Selasa, 22 November 2022

Equity World | Bursa Asia Bervariasi di Pagi Ini (22/11), Investor Cenderung Berhati-hati

Equity World | Bursa Asia Bervariasi di Pagi Ini (22/11), Investor Cenderung Berhati-hati

Equity World | Bursa Asia bervariasi pada awal perdagangan hari ini. Selasa (22/11), pukul 08.23 WIB, indeks Nikkei 225 melonjak 0,85% ke 28.181,53. Berbeda, indeks Hang Seng justru turun 0,17% ke 17.625,19.

Sedangkan, indeks Taiex koreksi 0,52% ke 14.373,92. Indeks Kospi juga melemah 0,27% ke 2.413,02 dan indeks ASX 200 naik 0,47% ke 7.172,5.

Sementara itu, FTSE Straits Times naik 0,67% ke 3.272,51 dan FTSE Malay juga terkerek tipis 0,02% ke level 1.448,32.

Bursa saham di Asia cenderung bergerak mixed. Pelaku pasar pun terlihat bergerak hati-hati dengan mempertimbangkan sejumlah risiko.

Sentimen paling kuat datang dari potensi pengetatan Covid-19 di China. Di mana, bank-bank China didorong untuk meningkatkan kredit guna mendukung perekonomian, terutama industri yang terpukul lebih keras oleh Covid-19.

Secara terpisah, media lokal China mengutip regulator sekuritas negara yang mengatakan China perlu meningkatkan neraca pengembang properti "berkualitas baik", menurut Reuters.

Selain itu, pasar juga menanti laporan kinerja dari Baidu dan Kuaishou yang diharapkan keluar hari ini.

Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup tergelincir setelah berada dalam sesi bergejolak.

Indeks S&P 500 turun 0,39% menjadi 3.949,94 dan Nasdaq Composite turun 1,09% untuk mengakhiri hari di 11.024,51. Dow Jones Industrial Average turun 45,41 poin, atau 0,13%, menjadi 33.700,28, meskipun kerugian pada indeks dikurangi oleh lonjakan saham Disney.

Saham Disney melesat lebih dari 6%, setelah perusahaan mengumumkan bahwa mantan CEO Bob Iger akan menggantikan Bob Chapek.

Senin, 21 November 2022

Equity World | Piala Dunia 2022 Dimulai, Pasar Saham Bisa Liar! Loh Kok?

Equity World | Piala Dunia 2022 Dimulai, Pasar Saham Bisa Liar! Loh Kok?

Equity World | Perhelatan akbar 4 tahunan sepak bola Piala Dunia 2022 akan dimulai pada Minggu (20/11/2022). Berlokasi di Qatar, Piala Dunia yang biasanya berlangsung pada pertengahan tahun kini mundur menjadi penghujung 2022.

Keriuhan dan hype yang biasa bergema sebelum Piala Dunia seperti lenyap tahun ini.

Atmosfer Piala Dunia yang biasanya hadir dalam alunan theme song, hilir mudiknya iklan bertema Piala Dunia, keriuhan di media sosial, ataupun promosi nonton bareng (nobar) belum kencang terasa hingga sehari sebelum Piala Dunia 2022 digelar.

Ada sejumlah alasan mengapa Piala Dunia 2022 Qatar tidak seramai pada tahun-tahun sebelumnya.Waktu penyelenggaraan yang tak biasa, isu hak asasi manusia (HAM), banyaknya kontroversi terkait tuan rumah, hingga banyaknya platform yang menyediakan siaran Piala Dunia menjadi alasan mengapa Piala Dunia tahun ini seperti lebih sepi.

Di luar itu semua, perhelatan Piala Dunia juga berdampak pada pasar saham. Financial Review yang mengutip hasil riset dari Monash University menyebutkan pasar saham akan mengalami penurunan likuiditas dan peningkatan volatilitas.

Hasil riset tersebut menunjukkan volume transaksi akan naik sebesar 22% sebelum kick-off, kemudian menurun 29% selama pertandingan.

Hal itu disebabkan investor yang cenderung menempatkan order sebelum kick-off agar bisa lebih fokus menonton pertandingan.

Perilaku investor tersebut, berdasarkan hasil riset membuat volatilitas meningkat 18% sebelum pertandingan, dan langsung turun 23% selama pertandingan.

"Meski investor tidak peduli dengan pertandingan sepak bola, strategi trading mereka yang optimal akan dipengaruhi perilaku para pecinta sepak bola yang trading," kata Dr. Philip Drummond, ekonom dan dosen di Monash University, sebagaimana dilansir Financial Review, Rabu, (16/11/2022).

Pada 2017 lalu, Alex Edmans, profesor finansial di London Business School, Diego Garcia dari Universitas Colorado, dan Oyvind Norli dari Norwegian School of Management, merilis hasil studi dengan judul Sports Sentiment and Stocks Returns.

Studi tersebut menganalisa perilaku pasar saham dalam 1.100 pertandingan sepak bola sejak 1973. Hasilnya, saat piala dunia negara yang kalah dalam suatu pertandingan keesokan harinya pasar sahamnya akan menghasilkan return di bawah rata-rata.

Indonesia tidak lolos dalam perhelatan Piala Dunia 2022. Tetapi ada Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya, yang memiliki kapitalisasi pasar besar.

Jika melihat hasil studi tersebut, tentunya pergerakan bursa sahamnya akan terpengaruh. Amerika Serikat akan bertanding melawan Wales pada 22 November mendatang, Wall Street bisa jadi akan merespon hasil duel kedua negara.

Sebagai kiblat bursa saham dunia, Wall Street tentunya bisa memberikan dampak ke pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Jumat, 18 November 2022

Equity World | Harga Emas Terkoreksi, Terseret Komentar Hawkish dari Pejabat The Fed

Equity World | Harga Emas Terkoreksi, Terseret Komentar Hawkish dari Pejabat The Fed

Equity World | Harga emas terkoreksi tipis, cenderung stabil pada perdagangan Jumat (18/11) pagi. Pukul 07.15 WIB, harga emas untuk pengiriman Februari 2022 di Commodity Exchange ada di US$ 1.777,10 per ons troi, turun 0,04% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.777,80 per ons troi.

Harga emas cenderung stabil setelah turun pada Kamis (17/11) imbas komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve, yang memupus harapan pelonggaran pengetatan kebijakan moneter.

Mengutip Bloomberg, The Fed telah menaikkan suku bunga secara agresif tahun ini untuk meredam kenaikan inflasi, mendorong imbal hasil obligasi AS dan dolar AS naik. Hal ini membuat harga emas anjlok 16% dari puncaknya pada Maret.

Pejabat Federal Reserve St Louis James Bullard mendesak pembuat kebijakan untuk memperketat kebijakan moneter lebih lanjut guna menekan inflasi.

Kamis, 17 November 2022

Equity World | Sempat Jeblok 1% Lebih, IHSG Mampu Bertahan di Atas 7.000

Equity World | Sempat Jeblok 1% Lebih, IHSG Mampu Bertahan di Atas 7.000

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir dengan koreksi 0,3% di 7.014,38 pada perdagangan Rabu (16/11/2022).

Sejak awal perdagangan IHSG memang telah terkoreksi. Bahkan IHSG sempat keluar dari level psikologis 7.000.

Statistik perdagangan mencatat ada 338 saham yang melemah, 194 saham menguat dan 177 saham stagnan.

Pelemahan yang dialami oleh IHSG sejalan dengan mayoritas gerak indeks saham Asia yang juga terkoreksi. Hanya indeks Hang Seng saja yang menguat 0,14%.

Bursa saham Wall Street kompak ditutup menguat pada perdagangan Selasa (15/11) waktu setempat. Penguatan ini terjadi setelah laporan lain mengisyaratkan bahwa inflasi bisa melambat lebih cepat, menghidupkan kembali optimisme investor dan reli di pasar ekuitas.

Dow Jones Industrial Average dibuka naik 56 poin atau 0,17%. S&P 500 terapresiasi 0,87% dan indeks padat teknologi Nasdaq menguat 1,45%.

Indeks Harga Produsen (IHP) naik 0,2% secara bulanan (mtm) untuk periode Oktober, lebih landai dari perkiraan konsensus yang semula mengharapkan kenaikan 0,4%. Laporan menjadi data penunjang krusial setelah indeks harga konsumen (IHK) pekan lalu menunjukkan tanda-tanda tekanan inflasi mulai mereda bulan lalu, yang berkontribusi pada reli tajam pasar ekuitas AS pekan lalu.

"Data IHP tentu menambah lebih banyak bahan bakar bagi investor yang merasa AS mungkin akhirnya berada pada tren penurunan inflasi," kata Mike Loewengart, analis Morgan Stanley, dilansir CNCB International. "Pasar merespons penurunan konsumen minggu lalu dan reaksi awal hari ini tampaknya kurang lebih sama."

Narasi inflasi puncak terlihat mendapatkan daya tarik di antara para investor di pasar, tetapi batasan untuk angkanya masih tinggi bagi The Fed untuk dapat berbalik arah secara cepat, kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird.

Indeks saham AS diperdagangkan lebih tinggi dalam tiga dari empat hari terakhir. menempatkan ketiganya dalam jalur yang tepat akan pengembalian positif bulanan. Dow naik 3,7% untuk bulan November. S&P dan Nasdaq masing-masing telah naik 3,9% dan 4,4%.