Jumat, 22 Maret 2019

Equityworld Futures | Kemarin Dibuai The Fed, Hari ini Dibangunkan Brexit

Equityworld Futures | Kemarin Dibuai The Fed, Hari ini Dibangunkan Brexit

Equityworld Futures | Pasar keuangan Indonesia bergerak menguat pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan, nilai tukar rupiah, sampai harga obligasi pemerintah membukukan kinerja positif.

Kemarin, IHSG ditutup menguat 0,29%. IHSG berhasil menembus level psikologis 6.500.

Sementara rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,32% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah berhasil terapresiasi selama 5 hari beruntun.

Kemudian imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 9,9 basis poin (bps). Penurunan yield mencerminkan harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.

Investor memang sedang bersuka-cita, bersedia mengambil risiko, dan tidak ada yang mau bermain aman. Penyebabnya adalah keputusan Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed yang menahan suku bunga acuan di 2,25-2,5% atau media  2,375%. 

Bahkan dalam dot plot (arah suku bunga sampai jangka menengah) terbaruya, Jerome 'Jay' Powell dan kolega memperkirakan Federal Funds Rate tetap di median 2,375% sampai akhir 2019. Artinya, tidak ada kenaikan sama sekali pada tahun ini.

Harga Emas Turun dari Level Tertinggi | Equityworld Futures


Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures

Pelaku pasar pun menghembuskan nafas lega. Satu faktor risiko sudah bisa dicoret dari daftar yaitu arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam. Sikap (stance) posisi The Fed yang kalem alias dovish membuat dolar AS sulit menguat tajam seperti tahun lalu, sehingga mata uang negara lain punya ruang untuk menguat.

Jadilah arus modal menyebar ke segala penjuru, termasuk ke Indonesia. Hasilnya jelas, IHSG sampai Surat Berharga Negara (SBN) mencatatkan performa yang memuaskan.

Bank Indonesia (BI) kemudian menempuh kebijakan serupa, menahan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate di 6%. The Fed yang kini anteng membuat BI punya ruang untuk 'bernafas', tidak ada lagi yang membuat BI tertekan sehingga mau tidak mau harus menaikkan suku bunga.

Equityworld Futures

Kamis, 21 Maret 2019

Equityworld Futures | Tertinggi Dalam 3 Pekan! Harga Emas Diangkat Sentimen Global

Equityworld Futures | Tertinggi Dalam 3 Pekan! Harga Emas Diangkat Sentimen Global

Equityworld Futures | Pada perdagangan Kamis siang ini (21/3/2019), harga emas masih betah berada di atas awan.

Hingga pukul 13:00 WIB, harga emas kontrak April di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melesat sebesar 1,30% ke posisi US$ 1.318,6/troy ounce, setelah melemah 0,37% kemarin (20/3/2019)

Adapun harga emas di pasar spot juga naik 0,49% ke posisi US$ 1.318,65/troy ounce, setelah menguat 0,45% pada perdagangan kemarin.


Selama sepekan harga emas di bursa COMEX dan spot telah menguat sebesar 1,81%. Sedangkan sejak awal tahun rata-rata kenaikan harga keduanya sebesar 2,86%.

Pada posisi saat ini, harga emas COMEX dan Spot sama-sama berada pada titik tertingginya sejak tiga minggu lalu, atau sejak 28 Februari 2019.


Dini hari tadi, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) mengumumkan hasil rapat bulanan yang telah digelar pada Selasa-Rabu (19-20/3/2019) lalu.

Sesuai dugaan, The Fed masih tetap menahan tingkat suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) pada kisaran 2,25-2,5% atau median 2,375%.

Akan tetapi, ternyata keadaan perekonomian yang masih belum kunjung membaik, alias masih lambat memaksa The Fed untuk memangkas proyeksi suku bunga hingga akhir tahun 2019.

Hal tersebut terlihat dari dot plot (proyeksi arah suku bunga jangka menegah) yang berubah. Jika pada dot plot Desember 2019 proyeksi suku bunga The Fed berada di median 2,875% pada akhir 2019, pada dot plot terbaru nilainya turun menjadi 2,375%.

Ini berarti kemungkinan besar, FFR masih akan terus bertahan pada level yang sekarang, bahkan hingga akhir tahun 2019.

Akibatnya, kejayaan dolar yang terjadi pada tahun 2018 menjadi tinggal kenangan yang sukar untuk diulangi. Kala itu, The Fed menaikkan suku bunga hingga empat kali. Dolar menjadi tak punya lawan sebanding.

Tak hanya itu, Gubernur The Fed, Jerome Powell juga menuliskan bahwa bank sentral akan mulai menghentikan program quantitative easing secara bertahap mulai Mei mendatang, hingga habis total pada bulan September.

Seperti yang telah diketahui, sejak akhir 2017, bank sentral AS rajin melepas kepemilikan obligasi untuk mengurangi neraca yang gemuk. Setiap bulan, The Fed mengurangi sekitar US$ 50 miliar kepemilikan obligasi mereka yang mencapai sekitar US$ 4 triliun.

Alhasil kala itu likuiditas dolar di pasar akan semakin ketat, karena uang mengalir ke dalam simpanan The Fed. Semakin langka dolar beredar, maka greenback juga makin jaya.

Dengan berakhirnya pengurangan neraca, dampaknya akan mirip dengan menahan suku bunga. Secara umum, ini dapat dilihat sebagai akhir dari normalisasi kebijakan moneter di AS.

Harga Emas Antam Loncat Jadi Rp671.000 per Gram | Equityworld Futures

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures


Tanpa adanya normalisasi neraca, dolar akan sulit menahan tekanan-tekanan dari mata uang lain. Alias sulit menguat, bahkan rentan untuk terdepresiasi.

Sudah tentu keadaan ini membuat investor cenderung enggan untuk berlama-lama memegang dolar. Pasalnya, jika nilainya terdepresiasi, maka nilai kekayaan akan tergerus.

Emas pun menjadi gencar diburu investor karena sifatnya yang sering dijadikan pelindung nilai. Maklum, fluktuasi nilai emas memang relatif rendah dibandingkan instrumen beresiko lainnya.

Selain itu meningkatnya risiko perekonomian global juga semakin memantapkan hati investor untuk kembali mengoleksi emas.


Equityworld Futures

Rabu, 20 Maret 2019

Equityworld Futures | Berpotensi Bahaya, Asteroid Kuno Ini Bisa Tabrak Bumi?

Equityworld Futures | Berpotensi Bahaya, Asteroid Kuno Ini Bisa Tabrak Bumi?

Equityworld Futures | Asteroid kuno bernama Bennu, ternyata dinilai berpotensi bahaya bagi Bumi. Pasalnya, asteroid tersebut bisa saja menabrak Bumi jika terus berputar.

Dilansir Mirror pada Selasa (19/3/2019), asteroid berukuran 510 meter ini berputar dalam kecepatan 63.000 mil per jam.

Namun, ilmuwan NASA yang bekerja dalam misi OSIRIS-REx, mengklaim kalau kecepatan rotasi asteroid tersebut meningkat sebanyak 1 detik setiap abad.

Ini artinya, periode rotasi asteroid menjadi lebih pendek 1 detik setiap 100 tahun.

“Karena asteroid terus berputar lebih cepat dalam jutaan tahun, ia akan berputar tanpa arah dan kemungkinan bisa meledak dan menabrak atmosfer Bumi,” ujar Mike Nolan, ilmuwan dari Lunar and Planetary Laboratory di University of Arizona.

“Yang kami lakukan sekarang adalah dengan mendeteksi kecepatannya dan bekerja sama dengan misi OSIRIS-REx,” tandasnya.

Seperti diketahui, OSIRIS-REx juga mengirimkan robot untuk memasuki orbit asteroid Bennu pada 31 Desember 2018.

Rekor ini tak pelak menjadikan asteroid Bennu sebagai objek terkecil yang mampu dikelilingi sebuah robot pesawat luar angkasa.

“Tim kami terus mencoba untuk melakukan proses penerbangan ke orbit dengan manuver sempurna,” ujar investigator proyek OSIRIS-REx Dante Lauretta.

Setelah memasuki orbit, OSIRIS-REx akan terbang ke bagian kutub utara, kutub selatan, dan garis ekuator asteroid Bennu untuk mempelajari kandungan massanya.

Sejauh ini, masih minim diketahui soal karakteristik dan kandungan Bennu. Paling tidak, astronom sudah meneliti kalau asteroid kuno ini memiliki kandungan molekul dari atom oksigen dan hidrogen yang bergabung bersama, kandungan ini juga dikenal dengan nama hydroxyls.


Dolar Melemah Bawa Harga Emas Naik dan Paladium Cetak Rekor | Equityworld Futures

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures


Dalam misi yang direncanakan berjalan selama tujuh tahun ini, OSIRIS-REx akan mengumpulkan sampel dari asteroid Bennu mengandung senyawa organik yang sangat penting bagi kehidupan.

Sekadar informasi Bennu terdiri dari molekul karbon yang berasal dari masa awal Tata Surya sekitar 4,5 miliar tahun lalu.

Air, yang merupakan komponen vital untuk kehidupan, bisa juga terperangkap di dalam mineral-mineral asteroid ini.

Equityworld Futures

Senin, 18 Maret 2019

Equityworld Futures | Emas Bertahan Ditengah Pemulihan Pasar Saham Global & Naiknya Minat Terhadap Resiko

Equityworld Futures | Emas Bertahan Ditengah Pemulihan Pasar Saham Global & Naiknya Minat Terhadap Resiko

Equityworld Futures | Dengan mempertimbangkan pemulihan di pasar saham global dan rally yang menghasilkan naiknya sentimen terhadap resiko di pasar, emas bisa dikatakan cukup bertahan baik pada minggu lalu. Bahkan dengan penurunan $13 yang kuat pada hari Kamis, metal berharga kuning mengakhiri minggu lalu dengan sedikit keuntungan.

Emas berjangka bulan April yang paling aktif diperdagangkan naik $6.90 dan diberhenti pada $1302 per ons pada hari Jumat minggu lalu. Perak, Platinum dan Palladium juga diperdagangkan naik pada hari itu. Walaupun kenaikan harga metal berharga dibantu oleh badai yang mengakibatkan melemahnya dolar AS, adalah sentimen “bullish” yang sudah lebih dahulu dominan yang mengakibatkan para trader membeli metal berharga dengan harga yang lebih tinggi pada hari Jumat minggu lalu.

Belakangan ini baik emas dan saham global bergerak naik bersamaan berdasarkan pernyataan yang akomodatif yang dibuat oleh 3 bank sentral yang paling berpengaruh. Bank sentral AS, Uni Eropa dan Cina, semuanya telah memberikan signal kesediaan untuk bertindak mengatasi perlambatan ekonomi global.

Federal Reserve dan bank sentral Eropa kedua-duanya mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menaikkan tingkat bunga segera. Uni Eropa telah mengatakan bahwa tidak akan ada kenaikan tingkat bunga sampai akhir tahun dan Federal Reserve telah memberikan signal bahwa mereka akan terus berada pada jalur kesabaran mengenai kenaikan tingkat bunga.

Dalam halnya dengan Cina, mereka siap mengimplimentasikan pemotongan pajak yang besar dan belanja infrastruktur. Sebagaimana yang dilaporkan oleh Reuters pada hari Kamis, “Cina telah berjanji untuk memotong pajak sampi miliaran dolar dan belanja infrastruktur untuk membantu bisnis dan melindungi pekerjaan, dengan momentum ekonomi diperkirakan mendingin lebih jauh karena permintaan domestik yang melemah dan perang dagang dengan AS.”

Minggu lalu berisi ancaman, tindakan dan isu-isu yang memberikan tanda bahaya dan reaksi yang potensial pada minggu ini. Tempat-tempat yang panas meliputi Korea Utara, Inggris, dan Selandia Baru.

Ancaman dari pemimpin Korea Utara dan tindakan yang keji dari suatu kelompok individual di Selandia Baru adalah hal yang paling menyedihkan dan terburuk yang bisa mendukung harga emas.

Sebagaimana yang dilaporkan oleh New York Times pada hari Jumat,”Korea Utara mengancam untuk menghentikan negosiasi dengan pemerintah Trump atas program Nuklirnya dan berkata pemimpin, Kim Jong Un, akan segera memutuskan apakah hendak melakukan test rudal nuklir.”

Secara kolektif faktor-faktor fundamental ini, termasuk sikap yang lebih akomodatif oleh ketiga bank sentral yang paling berkuasa, optimisme akan adanya resolusi terhadap perang dagang AS dengan Cina, munculnya kembali ancaman dari Korea Utara dan Brexit, pastinya akan terus menciptakan sentimen pasar yang “bullish” di pasar saham dan juga emas pada minggu ini.

Arah Harga Emas Pekan Ini Tergantung Keputusan Bank Sentral AS | Equityworld Futures

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures

Secara tehnikal, kenaikan harga emas berikutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1306 yang apabila tertembus akan bertemu dengan “resistance” berikutnya di $1316 dan $1323. Sebaliknya, penurunan harga emas akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1289 yang apabila tertembus akan bertemu dengan “support”berikutnya di $1282 dan $1272.


Equityworld Futures