Equity World | Meski Tertekan, IHSG Sepertinya Kuat Bertahan di Atas 6.600
Equity World | Jakarta, Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan sepanjang pekan lalu. IHSG membukukan kinerja mingguan minus 0,64%.
Dari 5 hari perdagangan, IHSG terpantau menguat 3 kali dan melemah 2 kali. Sudah dua pekan beruntun kinerja IHSG mengecewakan.
Bahkan di sepanjang tahun ini, return IHSG merupakan yang terburuk di kawasan Asia Pasifik dan menjadi runner up terburuk secara global.
Asing terus menerus kabur dari bursa saham RI. Pada minggu lalu, asing tercatat net sell Rp 1,84 triliundi pasar reguler dan Rp 578 miliar di pasar negosiasi dan tunai sehingga secara total asing net sell Rp 2,41 triliun.
Inflasi di AS yang terus melandai belum mampu menjadi katalis positif untuk pergerakan IHSG. Bahkan ketika nilai tukar rupiah menguat dan yield SBN turun IHSG masih tertekan.
Sentimen yang berpotensi menggerakkan saham hari ini datang dari rilis kinerja perdagangan internasional bulan Desember 2022.
Konsensus memperkirakan neraca dagang masih berpotensi surplus US$ 4,01 miliar karena ekspor masih bisa tumbuh 6,65% year on year tetapi impor terkontraksi 7,58% year on year.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG akhir pekan lalu, indeks ditutup di atas level psikologis 6.600 dan di atas batas bawah BB terdekat di 6.570.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI cenderung berada di bawah area 40 sepanjang pekan ini dan didekat area jenuh jualnya di 30.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 masih berada di bawah MA 26 dan bar histogram bergerak di area negatif.
Melihat berbagai indikator teknikal yang ada menunjukkan IHSG berpotensi terkonsolidasi di area 6.600-6.700 terlebih dahulu.