Equity World | Emas Dunia Anjlok Tertekan Data Ekonomi AS
Equity World | Harga emas dunia merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang penurunan untuk sesi ketiga berturut-turut. Emas tertekan data ekonomi Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan namun pelemahan dolar AS menahan kerugian logam kuning lebih lanjut.
Melansir Antara, Rabu, 31 Agustus 2022, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh USD13,4 atau 0,77 persen, menjadi USD1.736,30 per ounce. Emas berjangka menetap di level terendah sejak akhir Juli.
Dolar AS melemah pada Selasa, 30 Agustus 2022, karena euro memperoleh momentum. Greenback mundur terhadap euro di tengah ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan memperketat kebijakan moneter lebih agresif dari yang diperkirakan sebelumnya.
Tetapi prospek logam kuning sangat tertekan oleh prospek suku bunga AS yang lebih tinggi. Emas merosot pekan lalu setelah The Fed mengisyaratkan tidak memiliki rencana untuk melonggarkan jalur pengetatan moneternya. Langkah itu mendorong dolar ke puncak 20 tahun, dan juga menaikkan imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek.
Data ekonomi AS positif menekan harga emas. Indeks kepercayaan konsumen dari lembaga riset Conference Board naik pada Agustus menjadi 103,2 dari 95,3 pada Juli.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan lowongan pekerjaan AS naik secara tak terduga pada Juli, dengan jumlah posisi yang tersedia naik tipis menjadi 11,2 juta, melampaui semua perkiraan dan dari 11 juta yang direvisi pada Juni.
Presiden Federal Reserve Richmond Tom Barkin berkomitmen untuk mengendalikan inflasi dan ada jalan untuk sampai ke sana. Dia juga mengakui resesi adalah risiko yang jelas karena The Fed memperketat kebijakan moneter.
Investor sekarang menunggu data penggajian AS yang akan dirilis pada Jumat, 28 Agustus 2022. Kekuatan di pasar tenaga kerja kemungkinan akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga secara agresif.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 38,3 sen atau 2,05 persen, menjadi USD18,287 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober jatuh USD22,2 atau 2,6 persen menjadi USD832,10 per ounce.
Rabu, 31 Agustus 2022
Equity World | Emas Dunia Anjlok Tertekan Data Ekonomi AS
Selasa, 30 Agustus 2022
Equity World | Harga Emas Hari Ini Kinclong Usai Isyarat Kenaikan Suku Bunga AS
Equity World | Harga Emas Hari Ini Kinclong Usai Isyarat Kenaikan Suku Bunga AS
Equity World | Harga emas naik pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta) karena reli dolar Amerika Serikat (AS) yang menekan harga emas ke posisi terendah dalam satu bulan di awal sesi berakhir.
Hal ini setelah Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan suku bunga yang lebih tinggi.
Dikutip dari CNBC, Selasa (30/8/2022), harga emas di pasar spot naik 0,04 persen menjadi USD 1.737,59 per ounce. Harga emas menyentuh level terendah sejak 27 Juli di USD 1.719,56 di awal sesi perdagangan.
Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,04 persen.
“Emas terjual habis setelah pidato Powell dan saat ini kenaikan disebabkan oleh bargain hunting murni serta pull-back dalam dolar... Emas akan segera mulai diperdagangkan dalam kisaran kecil sampai petunjuk lebih lanjut dari The Fed,” kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, Bob Haberkorn.
Dalam pidatonya di Jackson Hole, Wyoming, Powell mengatakan Fed akan menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk mengekang inflasi.
Pelaku pasar sekarang sebagian besar memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan Fed September.
Emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, tetapi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil meredup di tengah lingkungan suku bunga tinggi.
“Tujuan kenaikan harga emas bullish adalah untuk membuat bentuk di atas resistance kuat di USD 1.800 dan tujuan penurunan harga jangka pendek bears mendorong harga berjangka di bawah dukungan teknis yang solid di USD 1.700,” kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Membatasi kenaikan harga emas, benchmark imbal hasil Treasury AS lebih tinggi untuk hari ini.
“AS sedang menuju resesi, Fed tidak bisa agresif saat itu; begitu pasar mendapat konfirmasi lebih lanjut tentang itu, emas akan mulai naik,” tambah Haberkorn.
Sementara itu, Goldman Sachs memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi nggris dan memperkirakan resesi akan dimulai akhir tahun ini.
Di tempat lain, harga perak turun 0,67 persen menjadi USD 18,75 per ounce, dan platinum naik sedikit lebih tinggi menjadi USD 864,1.
Sedangkan harga Palladium naik 1,48 persen menjadi USD 2.141,68.
Harga emas akan diperkirakan bakal terjebak di wilayah netral lagi pada perdagangan di pekan ini. Harga emas akan menahan support di sekitar USD 1.750 per ounce dengan sentimen masih kepada Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed).
Harga emas terus berjuang agar bisa masuk ke level bullish di tengah kebijakan The Fed yang maish mempertahankan kebijakan moneter yang agresif. Analis mencatat bahwa emas menghadapi tantangan lebih lanjut menyusul komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya yang sangat dinanti di simposium bank sentral di Jackson Hole, Wyoming.
Meskipun pidato Powell tidak hawkish seperti yang diperkirakan beberapa analis, dia mencatat bahwa suku bunga masih perlu naik lebih tinggi karena inflasi tetap menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian.
Jerome Powell menambahkan bahwa suku bunga bisa tetap lebih tinggi lebih lama untuk memastikan inflasi tetap dekat dengan target 2 persen.
Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan, mungkin sulit bagi emas untuk reli di saat suku bunga tetap tinggi.
"Saya tidak terlalu optimis pada logam mulia saat ini karena harga berada di level support utama ini," katanya.
Namun, analis lain mengatakan bahwa penurunan tekanan inflasi dapat mendorong pasar untuk menilai langkah-langkah yang kurang agresif dari Federal Reserve, yang akan melemahkan dolar AS dan mendukung harga emas.
Pada Jumat lalu, Departemen Perdagangan AS mengatakan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti tumbuh 4,6 persen pada Juli 2022, turun dari angka Juni yang di anga 4,8 persen.
"Data inflasi mungkin jauh lebih relevan daripada apa pun yang dikatakan Powell," kata kepala analismata uang Forexlive.com, Adam Button.
"Emas harus bekerja dengan baik karena inflasi terus turun. Pasar dihargai terlalu tinggi untuk pergerakan 75 basis poin di bulan September dan emas harus reli karena ekspektasi itu mulai turun." tambah dia.
Senin, 29 Agustus 2022
Equity World | Bursa Saham Asia Tersungkur Setelah Pidato Ketua The Fed Jerome Powell
Equity World | Bursa Saham Asia Tersungkur Setelah Pidato Ketua The Fed Jerome Powell
Equity World | Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan lebih rendah pada Senin (29/8/2022), setelah pidato Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell di Jackson Hole pada Jumat, 26 Agustus 2022.
Powell memperingatkan, kenaikan suku bunga akan menyebabkan kesakitan pada ekonomi AS, dengan mengatakan suku bunga yang lebih tinggi kemungkinan akan bertahan untuk beberapa waktu.
Indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir 2,9 persen dan indeks Topix turun 2,06 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun 2,2 persen dan indeks Kosdaq turun 2,5 persen.
Di Australia, S&P/ASX 200 turun 2 persen. Bursa saham China melemah pada perdagangan awal pekan ini. Indeks Shanghai turun 0,72 persen dan indeks Shenzhen susut 0,68 persen.
Indeks Hang Seng melemah 1,07 persen dan indeks Hang Seng teknologi tergelincir 1,43 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,9 persen, sedangkan yen Jepang diperdagangkan pada 138,27 per dolar Amerika Serikat.
Pada Jumat di AS,indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 1.008 poin, atau 3,03 persen menjadi 32.283,40. Indeks S&P 500 turun 3,37 persen menjadi 4.057,66 dan Nasdaq Composite turun 3,94 persen menjadi 12.141,71.
“Sementara suku bunga yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah akan menurunkan inflasi, hal itu juga akan membawa penderitaan bagi rumah tangga dan bisnis,” kata Powell, dikutip dari CNBC, Senin, 29 Agustus 2022.
“Ini adalah biaya yang tidak menguntungkan untuk mengurangi inflasi. Tetapi kegagalan untuk memulihkan stabilitas harga akan berarti penderitaan yang jauh lebih besar,” ia menambahkan.
Dia mengatakan, keputusan The Fed pada September akan tergantung pada totalitas data yang masuk dan prospek yang berkembang.
Menurut Goldman Sachs Asset Management, dunia berada pada titik belok dan itu berarti akan ada perubahan besar pada cara berinvestasi.
Sementara itu, perusahaan menunjuk pada kenaikan suku bunga sebagai akibat dari inflasi yang terus-menerus, rantai pasokan yang terganggu, sensitivitas yang meningkat terhadap masalah iklim, ketidakstabilan geopolitik, dan deglobalisasi.
“Dalam lingkungan baru ini, buku pedoman konstruksi portofolio yang bekerja dengan sangat baik dalam beberapa dekade terakhir mungkin kurang efektif di masa depan, memaksa pemikiran ulang dalam pendekatan,” tambah mereka.
Hasil pada catatan imbal hasil obligasi AS 2-tahun secara singkat naik ke 3,45 persen Senin pagi, tertinggi sejak November 2007, karena bursa Asia Pasifik turun setelah pidato Powell pada Jumat.
Imbal hasil obligasi 10-tahun naik menjadi 3,09 persen sementara imbal hasil 30-tahun juga naik menjadi 3,2 persen. Hasil pada catatan imbal hasil obligasi 5 tahun juga lebih tinggi di 3,2 persen.
Hasil bergerak berbanding terbalik dengan harga, dan titik dasar sama dengan 0,01 persen. Yen Jepang terus melemah tajam terhadap greenback menyusul komentar hawkish Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat.
Yen Jepang telah melemah terhadap dolar karena kebijakan moneter di kedua negara berbeda, dengan USD didorong oleh tingkat yang lebih tinggi.
"USD/JPY akan mengambil isyarat dari USD dan imbal hasil Treasury AS dalam pandangan kami," tulis Analis Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan.
Yen terakhir berpindah tangan pada 138,37 per dolar Amerika Serikat. Momentum negatif dari Jumat tampaknya telah berlangsung selama akhir pekan, karena saham berjangka AS dibuka lebih rendah pada Minggu malam. Dow berjangka turun lebih dari 200 poin, sementara Nasdaq 100 berjangka turun sekitar 1 persen.
Jumat, 26 Agustus 2022
Equity World | Harga Emas Hari Ini Berubah di Dunia, Kian Mahal atau Murah?
Equity World | Harga Emas Hari Ini Berubah di Dunia, Kian Mahal atau Murah?
Equity World | Harga emas naik dipicu dolar yang tergelincir dari posisi tertinggi baru-baru ini. Sementara investor menunggu simposium Jackson Hole untuk isyarat pada kebijakan moneter Federal Reserve.
Harga emas hari ini di pasar Spot naik 0,37 persen menjadi USD 1.757,4434 per ounce. Harga emas berjangka AS naik 0,53 persen menjadi USD 1.770,80.
Melansir laman CNBC, Jumat (26/8/2022), fokus akan tertuju pada pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada konferensi bank sentral di Wyoming yang bisa menjadi petunjuk tentang strategi kenaikan suku bunga Fed.
“Emas baru saja melihat pemantulan korektif dari tekanan jual baru-baru ini. Dolar telah mundur dari level tertingginya dan ada beberapa posisi menjelang pidato Powell," kata Jim Wyckoff, Analis Senior di Kitco Metals.
“Dalam waktu dekat, grafik emas masih bearish. Tetapi dalam jangka panjang, masih ada potensi kenaikan untuk emas karena akan ada beberapa permintaan safe-haven setiap kali ekonomi goyah.”
Indeks dolar turun 0,2 persen, membuat emas lebih murah untuk pembeli luar negeri. Emas dianggap sebagai investasi yang aman di tengah gejolak ekonomi. Namun, kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan.
Investor juga mengambil stok data yang menunjukkan ekonomi AS mengalami kontraksi pada kecepatan yang moderat dari yang diperkirakan pada kuartal kedua. Di pasar fisik, impor emas bersih konsumen China melalui Hong Kong mencapai level tertinggi sembilan bulan di bulan Juli.
Sementara harga logam perak naik 0,23 persen menjadi $19,205 per ounce, platinum naik 0,69 persen menjadi USD 882,8275 per ounce. Palladium melambung 5,57 persen menjadi USD 2.147.2944 per ounce.
UBS menaikkan prospek harga paladium pada "impor kuat yang diperbarui oleh China", memperkirakan harga logam ini pada posisi USD 1.900 per ounce pada bulan Desember, tetapi mempertahankan pandangan negatif pada logam atas perlambatan pertumbuhan di Eropa dan Amerika Utara.