Equityworld Futures | Investor Amati Komentar The Fed, Wall Street Terkoreksi 1 Persen
Equityworld Futures | Bursa perdagangan Amerika Serikat (AS) Wall Street tergelincir lebih dari 1% pada Kamis (4/4/2024). Bahkan, S&P 500 mengalami penurunan harian terbesar sejak 13 Februari imbas komentar pejabat The Fed terkait penurunan suku bunga acuan. Selain itu, investor juga bersiap terhadap laporan pekerjaan bulanan AS pada Jumat (5/4/2024).
Equityworld Futures | Setelah 4 Hari Cetak Rekor, Harga Emas Akhirnya Turun
Melansir Reuters Jumat (5/4/2024), investor juga mengamati komentar Presiden AS Joe Biden yang menyerukan gencatan senjata segera dalam pembicaraan via telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait perang Gaza. Hal ini juga berimbas ke harga minyak yang terkerek karena keterangan geopolitik.
Indeks S&P 500 melemah dipimpin oleh penurunan sektor teknologi sebesar 1,7%. secara keseluruhan S&P 500 berkurang 64,28 poin atau 1,23% menjadi 5.147,2. Dow Jones Industrial Average turun 530,16 poin, atau 1,35%, menjadi 38.596,98. Sedangkan, Nasdaq Composite turun 228,38 poin, atau 1,4%, menjadi 16.049,08.
Di antara komentar para pejabat Fed, Presiden Bank Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa pada pertemuan bank sentral AS bulan lalu, ia memperkirakan dua kali penurunan suku bunga tahun ini, tetapi jika inflasi terus terhenti, hal tersebut mungkin tidak diperlukan pada tahun ini.
Sebelumnya pada Kamis, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan bank sentral AS memiliki waktu untuk menghilangkan masalah inflasi sebelum mulai menurunkan suku bunga.
Pada Rabu, para pejabat Fed termasuk kepala bank sentral AS Jerome Powell tetap berpegang pada strategi penurunan suku bunga yang hati-hati.
“Ini adalah pendekatan yang sangat hati-hati dan terukur,” kata penasihat kekayaan senior dan ahli strategi pasar Murphy & Sylvest di Elmhurst Paul Nolte.
Jumat, 05 April 2024
Equityworld Futures | Investor Amati Komentar The Fed, Wall Street Terkoreksi 1 Persen
Rabu, 03 April 2024
Equityworld Futures | 5 Penyebab Harga Emas Terus Cetak Rekor: Perang - Aksi Borong China
Equityworld Futures | 5 Penyebab Harga Emas Terus Cetak Rekor: Perang - Aksi Borong China
Equityworld Futures | Harga emas lagi-lagi mencetak rekor baru tertinggi sepanjang masa dengan menyentuh level tertinggi pada perdagangan intraday hari ini Rabu (3/4/2024) di level US$2.288,09 per troy ons. Tercatat sejak awal tahun hingga perdagangan hari ini, harga emas telah mencatatkan kenaikan 11%.
Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Terperosok Lagi
Merujuk data Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.280,08 per troy ons atau melesat 1,32%. Penguatan ini kembali menjadikan harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa barunya kemarin, di mana sudah beberapa hari terakhir harga emas dunia terus mencetak rekor. Sejak Kamis atau tiga hari perdagangan terakhir, harga emas terus mencetak rekor baru.
Sepanjang Maret 2024, rekor harga emas sudah terpatahkan sebanyak 10 kali karena harga terus melonjak. Emas juga langsung mencetak rekor pada hari pertama dan kedua April tahun ini.
Kenaikan harga emas tak semerta-merta dan anpa alasan. Kini emas telah diburu menjadi instrument investasi safe-haven yang telah diborong oleh beberapa pihak karena ketegangan geopolitik di beberapa negara yang tak kunjung usai.
Berikut beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga emas hingga kuartal I 2024.
1. Optimisme pelaku pasar terhadap pemotongan suku bunga Amerika Serikat (AS)
Meskipun data ekonomi AS menunjukkan tanda penguatan, namun beberapa pihak masih optimi mengenai pemotongan suku bunga AS yang akan terjadi pada Juni mendatang.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Inflasi pengeluaran pribadi AS (PCE) AS pada Februari 2024 naik menjadi 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Januari lalu sebesar 2,4%. Meski begitu, angka ini sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.
Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE cenderung melandai sedikit menjadi 0,3%.
Sementara untuk inflasi PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi meningkat 2,8% pada Februari lalu, lebih rendah sedikit dari posisi Januari lalu yang tumbuh 2,9%. Angka ini juga sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Namun, Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengindikasikan bahwa laporan bulan Februari tidak melemahkan perkiraan dasar The Fed.
Pelaku pasar emas kini menunggu Powell yang akan kembali berpidato dalam Economic Outlook di Stanford Business, Government, and Society Forum, Stanford, California. Pidato Powell diharapkan bisa memberi gambaran jelas kebijakan Teh Fed ke depan dan dampaknya ke emas.
Acara ini mempertemukan para pemimpin dari kalangan bisnis, organisasi nirlaba, pemerintah, dan akademisi untuk melakukan dialog konstruktif mengenai isu-isu terkini, termasuk pasar bebas, teknologi, dan keberlanjutan.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Powell mengungkapkan bahwa data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru sesuai yang diharapkan bank sentral.
Pernyataan ini sekaligus mempertahankan dasar bank sentral untuk penurunan suku bunga pada tahun 2024, meskipun angka-angka tersebut menunjukkan perlambatan yang lebih kecil dibandingkan tahun lalu.
"Anda tidak akan melihat kami bereaksi berlebihan," ujar Powell saat tampil di pertemuan The Fed di San Francisco.
"tidak serendah sebagian besar data bagus yang kami dapatkan pada paruh kedua tahun lalu, tapi jelas lebih sesuai dengan apa yang ingin kami lihat," tambah Powell.
2. Permintaan safe-haven meningkat
Melonjaknya permintaan terhadap emas didorong dari panasnya situasi di Timur Tengah. Emas adalah aset aman yang dicari saat eskalasi geopolitik meningkat.
Sebelumnya, sebuah rudal Israel berhasil mengenai Kantor Konsulat Iran di Damaskus. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan 11 orang tewas dalam serangan itu.
Iran mengatakan bahwa beberapa diplomat lama tewas bersama Brigjen Mohammad Reza Zahedi dan wakil Zahedi, Jenderal Haji Rahimi. Dilaporkan juga bahwa Brigjen Hossein Amirollah, kepala staf umum pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon, termasuk di antara korban.
Iran pun bersumpah akan membalas dendam kepada Israel atas serangan udara terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus.
3. Adanya transaksi short-covering
Kenaikan harga emas terbaru juga terkait dengan adanya transaksi short-covering yang dilakukan oleh para trader emas.
Penawaran beli dari bank ritel dan bank sentral diikuti oleh spekulan yang mengikuti momentum yang telah memperpanjang posisi beli para spekulan setelah emas menembus di atas level psikologis US$2.200 per troy ons.
4. Melemahnya indeks dollar AS
Indeks dolar AS terpantau melemah sejak perdagangan kemarin Selasa (2/4/2024) hingga perdagangan hari ini.
Sebelumnya indeks dola AS sempat menyentuh level tertinggi sepanjang tahun 2024 di level 105,10 pada perdagangan Selasa (2/4/2024) sebelum ditutup lebih rendah di level 104,82.
5. Aksi borong bank sentral
Pembelian emas oleh bank sentral masih kencang hingga Januari 2024. Secara konsisten bank sentral di dunia menumpuk emas dalam dua tahun terakhir. Pembelian emas oleh bank sentral bahkan mampu menjaga harga emas saat mendapat tekanan dari sentimen suku bunga bank sentral AS.
Pada Januari 2024, bank sentral melaporkan bahwa mereka meningkatkan cadangan emas resmi global sebesar 39 ton, angka ini lebih dari dua kali lipat pembelian bersih bulan Desember (yang direvisi) sebesar 17 ton, dan pembelian bersih bulan kedelapan berturut-turut.
Pertama, Bank Sentral Turki adalah pembeli terbesar, meningkatkan kepemilikan emas resmi sebesar 12 ton. Hal ini membantu meningkatkan total kepemilikan emas menjadi 552 ton, hanya turun 6% dari rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 587 ton pada Februari 2023
Kedua, Bank Rakyat China meningkatkan kepemilikannya sebesar 10 ton pada bulan Januari 2024, menandai penambahannya selama 15 bulan berturut-turut. Total kepemilikan emas saat ini mencapai 2.245 ton, hampir 300 ton lebih tinggi dibandingkan akhir Oktober 2022 ketika bank kembali melaporkan pembelian emas.
Bank sentral China rajin memborong emas dalam dua tahun terakhir. Bank sentral China (PBoC) memborong emas sebesar 224,88 ton pada 2023. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan pada 2022 yang tercatat 62,2 ton.
Ketiga, Reserve Bank of India menambahkan hampir sembilan ton logam mulia. Penambahan ini adalah peningkatan bulanan pertama cadangan emasnya sejak Oktober 2023 dan terbesar sejak Juli 2022, kepemilikan emasnya sekarang berjumlah 812 ton.
Keempat, Bank Nasional Kazakhstan membeli enam ton emas, penambahan bulanan pertama mereka sejak Januari 2023.
Selasa, 02 April 2024
Equityworld Futures | Harga Emas Kembali Capai Rekor Tertinggi Imbas Data Ekonomi Terbaru AS
Equityworld Futures | Harga Emas Kembali Capai Rekor Tertinggi Imbas Data Ekonomi Terbaru AS
Equityworld Futures | Harga emas kembali naik ke rekor tertinggi pada Senin (1/4/2024), didorong data terbaru AS yang memicu ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sehingga menjadikan emas sebagai aset safe haven.
Equityworld Futures | Emas Kembali Cetak Sejarah Baru, Harganya Tembus US$ 2.250
Harga emas naik 0,3% menjadi US$ 2.240 per ons dan emas berjangka AS naik 0,8% menjadi US$ 2.257 per ons setelah sempat mencapai level tertinggi di US$ 2.286.
“Saya pikir ini adalah momen yang sangat menarik pada emas,” kata analis pasar di Dewan Emas Dunia, Joseph Cavatoni, kepada CNBC International.
Dia mengatakan faktor yang mendasari kenaikan emas hingga menembus rekor baru adalah banyaknya spekulator pasar yang mendapatkan kepercayaan dan kenyamanan dalam pemotongan suku bunga The Fed.
Pengamat pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pada Juni.
Dia mengatakan kenaikan emas sejauh ini dipicu kuatnya pembelian dari bank sentral dunia dalam upaya mendiversifikasi portofolio cadangan karena risiko geopolitik, inflasi domestik, dan melemahnya dolar AS.
Pengukur inflasi utama The Fed, yakni personal consumption expenditures (PCE) inti pada Februari naik 2,8% (year on year/yoy). Hal ini kemungkinan akan membuat bank sentral AS menahan sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.
Harga emas cenderung memiliki hubungan terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga turun, emas menjadi lebih menarik dibandingkan aset pendapatan tetap, seperti obligasi, yang memberikan imbal hasil lebih sedikit di lingkungan suku bunga rendah.
Menurut Manajer Portofolio, Gabelli Funds, Caesar Bryan, harga emas batangan juga didorong naiknya permintaan AS. “Di Tiongkok, investor swasta tertarik pada emas karena kinerja sektor real estate yang buruk,” kata Bryan.
Senin, 01 April 2024
Equityworld Futures | Emas Dunia Tembus USD2.236/Ons
Equityworld Futures | Harga emas dunia kembali bangkit merespon data dari ekonomi Amerika Serikat (AS) terkini. Emas dunia menembus level USD2.237 per ons dan berada dalam jalur rebound yang kuat.
Equityworld Futures | Nggak Bosan Buat Rekor! Harga Emas Pagi Ini Tertinggi dalam Sejarah
Dikutip dari Investing.com, harga emas dunia acuan XAU/USD naik 0,19 persen dengan berada pada level USD2.237 per ons pada pembukaan perdagangan Senin, 1 April 2024. Emas dunia sudah naik sebesar 13,48 persen dalam setahun.
Emas dunia naik setelah menurut data pemerintah Amerika Serikat (AS) ukuran inflasi yang disukai bank sentral AS naik tipis pada bulan lalu karena kenaikan harga bahan bakar. Namun ukuran yang tidak memperhitungkan harga makanan dan energi terus melemah.
Departemen Perdagangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik pada tingkat tahunan sebesar 2,5 persen di Februari, naik 0,1 poin persentase dari bulan sebelumnya. Angka tersebut sejalan dengan perkiraan median dalam survei ekonom yang dilakukan oleh Dow Jones Newswires dan The Wall Street Journal.
Harga barang naik 0,5 persen bulan lalu, sementara biaya jasa naik 0,3 persen. Sebagian besar kenaikan harga barang di Februari berasal dari harga energi, yang naik 2,3 persen dari Januari. Secara bulanan, inflasi PCE sedikit berkurang dari Januari yang naik sebesar 0,3 persen.
tren inflasi melemah
Ekonom Oxford Economics Michael Pearce menjelaskan melonggarnya kondisi pasar tenaga kerja, ekspektasi inflasi yang stabil, dan kemungkinan disinflasi harga sewa di masa depan membuat tren inflasi masih akan sedikit lebih rendah sepanjang tahun ini.
Data terbaru telah menyebabkan beberapa pejabat Fed mempertanyakan prediksi para pengambil kebijakan mengenai penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini karena terbuka peluang The Fed memangkas suku bunga lebih jauh lagi.
"Dalam pandangan saya, adalah tepat untuk mengurangi jumlah penurunan suku bunga secara keseluruhan atau mendorongnya lebih jauh di masa depan sebagai respons terhadap data terbaru," kata Gubernur Fed Christopher Waller pada konferensi di New York pada hari Rabu.