Equity World | Wall Street Tergelincir: S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Anjlok Lebih Dari 2%
Equity World | Wall Street tak berdaya karena kecemasan investor meningkat jelang rilis data inflasi bulan Mei 2022. Aksi jual meningkat jelang penutupan perdagangan.
Kamis (9/6), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 638,11 poin atau 1,94% menjadi 32.272,79, indeks S&P 500 anjlok 97,95 poin atau 2,38% ke 4.017,82 dan indeks Nasdaq Composite ambles 332,05 poin atau 2,75% ke 11.754,23.
Ketiga indeks utama mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei. Dengan hasil ini, indeks S&P 500 sudah koreksi 15,7% sepanjang tahun 2022 dan Nasdaq anjlok sekitar 25%.
Pada sesi ini, saham pertumbuhan mega-cap memimpin penurunan, dengan saham Apple Inc dan Amazon.com Inc masing-masing turun 3,6% dan 4,2%. Hal ini memberikan tekanan paling besar pada indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq.
Sektor layanan komunikasi dan teknologi mengalami penurunan terbesar di antara indeks sektoral. Di mana, 11 sektor pada indeks S&P 500 ditutup melemah di sesi ini.
Menambah kegugupan, imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun naik hingga 3,073%, level tertinggi sejak 11 Mei.
Kenaikan tajam harga minyak baru-baru ini juga membebani sentimen pada bursa saham Amerika Serikat (AS) ini sebelum laporan indeks harga konsumen AS yang dirilis hari ini.
"Kami sedang bersiap-siap untuk apa berita tentang inflasi besok," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.
"Saya melihatnya sebagai campuran. Jika totalnya tinggi dan angka inti menunjukkan semacam penurunan, saya benar-benar berpikir pasar dapat menguat karena itu akan menunjukkan bahwa segala sesuatunya sedikit berguling," lanjut Tuz.
Data diharapkan menunjukkan bahwa inflasi Mei capai 0,7% di bulan Mei, sedangkan indeks harga konsumen inti (CPI), yang tidak termasuk sektor makanan dan energi yang bergejolak, naik 0,5% di bulan tersebut.
Pembacaan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih agresif dari yang diperkirakan sebelumnya.
Bank sentral telah menaikkan suku bunga jangka pendeknya sebesar tiga perempat poin persentase tahun ini dan bermaksud untuk mempertahankannya dengan kenaikan 50 basis poin pada pertemuannya minggu depan dan lagi pada bulan Juli.
Pada perdagangan ini, saham Alibaba Group turun 8,1% setelah afiliasinya Ant Group mengatakan tidak memiliki rencana untuk memulai penawaran umum perdana.
Jumat, 10 Juni 2022
Equity World | Wall Street Tergelincir: S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Anjlok Lebih Dari 2%
Kamis, 09 Juni 2022
Equity World | Saham Asia Pasifik Turun Jelang Rilis Data Perdagangan Tiongkok
Equity World | Saham Asia Pasifik Turun Jelang Rilis Data Perdagangan Tiongkok
Equity World | Saham Asia Pasifik tergelincir pada perdagangan Kamis (9/6) pagi, dengan investor menunggu rilis data perdagangan Tiongkok untuk Mei 2022 yang diharapkan hari ini.
Di Jepang, Nikkei 225 sedikit berubah sedikit lebih rendah di awal perdagangan sementara indeks Topix turun 0,12%. Kospi Korea Selatan turun 0,46%.
Di Australia, S&P/ ASX 200 turun 0,3%.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,21% lebih rendah.
Otoritas Tiongkok akan mengumumkan data perdagangannya untuk Mei 2022 pada Kamis.
Bank Sentral Eropa (ECB) juga diperkirakan akan memberi sinyal kenaikan suku bunga Juli 2022 pada pertemuan kebijakan Kamis. Di Asia Pasifik, bank sentral Australia (RBA) dan bank sentral India (RBI) mengumumkan kenaikan suku bunga awal pekan ini.
Semalam di perdagangan Wall Street Amerika Serikat (AS), S&P 500 turun 1,08% menjadi 4.115,77. Dow Jones Industrial Average tergelincir 269,24 poin, atau 0,81%, menjadi 32.910,90. Nasdaq Composite turun 0,73% ke level 12.086,27.
Mata Uang
Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 102,573 dalam minggu yang volatil sehingga membuatnya naik dari level di bawah 102 menjadi sekitar 102,8.
Yen Jepang diperdagangkan pada 134,42 per dolar, lebih lemah dibandingkan dengan level di bawah 132 yang terlihat pada awal minggu. Dolar Australia berada di US$ 0,7186, masih di bawah level di atas US$ 0,725 yang terlihat pekan lalu.
Harga minyak lebih tinggi di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan benchmark internasional minyak mentah berjangka Brent naik 0,12% menjadi US$ 123,73 per barel. Minyak mentah berjangka AS naik sekitar 0,1% menjadi US$ 122,19 per barel.
Rabu, 08 Juni 2022
Equity World | Harga Emas Bertambah karena Tekanan Inflasi Meningkat
Equity World | Harga Emas Bertambah karena Tekanan Inflasi Meningkat
Equity World | Harga emas naik pada Selasa (7/6/2022) setelah meningkatnya kekhawatiran inflasi AS dan penurunan imbal hasil obligasi atau Treasury Amerika Serikat (AS).
Emas di pasar spot naik 0,69% menjadi US$ 1,853,72 per ons. Di awal sesi, emas batangan menyentuh US$ 1.836.10, terendah sejak 1 Juni. Sementara harga emas berjangka AS menguat 0,68% menjadi US$ 1.856,3.
"Emas didukung meningkatnya kekhawatiran inflasi, yang secara historis merupakan elemen bullish untuk pasar logam," kata analis Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Bursa saham dunia dan imbal hasil obligasi turun dari level tertinggi baru-baru ini karena kenaikan suku bunga 50 basis poin di Australia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pengetatan kebijakan menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa minggu ini.
Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi tinggi, kenaikan suku bunga tetap menjadi sentimen negatif emas. Pasalnya, investor harus mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk menahan emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Pedagang emas cenderung menilali pertemuan bank sentral dan pergerakan kebijakan moneter sebagai pedang bermata dua," kata Wyckoff.
Kenaikan harga emas juga dipicu turunya imbal hasil obligasi AS dari level tertinggi 3,5 minggu.
Investor sekarang mencermati data inflasi yang akan dirilis Jumat (10/6/2022) sebagai petunjuk kenaikan suku bunga Federal Reserve. Trader berharap pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal pada 14-15 Juni akan menaikkan suku bunga setengah poin.
Di tempat lain, harga platinum turun 0,42% menjadi US$ 1.013,19 per ons dan paladium melemah 0,94% menjadi US$ 1.983,80. Sementara harga perak naik 0,84% menjadi US$ 22,24.
Selasa, 07 Juni 2022
Equity World | Wall Street Perkasa: Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq Kompak Ditutup Menguat
Equity World | Wall Street Perkasa: Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq Kompak Ditutup Menguat
Equity World | Wall Street mengakhiri sesi berombak dengan penguatan setelah dibantu oleh kenaikan pada saham Amazon.com dan saham pertumbuhan mega-cap lainnya. Namun, kekhawatiran terhadap inflasi dan suku bunga tetap membatasi pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS).
Senin (6/6), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 16,08 poin atau 0,05% menjadi 32.915,78, indeks S&P 500 menguat 12,89 poin atau 0,31% ke 4.121,43 dan indeks Nasdaq Composite naik 48,64 poin atau 0,4% ke 12.061,37.
Sokongan bagi bursa saham AS datang setelah saham Amazon.com Inc naik 2%. Ini jadi kenaikan terbesar pada indeks S&P 500 dan Nasdaq setelah pengecer online tersebut melakukan stocks split. Di mana, 20 saham Amazon menjadi 1.
Selain Amazon.com, saham Apple Inc juga terkerek 0,5%. Raksasa teknologi pada konferensi pengembang perangkat lunak tahunannya mengumumkan antara lain bahwa mereka akan lebih mengintegrasikan perangkat lunaknya ke dalam sistem penggerak inti mobil.
Sementara itu, secara sektoral, saham sektor konsumen dan layanan komunikasi memiliki kenaikan terbesar hari ini.
Namun, penguatan bursa saham AS ini cenderung terbatas karena investor tetap fokus pada inflasi dan kenaikan suku bunga. Laporan indeks harga konsumen AS pada hari Jumat diperkirakan menunjukkan inflasi yang masih tinggi, dan membuat imbal hasil US Treasury naik di awal pekan ini.
Sebuah laporan pekerjaan yang solid pada hari Jumat menurunkan harapan jeda dalam rencana pengetatan kebijakan agresif Federal Reserve untuk melawan inflasi.
"Ada dorongan-tarik di pasar sekarang untuk sementara waktu," kata Paul Nolte, Portfolio Manager Kingsview Investment Management di Chicago.
Laporan pekerjaan adalah bukti bahwa "ekonomi masih dalam kondisi baik-baik saja," katanya. Tetapi "dengan inflasi yang berjalan agak tinggi dan harga komoditas masih naik dan mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa, mungkin puncak inflasi itu masih ada di masa depan yang halus itu."
Sentimen yang membantu meringankan tindakan keras regulasi di China dan tanda-tanda di beberapa bagian China kembalinya aktivitas normal setelah terjadi wabah Covid-19 terbesar di negara itu dalam dua tahun.
Di sisi lain, saham Twitter Inc tergelincir 1,5%. Katalis datang setelah miliarder Elon Musk mengatakan, dia mungkin akan meninggalkan tawaran pembeliannya jika perusahaan media sosial itu gagal memberikan data tentang akun spam dan palsu.
Sementara, saham perusahaan China yang terdaftar di AS menguat setelah laporan bahwa regulator China menyimpulkan penyelidikan terhadap raksasa ride-hailing Didi Global Inc dan dua perusahaan lainnya. Pada sesi ini, saham KraneShares CSI China Internet ETF melonjak 4,7% dan Didi Global melesat 24,3%.