisi Rp 766.500 per gram. Harga tersebut turun Rp 7.500 dibandingkan harga emas batangan pada Senin (26/8/2019) senilai Rp 774.000 per gram. Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas mau menjual emas batangan ke Antam adalah Rp 694.000. Angka ini turun Rp 6.000 dibandingkan sebelumnya.


Equityworld Futures

AS-China Panas Lagi, Harga Emas Bisa Lebih Tinggi? | Equityworld Futures

Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda. Adapun sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22. Berikut rincian harga emas Antam.
0,5 gram: Rp 407.750
1 gram: Rp 766.500
2 gram: Rp 1.482.000
3 gram: Rp 2.201.500
5 gram: Rp 3.652.500
10 gram: Rp 7.240.000
25 gram: Rp 17.992.500
50 gram: Rp 35.910.000
100 gram: Rp 71.750.000

Kamis, 22 Agustus 2019

Equity World | The Fed Perdebatkan Pangkas Suku Bunga Lebih Agresif, Wall Street Menguat

Equity World | The Fed Perdebatkan Pangkas Suku Bunga Lebih Agresif, Wall Street Menguat

Equity World | Tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kompak ditutup menguat pada perdagangan Rabu (21/8/2019), setelah laporan kinerja keuangan yang optimistis dari peritel menunjukkan kekuatan dalam permintaan konsumen AS.

Wall Street kemudian mempertahankan penguatannya setelah rilis risalah rapat Federal Reserve (Fed minutes) pada Juli menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan telah memperdebatkan penurunan suku bunga yang lebih agresif.

Berdasarkan data Reuters, indeks S&P 500 ditutup menguat 0,82 persen atau 23,92 poin di level 2.924,43, indeks Nasdaq Composite menanjak 0,90 persen atau 71,65 poin di level 8.020,21, dan indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,93 persen atau 240,29 poin di posisi 26.202,73.

Bursa saham AS bergerak kuat ke posisi lebih tinggi setelah peritel Target Corp. dan Lowe's Cos Inc. menyampaikan laporan kinerja yang lebih baik dari perkiraan.

Saham Target melonjak 20,4 persen setelah peritel ini menaikkan perkiraan laba tahunannya. Saham Lowe's juga naik tajam 10,4 persen setelah laporan perusahaan perbaikan rumah ini mengalahkan estimasi laba.

Pengeluaran konsumen AS yang kuat telah membantu mencegah kekhawatiran akan terjadinya resesi. Pekan lalu, kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi meningkat karena kurva imbal hasil antara Treasury 2 tahun dan 10 tahun berinversi secara singkat.

Meski kurva imbal hasil berbalik lagi secara singkat pada Rabu (14/8/2019), kondisi itu berdampak kecil pada saham saat ini.

“Selama kita memiliki lingkungan yang sehat dalam pekerjaan yang kita miliki saat ini, akan sangat sulit untuk menggoyahkan kepercayaan masyarakat,” ujar JJ Kinahan, kepala strategi pasar di TD Ameritrade, Chicago.

Sementara itu, risalah pertemuan kebijakan moneter The Fed pada 30-31 Juli, ketika bank sentral AS ini memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan memperdebatkan pemotongan suku bunga secara lebih agresif.

Beberapa pembuat kebijakan lebih menyukai pemangkasan sebesar 50 basis poin. Namun The Fed sepakat untuk menghindari kesan berada di arah menuju penurunan suku bunga lebih lanjut.

Equity World

Bunga Acuan The Fed akan Turun 5 Kali, Harga Emas Jadi Labil | Equity World


Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan akan berpidato dalam konferensi bank-bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, pada Jumat (23/8/2019) waktu setempat.

Sebagian analis mengatakan komentar Powell nanti akan menawarkan petunjuk yang lebih besar tentang arah kebijakan moneter ketimbang risalah rapat The Fed pada Juli, mengingat adanya perkembangan termasuk pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang rencana pengenaan tarif terhadap barang-barang tambahan asal China senilai US$300 miliar.

“Risalah rapat itu memberi sedikit petunjuk ke depan. Jackson Hole akan menjadi kesempatan pertama (Powell) untuk benar-benar menyampaikan pandangannya sejak pengumuman tarif terbaru,” terang Robert Phipps, Direktur di Per Stirling Capital Management, Texas.

Rabu, 21 Agustus 2019

Equity World | Harga Emas Antam Naik ke Posisi Rp7.000 Rabu Ini

Equity World | Harga Emas Antam Naik ke Posisi Rp7.000 Rabu Ini

Equity World | Harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berada di posisi Rp756 ribu per gram pada Rabu (21/8). Posisi tersebut naik Rp7.000 dibandingkan Selasa (20/8) kemarin.

Sementara harga pembelian kembali (buyback) meningkat Rp6.000 dari Rp678 ribu per gram menjadi Rp684 ribu per gram.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp402,5 ribu, 2 gram Rp1,46 juta, 3 gram Rp2,17 juta, 5 gram Rp3,6 juta, 10 gram Rp7,13 juta, 25 gram Rp17,73 juta, dan 50 gram Rp35,38 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,7 juta, 250 gram Rp174,75 juta, 500 gram Rp352,8 juta, dan 1 kilogram Rp705,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX sebesar US$1.514,5 per troy ons pada pagi ini. Posisi tersebut melemah 0,08 persen dibanding Selasa (20/8).

Sedangkan harga emas di perdagangan spot berada di posisi US$1.505,05 per troy ons atau melemah 0,14 persen dari kemarin.

Analis Best Profit Futures Agus Prasetyo melihat pergerakan harga emas dunia masih cenderung melemah pada hari ini, meski sempat menguat beberapa poin pada sore kemarin. Pengaruh pergerakan harga komoditas ini berasal dari kelanjutan penguatan dolar Amerika Serikat.

Mata uang Negeri Paman Sam menguat berkat kenaikan imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treassury bertenor 10 tahun dari kisaran 1,47 persen ke 1,59 persen. Selain itu, peningkatan kurs dolar AS juga terdorong oleh sentimen dari kawasan Eropa.

"Deflasi dan ekspektasi stimulus dari zona euro untuk menanggulangi perlambatan ekonomi global mendorong reli indeks dolar AS dan menekan harga emas," ungkap Agus kepada CNNIndonesia.com Rabu (21/8).

Tercatat, deflasi kawasan Eropa mencapai 0,5 persen secara bulanan pada Juli 2019. Padahal, ekspektasi pasar maksimal hanya mencapai 0,4 persen.

Deflasi kemudian turut mendorong pelemahan kurs euro Eropa dan menjadi sentimen positif bagi dolar AS.  Kemudian, penguatan dolar AS yang menekan harga emas juga muncul dari ekspektasi optimis pasar terhadap akhir perang dagang. Apalagi, pemerintah AS terus melonggarkan tekanan kepada China.

Equity World
Tak Ada Matinya, Harga Emas Masih Berpeluang Naik Lagi | Equity World


Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah menunda kebijakan peningkatan tarif bea masuk impor bagi produk-produk China. Kini, ada bantuan perpanjangan penangguhan hukum selama 90 harı bagi Huawei, perusahaan teknologi raksasa asal Negeri Tirai Bambu.

"Hal ini mendorong pemulihan aset berisiko dan menurunkan daya tarif safe haven, seperti emas," katanya.

Sentimen terakhir datang dari arah kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve yang akan disampaikan pada esok hari, Kamis (22/8) waktu setempat. Sebab, pasar berekspektasi The Fed akan kembali mempertegas kebijakan penurunan bunga acuan pada September mendatang.

Agus memproyeksi harga emas dunia akan resistance di posisi US$1.508 sampai US$1.540,15 per troy ons dan support di US$1.460,95 sampai US$1.488,4 per troy ons pada hari ini.  "Secara umum, harga emas berpotensi bergerak turun atar bearish terbatas di perdagangan selanjutnya," pungkasnya.

Equity World | Duh! Ada Apa dengan Harga Emas, Pagi Hari Kok Labil?

Equity World | Duh! Ada Apa dengan Harga Emas, Pagi Hari Kok Labil?

Equity World | Setelah sempat menguat, pergerakan harga emas masih terbatas dengan kecenderungan melemah. Sejumlah agenda yang akan berlangsung pekan ini membuat pelaku pasar belum agresif dalam mengambil keputusan investasi.

Pada perdagangan hari Rabu (21/8/2019) pukul 08:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodities Exchange (COMEX) stagnan di posisi US$ 1.515,7/troy ounce (Rp 682.308/gram).

Sementara harga emas di pasar spot melemah 0,14% ke level US$ 1.504,29/troy ounce (Rp 677.172/gram).


Adapun kemarin harga emas COMEX dan Spot ditutup menguat masing-masing sebesar 0,27% dan 0,77%.

Pergerakan harga emas yang cenderung terbatas terjadi karena investor masih memasang mode wait and see sembari menunggu beberapa agenda ke depan.

Pertama adalah rilis risalah (minutes of meeting/MOM) rapat Komite Pengambil Kebijakan (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed edisi Juli 2019 pada hari Rabu (21/8/2019) waktu AS atau Kamis (22/8/2019) dini hari waktu Indonesia.

Seringkali MOM rapat FOMC dijadikan bahan bagi pelaku pasar untuk menebak arah kebijakan moneter The Fed ke depan. Bila terdapat nada-nada yang semakin kalem (dovish) dari The Fed, maka pelonggaran moneter mungkin akan dilakukan lebih agresif. Rentetan penurunan suku bunga dalam jangka pendek semakin mungkin terjadi.

Kedua, pelaku pasar juga akan mencermati isi dari simposium Jackson Hole yang akan dilakukan mulai hari Kamis (22/8/2019) hingga Sabtu (24/8/2019) waktu AS. Simposium tersebut diadakan oleh The Fed dengan mengundang pihak-pihak terkait seperti perbankan dan pelaku usaha.

"Bila mereka [The Fed] berbicara mengenai pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun, [harga] emas bisa kembali menanjak. tapi bila mereka berkata 'wait and see', [harga] emas kemungkinan akan turun," ujar Bob Haberkorn, strategist pasar senior RJO Futures, dikutip dari Reuters.

Sebagaimana yang diketahui, penurunan suku bunga acuan The Fed (Federal Fund Rate/FFR) akan menyebabkan dolar AS kebanjiran likuiditas. Mata uang Negeri Paman Sam pun akan punya kecenderungan melemah.

Dalam kesempatan itu, emas akan menjadi semakin menarik untuk investor. Pasalnya saat ini transaksi emas di pasar global dilakukan dengan dolar AS. Kala dolar melemah harga emas juga makin murah bagi pemegang mata uang lain.


Equity World

Emas Dunia Bangkit & Rupiah KO, Emas Antam Bisa Naik Besok | Equity World


Selain itu, investor juga akan terpapar risiko koreksi nilai aset kala dolar AS melemah. Alhasil emas juga akan semakin banyak diborong untuk dijadikan instrumen pelindung nilai (hedging).

Mengutip CME Fedwatch hari ini, probabilitas FFR diturunkan 75 basis poin hingga akhir tahun 2019 telah mencapai 50,4%, naik dari posisi hari Senin (19/8/2019) yang hanya 44,3%.

Sementara peluang FFR diturunkan 50 basis poin hingga akhir tahun 2019 tinggal 41,5% yang mana turun dari posisi awal pekan yang sebesar 42,5%.

Hal itu menandakan bahwa pelaku pasar semakin yakin penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS dilakukan dengan sangat agresif. Setidaknya hingga saat ini.