PT Equity World | Rincian Harga Jual 18 Maret: Ladies, Emas Antam Naik Luar Biasa!
PT Equity World | Harga emas Antam pada perdagangan hari ini, Rabu (18/3/2020) mengamuk sejadi-jadinya, dan naik dengan besaran yang luar biasa.
Pada hari ini, Rabu (18/3/2020), harga emas Antam kepingan 1 gram naik Rp 25.000 menjadi Rp 826.000.
Untuk harga buyback, naik Rp 26.000 ke Rp 745.000/gram.
Berikut pergerakan harga emas Antam kepingan 1 gram (Rp):
18 Maret: 826.000
17 Maret: 801.000
16 Maret: 819.000
14 Maret: 809.000
Kenaikan harga jual emas Antam, sejalan dengan pergerakan harga logam mulia di pasar dunia.
Harga Emas Meroket ke Rp826 Ribu per Gram Berkat Stimulus AS | PT Equity World
Emas berjangka di Bursa Comex untuk kontrak April pada penutupan perdagangan Selasa (17/3/2020) naik USD 39,3 atau 2,64 persen menjadi USD 1.525,8 per troy ounce.
Berikut rincian harga emas batangan Antam di Butik Logam Mulia Pulo Gadung, Jakarta Timur, dikutip dari laman logam mulia Rabu (18/3/2020) pukul 08.30 WIB (gram-rupiah):
0,5-437.500
1-826.000
2-1.601.000
3-2.380.000
5-3.950.000
10-7.835.000
25-19.480.000
50-38.885.000
100-77.700.000
250-194.000.000
500-387.800.000
1.000-775.600.000 (*)
Rabu, 18 Maret 2020
Selasa, 17 Maret 2020
PT Equity World | Emas Ambles Lebih dari 4%, Uang Tunai Kini Lebih Berharga
PT Equity World | Emas Ambles Lebih dari 4%, Uang Tunai Kini Lebih Berharga
PT Equity World | Harga emas dunia ambles pada perdagangan Senin (16/3/2020) hingga ke bawah US$ 1.500/troy ons meski bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga secara agresif bahkan mengaktifkan kembali program pembelian aset (Quantitative Easing/QE).
Memang di awal perdagangan hari ini, emas sempat melesat naik 2,84% ke US$ 1.572,79/troy ons, tetapi seiring berjalannya waktu logam mulia ini memangkas penguatan. Hingga akhirnya ambles 4,11% ke US$ 1.466,4/troy ons. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 13 Desember 2019.
Posisi tersebut sedikit membaik, pada pukul 18:29 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.478/troy ons, melemah 3,34% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Harga emas melesat naik setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25%. Suku bunga tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015. Selain itu The Fed juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (Quantitative Easing/QE) senilai US$ 700 miliar.
Bank sentral paling powerful di dunia ini juga memangkas suku bunga pinjaman darurat untuk perbankan sebesar 125 bps menjadi 0,25% dan memperpanjang tenornya menjadi 90 hari. Pemangkasan suku bunga agresif dilakukan demi melindungi perekonomian AS dari dampak negatif pandemi virus corona.
"Dampak penyebaran virus corona akan membebani aktivitas ekonomi dalam jangka pendek sehingga menimbulkan risiko terhadap prospek ke depan. Dengan perkembangan ini, Komite memutuskan untuk menurunkan target suku bunga," sebut keterangan tertulis The Fed.
Suku bunga rendah dan QE merupakan kombinasi yang sempurna bagi emas untuk terus melesat naik. Saat krisis finansial global 2008, The Fed juga melakukan hal yang sama, dampaknya harga emas terus bergerak naik hingga mencapai rekor tertinggi US$ 1.920/troy ons pada bulan September 2011.
Namun saat ini kondisinya terlihat berbeda, pelaku pasar tidak terlalu tertarik lagi dengan emas akibat pandemik virus corona (COVID-19) yang belum diketahui sampai kapan berlangsung, serta kejatuhan bursa saham global.
Investor Beralih ke Uang Tunai, Harga Emas Jatuh ke Bawah USD 1.500 | PT Equity World
Semakin lama pandemi COVID-19 berlangsung, aktivitas ekonomi akan semakin menurun seiring semakin banyaknya negara yang mengisolasi warganya COVID-19 tidak terus menyebar. Pertumbuhan ekonomi global semakin berisiko terpangkas lebih dalam.
Tanpa aktivitas ekonomi, masyarakat tentu memerlukan uang tunai untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga uang tunai menjadi lebih menarik dibandingkan emas atau saham. Dua instrumen investasi yang berstatus berlawanan itu (emas = safe haven, saham = aset berisiko) akhirnya sama-sama mengalami aksi jual dan bergerak searah, sama-sama merosot.
"Pasar sangat bimbang dan ada banyak pendapat yang berbeda. Investor saat ini membuat segalanya, dan mereka hanya ingin uang tunai" kata Margaret Yang Yan, analis CMC Market, sebagaimana dilansir CNBC International.
Yan juga mengatakan saat ini pasar berada dalam situasi yang tidak biasa, dan teori suku bunga rendah dan QE dapat menguatkan harga emas sedang tidak berlaku. Senada dengan Yan, analis senior di OANDA Jeffrey Halley juga menyatakan saat ini emas tidak terpengaruh dengan suku bunga rendah dan QE.
"Sayangnya, saat ini bukan waktu yang normal dan aturan biasa (emas menguat saat suku bunga rendah dan QE) terlihat tidak bisa diterapkan. Jika bursa saham merosot, maka likuidasi posisi long (beli) emas tidak akan terhindarkan" ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International.
PT Equity World | Harga emas dunia ambles pada perdagangan Senin (16/3/2020) hingga ke bawah US$ 1.500/troy ons meski bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga secara agresif bahkan mengaktifkan kembali program pembelian aset (Quantitative Easing/QE).
Memang di awal perdagangan hari ini, emas sempat melesat naik 2,84% ke US$ 1.572,79/troy ons, tetapi seiring berjalannya waktu logam mulia ini memangkas penguatan. Hingga akhirnya ambles 4,11% ke US$ 1.466,4/troy ons. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 13 Desember 2019.
Posisi tersebut sedikit membaik, pada pukul 18:29 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.478/troy ons, melemah 3,34% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Harga emas melesat naik setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25%. Suku bunga tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015. Selain itu The Fed juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (Quantitative Easing/QE) senilai US$ 700 miliar.
Bank sentral paling powerful di dunia ini juga memangkas suku bunga pinjaman darurat untuk perbankan sebesar 125 bps menjadi 0,25% dan memperpanjang tenornya menjadi 90 hari. Pemangkasan suku bunga agresif dilakukan demi melindungi perekonomian AS dari dampak negatif pandemi virus corona.
"Dampak penyebaran virus corona akan membebani aktivitas ekonomi dalam jangka pendek sehingga menimbulkan risiko terhadap prospek ke depan. Dengan perkembangan ini, Komite memutuskan untuk menurunkan target suku bunga," sebut keterangan tertulis The Fed.
Suku bunga rendah dan QE merupakan kombinasi yang sempurna bagi emas untuk terus melesat naik. Saat krisis finansial global 2008, The Fed juga melakukan hal yang sama, dampaknya harga emas terus bergerak naik hingga mencapai rekor tertinggi US$ 1.920/troy ons pada bulan September 2011.
Namun saat ini kondisinya terlihat berbeda, pelaku pasar tidak terlalu tertarik lagi dengan emas akibat pandemik virus corona (COVID-19) yang belum diketahui sampai kapan berlangsung, serta kejatuhan bursa saham global.
Investor Beralih ke Uang Tunai, Harga Emas Jatuh ke Bawah USD 1.500 | PT Equity World
Semakin lama pandemi COVID-19 berlangsung, aktivitas ekonomi akan semakin menurun seiring semakin banyaknya negara yang mengisolasi warganya COVID-19 tidak terus menyebar. Pertumbuhan ekonomi global semakin berisiko terpangkas lebih dalam.
Tanpa aktivitas ekonomi, masyarakat tentu memerlukan uang tunai untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga uang tunai menjadi lebih menarik dibandingkan emas atau saham. Dua instrumen investasi yang berstatus berlawanan itu (emas = safe haven, saham = aset berisiko) akhirnya sama-sama mengalami aksi jual dan bergerak searah, sama-sama merosot.
"Pasar sangat bimbang dan ada banyak pendapat yang berbeda. Investor saat ini membuat segalanya, dan mereka hanya ingin uang tunai" kata Margaret Yang Yan, analis CMC Market, sebagaimana dilansir CNBC International.
Yan juga mengatakan saat ini pasar berada dalam situasi yang tidak biasa, dan teori suku bunga rendah dan QE dapat menguatkan harga emas sedang tidak berlaku. Senada dengan Yan, analis senior di OANDA Jeffrey Halley juga menyatakan saat ini emas tidak terpengaruh dengan suku bunga rendah dan QE.
"Sayangnya, saat ini bukan waktu yang normal dan aturan biasa (emas menguat saat suku bunga rendah dan QE) terlihat tidak bisa diterapkan. Jika bursa saham merosot, maka likuidasi posisi long (beli) emas tidak akan terhindarkan" ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Senin, 16 Maret 2020
Equity World | Emas Antam Melesat Rp 10.000 Hari Ini, Apa Pemicunya?
Equity World | Emas Antam Melesat Rp 10.000 Hari Ini, Apa Pemicunya?
Equity World | Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Senin (16/3/2020) naik 1,32% sebesar Rp 10.000 menjadi Rp 770.000/gram, dari sebelumnya Rp 760.000/gram.
Penguatan emas antam karena investor mulai membeli kembali aset yang dianggap aman (safe haven) di tengah aksi jual besar-besaran di bursa saham global dan IHSG khususnya serta gejolak ekonomi lainnya.
Sementara itu, harga logam mulia emas menguat pada perdagangan pagi ini setelah sepekan lalu jatuh dalam. Salah satu sentimen positif yang mendongkrak harga emas pada perdagangan pagi ini adalah kebijakan bank sentral AS yang kembali menurunkan suku bunga acuannya.
Pada perdagangan hari pertama awal pekan ini, Senin (16/3/2020) harga emas di pasar spot mencatatkan penguatan sebesar 1,01% ke level US$ 1.544,81/troy ons. Sejak Selasa pekan lalu (10/3/2020) harga emas terus melorot. Sepekan kemarin harga emas tercatat melemah 8,95% dari level tertingginya pada Senin (9/3/2020).
Kenaikan harga emas dunia tersebut ikut mempengaruhi harga emas Antam. Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini (10/3/2020), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram melemah menjadi Rp 77 juta dari harga kemarin Rp 76 juta per batang.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini ditetapkan pada Rp 741.000/gram, menguat1,51% sebesar Rp 11.000 dari posisi kemarin Rp 730.000/gram.
Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Usai Anjlok 9%, The Fed Pompa Harga Emas Melesat 1% | Equity World
Untuk jenis lain, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Equity World | Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Senin (16/3/2020) naik 1,32% sebesar Rp 10.000 menjadi Rp 770.000/gram, dari sebelumnya Rp 760.000/gram.
Penguatan emas antam karena investor mulai membeli kembali aset yang dianggap aman (safe haven) di tengah aksi jual besar-besaran di bursa saham global dan IHSG khususnya serta gejolak ekonomi lainnya.
Sementara itu, harga logam mulia emas menguat pada perdagangan pagi ini setelah sepekan lalu jatuh dalam. Salah satu sentimen positif yang mendongkrak harga emas pada perdagangan pagi ini adalah kebijakan bank sentral AS yang kembali menurunkan suku bunga acuannya.
Pada perdagangan hari pertama awal pekan ini, Senin (16/3/2020) harga emas di pasar spot mencatatkan penguatan sebesar 1,01% ke level US$ 1.544,81/troy ons. Sejak Selasa pekan lalu (10/3/2020) harga emas terus melorot. Sepekan kemarin harga emas tercatat melemah 8,95% dari level tertingginya pada Senin (9/3/2020).
Kenaikan harga emas dunia tersebut ikut mempengaruhi harga emas Antam. Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini (10/3/2020), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram melemah menjadi Rp 77 juta dari harga kemarin Rp 76 juta per batang.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini ditetapkan pada Rp 741.000/gram, menguat1,51% sebesar Rp 11.000 dari posisi kemarin Rp 730.000/gram.
Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.
Usai Anjlok 9%, The Fed Pompa Harga Emas Melesat 1% | Equity World
Untuk jenis lain, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Jumat, 13 Maret 2020
Equity World | Jumat Keramat, Bursa Saham Asia Sekarat!
Equity World | Jumat Keramat, Bursa Saham Asia Sekarat!
Equity World | Bursa saham Asia hancur lebur pada perdagangan pagi ini. Pelemahan 7-8% menjadi hal yang wajar.
Investor dibuat cemas bukan kepalang gara-gara penyebaran virus corona. Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis, per pukul 06:44 WIB jumlah kasus corona di seluruh dunia adalah 128.343. Sedangkan korban meninggal tercatat 4.718 orang.
Jumlah kasus di China, asal muasal virus corona, terus melambat. Kemarin, tambahan kasus baru di Negeri Tirai Bambu sudah mencapai satu digit.
"Puncak epidemi di China sudah berlalu. Tambahan kasus baru terus berkurang," ujar Mi Feng Juru Bicara Komisi Kesehatan China, seperti diberitakan Reuters.
Zhong Nanshan, penasihat kesehatan senior pemerintah China, memperkirakan penyebaran virus corona akan mulai mereda pada Juni. Dengan catatan seluruh negara melakukan antisipasi yang tepat.
"Nasihat saya, seluruh negara harus mengikuti arahan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Jika semua negara melakukan itu, maka ini semua akan berakhir pada Juni," kata Zhong, seperti dikutip dari Reuters.
Corona Bikin Geger
Namun penyebaran virus di negara lain yang bikin geger. Misalnya di Italia. Jumlah kasus corona di Negeri Menara Pisa adalah 12.462 dengan korban jiwa 827 orang. Artinya, rasio kematian akibat virus corona di Italia hampir mencapai 7%, jauh di atas rata-rata dunia yaitu sekitar 3%.
Berbagai negara melakukan langkah ekstrem untuk meredam penyebaran virus lebih lanjut. Seluruh Italia masih dalam masa isolasi, tidak ada warga yang boleh keluar rumah kecuali bekerja atau mengakses pelayanan medis darurat.
AS resmi melarang warga dari 26 negara Eropa untuk menginjakkan kaki di Negeri Paman Sam. Disneyland di California ditutup untuk umum.
Cash is The King, Harga Emas Ikut Anjlok | Equity World
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya sedang menghadapi krisis kesehatan terparah dalam seabad ini. Mulai Senin pekan depan, Prancis akan meliburkan sekolah untuk mencegah penularan lebih lanjut. Di Irlandia, pemerintah akan meliburkan sekolah, kampus, dan tempat-tempat penitipan anak sampai 29 Maret.
Berbagai kebijakan tersebut membuat aktivitas publik menjadi sangat terbatas. Minimnya aktivitas sama dengan menghambat laju roda perekonomian.
Oleh karena itu, risiko perlambatan ekonomi global sudah tidak bisa dihindari lagi. Bahkan pembicaraan soal kemungkinan resesi menjadi semakin santer.
"Saat ini perekonomian sedang mengarah ke U-Shaped (penurunan tajam dan disertai proses pemulihan yang lambat). Dasarnya akan sangat dalam, dekat dengan resesi," kata Michelle Meyer, Kepala Ekonom Bank of America Securities, seperti dikutip dari Reuters.
Dihantui oleh risiko perlambatan ekonomi, atau bahkan sampai resesi, investor mana yang tidak dag-dig-dug? Kalau tidak ada kabar baik, maka aksi jual massal alias sell off masih akan terjadi di pasar keuangan Asia.
Equity World | Bursa saham Asia hancur lebur pada perdagangan pagi ini. Pelemahan 7-8% menjadi hal yang wajar.
Investor dibuat cemas bukan kepalang gara-gara penyebaran virus corona. Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis, per pukul 06:44 WIB jumlah kasus corona di seluruh dunia adalah 128.343. Sedangkan korban meninggal tercatat 4.718 orang.
Jumlah kasus di China, asal muasal virus corona, terus melambat. Kemarin, tambahan kasus baru di Negeri Tirai Bambu sudah mencapai satu digit.
"Puncak epidemi di China sudah berlalu. Tambahan kasus baru terus berkurang," ujar Mi Feng Juru Bicara Komisi Kesehatan China, seperti diberitakan Reuters.
Zhong Nanshan, penasihat kesehatan senior pemerintah China, memperkirakan penyebaran virus corona akan mulai mereda pada Juni. Dengan catatan seluruh negara melakukan antisipasi yang tepat.
"Nasihat saya, seluruh negara harus mengikuti arahan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Jika semua negara melakukan itu, maka ini semua akan berakhir pada Juni," kata Zhong, seperti dikutip dari Reuters.
Corona Bikin Geger
Namun penyebaran virus di negara lain yang bikin geger. Misalnya di Italia. Jumlah kasus corona di Negeri Menara Pisa adalah 12.462 dengan korban jiwa 827 orang. Artinya, rasio kematian akibat virus corona di Italia hampir mencapai 7%, jauh di atas rata-rata dunia yaitu sekitar 3%.
Berbagai negara melakukan langkah ekstrem untuk meredam penyebaran virus lebih lanjut. Seluruh Italia masih dalam masa isolasi, tidak ada warga yang boleh keluar rumah kecuali bekerja atau mengakses pelayanan medis darurat.
AS resmi melarang warga dari 26 negara Eropa untuk menginjakkan kaki di Negeri Paman Sam. Disneyland di California ditutup untuk umum.
Cash is The King, Harga Emas Ikut Anjlok | Equity World
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya sedang menghadapi krisis kesehatan terparah dalam seabad ini. Mulai Senin pekan depan, Prancis akan meliburkan sekolah untuk mencegah penularan lebih lanjut. Di Irlandia, pemerintah akan meliburkan sekolah, kampus, dan tempat-tempat penitipan anak sampai 29 Maret.
Berbagai kebijakan tersebut membuat aktivitas publik menjadi sangat terbatas. Minimnya aktivitas sama dengan menghambat laju roda perekonomian.
Oleh karena itu, risiko perlambatan ekonomi global sudah tidak bisa dihindari lagi. Bahkan pembicaraan soal kemungkinan resesi menjadi semakin santer.
"Saat ini perekonomian sedang mengarah ke U-Shaped (penurunan tajam dan disertai proses pemulihan yang lambat). Dasarnya akan sangat dalam, dekat dengan resesi," kata Michelle Meyer, Kepala Ekonom Bank of America Securities, seperti dikutip dari Reuters.
Dihantui oleh risiko perlambatan ekonomi, atau bahkan sampai resesi, investor mana yang tidak dag-dig-dug? Kalau tidak ada kabar baik, maka aksi jual massal alias sell off masih akan terjadi di pasar keuangan Asia.
Langganan:
Postingan (Atom)