Senin, 13 November 2023
Equityworld Futures | Sikap Powell, Bikin Investor Emas Ketar-Ketir
Equityworld Futures | Emas masih dalam trend pelemahan, hal ini diperkuat dari pidato Powell minggu lalu yang masih menunjukkan tanda hawkish.
Equityworld Futures | Harga Emas Rebound Pada Perdagangan Senin (13/11) Pagi
Pada perdagangan Jumat (10/11/2023) harga emas di pasar spot ditutup merosot 1,09% di posisi US$ 1.936,79 per troy ons. Penurunan ini menjadi penurunan terbesar pada pekan lalu.
Sementara, pada pukul 06.00 WIB Senin (13/11/2023), harga emas di pasar spot dibuka lebih rendah di posisi US$ 1.936,55 per troy ons atau turun 0,01%.
Emas turun lebih dari 1% pada perdagangan Jumat dan menuju penurunan mingguan kedua berturut-turut karena berkurangnya permintaan safe-haven sementara sikap hawkish dari Ketua The Federal Reserve Jerome Powell menambah penurunan harga emas.
Sikap Powell yang masih hawkish menjadi alasan utama pelemahan emas pekan kemarin dan pembukaan perdagangan emas hari ini. Hal ini juga dirusak oleh meningkatnya selera risiko investor selama beberapa minggu terakhir.
Emas batangan telah kehilangan sekitar US$70 per troy ons sejak mencapai level di atas US$2.000 per troy ons dua minggu lalu karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Pejabat The Federal Reserve AS, termasuk Powell, mengatakan pada hari Kamis kemarin bahwa mereka masih tidak yakin bahwa suku bunga akan cukup tinggi untuk menyelesaikan perjuangan melawan inflasi. Dimana target inflasi AS adalah sebesar 2%.
Patokan imbal hasil Treasury AS 10 tahun dan indeks dolar menuju kenaikan mingguan, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor.
"Emas akan terus diperdagangkan sideways ke level lebih rendah dalam waktu dekat kecuali kita melihat peningkatan peristiwa geopolitik, laporan ekonomi AS yang lemah, atau jika The Fed menyarankan untuk menurunkan suku bunga," ucap Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
"Perang Israel-Hamas belum meningkat secara signifikan dari sudut pandang pasar, sehingga mendorong selera risiko yang lebih baik dan menarik uang dari emas."
Dari India, adanya festival besar meningkatkan permintaan emas fisik di India, namun pembelian dilaporkan sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu karena harga yang lebih tinggi membuat beberapa pelanggan enggan membeli emas.
Jumat, 10 November 2023
Equityworld Futures | Harga Emas Diperkirakan Masih Berpotensi Tertekan
Equityworld Futures | Harga Emas Diperkirakan Masih Berpotensi Tertekan
Equityworld Futures | Pergerakan harga emas di pasar spot pada perdagangan hari ini diperkirakan berpeluang tertekan merespons pernyataan Jerome Powell dalam panel diskusi IMF dinihari tadi.
Equityworld Futures | Emas Ditolong Perang, Harganya Gak Anjlok Meski Fed Galak
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan harga emas spot masih berpeluang tertekan hari ini setelah pernyataan Jerome Powell dalam panel diskusi IMF dinihari tadi menyebutkan ketidakyakinan Bank Sentral apakah suku bunga tinggi saat ini sudah mencukupi untuk menurunkan inflasi ke target 2%.
“Harga masih berpotensi tertekan ke kisaran level terendah kemarin di kisaran US$1.945 selama harga bergerak di bawah resisten US$1.970. Resisten berikutnya di kisaran US$1.990,” jelasnya kepada Media Asuransi, Jumat 10 November 2023.
Menurutnya, malam ini data survei sentimen konsumen AS bulan November mungkin bisa menggerakkan harga emas. Data yang lebih bagus dari ekspektasi bisa menekan turun harga dan sebaliknya.
Kamis, 09 November 2023
Equityworld Futures | Wall Street Beragam Jelang Pidato Bos The Fed, Pasar Tak Cemas Lagi
Equityworld Futures | Wall Street Beragam Jelang Pidato Bos The Fed, Pasar Tak Cemas Lagi
Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (8/11/2023) waktu setempat. Reli saham pada November tampak memudar lantaran para investor menunggu pidato dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell terkait arah suku bunga acuan.
Equityworld Futures | Masih Tertekan, Harga Emas Berjangka Turun 4 Hari Beruntun
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (9/11/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,12% atau 40,33 poin ke 34.112,27, sementara S&P 500 naik 0,10% atau 4,40 poin ke 4.382,78, dan Nasdaq menanjak 0,08% atau 10,56 poin ke 13.650,41.
Di tengah tanda-tanda jenuh beli investor, S&P 500 yang hanya menguat 0,1% masih mencatatkan kenaikan kedelapan berturut-turut. Indikator “pengukur rasa takut” Wall Street atau yang disebut VIX mengalami penurunan terpanjang sejak Oktober 2015.
Adapun imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor sepuluh tahun turun di bawah 4,5% setelah lelang surat utang senilai US$40 miliar.
Penjualan obligasi AS memberikan pengaruh yang semakin besar terhadap saham. Hal ini berdasarkan data Citigroup Inc. yang menunjukkan S&P 500 telah bergerak sekitar 1% ke segala arah pada hari lelang sejak awal tahun 2022, melampaui rata-rata dekade sebelumnya. Analisis Citigroup membuat para pedagang waspada terhadap penjualan obligasi teno 30 tahun senilai US$24 miliar pada hari Kamis.
Wall Street juga terus mencermati pidato para anggota Fed. Berbicara singkat pada Rabu (8/11/2023), Powell tidak mengomentari prospek suku bunga. Dia akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pandangannya pada Kamis dalam panel mengenai tantangan kebijakan.
“Akan menarik untuk mendengar apakah dia membuat komentar mengenai pergerakan suku bunga jangka panjang baru-baru ini. Jika nadanya sedikit lebih hawkish dibandingkan minggu lalu, hal itu bisa saja terjadi, dan menjadi katalis untuk pasar yang kami pikir bisa terjadi,” kata Matt Maley dari Miller Tabak + Co.
Sementara itu, pedagang swap memperkirakan hampir tidak ada peluang kenaikan suku bunga pada Desember 2023, dan memperkirakan tingkat suku bunga acuan The Fed saat ini yang sekitar 5,25% hingga 5,5% akan menandai puncak siklus pengetatan moneter.
Senior analis pasar Oanda Craig Erlam mengatakan bahkan jika bank sentral berpandangan bahwa suku bunga bisa turun tahun depan, tidak realistis mengharapkan mereka mengatakannya pada saat ini karena akan membingungkan dan melemahkan pesan mereka bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama.
“Kami terus melihat perdagangan yang lesu di pasar saham pada Rabu, dengan investor berjuang melawan komentar hawkish dari bank sentral terhadap ekspektasi ekonomi yang suram dan spekulasi seputar penurunan suku bunga tahun depan,” kata Erlam.
Ahli strategi UBS Group AG memperkirakan S&P 500 akan berakhir pada tahun 2024 di sekitar 4,600 poin atau menyiratkan kenaikan hanya sekitar 5% dari level saat ini. Prediksi konservatif itu karena mereka melihat pertumbuhan yang lebih lemah akan merugikan pendapatan emiten.
“Margin keuntungan emiten menghadapi hambatan termasuk leverage operasi yang negatif, upah yang kaku, memburuknya kekuatan harga dan meningkatnya beban bunga," tulis Jonathan Golub dan Patrick Palfrey.
Sementara itu, kepala ekonom Hoisington Investment Management Co., Lacy Hunt, melihat penurunan imbal hasil obligasi AS baru-baru ini sebagai awal dari reli yang akan meningkat ketika perekonomian AS mengalami penurunan tajam.
“Untuk pasar obligasi, keadaan tidak menentu karena perekonomian sedang menuju hard landing. Tetapi ini adalah proses yang membutuhkan waktu. Perekonomian AS mempunyai kesulitan yang sangat serius yang akan menghantui kita dalam jangka waktu yang lama di masa depan,” kata Hunt dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television.
Selasa, 07 November 2023
Equityworld Futures | Menanti The Fed, Wall Street Berakhir Hijau
Equityworld Futures | Menanti The Fed, Wall Street Berakhir Hijau
Equityworld Futures | Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Senin (6/11/2023) waktu setempat atau pagi WIB. Indeks komposit Nasdaq mencatatkan rekor tertinggi sejak Januari 2023.
Equityworld Futures | Harga Emas Jatuh! Tenang Masih Bisa Tembus US$ 2.000 Asal….
Nasdaq naik 0,3 persen dan berakhir pada 13.518,78, sedangkan S&P 500 naik tipis 0,18 persen pada level 4.365,98. Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 34,54 poin, atau 0,1 persen dan menetap pada level 34.095,86.
“Apa yang kami lihat adalah pasar berhenti sejenak untuk mencerna reli yang sangat kuat minggu lalu,” kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments mengutip CNBC.
“Pasar berada dalam situasi berhenti sejenak untuk mengkonsolidasikan pergerakan baru-baru ini dan menunggu katalis bullish berikutnya keluar, dan kemungkinan besar itu adalah salah satu dari pernyataan Ketua Tahe Fed, Jerome Powell,” lanjut dia.
Selain rekor Nasdag, Dow dan S&P 500 naik untuk hari keenam berturut-turut dan merupakan yang pertama kalinya sejak bulan Juli dan Juni. Saham Nvidia bertambah sekitar 1,7 persen, didorong oleh optimisme dari Bank of America menjelang laporan pendapatannya.
Saham Bumble tergelincir 4,4 persen setelah aplikasi kencan tersebut mengumumkan CEO-nya akan mundur pada bulan Januari. Sementara itu, saham SolarEdge Technologies anjlok 5,1 persen karena penurunan peringkat dari Wells Fargo.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengalami kenaikan, dan membalikkan tren minggu lalu. imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun naik 9 basis poin menjadi sekitar 4,65 persen.
Saham-saham sedang memasuki minggu terbaiknya di tahun 2023. Dow mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2022, sementara S&P dan Nasdaq mencatat minggu terbaiknya sejak November 2022.
Laporan pekerja bulanan yang lemah juga mendorong imbal hasil obligasi yang lebih rendah, dimana hal ini memberikan dorongan pada ekuitas .
“Pasar saham memiliki awal yang kuat di bulan November, dan langkah ini tampaknya pantas, mengingat apa yang kita lihat indikator sentimen di pasar modal,” ujar Lori Calvasina, kepala strategi ekuitas AS di RBC.
“Secara umum, pandangan kami selama sebulan terakhir ini adalah jika lonjakan imbal hasil berhenti, ekuitas AS dapat menguat tanpa menimbulkan terlalu banyak kerugian tambahan,” tambahnya.
Minggu ini merupakan periode sepi bagi data ekonomi dan pendapatan perusahaan. Meskipun musim laporan keuangan sudah mereda, dengan lebih dari 400 perusahaan S&P telah melaporkan hasil keuangan triwulanannya. Investor minggu ini menunggu kabar terbaru dari Walt Disney, Wynn, MGM Resorts, dan Occidental Petroleum.
Para ritel juga akan mengamati Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang dijadwalkan untuk berbicara dua kali dalam beberapa hari mendatang. Pekan lalu, bank sentral mempertahankan suku bunga tidak berubah untuk pertemuan kedua berturut-turut karena anjloknya imbal hasil obligasi. Investor berharap kampanye kenaikan suku bunga The Fed akan segera berakhir.