Jumat, 19 Juli 2019

Equityworld Futures | Wah! BI Pangkas Suku Bunga, Harga Emas Antam Bisa Turun nih

Equityworld Futures | Wah! BI Pangkas Suku Bunga, Harga Emas Antam Bisa Turun nih

Equityworld Futures | Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reserve Repo Rate (7DRRR) berpotensi membuat harga emas yang diproduksi PT Antam Tbk (ANTM) turun dalam waktu dekat, khususnya perdagangan Jumat esok hari.

Kamis siang ini (18/7/2019), Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memenuhi janjinya untuk selangkah lebih maju dari pasar atau ahead the curve dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% dari 6%.

Tim Riset CNBC Indonesia menilai penurunan suku bunga ini dapat berdampak tidak langsung terhadap harga emas di dalam negeri, terutama harga emas Antam yang menjadi acuan karena satu-satunya produk emas murni lokal yang bersertifikat.

Harga emas Antam pada Kamis ini masih berada di level harga Rp 656.000/gram, berada di kisaran atas karena hanya turun Rp 9.000/gram dari posisi teratasnya sepanjang masa yakni Rp 665.000/gram yang dicatatkan pada 2 pekan lalu, tepatnya pada 3 Juli.

Korelasi antara penurunan suku bunga dengan harga emas Antam adalah penguatan rupiah karena dipicu penurunan suku bunga acuan, yang kemudian merembet ke pelemahan harga emas Antam, dengan asumsi harga emas spot global stabil.

Kurs rupiah dapat menguat terhadap dolar AS karena penurunan suku bunga akan memicu harapan akan perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik ke depan. 

Penguatan rupiah memang menjadi faktor pelemahan emas lokal dan emas Antam karena harga emas global didasari oleh mata uang dolar AS, sehingga jika rupiah menguat maka harga beli emas global akan menjadi lebih murah.

Apalagi, yang terjadi justru lain, yaitu harga emas di pasar spot global ternyata juga sedang melemah hari ini setelah mencetak rekor tertinggi sejak Mei kemarin. Jika bertahan hingga penutupan, maka dapat menambah faktor bagi penurunan harga emas Antam.

Harga emas di pasar spot sedang melemah 0,41% menjadi US$ 1.420,85 per troy ounce dari posisi kemarin US$ 1.426,6 per troy ounce.


Equityworld Futures

Harga Emas Tergelincir Dilanda Aksi Profit Taking | Equityworld Futures


Sebagaimana diketahui, bahwa harga emas dunia menjadi salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan penetapan harga emas Antam dengan jeda sehari karena harga emas Antam diumumkan sekali pada pagi hari.

Selain harga emas di pasar global, faktor lain yang mempengaruhi harga emas Antam adalah posisi dolar AS, kondisi rupiah di pasar valas, suku bunga acuan domestik, dan faktor-faktor domestik lain.

Alhasil, dengan potensi penurunan harga emas tersebut, maka berinvestasi pada instrumen logam mulia murni akan mengalami penurunan portofolio besok. 

Kamis, 18 Juli 2019

Equity World | Emas Antam Merekah ke Rp712 Ribu/Gram

Equity World | Emas Antam Merekah ke Rp712 Ribu/Gram

Equity World | Harga emas milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan Kamis tercatat menanjak sebesar Rp8.000 dibandingkan dengan hari sebelumnya di posisi Rp704 ribu per gram. Hari ini harga emas berada di posisi Rp712 ribu per gram, sedangkan harga emas dunia merekah didukung oleh pelemahan USD.

Mengutip laman Logam Mulia milik Antam, Kamis, 18 Juli 2019, pembelian emas dengan ukuran dua gram yang dijual di Gedung Antam dipatok sebesar Rp1,37 juta. Untuk emas batangan dengan ukuran tiga gram dibanderol sebesar Rp2,03 juta. Sedangkan emas batangan dengan ukuran lima gram harganya yakni Rp3,37 juta.

Sedangkan pembelian emas dengan ukuran 10 gram yang dijual di Gedung Antam, harganya yaitu Rp6,67 juta. Kemudian untuk pembelian emas dengan ukuran 25 gram, harganya yaitu Rp16,51 juta. Sedangkan pembelian emas dengan ukuran 50 gram, harganya dibanderol Rp32,5 juta.

Untuk pembelian emas dengan ukuran 100 gram, harganya Rp65,69 juta. Pembelian emas dengan ukuran 250 gram harganya sebesar Rp163,8 juta. Untuk pembelian emas dengan ukuran 500 gram, harganya Rp327,37 juta. Sementara itu, pembelian emas dengan ukuran 1.000 gram, harganya Rp628,6 juta.

Adapun sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen (untuk pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non NPWP). Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22.

Setiap produk emas batangan Antam LM telah mendapatkan Sertifkat London Bullion Market Association (LBMA) untuk menjamin kualitas dan kemurnian produk. Dilengkapi dengan teknologi CertiEye untuk meningkatkan keamanan produk dengan sertifikat yang menyatu dengan kemasan (khusus pecahan 0,5 gram sampai dengan pecahan 100 gram).

Pembelian mengacu pada harga jual Butik Emas LM, lokasi pengambilan atau pengiriman. Pembayaran dilakukan melalui Virtual Account (VA). Stok dapat berubah sewaktu-waktu, dengan masa validasi VA 45 menit setelah dilakukan order pembelian. Produk emas batangan dapat diambil di Butik Emas LM atau dikirim menggunakan ekspedisi rekanan.

Equity World


Harga Emas Tetap Dalam Tekanan Meskipun Data Perumahan AS Yang Mengecewakan | Equity World

Di sisi lain, emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu wakt setempat (Kamis WIB), mendapat dukungan dari melemahnya dolar Amerika Serikat (USD) dan penurunan saham-saham di Wall Street.

Mengutip Antara, Kamis, 18 Juli 2019, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus naik USD12,10 atau 0,86 persen menjadi USD1.423,30 per ons. Indeks USD, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,19 persen menjadi 97,21 tak lama sebelum penyelesaian perdagangan emas.

Ketika USD mundur, emas berjangka biasanya naik, karena emas yang dihargai dalam USD menjadi lebih murah bagi para investor yang memegang mata uang lainnya. Emas berjangka jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu WIB), tertekan oleh USD yang lebih kuat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya.

Rabu, 17 Juli 2019

Equity World | Bursa Asia Lesu, IHSG Terseret dari Level 6.400

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (16/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup ditutup melemah 0,11 persen atau 7,27 poin ke level 6.394,61 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (16/7), IHSG berakhir terkoreksi 0,25 persen atau 16,35 poin di level 6.401,88.

Indeks mulai tergelincir dari level 6.400 dengan dibuka turun 0,10 persen atau 6,42 poin di posisi 6.395,46 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.377,50 – 6.403,50.

Delapan dari sembilan sektor ditutup melemah, didorong oleh sektor aneka industri yang melemah 3,66 persen dan disusul sektor infrastruktur yang melemah 0,51 persen. Adapun hanya sektor barang konsumsi yang positif dengan penguatan 0,96 persen.

Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 164 saham menguat, 254 saham melemah, dan 234 saham lainnya stagnan.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing melemah 4,70 persen dan 1,24 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG hari ini.

Indeks saham lainnya di Asia cenderung melemah dengan volume perdagangan cenderung tipis. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melemah masing-masing 0,31 persen dan 0,08 persen.

Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 0,2 persen dan 0,06 persen, indeks Hang Seng melemah 0,09 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,91 persen.

Dilansir Reuters, sentimen untuk aset berisiko terbebani setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS dan China masih memerlukan waktu yang panjang sebelum dapat mencapai kesepakatan dagang.

Tak hanya itu, Trump juga mengancam dapat memberlakukan tarif lebih lanjut terhadap barang-barang asal China senilai US$325 miliar apabila diperlukan.

Padahal, dirinya  dan Presiden China Xi Jinping telah sepakat untuk menunda penambahan tarif dalam gencatan senjata perang dagang yang dicapai pada pertemuan terakhir mereka di Osaka bulan lalu.

Dampak kebuntuan sengketa perdagangan antara dua negara berekonomi terbesar dunia ini terlihat jelas dalam rilis data dari Singapura, di mana ekspornya lanjut melemah pada Juni.

Data dari Enterprise Singapore yang dirilis Rabu (17/7) mencatat ekspor domestik non-minyak turun 17,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), lebih dalam dari pelemahan pada Mei yang mencapai 16,3 persen.

Sementara itu, data yang mengejutkan datang dari penjualan ritel AS yang dirilis semalam, yang melampaui pelemahan dalam output industri untuk kuartal kedua tahun ini. Namun, data tersebut hampir tidak menggerakkan spekulasi pasar pada pemotongan suku bunga Federal Reserve bulan ini.


Equity World


IHSG Berakhir Terpeleset ke Level 6.394 Iringi Kejatuhan Bursa Asia | Equity World

Presiden The Fed Wilayah Chicago, Charles Evans menggembar-gemborkan penurunan suku bunga the Fed yang lebih agresif, meningkatkan probabilitas pemangkasan sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan The Fed akhir bulan ini menjadi 25 persen. Sementara itu, probabilitas pemangkasan sebesar 25 basis poin telah mencapai 100 persen,

"Kami tidak mengharapkan data (ritel) yang solid ini berdampak pada keputusan Fed untuk menurunkan suku bunga pada akhir bulan," kata Michelle Girard, kepala ekonom AS di NatWest Markets, seperti dikutip Reuters.

"The Fed tahu konsumen AS kuat; mereka khawatir tentang risiko penurunan yang terkait dengan pertumbuhan global dan investasi manufaktur/bisnis yang lemah, itulah sebabnya mereka percaya pemotongan suku bunga merupakan hal yang tepat," lanjutnya.

Equity World | Data Ritel AS Positif, Harga Emas Kembali Tergelincir

Equity World | Data Ritel AS Positif, Harga Emas Kembali Tergelincir

Equity World | Harga emas turun pada perdagangan hari Selasa. Penurunan ini setelah angka data penjualan ritel AS lebih baik dari perkiraan. Data ini sekaligus menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS dan mendorong dolar lebih kuat.

Dikutip dari CNBC, Rabu (17/7/2019), harga emas di pasar spot turun 0,45 persen menjadi USD 1,407.38 per ounce. Dan harga emas berjangka AS juga turun 0,33 persen menjadi USD 1,408.9 per ounce.

“Pasar (emas) lebih bergantung pada faktor makro untuk bisa mendorongnya kembali menguat. Jika kami terus melihat data yang lebih kuat seperti angka ritel, itu menghadirkan peluang bagi pasar,” kata Suki Cooper, analis logam mulia di Standard Chartered Bank.

Departemen Perdagangan AS mengatakan penjualan ritel naik 0,4 persen bulan lalu karena konsumsi rumah tangga meningkatkan berkat penjualan kendaraan bermotor dan berbagai barang lainnya.

Survei Reuters memperkirakan penjualan ritel naik 0,1 persen pada Juni. Akibat ini, Dolar menguat 0,4 persen terhadap rival utama pasca data AS yang optimis.

"Kami telah melihat kembalinya skenario peluang pasar yang lebih jelas, berkat data yang data yang kuat, yang dapat mencegah Fed AS dari pemangkasan suku bunga, sehingga memiliki implikasi besar pada pasar," kata analis pasar senior OANDA, Craig Kata Erlam.


Equity World


Dibuat Bingung Data Ekonomi AS & The Fed, Emas Mau Ke Mana? | Equity World


Data penjualan ritel muncul menjelang keputusan bank sentral. Di sisi lain Bank Sentral Eropa juga akan jatuh tempo pada 25 Juli dan The Fed diperkirakan akan memberikan penurunan suku bunga AS setelah itu.

Dengan suku bunga yang lebih tinggi akan membuat dolar kembali menguat.

Melihat perkembangan perdagangan AS-China, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan dia dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan mengadakan pembicaraan perdagangan lebih lanjut dengan rekan-rekan China minggu ini. Ini menjadi bagian dari upaya untuk mengakhiri perang dagang yang telah membebani pasar.