Kamis, 20 Juni 2019

Equityworld Futures | The Fed Penuhi Ekspektasi Pasar, Wall Street Menguat

Equityworld Futures | The Fed Penuhi Ekspektasi Pasar, Wall Street Menguat

Equityworld Futures | Indeks-indeks acuan Wall Street melanjutkan penguatannya, Rabu (19/6/2019), setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve membuka peluang pelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat.

Dow Jones Industrial average menguat 0,15%, S&P 500 bertambah 0,3%, sementara Nasdaq Composite naik 0,42% di akhir perdagangan.

The Fed memutuskan menahan suku bunga acuannya dalam pertemuan penentuan kebijakan moneter (FOMC) bulan ini, sebagaimana yang telah diperkirakan para pelaku pasar.


Meski tidak secara langsung memberi sinyal penurunan suku bunga tahun ini, The Fed menghapus kata "sabar" dalam pernyataannya dan mengatakan akan "mengambil tindakan yang sesuai" untuk mendukung perekonomian.


Equityworld Futures



Fed Tetap Mempertahankan Tingkat suku Bunga, Emas Rally Karena Persepsi Yang Dovish | Equityworld Futures

Proyeksi suku bunga bank sentral yang dirilis bersamaan dengan pernyataannya pada Rabu menunjukkan bahwa delapan anggota The Fed memperkirakan adanya satu kali pemotongan suku bunga tahun ini, dilansir dari CNBC International. Meski begitu, median perkiraannya masih menggambarkan tidak ada penurunan suku bunga tahun ini, namun tambahan pelonggaran di 2020.

Gubernur The Fed Jerome Powell dalam konferensi persnya juga mengatakan beberapa pejabat bank sentral percaya alasan pelonggaran kebijakan moneter telah semakin menguat.

Para pelaku pasar telah memperkirakan adanya kebijakan moneter yang lebih longgar pada Juli. Mereka juga memperkirakan bank sentral akan memangkas bunga acuan pada September dan Desember, menurut FedWatch.

Rabu, 19 Juni 2019

Equity World | IHSG Dibuka Menghijau, Sektor Infrastruktur Bukukan Penguatan Terbesar

Equity World | IHSG Dibuka Menghijau, Sektor Infrastruktur Bukukan Penguatan Terbesar

Equity World | Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal sesi perdagangan saham Rabu ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.275.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (19/6/2019), IHSG naik 32,12 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.289,45,13. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG masih menguat 51,29 poin atau 0,89 persen ke posisi 6.312,05.

Indeks saham LQ45 juga naik 1,17 persen ke posisi 1.006,78. Seluruh indeks saham acuan bergerak ke zona hijau.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.316,26 dan terendah 6.289,45. Total frekuensi perdagangan saham 21.056 kali dengan volume perdagangan 980 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 779 miliar.

Investor asing beli saham Rp 65 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.275.

Seluruh sektor saham menguat. Sektor saham infrastruktur menguat 1,87 persen dan membukukan penguatan terbesar. Sektor saham perkebunan naik 1,68 persen dan sektor saham pertambangan menanjak 1,07 persen.

Saham-saham yang cetak penguatan terbesar di awal sesi sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain saham SFAN naik 69,15 persen ke posisi Rp 318 per saham, saham BOLA melonjak 23,78 persen ke posisi Rp 460, dan saham TIRT mendaki 14,71 persen ke posisi Rp 78 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham PLIN merosot 24 persen ke posisi Rp 3.610 per saham, saham CCSI susut 3,25 persen ke posisi Rp 238 per saham, dan saham SOTS melemah 2,60 persen ke posisi Rp 300 per saham.

Equity World


Harga Emas Terpangkas Optimisme Pembicaraan Perang Dagang | Equity World


IHSG diproyeksikan kembali berlabuh ke zona hijau menunggu hasil keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).

Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper menilai, investor masih menanti keputusan suku bunga The Fed dan berharap akan memberikan sinyal pemangkasan suku bunga.

Sementara itu, menurut Dennies, hari ini sinyal indeks secara teknikal membentuk formasi Bullish Harami, yakni mengindikasikan ada potensi penguatan.

Adapun pada perdagangan saham hari ini, IHSG diperkirakan bergerak pada rentang 6.216-6.278.

"Namun, penguatan saya perkirakan bersifat terbatas. Ini disebabkan investor masih terlihat wait and see menunggu hasil keputusan suku bunga The Fed," terangnya di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Senada, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya membaca gerak IHSG kemungkinan akan ditutup ke zona positif.

Akan tetapi, sinyal pemangkasan suku bunga The Fed diperkirakan memudar setelah para pejabat the Fed memperdebatkan penurunan suku bunga untuk melindungi ekonomi Amerika dari meningkatnya perselisihan dagang.

Oleh karena itu, investor hingga kini terlihat wait and see menjelang FOMC, seakan mencari signal pada kemungkinan pemotongan suku bunga ke depan.

Selasa, 18 Juni 2019

Equity World | Menanti Putusan The Fed, Wall Street Menguat

Equity World | Menanti Putusan The Fed, Wall Street Menguat

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada Senin (Selasa pagi WIB) ditopang kenaikan saham Facebook, Amazon dan Apple. Investor menanti pertemuan penting Bank Sentral AS atau the Fed yang diperkirakan akan memberikan arah penurunan suku bunga acuan pada akhir tahun ini.

Dilansir dari Reuters, Selasa (18/6/2019), the Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan dua hari mulai Selasa, tetapi pernyataannya akan memberikan wawasan tentang dampak perang perdagangan AS-China, Presiden Donald Trump meminta the Fed menurunkan suku bunga dan merilis data ekonomi yang melemah.

Dengan investor mengharapkan penurunan suku bunga pada awal Juli, indeks S&P 500 telah naik 5 persen bulan ini setelah jatuh pada Mei karena kekhawatiran tentang perang perdagangan AS-China.

Menopang ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini, Federal Reserve New York mengatakan pertumbuhan bisnis di negara bagian New York mencatat rekor penurunan pada bulan ini ke level terlemah dalam lebih dari 2,5 tahun, menunjukkan kontraksi mendadak dalam kegiatan regional.

Komite penetapan suku bunga the Fed akan merilis pernyataannya pada jam 2 malam. Pada hari Rabu, Gubernur the Fed Jerome Powell mengadakan konferensi pers tak lama setelah itu.

Indeks S&P bank, yang cenderung mendapat manfaat dari kenaikan tingkat suku bunga, turun 1 persen, sedangkan sektor keuangan S&P 500 turun 0,93 persen. Facebook, Apple, Amazon, Microsoft dan Netflix mendorong Nasdaq lebih tinggi.

Indeks S&P 500 naik sebanyak 0,36 persen selama sesi perdagangan sebelum menyerahkan sebagian besar keuntungannya dalam beberapa menit terakhir perdagangan.

Equity World


Harga Emas Terjungkal Dipicu Kecilnya Peluang The Fed Turunkan Suku Bunga | Equity World


Indeks Dow Jones menguat tipis 0,09 persen menjadi 26.112,53 poin, sementara S&P 500 juga naik 0,09 persen menjadi 2.889,67. Indeks Nasdaq naik 0,62 persen menjadi 7.845,02.

Saham blue chip di Wall Street telah digerogoti dalam beberapa pekan terakhir oleh ketidakpastian terkait dengan sengketa perdagangan AS-China, dan langkah Washington pada bulan Mei yang memasukkan perusahaan teknologi China, Huawei ke daftar hitam.

Array Biopharma Inc melonjak hampir 57 persen setelah Pfizer Inc setuju untuk membeli perusahaan pembuat obat itu seharga USD 10,64 miliar untuk menambah portofolionya.

Investor juga menantikan KTT G20 di akhir bulan untuk mengetahui kemajuan dalam pembicaraan untuk menyelesaikan perang dagang yang berkepanjangan antara AS dan China.

Senin, 17 Juni 2019

Equity World | Dibuka Memerah, Bursa Saham Asia Tiba-tiba Rebound

Equity World | Dibuka Memerah, Bursa Saham Asia Tiba-tiba Rebound

Equity World | Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada perdagangan pertama di pekan ini: indeks Nikkei turun 0,1%, indeks Shanghai turun 0,05%, indeks Straits Times turun 0,38%, dan indeks Kospi turun 0,18%.

Namun pada perdagangan pukul 9.17 WIB, Senin ini (17/6/) mayoritas saham Asia berbalik arah menguat: Nikkei naik 0,18%, Hang Seng menguat 1,20%, Shanghai naik 0,46%, dan Straits Times menguat 0,00% atau 0,12 poin.

Namun pergerakan bursa Asia dibayangi beberapa sentimen yang bisa menekan pasar. Lagi-lagi, panasnya bara perang dagang membuat bursa Asia bisa saja bergerak di zona merah. Pertama, ada perang dagang AS-China. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan dengan Presiden China Xi Jinping di gelaran KTT G-20 pada akhir bulan ini di Jepang masih juga belum jelas.

Semakin mendekati akhir bulan Juni, belum ada kepastian bahwa keduanya akan bertemu, walau memang Washington masih ingin kedua pemimpin negara bertemu guna membuka jalan menuju damai dagang.

"Namun belum ada proses formalisasi," ujar Lawrence Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengutip Reuters.

Sebelumnya, pejabat senior di lingkungan pemerintahan China mengungkapkan bahwa Beijing bahkan belum melakukan apapun terkait rencana pertemuan Trump-Xi.

"Bagi China, yang penting adalah protokol dan bagaimana beliau dihormati. China tidak ingin Xi pergi ke sebuah pertemuan yang akan mempermalukan dirinya," tegas sang pejabat, dikutip dari Reuters.

Equity World

Harga Emas Bakal Berkilau Pekan Ini | Equity World



Sekedar mengingatkan, Trump sebelumnya sudah mengancam bahwa dirinya akan membebankan bea masuk tambahan bagi produk impor asal China jika Xi sampai tak menemuinya di sela-sela KTT G-20 nanti.

Kedua, ada perang dagang AS-India. Mulai tanggal 5 Juni, AS memutuskan untuk menghapus fasilitas Generalized System of Preference (GSP) yang diberikan kepada India. Sejatinya, fasilitas ini membuat berbagai produk made in India bebas bea masuk di AS, di mana nilainya ditaksir mencapai US$ 5,6 miliar.

Namun, Trump memutuskan untuk meniadakan fasilitas itu karena dinilai mengancam industri dan kepentingan dalam negeri. India pun tidak terima dan membalas dengan menerapkan bea masuk untuk 28 produk AS seperti kacang almon, walnut, dan apel yang berlaku mulai minggu (16/6/2019) waktu setempat.

Dengan meletusnya perang dagang AS-India, dikhawatirkan laju perekonomian dunia akan semakin tertekan.