Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus hingga USD 3.460 per Troy Ounce
Equityworld Futures | Harga emas dunia diproyeksikan dapat menembus level US$ 3.460 per troy ounce pada perdagangan pekan depan, Senin, 11 Agustus 2025. “Prediksi ini didukung analisis fundamental dan teknikal yang menunjukkan tren kenaikan harga,” kata Pengamat komoditas dan mata uang Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Ahad, 10 Agustus 2025.
Equityworld Futures | Harga Emas Ambles 1% Lebih, Pasar Tunggu Kejelasan Tarif dari Gedung Putih
Adapun harga emas pekan depan akan bergerak dalam rentang level support US$ 3.371 per troy ounce sedangkan level resistance US$ 3.435 per troy ounce.
Ibrahim optimistis harga emas dunia pada semester II tahun ini bisa mencapai US$ 3.600 per troy ounce. Sementara logam mulia berada di level Rp 2.150.000 per gram.
Ia mengungkapkan sejumlah sentimen global yang memengaruhi pergerakan harga emas pekan depan, salah satunya adalah rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kedua kepala negara berencana bertemu pada 15 Agustus di Alaska untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina. Adapun Trump menyebutkan kesepakatan penyelesaian perang itu akan berujung pada penyerahan sejumlah wilayah Ukraina kepada Rusia.
Ibrahim mentarakan pertemuan ini berpotensi tidak menghasilkan kesepakatan apapun yang dapat berujung pemberian sanksi terhadap Rusia. Kondisi ini, kata Ibrahim, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Trump dan para pembeli minyak Rusia.
Adapun pada Rabu lalu, 6 Agustus 2025, Trump menambah besaran tarif resiprokal India karena telah membeli minyak dari Rusia. Trump menjelaskan aksi militer Rusia yang berkelanjutan di Ukraina merupakan "darurat nasional". Oleh karena itu, menurut Trump, perlu dan tepat untuk mengenakan tarif yang lebih tinggi kepada India selaku konsumen utama produk minyak bumi Rusia.
Sentimen lain yang memengaruhi harga emas pekan depan adalah pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berencana mengambil alih Jalur Gaza. Netanyahu mengklaim nantinya wilayah itu akan diserahkan kepada pemerintahan sipil non-Hamas.
Terakhir, Ibrahim juga menyoroti pencalonan Stephen Mirae sebagai Gubernur Bank Sentral atau Federal Reserve (The Fed). Mirae disebut akan menggantikan Adriana Kugler yang baru saja mengundurkan diri dari posisi strategis di The Fed.
Penunjukkan itu, kata Ibrahim, memicu ekspektasi akan kebijakan yang lebih dovish ke depannya. Seperti pemberlakuan suku bunga yang lebih rendah yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta permintaan minyak.