Equityworld Futures | Harga emas Antam turun Rp 5.000 menjadi Rp 935.000 per gram pada hari ini (23/4)
Equityworld Futures | Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun pada Jumat (23/4).
Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 935.000. Harga emas Antam ini turun Rp 5.000 dari harga Rabu (21/4) yang berada di level Rp 940.000 per gram.
Sementara harga buyback emas Antam berada di level Rp 833.000 per gram. Harga tersebut juga turun Rp 5.000 dibandingkan harga buyback pada Rabu (21/4) yang ada di Rp 838.000 per gram.
Selagi Harga Stay di Bawah US$ 1.850, Emas Masih Mungkin Drop | Equityworld Futures
Berikut harga emas batangan Antam dalam pecahan lainnya per Kamis (22/4) dan belum termasuk pajak:
Harga emas 0,5 gram: Rp 517.500
Harga emas 1 gram: Rp 935.000
Harga emas 5 gram: Rp 4.450.000
Harga emas 10 gram: Rp 8.845.000
Harga emas 25 gram: Rp 21.987.000
Harga emas 50 gram: Rp 43.895.000
Harga emas 100 gram: Rp 87.712.000
Harga emas 500 gram: Rp 437.820.000
Harga emas 1.000 gram: Rp 875.600.000
Jumat, 23 April 2021
Equityworld Futures | Harga emas Antam turun Rp 5.000 menjadi Rp 935.000 per gram pada hari ini (23/4)
Equityworld Futures | Rabu Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Berguguran Khawatir Lonjakan Covid
Equityworld Futures | Rabu Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Berguguran Khawatir Lonjakan Covid
Equityworld Futures | Saham di Asia-Pasifik berguguran pada pembukaan perdagangan Rabu pagi (21/4/2021). Pasar khawatir lonjakan kasus virus corona (Covid) di negara-negara seperti India membebani prospek ekonomi dan sentimen investor. Di Jepang, Nikkei 225 turun 1,69% pada awal perdagangan sementara indeks Topix tergelincir 1,71%. Kospi Korea Selatan merosot 0,7%. Saham di Australia juga turun karena S & P / ASX 200 turun 0,59%. Data penjualan ritel awal Australia untuk Maret diharapkan pada 9:30 pagi HK / SIN. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,33% lebih rendah.
Pembukaan kembali seperti maskapai penerbangan turun, dengan saham Qantas Airways di Australia turun 1,8% sementara Japan Airlines dan ANA Holdings di Jepang masing-masing turun 0,89% dan 1,08%. Kerugian terjadi setelah rekan-rekan mereka jatuh semalam di Amerika Serikat. Saham United Airlines anjlok lebih dari 8% setelah perusahaan melaporkan kerugian kuartalan kelima berturut-turut. CEO Scott Kirby mengatakan masih belum jelas kapan perjalanan internasional dan bisnis akan pulih. Pasar di India tutup pada hari Rabu untuk hari libur. Situasi virus corona di negara itu tetap parah, dengan 259.170 infeksi harian baru terdaftar pada hari Selasa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan hari Jumat bahwa tingkat infeksi Covid global mendekati level tertinggi yang pernah ada. Semalam di Wall Street, Dow Jones Industrial Average turun 256,33 poin menjadi 33.821,30 sedangkan S&P 500 turun 0,68% menjadi 4.134,94. Komposit Nasdaq merosot 0,92% menjadi 13.786,27.
Harga Emas Naik, Dolar AS Dekati Level Terendah Mingguan | Equityworld Futures
Dolar dan Minyak Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap rekan-rekannya, berada di 91,21 menyusul penurunan dari atas 91,6 awal pekan ini. Yen Jepang diperdagangkan pada 108,08 per dolar, masih lebih kuat dari level di atas 109,2 melawan greenback yang terlihat minggu lalu. Dolar Australia berpindah tangan pada $ 0,7723, lebih rendah dari level di atas $ 0,777 yang terlihat kemarin. Harga minyak tergelincir pada pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 0,44% menjadi $ 66,28 per barel. Minyak mentah berjangka AS tergelincir 0,49% menjadi $ 62,36 per barel.
Senin, 19 April 2021
Equityworld Futures | Menguat Hampir 2 Persen Selama Sepekan, Begini Prospek Harga Emas
Equityworld Futures | Menguat Hampir 2 Persen Selama Sepekan, Begini Prospek Harga Emas
Equityworld Futures | Harga emas dunia kembali menguat seiring dengan pelemahan imbal hasil US Treasury, nilai tukar dolar AS, dan rencana China untuk kembali membuka impor logam mulia ini. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan lalu Jumat (16/4/2021), harga emas di pasar Spot ditutup menguat 0,71 persen pada level US$1.776,51 per troy ounce. Hasil tersebut membawa harga emas menguat 1,87 persen sepanjang pekan ini, atau catatan terbaik sejak Desember tahun lalu. Sementara itu, harga emas Comex juga terpantau menguat 0,76 persen pada posisi US$1.780,20 per troy ounce.
Setelah diperdagangkan dalam rentang yang sempit, harga emas mulai menguat seiring dengan nilai tukar dolar AS dan obligasi AS yang mencatatkan pelemahan pada pekan ini. Penurunan imbal hasil obligasi mendorong kenaikan daya tarik aset emas, yang tidak menawarkan bunga apapun.
Pelemahan nilai tukar dolar AS tidak hanya berdampak positif bagi harga emas, tetapi juga mayoritas komoditas bahan mentah. Hal tersebut terlihat dari pergerakan Indeks Komoditas Bloomberg yang mencetak pekan terbaiknya sepanjang tahun ini. Harga emas juga mulai menunjukkan tanda-tanda keluar dari tren pelemahan selama 3 bulan beruntun. Harga logam mulia ini naik di atas rerata pergerakan harian (moving average) 50 harinya pada Kamis lalu.
Harga emas mendekati level tertinggi 7 pekan, Senin (19/4) pagi | Equityworld Futures
Head of Commodities Research di Saxo Bank Ole Hansen mengatakan,kinerja emas yang positif pada pekan ini didukung oleh pelemahan imbal hasil US Treasury yang tidak terduga. Tren ini juga ditopang oleh pelemahan dolar AS.
“Harga emas yang menguat merupakan indikator awal kenaikan minat investor untuk masuk ke aset emas,” jelasnya dikutip dari Bloomberg, Minggu (18/4/2021). Analis Commerzbank AG Daniel Briesemann mengatakan sentimen lain yang mempengaruhi kenaikan harga emas adalah komentar Gubernur The Fed Jerome Powell terkait kelanjutan kebijakan moneter yang dovish. Hal ini dinilai mampu mengimbangi dampak rilis data ekonomi AS dan China yang berada di atas ekspektasi. Adapun sejumlah data yang mengindikasikan pemulihan ekonomi AS adalah kenaikan penjualan eceran sebesar 9,8 persen pada Maret lalu. Selain itu, angka pengangguran pada pekan lalu juga tercatat menurun sebanyak 200 ribu. Briesemann mengatakan pelaku pasar mempercayai pernyataan The Fed yang tidak akan bereaksi berlebihan terhadap rilis data ekonomi yang positif tersebut. The Fed dinilai akan mentoleransi perekonomian yang menjadi terlalu panas. “Meski demikian, harga emas belum dapat menguat secara signifikan dan berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh minimnya dukungan dari investor finansial yang tercermin dari pembalikan tren pada kepemilikan exchange traded funds [ETF] emas,” jelasnya. Berdasarkan data Bloomberg, total kepemilikan ETF emas telah terkoreksi 7 persen pada tahun ini ke 99,3 juta ounces. Jumlah tersebut merupakan level kepemilikan terendah sejak 20 Mei 2020. Total net sell ETF emas sepanjang tahun ini telah mencapai 7,49 juta ounces. Sementara itu, Chief Market Analyst AvaTrade Naeem Aslam menyebutkan data penjualan eceran AS yang positif kini memperkuat keyakinan pasar terhadap prospek harga emas. “Momentum penguatan harga emas kini semakin kuat setelah melemahnya indeks dolar AS dan pernyataan The Fed bahwa tingkat suku bunga tidak akan naik dalam beberapa waktu ke depan,” jelas Aslam. Di sisi lain, Managing Partner di Altavest, Michael Armbruster mengatakan memanasnya tensi geopolitik antara AS dengan China dan Rusia turut meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Tensi politik antara AS dan China terkait masalah Taiwan semakin tinggi, dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang telah mengusir sejumlah diplomat Rusia. Biden juga mengeluarkan sejumlah sanksi kepada individu dan perusahaan menyusul upaya Rusia untuk menyabotase hasil pemilihan umum AS tahun lalu. “AS mengambil kebijakan yang tegas dengan China serta Rusia. Hal ini kemungkinan merupakan indikasi pertama bahwa pasar akan memperhitungkan risiko baru. Sejauh ini, pasar saham cenderung melupakan sentimen ini,” jelas Armbruster. Senada, Senior Research Analyst di FXTM Lukman Otunuga menyebutkan, memanasnya tensi politik Rusia dan AS semakin membuka peluang penguatan harga emas yang berkelanjutan Ia menambahkan, selain pelamahan dolar AS dan obligasi AS, kenaikan harga emas juga disebabkan oleh memburuknya penyebaran virus Corona di wilayah Eropa. Hal tersebut semakin meningkatkan risiko melambatnya pemulihan ekonomi. “Apabila imbal hasil US Treasury dan nilai dolar AS terus melemah dalam beberapa pekan mendatang, maka harga emas dapat terdorong menuju level US$1.800 per troy ounce,” jelasnya. Sentimen lain yang berimbas pada reli harga emas adalah kebijakan pemerintah China yang memperbolehkan bank domestik dan internasional untuk mengimpor emas dalam jumlah yang lebih banyak. Bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), dikabarkan telah memperbolehkan impor 150 ton logam mulia ini dengan nilai sekitar US$8,5 miliar. Pengiriman emas tersebut dikabarkan akan terjadi pada bulan ini. Peningkatan permintaan emas dari Negeri Panda sudah terjadi pada awal tahun ini, terutama menjelang Imlek. Jumlahnya lebih dari 2 kali lipat periode yang sama pada 2020. Bulan lalu, Metals Focus memproyeksi permintaan emas dari negara tersebut akan bertumbuh hampir 30 persen pada 2021. Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menyebutkan pemikiran pasar saat ini mengalami pergerseran dari ancaman imbal hasil obligasi AS ke harapan pemulihan ekonomi global serta proses vaksinasi virus Corona. “Pasar juga merespons dengan tenang terkait sikap The Fed soal inflasi temporer,” jelasnya saat dihubungi pada Minggu (18/4/2021). Wahyu melanjutkan seiring dengan meredanya kecemasan terkait penguatan imbal hasil obligasi AS, maka harga emas mengalami kenaikan. Pola ini merupakan kebalikan dari tren pergerakan yang terjadi sejak awal tahun 2021 hingga Maret lalu. Ia memaparkan pergerakan harga emas saat ini telah melewati fase konsolidasi bearish-nya di US$1.770 per troy ounce. Meski demikian, Wahyu mengatakan potensi pelemahan harga emas masih terbuka. Menurutnya, untuk menambah momentum dan memperkuat sentimen bullish, harga emas perlu menembus kisaran US$1.815 per troy ounce. Sebelum dapat menguji level tersebut, maka emas masihberpotensi terkonsolidasi ke area US$1.670 per troy ounce hingga US$1.770 per troy ounce. “Sepanjang semester I/2021, harga emas akan bergerak di kisaran US$1.600 hingga US$1.900 per troy ounce,” pungkasnya.
Jumat, 16 April 2021
Data Ekonomi Moncer, Wall Street Cetak Rekor Lagi di Opening
Equityworld Futures | Data Ekonomi Moncer, Wall Street Cetak Rekor Lagi di Opening
Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (15/4/2021), menyambut rilis data ekonomi yang menggembirakan dan kinerja keuangan emiten unggulan yang terbukti lebih baik dari ekspektasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 200 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan 1 jam kemudian bertambah menjadi 263,7 poin (+0,78%) ke 33.994,61. S&P 500 naik 36,5 poin (+0,88%) ke 4.161,14 dan Nasdaq bertambah 156,1 poin (+1,13%) ke 14.013,98.
Harga saham Citigroup naik lebih dari 2% di pembukaan setelah perseroan mencetak kinerja kuartal I-2020 yang lebih baik dari estimasi analis. Pendorongnya adalah pendapatan divisi bank investasi yang masih kuat dan menurunnya pencadangan.
Namun, saham Bank of America malah ambles 1% setelah perseroan melaporkan laba bersih kuartal kemarin melesat berkat bisnis trading dan bank investasi, serta pengurangan pencadangan. Saham Pepsi bertambah 0,3% setelah melaporkan kenaikan penjualan hingga 7%.
Penjualan ritel Maret melesat 9,8% atau mendekat proyeksi beberapa ekonom (yang mengestimasikan kenaikan sebesar 10%) berkat bantuan langsung tunai (BLT) sebesar US$ 1.400. Capaian itu jauh lebih baik dari median konsensus Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 6,1%.
Harga emas spot ditutup melonjak 1,6% ke US$ 1.763 per ons troi pada Kamis (15/4) | Equityworld Futures
Di sisi lain, klaim tunjangan pengangguran baru sepanjang pekan lalu yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS tercatat hanya sebesar 576.000 atau jauh lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 710.000 unit klaim.
Pasar pun menguat dipacu ekspektasi pembukaan kembali ekonomi dan kucuran stimulus bernilai triliunan dolar. Indeks S&P 500 telah meroket nyaris 10% pada 2021 dengan saham energi dan keuangan menjadi pendorong utama reli.
"Saya sangat bullish, dan anda betul bahwa kita juga harus mewaspadai defisit [APBN]... jika kita tak mencetak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam 10 tahun ke depan," tutur Larry Fink, CEO BlackRock dalam wawancara dengan CNBC International.
Pada Rabu kemarin, saham teknologi berbalik menguat berkat lonjakan saham Tesla sebesar 1%. Platform transaksi mata uang kripto Coinbase juga melompat 9% di sesi awal perdagangan setelah mengumumkan bahwa investor kakap Ark Invest memborong saham perseroan.
Terkait dengan penanganan pandemi, panel yang dibentuk Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) pada Rabu memutuskan menunda putusan terkait nasib vaksin besutan Johnson and Johnson yang diduga memicu penggumpalan darah penerimanya. Namun pasar menilai keputusan itu tak membahayakan program vaksinasi di AS.