Rabu, 18 Oktober 2023

Equityworld Futures | Dibantu Perang, Harga Emas Tetap Kencang Meski Ditekan AS

Equityworld Futures | Dibantu Perang, Harga Emas Tetap Kencang Meski Ditekan AS

Equityworld Futures | Harga emas tetap menguat di tengah gempuran tingginya imbal hasil US Treasury dan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Konflik di Timur Tengah membuat emas tetap berlari meski ada banyak tekanan dari ekspektasi kenaikan suku bunga.

Equityworld Futures | Dibantu Perang, Harga Emas Tetap Kencang Meski Ditekan AS

Harga emas di pasar spot pada perdagangan Selasa (17/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.923,07 per troy ons. Harganya menguat 0,19% Penguatan ini berbanding terbalik dengan pergerakan harga emas yang melemah 0,64% pada Senin pekan ini.

Harga emas masih menguat tipis pada hari ini. Pada perdagangan Rabu (18/10/2023) pukul 06: 32 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.923,79 per troy ons. Harganya menanjak 0,04%.

Analis dari FXTM, Lukman Otunuga, menjelaskan pergerakan emas masih ditopang oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah. Ketegangan geopolitik bahkan mampu meredam sentimen negatif terkait suku bunga.

Dalam perkembangan terbaru dari perang Israel vs Hamas, ratusan orang dilaporkan tewas dalam ledakan besar di sebuah rumah sakit yang ramai di Kota Gaza. Insiden itu merupakan kematian terbesar di wilayah yang diblokade tersebut dalam lima perang antara Hamas dan Israel sejak militan mengambil alih wilayah tersebut pada 2007.

Kementerian Kesehatan Gaza, yang dijalankan oleh Hamas, mengatakan setidaknya 500 orang tewas pada Selasa (17/10/2023) malam dalam serangan udara Israel terhadap al-Ahlial-Arabi, yang juga dikenal sebagai rumah sakit Baptis. Juru bicara pertahanan sipil Gaza menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 300 orang.

Pertumpahan darah di rumah sakit tersebut terjadi 11 hari setelah perang baru antara Israel dan kelompok militan Palestina yang terus meningkat menjelang kunjungan Joe Biden ke wilayah tersebut, sehingga mempersulit upaya AS untuk menghentikan konflik yang meluas di Timur Tengah.

"Pergerakan harga emas akan sangat dipengaruhi oleh risiko geopolitik serta ekspektasi suku bunga," tutur Lukman Otunuga, dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar menunggu pidato Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jeromw Powell. Powell akan berbicara pada acara Economic Outlook di Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, New York pada Kamis (19/10/2023). Pidato Powell akan ditunggu-tunggu mengingat pelaku pasar ingin mencari tahu arah kebijakan The Fed ke depan setelah inflasi AS masih melaju kencang.

Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 11,5% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Angka ini naik dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 6,8%.

Ekspektasi membuat indeks dolar AS menguat ke 106,25 kemarin dari hari sebelumnya yang tercatat 196,24. Ekspektasi juga melambungkan imbal hasil US Treasury melonjak menjadi 4,85% dari posisi sebelumnya di 4,71%.

"Jika Powell menyampaikan pernyataan hawkish maka ini akan menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga sehingga harga emas akan tertekan," tutur Otunuga.

Dia menambahkan jika emas ke bawah level US$ 1.920 maka sang logam mulai bisa terus terseret ke bawah.

Selasa, 17 Oktober 2023

Equityworld Futures | Pemilik Emas Mohon Tenang, Harga Ambles Tapi Diamal Naik Lagi

Equityworld Futures | Pemilik Emas Mohon Tenang, Harga Ambles Tapi Diamal Naik Lagi

Equityworld Futures | Harga emas terbang melemah setelah terbang pada pekan lalu. Harga emas di pasar spot pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.919,44 per troy ons. Harganya melemah 0,64%.

Equityworld Futures | Pemilik Emas Mohon Tenang, Harga Ambles Tapi Diamal Naik Lagi

Pelemahan ini menjadi pembalikan setelah emas terbang 3,4% pada perdagangan Jumat pekan lalu. Harga emas menguat tipis pada hari ini. Pada perdagangan Selasa (17/10/2023) pukul 05:53 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.920,49 per troy ons. Harganya menguat 0,05%.

Analis dari Kitco Metals, Jim Wyckoff, menjelaskan pelemahan emas kemarin lebih disebabkan banyaknya trader yang mengambil untung atau taking profit.
Namun, dia melihat pelemahan hanya bersifat sementara.
"Ada konsolidasi setelah lonjakan harga kemarin. Ini hanya aksi profit taking dalam jangka pendek," tutur Wyckoff, dikutip dari Reuters.

Dia menambahkan emas masih memiliki penopang utama yakni konflik di Timur Tengah. Jika konflik memanas maka emas akan terus dicari sehingga harganya bisa semakin menanjak.
"Saya perkirakan emas akan terus dalam tren kenaikan dalam beberapa minggu ke depan. Level US$ 2.000 jelas mungkin jika situasi di Timur Tengah memanas," imbuhnya.

Emas dengan cepat melesat dari sebelum perang, Jumat (6/10/2023) menuju Jumat (13/10/2023). Pada periode tersebut emas melesat US$ 111,69 per gram atau melambung 5,4%.

Dalam perkembangan terbaru, peperangan antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel masih terus terjadi. Eskalasi semakin tajam setelah Israel melontarkan serangan balasan yang bertubi-tubi ke wilayah Gaza.

Israel masih terus melancarkan serangan rudal ke wilayah Gaza, Palestina. Hal ini merupakan buntut dari serbuan kelompok penguasa wilayah itu, Hamas, yang menyerang wilayah Negeri Yahudi itu 7 Oktober lalu.

Dalam pantauan Al Jazeera, Senin (16/10/2023), sebuah "bola api besar" telah dilaporkan terjadi di Gaza, setelah beberapa serangan udara oleh militer Israel. Bola api dan asap membumbung di atas gedung-gedung selama serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 15 Oktober 2023.

Serangan-serangan itu menyebabkan beberapa orang tewas dalam beberapa jam terakhir. Sasaran di Khan Younis juga terkena serangan, meskipun jumlah pasti korban belum dapat ditentukan.

Selain perang, investor juga menantikan pernyataan Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Powell dijadwalkan akan berpidato dalam acara Economic Outlook yang digelar oleh the Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, pada Kamis pekan ini (19/10/2023).
Pidato Powell akan menjadi pegangan pelaku pasar untuk memproyeksi arah kebijakan The Fed pada November.

Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 6,8% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Angka ini naik dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 10,6%.

"Emas naik karena masih ada ketidakpastian di Timur Tengah dan dampaknya yang mungkin sangat serius. Namun, emas baru bisa melonjak lagi jika eskalasi memang benar-benar memanas," tutur analis dari Saxo Bank, Ole Hansen, dikutip dari Reuters.

Kamis, 12 Oktober 2023

Equityworld Futures | Harga Minyak & Batu Bara Hancur Lebur, Emas Bersinar Sendiri

Equityworld Futures | Harga Minyak & Batu Bara Hancur Lebur, Emas Bersinar Sendiri

Equityworld Futures | Harga mayoritas komoditas ambruk setelah terbang. Namun, emas tetap berkilau. Pada perdagangan kemarin, Rabu (11/10/2023), minyak brent ambruk 2,09% ke posisi US$85,82 per barel, begitu juga dengan harga minyak WTI ditutup ambles 2,88% ke posisi US$83,49 per barel.

Equityworld Futures | Harga Emas Terbang Tinggi ke Level Termahal, Sekarang Dibanderol Segini

Harga minyak masih melandai pada hari ini, Kamis (12/10/2023). Harga minyak brent melandai 0,58% sementara WTI menyusut 0,69%.

Harga minyak sempat terbang pada Senin dan Selasa menyusul meningkatnya ketidakpastian global setelah perang Israel vs Hamas meletus.
Posisi Isreal dan Hamas di Palestina yang berada di Timur Tengah menjadi kekhawatiran sendiri. Pasalnya, kawasan tersebut adalah pusat dari pasokan minyak bumi.
Jika perang terus berlanjut maka ada kekhawatiran produksi dan distribusi bakal terganggu.

Hasil yang paling serius bagi minyak mentah adalah konflik ini akan meningkat menjadi perang proksi yang lebih dahsyat dan dapat mempengaruhi pasokan minyak mentah.
Namun, sejalan dengan meredanya kekhawatiran pasar maka harga minyak kembali melandai. Padahal, sejumlah sentimen positif mendukung penguatan harga minyak, termasuk pasokan.

Persediaan minyak global diperkirakan turun 200.000 barel per hari pada semester kedua tahun 2023 karena pengurangan produksi sukarela dari Arab Saudi dan pengurangan produksi di antara negara-negara OPEC+.

Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) juga menyusut 0,29% kemarin tetapi sudah menguat 0,84% pada hari ini.
Kenaikan disebabkan oleh data ekspor. Angka ekspor cukup baik pada 10 hari pertama bulan Oktober, mengindikasikan permintaan telah membaik pada tingkat harga yang lebih rendah.
Selain itu, dari sisi ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-10 Oktober naik 12,5% menjadi 29,6% dari bulan sebelumnya, menurut data surveyor kargo.

Harga batu bara juga tumbang setelah menguat tiga hari beruntun.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak November ditutup di posisi US$ 145 per ton atau terkoreksi 2,26% pada perdagangan Kamis (11/10/2023). Pembalikan arah ini menjadikan si pasir hitam di zona merah pasca menguat tiga hari sebelumnya sepanjang Oktober.

Koreksi disinyalir akibat transisi energi yang mengancam industri batu bara, penurunan impor batu bara kokas India, serta membaiknya masalah serikat kerja gas Chevron di Australia.

Sebaliknya, harga emas terus berkilau, Harga emas di pasar spot pada perdagangan Rabu (11/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.873,61 per troy ons. Harganya terbang 0,72%. Harga tersebut juga menjadi tertinggi sejak 27 September 2023 atau 10 hari perdagangan terakhir.

Pada hari ini, emas juga masih menguat 0,2%. Harga emas menguat tajam setelah keluarnya risalah Federal Open Market Committee (FOMC). Risalah tersebut mencerminkan sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Resreve (The Fed) yang akan hati-hati dalam menentukan kebijakan ke depan.

Rabu, 11 Oktober 2023

Equityworld Futures | Wall Street Lanjut Menguat, Didorong Penurunan Imbal Hasil Treasury AS

Equityworld Futures | Wall Street Lanjut Menguat, Didorong Penurunan Imbal Hasil Treasury AS

Equityworld Futures | Indeks-indeks Wall Street menguat pada Selasa (10/10/2023). Didorong oleh penurunan imbal hasil Treasury Amerika Serikat (AS) ketika Wall Street menilai risiko geopolitik dari perang Israel-Hamas.

Equityworld Futures | Harga Emas Turun, Pasar Soroti Nada Dovish The Fed

Dikutip dari CNBC internasional, Dow Jones Industrial Average naik 134,65 poin (0,40%) menjadi ditutup pada 33.739,30. Sedangkan S&P 500 naik 0,52% menjadi 4.358,24. Sementara itu, Nasdaq Composite yang padat teknologi bertambah 0,58% mendarat di 13.562,84.

Patokan imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun hampir 13 basis poin menjadi sekitar 4,65%, karena investor mencari aset yang aman di tengah konflik. Hasil panen dan harga bergerak berlawanan arah. Langkah ini mencerminkan reaksi pertama terhadap konflik Israel-Hamas di pasar obligasi AS, yang ditutup pada Senin (9/10/2023) untuk Hari Columbus.

Harga minyak juga melemah setelah reli di sesi sebelumnya, memberikan kelegaan bagi investor.

Jatuhnya imbal hasil obligasi mengangkat saham, karena Wall Street masih khawatir atas kenaikan suku bunga yang cepat baru-baru ini. Investor juga mulai mengabaikan risiko geopolitik yang disebabkan oleh perang Israel-Hamas, dibantu oleh laporan gaji bulan September yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat dan optimisme menjelang laporan pendapatan kuartal ketiga minggu ini.

Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada hari Sabtu, mendorong Israel untuk menyatakan perang terhadap Hamas. Serangan ini menandai serangan paling mematikan dalam 50 tahun terakhir. Pasar pada awalnya bereaksi secara spontan dan suram terhadap konflik tersebut pada Senin (9/10/2023), namun saham-saham menguat pada Selasa (10/10/2023).

Mona Mahajan, ahli strategi investasi senior Edward Jones, menilai penurunan imbal hasil telah mendukung pasar ekuitas secara luas. Hal ini mungkin juga memberikan kelegaan bagi pasar karena mungkin ada semacam puncak dalam imbal hasil yang bergerak naik dengan cepat dalam beberapa minggu terakhir.

“Ada semacam harapan yang mungkin muncul bahwa kita mungkin berada di akhir siklus pengetatan The Fed, serta kenaikan suku bunga,” kata Jones.