Jumat, 08 Juli 2022

Equity World | Wall Street Menguat karena Sentimen The Fed

Equity World | Wall Street Menguat karena Sentimen The Fed

Equity World | Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat penutupan lebih tinggi keempat berturut-turut. Kenaikan ini setelah The Fed mengisyaratkan program kenaikan suku bunga yang lebih terkendali dan para investor menunggu laporan pekerjaan bulanan AS.

Dikutip dari Antara, Jumat, 8 Juli 2022, indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 346,87 poin atau 1,12 persen, menjadi 31.384,55. Indeks S&P 500 terangkat 57,54 poin atau 1,50 persen menjadi 3.902,62 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 259,50 poin atau 2,28 persen menjadi 11.621,35.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor energi dan konsumen non-primer masing-masing meningkat 3,51 persen dan 2,48 persen, melampaui sisanya. Sementara itu, sektor utilitas tergelincir 0,09 persen, merupakan satu-satunya kelompok yang menurun.

Pasar saham AS telah stabil pada Juli setelah aksi jual brutal di paruh pertama dengan latar belakang lonjakan inflasi, konflik Ukraina dan poros Fed menjauh dari kebijakan uang longgar.

Indeks S&P 500 telah ditutup lebih tinggi di masing-masing dari empat sesi pertama sejauh bulan ini, setelah mencatat penurunan persentase paruh pertama yang paling tajam sejak 1970. Indeks acuan tersebut belum memiliki lima kenaikan berturut-turut sejauh ini pada 2022.

Risalah dari pertemuan kebijakan bank sentral Juni saat Fed menaikkan suku bunga tiga perempat poin persentase, menunjukkan pernyataan ulang yang tegas tentang niatnya untuk mengendalikan harga.

Namun, pejabat Fed mengakui risiko kenaikan suku bunga memiliki dampak lebih besar dari yang diantisipasi pada pertumbuhan ekonomi dan menilai bahwa peningkatan 50 atau 75 basis poin kemungkinan akan sesuai pada pertemuan kebijakan pada Juli.

Nada yang kurang hawkish bergema dalam komentar dari Gubernur Fed Christopher Waller pada Kamis, 7 Juli 2022. Dia menyebut kekhawatiran resesi AS berlebihan, menganjurkan kenaikan 50 basis poin pada September.

Sentimen seperti itu diambil sebagai isyarat oleh beberapa pihak untuk menambah posisi, termasuk di saham dengan pertumbuhan tinggi, yang telah menderita pada paruh pertama 2022 karena investor mengkhawatirkan prospek mereka di lingkungan suku bunga yang meningkat.

Ini menguntungkan saham-saham teknologi besar dan kecil, dengan kelas berat Tesla Inc naik 5,5 persen, induk Google Alphabet Inc naik 3,7 persen, Affirm Holdings Inc dan Avalara Inc masing-masing melonjak 17,1 persen dan 16,4 persen.

Meskipun investor secara luas memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada Juli, ekspektasi suku bunga terminal puncak tahun depan telah turun secara signifikan di tengah meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, naik 4.000 menjadi 235 ribu dalam pekan yang berakhir 2 Juli. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim pengangguran awal menjadi total 230 ribu.

Sebuah laporan ketenagakerjaan diperkirakan menunjukkan data penggajian no-pertanian (NFP) kemungkinan meningkat sebesar 268 ribu pekerjaan bulan lalu setelah naik 390 ribu pada Mei.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,47 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,08 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Kamis, 07 Juli 2022

Equity World | Pagi Ini Naik, Tapi Harga Emas Masih Minus 3,8% dalam Sepekan

Equity World | Pagi Ini Naik, Tapi Harga Emas Masih Minus 3,8% dalam Sepekan

Equity World | Harga emas tetap di level rendah meskipun pagi hari ini menguat tipis. Pada perdagangan Kamis (7/7/2022) pukul 06:18 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.738,73 per troy ons. Harga emas menguat tipis 0,02%.

Harga emas juga lebih kerap berkutat di zona negatif dan merosot drastis dalam sepekan terakhir. Kemarin, harga emas ditutup melemah 1,5% ke US$ 1.738,30 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas anjlok 3,8% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga amblas 6,1% sementara dalam setahun merosot 3,5%.

Analis dari Standard Chartered, Suki Cooper, menjelaskan anjloknya harga emas karena pasar berekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga sebesar 75% pada Juli ini. Kenaikan suku bunga acuan The Fed akan membuat dolar AS perkasa sehingga emas menjadi mahal dan kurang menarik.

"Pelemahan emas terjadi karena sentiment risk-off. Investor memilih membeli dolla AS karena dianggap menguntungkan," tutur Suki, seperti dikutip Reuters.

Risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang terbit Rabu waktu AS menunjukkan The Fed akan mengambil kebijakan agresif. Risalah tersebut mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada Juli. Kebijakan ketat akan tetap diberlakukan setelah Juli jika inflasi AS tidak juga melandai.

"Sikap hawkish The Fed dan kebijakan moneternya yang lebih agresif memberi dampak negatif kepada pergerakan logam, termasuk emas. Pergerakan emas juga akan dipengaruhi data inflasi AS yang dikeluarkan minggu depan," tutur Tai Wong, analis independen di New York.

Inflasi AS menembus 8,6% (year on year) pada Mei tahun ini yang menandai rekor tertingginya sejak Desember 1981. Jika inflasi melandai, ada harapan The Fed akan sedikit mengendurkan kebijakan agresifnya.

Analis dari UBS Giovanni Staunovo mengatakan dengan kebijakan the Fed yang masih agresif dan akan menaikkan suku bunga dalam rapat mendatang, harga emas diperkirakan masih akan tertekan. Emas bisa terus turun menuju 1.700 per troy ons pada akhir tahun.

Rabu, 06 Juli 2022

Equity World | Gagal Bertahan Sob, IHSG Kembali Merah Terseret Bursa Asia

Equity World | Gagal Bertahan Sob, IHSG Kembali Merah Terseret Bursa Asia

Equity World | Setelah rebound sehari pada Selasa (5/7/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah signifikan pada perdagangan Rabu (6/7/2022).

IHSG konsisten bergerak di zona merah sejak pembukaan dan terlempar dari level psikologis 6.700 setelah mengalami pelemahan 0,85% ke 6.646,41 hari ini.

Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas indeks saham utama kawasan Benua Kuning. Indeks Shanghai Composite memimpin pelemahan 1,43%.

Pasar saham AS kembali dibuka setelah memperingati Independence Day di awal pekan. Namun indeks saham acuannya bergerak variatif.

Hanya indeks Dow Jones yang melemah 0,42% sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite menguat 0,16% dan 1,75%.

Yield surat utang pemerintah AS 10 tahun terus mengalami penurunan. Bahkan kemarin yield acuan tersebut sudah berada di dekat 2,8% padahal sebelumnya sempat tembus di atas 3%.

Kekhawatiran akan terjadinya resesi masih menjadi sentimen yang dominan di pasar keuangan sehingga membuat investor lebih memilih beralih ke aset-aset minim risiko.

Wall Street yang berfluktuasi belum bisa memberikan sentimen positif ke pasar Asia pada perdagangan hari ini. Malah, isu resesi dunia masih akan terus menghantui pasar finansial global termasuk Indonesia.

Jebloknya harga minyak mentah menjadi indikasi ketakutan pasar akan resesi dunia. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ambrol 8,2% ke bawah US$ 100/barel, bahkan sebelumnya sempat merosot lebih dari 10%. Brent juga merosot hingga 9,5% ke US$ 102,77/barel.

Ketakutan akan terjadinya resesi membuat dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi primadona. Indeksnya dolar AS pun melesat lebih dari 1% ke atas level 106 yang merupakan posisi tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Hal ini tentunya bisa membuat rupiah terpuruk ke atas Rp 15.000/US$.

Ke depan, risiko pelemahan nilai tukar rupiah masih membayangi pasar saham Tanah Air. Dengan tren yang terjadi sepanjang tahun ini, bukan tidak mungkin rupiah tembus Rp 15.000/US$ dan berpotensi memantik gejolak di pasar saham.

Dalam hal ini investor masih perlu mewaspadai risiko tersebut dan penurunan IHSG masih terbuka dengan tingkat volatilitas yang tinggi.

Selasa, 05 Juli 2022

Equity World | Bursa Saham Asia Menguat Jelang Keputusan Bank Sentral Australia

Equity World | Bursa Saham Asia Menguat Jelang Keputusan Bank Sentral Australia

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik menguat pada Selasa (5/7/2022), seiring investor menantikan keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia atau bank sentral Australia.

Indeks Hong Kong Hang Seng menguat 1,18 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi menanjak 1,57 persen. Bursa saham China juga kompak menguat. Indeks Shanghai mendaki 0,17 persen.

Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,9 persen, sedangkan indeks Topix naik 0,45 persen. Indeks Kospi Korea Selatan meningkat 1,48 persen, dan indeks  Kosdaq naik 3,02 persen.

Di Australia, indeks S&P 500/ASX 200 mendaki 0,18 persen. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa, 5 Juli 2022.

Reserve Bank of Australia diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin hari ini, menurut survei Reuters. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,71 persen.

Di sisi lain di kawasan itu, data Korea Selatan yang dirilis Selasa menunjukkan indeks harga konsumen pada Juni 2022 naik 6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Itu sedikit lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 5,9 persen dan kenaikan tahunan tercepat sejak November 1998, menurut Reuters.

Aktivitas layanan Jepang berkembang pada laju tercepat sejak Oktober 2013, menurut Indeks Manajer Pembelian Layanan au Jibun Bank Japan Services terakhir. Hasil cetak naik menjadi 54, dibandingkan dengan 52,6 pada Mei.

Tanda 50 poin memisahkan pertumbuhan dari kontraksi setiap bulan. Sebuah survei tentang aktivitas sektor jasa China juga dijadwalkan Selasa.

Dalam berita perusahaan, sekelompok anggota parlemen di Inggris dilaporkan menyerukan larangan pembuat CCTV China Hikvision dan Dahua atas dugaan hubungan dengan pelanggaran hak asasi manusia.

Pasar Amerika Serikat (AS) ditutup semalam karena libur. Indeks USD berada di 105,168. Sedangkan,  Yen Jepang diperdagangkan pada 135,90 per dolar, setelah sempat melemah melewati 137 terhadap dolar minggu lalu. Kemudian, dolar Australia berada di 0,6875, menyusul pemulihan dari bawah 0,679.

Harga minyak mentah berjangka AS naik 1,87 persen di perdagangan pagi Asia menjadi USD 110,46 per barel, sementara harga minyak mentah Brent berjangka naik 0,15 persen menjadi USD 113,67 per barel.

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin, 4 Juli 2022. Bursa saham Australia lebih dari satu persen, sedangkan bursa saham Hong Kong dan Korea Selatan melemah pada awal pekan ini jelang keputusan bank sentral Australia dan Malaysia.

Indeks Australia ASX 200 menanjak 1,11 persen ke posisi 6.612,6 yang didukung saham bank ritel. Bursa saham China dan Jepang juga menguat. Indeks Nikkei 225 menguat pada awal pekan dengan naik 0,84 persen ke posisi 26.153,81. Indeks Topix bertambah 1,34 persen ke posisi 1.869,71.

Di China, indeks Shanghai naik 0,53 persen ke posisi 3.405,43. Indeks Shenzhen mendaki 1,29 persen ke posisi 13.026,25. Bursa saham Hong Kong dan Korea Selatan melemah.

Indeks Hang Seng susut 1,8 persen pada awal perdagangan ini. Pada penutupan perdagangan, indeks Hang Seng turun 0,31 persen. Indeks Korea Selatan Kospi merosot 0,22 persen ke posisi 2.300,34. Indeks Kosdaq tergelincir 0,93 persen ke posisi 722,73. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,15 persen.

IHSG merosot 2,37 persen pada awal pekan ini. Co-head of Asia-Pacific Equity Strategy Credit Suisse Dan Fineman menuturkan, pasar tampaknya telah memperhitungkan secara memadai jumlah kenaikan suku bunga the Fed yang akan datang. Namun, risiko resesi sangat tinggi berarti pasar tidak mungkin reli.

Dalam berita perusahaan, pengembang properti China Shimao melewatkan pembayaran bunga dan pokok obligasi global USD 1 miliar. Perusahaan real estate juga melewatkan pembayaran bunga dan gagal bayar utangnya. Bursa saham Amerika Serikat libur pada Senin, 4 Juli 2022.

Ke depan, hasil dari survei swasta tentang aktivitas layanan China akan dirilis akhir pekan ini bersama dengan data inflasi Korea Selatan dan sejumalh keputusan bank sentral.

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin (4/7/2022) jelang keputusan bank sentral Australia dan Malaysia pekan ini. Indeks Hang Seng memimpin koreksi di bursa saham Asia Pasifik.

Indeks Hang Seng turun 1,8 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi merosot 1,26 persen. Bursa saham China alami koreksi pada awal pekan ini. Indeks Shanghai susut 0,67 persen dan indeks Shenzhen melemah 0,4 persen.

Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,79 persen, dan indeks Kosdaq susut 1,24 persen. Di sisi lain, bursa saham Jepang dan Australia menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 0,2 persen, dan indeks Topix menanjak 0,71 persen. Indeks Australia ASX 200 bertambah 1,1 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,33 persen.

Co-head Asia Pasific Equity Strategy Credit Suisse, Dan Fineman menuturkan, pasar tampaknya telah memperhitungkan secara memadai jumlah kenaikan suku bunga the Federal Reserve atau the Fed yang akan datang. Namun, risiko resesi sangat tinggi, ia menilai berarti pasar tidak mungkin untuk reli.

"Saya pikir yang terburuk ada di belakang kita. Mungkin akan sentuh posisi bawah, mungkin sedikit lebih banyak penurunan dari sini, tapi saya pikir kesulitan babak pertama tidak akan terulang pada skala yang sama di babak kedua,” ujar dia kepada CNBC, dikutip Senin (4/7/2022).

Dalam berita perusahaan, pengembang properti China Shimao melewatkan pembayaran bunga dan pokok obligasi luar negeri senilai USD 1 miliar. Perusahaan real estate lain juga melewatkan pembayaran bunga dan gagal bayar utangnya. Adapun bursa saham Amerika Serikat atau wall street tutup pada Senin, 4 Juli 2022.