Equityworld Futures | AS-China Tampak Mesra, Harga Emas Turun Gaes!
Equityworld Futures | Harga emas global melanjutkan tren penurunannya pagi ini. Pasar masih merespon reaktif kabar terbaru hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China dan kuatnya dolar AS memberatkan harga si logam mulia.
Selasa (26/11/2019) pukul 09.10 WIB, harga emas menyentuh level US$ 1.452,77/troy ons atau turun 0,08% dibanding harga penutupan kemarin. Harga emas mengalami tren penurunan sejak 19 November.
China dan Amerika Serikat dikabarkan semakin dekat dengan kesepakatan dagang tahap satu, seperti yang dikabarkan tabloid the Global Times, melansir Reuters.
Pagi ini, AS dan China dikabarkan kembali melakukan negosiasi melalui sambungan telepon. Kedua pihak membahas tentang masalah utama yang selama ini menyebabkan konflik dagang.
Hal tersebut dikatakan oleh menteri perdagangan China melalui situs resmi kementerian seperti yang dikabarkan CNBC International.
Kesepakatan dagang tahap satu yang dikabarkan akan diteken pertengahan November ini telah ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak. Nyatanya hal tersebut belum dilakukan hingga sekarang.
Walau belum dilakukan kedua belah pihak menyatakan bahwa diskusi berjalan progresif dan semakin dekat pada kesepakatan. Kabar ini cukup menjadi sentimen yang memberatkan harga emas dan selera investor terhadap aset berisiko kembali pulih.
Bagaimanapun juga ekonom masih menyangsikan bahwa kesepakatan yang substansial dapat dicapai oleh kedua belah pihak.
Baru-baru ini, Stephen Roach, dosen senio Yale University Jackson Institute malah menyebut kesepakatan tersebut tak lebih dari sekedar "pepesan kosong".
Menurut Roach kesepakatan lebih bermakna politis dan tidak efektif menyelesaikan konflik yang terjadi selama kurang lebih enam belas bulan itu.
Equityworld Futures
Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Tak Jelas, Harga Emas Antam Stagnan | Equityworld Futures
Dinamika hubungan dagang AS-China masih akan jadi sentimen penggerak harga emas ke depan. Saat ini optimisme yang ditebar membuat investor mulai melirik aset berisiko. Akibatnya harga emas perlahan-lahan mulai nyungsep.
Selain hubungan AS-China yang tampak mesra, menguatnya dolar juga jadi salah satu faktor pemberat harga emas. Indeks Dolar yang menunjukkan posisi greenback di hadapan enam mata uang lain mulai merangkak naik sejak 18 November lalu.
Penguatan dolar greenback membuat harga emas jadi lebih mahal terutama untuk pemegang mata uang lain. Pasalnya harga emas sendiri dibanderol dalam dolar AS. Ketika harga emas jadi lebih mahal dan optimisme damai dagang ditebar, harga emas jadi terkoreksi seperti pagi ini.
Selasa, 26 November 2019
Senin, 25 November 2019
Equityworld Futures | Harga Emas Sulit Diprediksi karena Kesepakatan Dagang Tak Jelas
Equityworld Futures | Harga Emas Sulit Diprediksi karena Kesepakatan Dagang Tak Jelas
Equityworld Futures | Kebingungan dan ketidakpastian masih akan mendominasi pasar emas pada pekan ini. Analis dan investor masing terus bereaksi terhadap pergeseran sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Dikutip dari Kitco, Senin (25/11/2019), dalam survei mingguan menunjukkan bahwa pada analis di Wall Street terjebak ke dalam ketidakpastian. Hanya sedikit yang memperkirakan harga emas akan melonjak.
“Suatu hari kesepakatan dagang dengan China aktif dan kemudian hari berikutnya dibatalkan. Ketidakpastian ini mendukung emas tetapi tidak cukup untuk mendorong harga emas lebih tinggi, "kata analis MKS (Switzerland) SA, Afshin Nabavi.
Pada pekan ini, 16 analis pasar mengambil bagian dalam survei Kitco di Wall Street. Hasilnya, lima analis atau 31 persen mengatakan harga emas akan naik dan lima analis lainnya melihat pasar bakal mendatar. Di luar itu, enam analis atau 38 persen memperkirakan emas akan jatuh.
Sementara itu, 587 responden mengambil bagian dalam jajak pendapat Kitco. Sebanyak 292 pemilih atau 50 persen menyerukan emas naik. Sedangkan 173 lainnya atau 29 persen diperkirakan emas akan jatuh. Di luar itu, 121 pemilih yang tersisa atau 21 persen melihat pasar mendatar.
Dalam survei pekan lalu, baik analis maupun pelaku pasar, keduanya terbukti salah memperkirakan harga. Sebagian besar memperkirakan harga emas akan belanjak ke level yang lebih tinggi.
Pada kenyataannya, emas berjangka Desember diperdagangkan pada USD 1.463 per ounce, turun 0,37 persen dari minggu sebelumnya.
Equityworld Futures
China-AS Mulai Sejuk, Adakah Kans Harga Emas Melonjak? | Equityworld Futures
Menurut sebagian besar analis, pendorong utama harga emas dalam waktu dekat tetap sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara China dan AS.
Adam Button, direktur pelaksana untuk Forexlive.com, memperkirakan harga emas akan bullish.
"Sangat sulit untuk diperkirakan tetapi retakan mulai muncul dalam kesepakatan perdagangan fase satu. Jika kesepakatan tersebut tak berhasil maka akan menjadi katalisator utama untuk kenaikan harga emas," kata Button.
"Saat ini, pasar sebagian besar telah menetapkan harga dalam suatu kesepakatan tetapi bahkan jika ada kesepakatan, itu mungkin kurang dari yang diharapka," tambah dia.
Equityworld Futures | Kebingungan dan ketidakpastian masih akan mendominasi pasar emas pada pekan ini. Analis dan investor masing terus bereaksi terhadap pergeseran sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Dikutip dari Kitco, Senin (25/11/2019), dalam survei mingguan menunjukkan bahwa pada analis di Wall Street terjebak ke dalam ketidakpastian. Hanya sedikit yang memperkirakan harga emas akan melonjak.
“Suatu hari kesepakatan dagang dengan China aktif dan kemudian hari berikutnya dibatalkan. Ketidakpastian ini mendukung emas tetapi tidak cukup untuk mendorong harga emas lebih tinggi, "kata analis MKS (Switzerland) SA, Afshin Nabavi.
Pada pekan ini, 16 analis pasar mengambil bagian dalam survei Kitco di Wall Street. Hasilnya, lima analis atau 31 persen mengatakan harga emas akan naik dan lima analis lainnya melihat pasar bakal mendatar. Di luar itu, enam analis atau 38 persen memperkirakan emas akan jatuh.
Sementara itu, 587 responden mengambil bagian dalam jajak pendapat Kitco. Sebanyak 292 pemilih atau 50 persen menyerukan emas naik. Sedangkan 173 lainnya atau 29 persen diperkirakan emas akan jatuh. Di luar itu, 121 pemilih yang tersisa atau 21 persen melihat pasar mendatar.
Dalam survei pekan lalu, baik analis maupun pelaku pasar, keduanya terbukti salah memperkirakan harga. Sebagian besar memperkirakan harga emas akan belanjak ke level yang lebih tinggi.
Pada kenyataannya, emas berjangka Desember diperdagangkan pada USD 1.463 per ounce, turun 0,37 persen dari minggu sebelumnya.
Equityworld Futures
China-AS Mulai Sejuk, Adakah Kans Harga Emas Melonjak? | Equityworld Futures
Menurut sebagian besar analis, pendorong utama harga emas dalam waktu dekat tetap sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara China dan AS.
Adam Button, direktur pelaksana untuk Forexlive.com, memperkirakan harga emas akan bullish.
"Sangat sulit untuk diperkirakan tetapi retakan mulai muncul dalam kesepakatan perdagangan fase satu. Jika kesepakatan tersebut tak berhasil maka akan menjadi katalisator utama untuk kenaikan harga emas," kata Button.
"Saat ini, pasar sebagian besar telah menetapkan harga dalam suatu kesepakatan tetapi bahkan jika ada kesepakatan, itu mungkin kurang dari yang diharapka," tambah dia.
Jumat, 22 November 2019
PT Equity World | Emas jatuh tertekan akibat penguatan dolar AS
PT Equity World | Emas jatuh tertekan akibat penguatan dolar AS
PT Equity World | Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS menguat setelah rilis risalah dari pertemuan Oktober Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember jatuh 10,60 dolar AS atau 0,72 persen, menjadi ditutup pada 1.463,60 dolar AS per ounce.
Investor terus mencerna risalah pertemuan kebijakan The Fed terbaru yang dirilis pada Rabu (20/11/2019), yang menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak perlu memangkas suku bunga sekali lagi, kecuali ada "penilaian ulang material dari prospek ekonomi."
"Sehubungan dengan kebijakan moneter di luar pertemuan ini, sebagian besar peserta menilai bahwa sikap kebijakan, setelah pengurangan 25 basis poin pada pertemuan ini, akan dikalibrasi dengan baik untuk mendukung prospek pertumbuhan moderat, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi di dekat target komite dua persen yang simetris dan kemungkinan akan tetap demikian," kata risalah.
"Semua peserta menilai bahwa suku bunga negatif saat ini tampaknya tidak menjadi alat kebijakan moneter yang menarik di Amerika Serikat," bank sentral AS menambahkan dalam risalah.
PT Equity World
Rekomendasi Pergerakan Harga Emas 22 November 2019 | PT Equity World
Akibatnya, indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik tipis menjadi sekitar 98 pada Kamis (21/11/2019).
Ketika dolar AS menguat, itu akan membuat emas yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga menjadi kurang menarik.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun lima sen atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 17,065 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,50 dolar AS atau 0,27 persen, menjadi menetap di 917,50 dolar per ounce.
PT Equity World | Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS menguat setelah rilis risalah dari pertemuan Oktober Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember jatuh 10,60 dolar AS atau 0,72 persen, menjadi ditutup pada 1.463,60 dolar AS per ounce.
Investor terus mencerna risalah pertemuan kebijakan The Fed terbaru yang dirilis pada Rabu (20/11/2019), yang menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak perlu memangkas suku bunga sekali lagi, kecuali ada "penilaian ulang material dari prospek ekonomi."
"Sehubungan dengan kebijakan moneter di luar pertemuan ini, sebagian besar peserta menilai bahwa sikap kebijakan, setelah pengurangan 25 basis poin pada pertemuan ini, akan dikalibrasi dengan baik untuk mendukung prospek pertumbuhan moderat, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi di dekat target komite dua persen yang simetris dan kemungkinan akan tetap demikian," kata risalah.
"Semua peserta menilai bahwa suku bunga negatif saat ini tampaknya tidak menjadi alat kebijakan moneter yang menarik di Amerika Serikat," bank sentral AS menambahkan dalam risalah.
PT Equity World
Rekomendasi Pergerakan Harga Emas 22 November 2019 | PT Equity World
Akibatnya, indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik tipis menjadi sekitar 98 pada Kamis (21/11/2019).
Ketika dolar AS menguat, itu akan membuat emas yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga menjadi kurang menarik.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun lima sen atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 17,065 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,50 dolar AS atau 0,27 persen, menjadi menetap di 917,50 dolar per ounce.
Kamis, 21 November 2019
PT Equity World | Emas Dunia Siap Terbang, Harga Emas Antam Diam Seribu Bahasa
PT Equity World | Emas Dunia Siap Terbang, Harga Emas Antam Diam Seribu Bahasa
PT Equity World | Harga emas dunia yang mengalami penguatan pagi ini, Kamis (21/11/2019) tak membuat harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam ikut melesat. Harga emas Antam masih stagnan di level Rp 702.000/gram hari ini, sama dengan Rabu kemarin.
Pada perdagangan Rabu kemarin (20/11/), harga emas itu naik tipis dari posisi Rp 700.000/gram pada Selasa sebelumnya seiring dengan kondisi global yang tak kondusif terutama hubungan AS-China sehingga membuat harga emas naik.
Meski stagnan hari ini, harga emas masih berada di level psikologis Rp 700.000/gram.
Data di situs logammulia milik Antam, Kamis ini (21/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,2 juta/batang, sama dengan Rabu kemarin.
Kenaikan tipis harga emas pada Rabu kemarin terjadi ketika hubungan politik dan ekonomi AS-China sedikit menghangat. Bahkan tensi tinggi AS-China ini mampu mengerek harga emas dunia.
Data Refinitiv mencatat, pada 09.10 WIB harga emas global berada di US$ 1.475,31/troy ons naik 0,28% dibanding harga penutupan Rabu kemarin. Harga emas mengalami tren kenaikan sebesar 1,35% sejak 11 November 2019.
PT Equity World
Dear Investor & Trader, Begini Nih Arah Pergerakan Harga Emas | PT Equity World
Pada Rabu kemarin harga emas dunia di level US$ 1.471,15/troy ons, sementara hari sebelumnya US$ 1.472,28/troy ons.
Negeri Paman Sam alias AS kini Pmulai mencampuri urusan China dengan Hong Kong. Mengutip Reuters, DPR AS pada hari Rabu (20/11/2019) meloloskan dua rancangan undang-undang untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong dan mengirim peringatan ke China tentang hak asasi manusia.
Presiden AS Donald Trump diharapkan untuk menandatangani mereka ke dalam undang-undang meskipun pembicaraan perdagangan yang rumit dengan Beijing.
Prospek damai dagang yang memudar itu dan potensi tidak tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar keuangan dunia, sehingga normalnya investor dan spekulator semakin memburu komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan beli yang mengangkat harga emas dunia.
PT Equity World | Harga emas dunia yang mengalami penguatan pagi ini, Kamis (21/11/2019) tak membuat harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam ikut melesat. Harga emas Antam masih stagnan di level Rp 702.000/gram hari ini, sama dengan Rabu kemarin.
Pada perdagangan Rabu kemarin (20/11/), harga emas itu naik tipis dari posisi Rp 700.000/gram pada Selasa sebelumnya seiring dengan kondisi global yang tak kondusif terutama hubungan AS-China sehingga membuat harga emas naik.
Meski stagnan hari ini, harga emas masih berada di level psikologis Rp 700.000/gram.
Data di situs logammulia milik Antam, Kamis ini (21/11/19) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 70,2 juta/batang, sama dengan Rabu kemarin.
Kenaikan tipis harga emas pada Rabu kemarin terjadi ketika hubungan politik dan ekonomi AS-China sedikit menghangat. Bahkan tensi tinggi AS-China ini mampu mengerek harga emas dunia.
Data Refinitiv mencatat, pada 09.10 WIB harga emas global berada di US$ 1.475,31/troy ons naik 0,28% dibanding harga penutupan Rabu kemarin. Harga emas mengalami tren kenaikan sebesar 1,35% sejak 11 November 2019.
PT Equity World
Dear Investor & Trader, Begini Nih Arah Pergerakan Harga Emas | PT Equity World
Pada Rabu kemarin harga emas dunia di level US$ 1.471,15/troy ons, sementara hari sebelumnya US$ 1.472,28/troy ons.
Negeri Paman Sam alias AS kini Pmulai mencampuri urusan China dengan Hong Kong. Mengutip Reuters, DPR AS pada hari Rabu (20/11/2019) meloloskan dua rancangan undang-undang untuk mendukung para pengunjuk rasa di Hong Kong dan mengirim peringatan ke China tentang hak asasi manusia.
Presiden AS Donald Trump diharapkan untuk menandatangani mereka ke dalam undang-undang meskipun pembicaraan perdagangan yang rumit dengan Beijing.
Prospek damai dagang yang memudar itu dan potensi tidak tuntasnya perundingan tahun ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar keuangan dunia, sehingga normalnya investor dan spekulator semakin memburu komoditas logam mulia tersebut dan menciptakan tekanan beli yang mengangkat harga emas dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)