Kamis, 11 Agustus 2022

Equity World | Harga Emas Dunia Makin Kinclong Seiring Jinaknya Inflasi AS

Equity World | Harga Emas Dunia Makin Kinclong Seiring Jinaknya Inflasi AS

Equity World | Harga emas naik tipis dalam perdagangan pada perdagangan Rabu setelah pembacaan inflasi AS yang relatif jinak mendorong spekulasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) diprediksi tidak menaikkan suku bunga yang agresif.

Dikutip dari CNBC, Kami (11/8/2022), harga emas dunia hari ini di pasar spot gold naik 0,2 persen menjadi USD 1.797,29 per ounce, tetapi melepaskan beberapa kenaikan setelah naik ke level tertinggi sejak 5 Juli setelah data CPI.

Sedangkan harga emas berjangka AS sedikit berubah pada USD 1.813,00.

Harga konsumen AS tidak naik pada bulan Juli, karena penurunan tajam untuk harga bensin. Indeks Harga Konsumen (IHK) tidak berubah bulan lalu setelah naik 1,3 persen pada bulan Juni.

“Emas awalnya memiliki reaksi spontan setelah data inflasi menjinakkan karena investor memperkirakan Fed yang kurang agresif. Tapi, kemudian mereka menyadari bahwa data itu jinak,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

“Postur teknis jangka pendek untuk pasar emas telah berubah lebih bullish baru-baru ini, yang mengundang pembeli spekulatif. Target harga naik berikutnya untuk bulls adalah level USD 1.850 dan di atasnya, USD 1.900.”

Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung baik di lingkungan suku bunga rendah.

“Faktor besar berikutnya untuk pasar emas adalah komentar pejabat Fed dan petunjuk tentang jalur kenaikan suku bunga,” kata  Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

Faktor lain yang mendorong harga emas yaitu indeks dolar turun lebih dari 1 persen, memperkuat daya tariknya di antara pembeli luar negeri. Imbal hasil Treasury AS juga jatuh setelah data tersebut.

Sementara itu, Goldman Sachs memangkas perkiraan harga emas tiga, enam, dan 12 bulan menjadi masing-masing USD 1.850, USD 1.950 dan USD1.950 per ounce dari sebelumnya, USD 2.100, USD 2.300 dan USD 2.500, masing-masing.

"Secara struktural, emas kemungkinan akan tetap terikat kisaran seiring pertumbuhan. dan faktor pengetatan terus mengimbangi satu sama lain," kata laporan Goldman Sachs.

Sementara itu, harga perak naik 0,9 persen menjadi USD 20,68 per ounce, platinum naik 0,4 persen menjadi USD 937,74 dan palladium naik 1,2 persen menjadi USD 2,240,85.

Kemarin, harga emas naik pada hari Selasa didukung oleh dolar yang lebih lemah. Sementara pelaku pasar menunggu data inflasi AS untuk isyarat tentang jalur pengetatan kebijakan Federal Reserve.

Dikutip dari CNBC, Rabu (10/8/2022), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.794,76 per ounce. Sementara emas berjangka AS naik 0,4 persen menjadi USD 1,811,40.

Greenback yang lebih lemah membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri. Indeks dolar turun 0,3 persen.

Emas saat ini diuntungkan dari melemahnya dolar AS dan situasi Rusia-Ukraina, sementara fokusnya adalah pada apa yang terjadi dengan CPI pada hari Rabu, kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Laporan harga konsumen AS untuk bulan Juli akan dirilis pada 8:30 ET (1230 GMT) pada hari Rabu. Sebuah survei Federal Reserve New York menunjukkan pada hari Senin bahwa ekspektasi konsumen AS di mana inflasi akan berada dalam satu tahun dan tiga tahun turun tajam pada bulan Juli.

Akhir-akhir ini, emas menghadapi tekanan karena berbagai bank sentral telah menaikkan suku bunga untuk menjinakkan lonjakan inflasi. Logam mulia dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian politik, tetapi tingkat yang lebih tinggi membuat emas batangan yang tidak menghasilkan kurang menarik.

"Angka inflasi yang lebih lemah besok, terutama di sisi inti, bisa menjadi katalis (untuk harga emas) untuk penembusan ke atas, sementara angka yang lebih kuat dapat membuat USD 1.800 di luar jangkauan di masa mendatang," kata analis OANDA Craig Erlam. dalam sebuah catatan.

Menjelang laporan inflasi, analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan inflasi tahunan turun menjadi 8,7 persen dari 9,1 persen pada Juni.

Sementara itu, Bank of England mungkin harus menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk mengatasi tekanan inflasi yang mendapatkan pijakan dalam ekonomi Inggris, kata Deputi Gubernur BoE Dave Ramsden.

Rabu, 10 Agustus 2022

Equity World | Gagal Tembus ke US$ 1.800/Ons, Harga Emas Malah Turun

Equity World | Gagal Tembus ke US$ 1.800/Ons, Harga Emas Malah Turun

Equity World | Harga emas bergerak turun. Pada perdagangan Rabu (10/8/2022) pukul 06:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.793,5 per troy ons. Harga emas melandai 0,03%.

Pelemahan emas ini memutus tren positif batu bara yang berlangsung pada Senin dan Selasa pekan ini. Pada penutupan kemarin, harga emas menguat 0,32% ke US$ 1794,09 per troy ons. Pelemahan emas juga membuat emas gagal menembus level psikologis US$ 1.800 pr troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,6% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih naik 3,5%.

Analis dari Kinesis Money Rupert Rowling mengatakan emas melemah karena pelaku pasar masih menimbang-nimbang faktor mana yang akan menggerakkan emas ke depan, antara suku bunga acuan, resesi, dan ketegangan geopolitik.

"Emas tengah melewati periode yang menarik di mana pelaku pasar tengah mencermati dan menilai faktor dominan mana yang akan mempengaruhi emas dan dolar Amerika Serikat (AS)," tutur Rowling, kepada Reuters.

Emas menguat dalam dua hari terakhir karena pasar berekspketasi inflasi AS akan melandai pada Juli. Data inflasi AS akan diumumkan hari ini pukul 19:30 WIB.

Konsensus yang dihimpun Trading Economics dan Reuters memprediksikan angka inflasi AS Juli 2022 akan berada di 8,7% secara year-on-year (yoy). Melambat dibandingkan dengan angka inflasi di bulan sebelumnya di 9,1% yoy.

Analis OANDA Craig Erlam mengatakan jika inflasi AS melandai maka kondisi tersebut bisa kembali mendongrak emas. Pasalnya, inflasi yang melandai diharapkan bisa menurunkan agresivitas kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

"Inflasi yang melandai terutama di inflasi inti bisa menjadi katalis bagi pergerakan emas ke depan. Emas bisa kembali ke level US$ 1.800 per troy ons dalam waktu dekat," ujar Erlam.


Selasa, 09 Agustus 2022

Equity World | Harga Emas Tergelincir Jelang Tengah Hari, Investor Menanti Data Inflasi AS

Equity World | Harga Emas Tergelincir Jelang Tengah Hari, Investor Menanti Data Inflasi AS

Equity World | Harga emas turun tipis pada perdagangan jelang tengah hari ini. Kini para investor menunggu data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini dan diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Selasa (9/8) pukul 10.30 WIB, harga emas spot turun 0,2% ke US$ 1.784,49 per ons troi. Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2022 juga melemah 0,2% menjadi US$ 1.801,20 per ons troi.

Pada hari Senin, harga emas naik menuju level tertinggi satu bulan setelah dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury melemah karena data laporan pekerjaan di Negeri Paman Sam.

Saat ini, investor menantikan laporan harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Juli, yang akan dirilis pada hari Rabu (10/8). Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, inflasi tahunan AS turun menjadi 8,7% dari 9,1% di Juni lalu.

"Investor memahami bahwa baik AS dan ekonomi global menghadapi tantangan yang signifikan, tetapi penekanannya adalah pada pertanyaan berapa lama suku bunga yang lebih tinggi akan menjadi beban di pasar," kata Clifford Bennett, Chief Economist di ACY Securities.

"Pelemahan kejutan apa pun dalam angka inflasi AS bisa menjadi katalis untuk lonjakan harga emas yang luar biasa."

Para investor di pasar future sekarang memperkirakan peluang kenaikan suku bunga 75 bps di pertemuan kebijakan The Fed bulan September mendatang naik menjadi 64,5%.

Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga AS yang lebih tinggi menumpulkan daya tarik emas yang tidak menghasilkan.

Selain dari AS, emas mendapat sentimen dari rencana China yang bakal melakukan latihan militer baru di sekitar Taiwan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dari Presiden AS Joe Biden, sehari setelah berakhirnya latihan terbesar Beijing yang dijadwalkan untuk memprotes kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan di pekan lalu.

Senin, 08 Agustus 2022

Equity World | Awal Pekan Kelabu, Harga Emas Turun

Equity World | Awal Pekan Kelabu, Harga Emas Turun

Equity World | Sinar emas meredup pada awal pekan ini. Pada perdagangan Senin (8/8/2022) pukul 06:18 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.773, 89 per troy ons. Turun tipis 0,01%.

Pelemahan emas ini memperpanjang tren negatif emas yang sudah berlangsung sejak Jumat pekan lalu. Pada perdagangan terakhir pekan lalu, harga emas ditutup melemah 0,95% menjadi US$ 1.774,15 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih menguat 0,12% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih naik 1,84% sementara dalam setahun merosot 2,57%.

Bart Melek, analis dari TD Securities, mengatakan pelemahan emas disebabkan oleh membaiknya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Data pekerjaan baru AS bertambah sebanyak 528.000 pekerjaan pada Juli. Data tersebut melampaui ekspektasi analis Dow Jones yang memprediksikan hanya sebanyak 258.000 pekerjaan.

Tingkat pengangguran juga menurun ke 3,5%, di bawah prediksi analis. Pertumbuhan upah meningkat 0,5% secara bulanan dan 5,2% secara tahunan.

Dengan data tersebut, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan masih akan menerapkan kebijakan agresifnya.

Melek menjelaskan penguatan emas akhir-akhir ini didorong oleh ekspektasi pasar bahwa The Fed akan beralih menjadi dovish dari hawkish setelah ekonomi AS memasuki resesi.

"Namun, data tenaga kerja AS menunjukkan jika ekonomi AS sangat kuat dan ini bisa menjadi modal bagi The Fed untuk lebih agresif. Ini tentu saja tidak bagus untuk emas," tutur Melek, kepada Reuters.

Dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS langsung menguat begitu data tenaga kerja membaik. Dollar Index pada pagi hari ini menguat ke 106,66, menguat 0,03%.

Sementara itu, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun meningkat menjadi 2,83%, tertinggi sejak 21 Juli.

Melek mengingatkan harga emas masih bisa berpeluang menguat jika terjadi ketegangan geopolitik. Emas melejit pada pekan lalu menyusul terjadinya ketegangan AS dan China setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

"Jika ada ketegangan isu geopolitik kembali maka pergerakan emas akan terbantu. Namun, itu bukan faktor yang sustain untuk mendorong pergerakan emas. Katalis penggerak selanjutnya adalah laju inflasi yang akan diumumkan pekan depan," imbuh Melek.