Rabu, 16 November 2022

Equity World | Harga Emas Naik, Didorong Kekhawatiran Sentimen Geopolitik

Equity World | Harga Emas Naik, Didorong Kekhawatiran Sentimen Geopolitik

Equity World | Harga emas naik pada perdagangan Rabu (16/11). Pukul 07.10 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2022 di Commodity Exchange ada di US$ 1.784,40 per ons troi, naik 0,42% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.776,80 per ons troi.

Harga emas naik dipicu kekhawatiran geopolitik tentang implikasi dari serangan militer terbaru Rusia, yang mendorong permintaan aset safe haven.

Mengutip Bloomberg, Polandia, anggota NATO diserang oleh dua rudal Rusia yang menewaskan dua orang, menurut pejabat intelijen AS seerti dikutip Associated Press.

Harga emas membalikkan penurunan dan naik mendekati level tertingginya.

"Emas melonjak karena masalah stabilitas setelah rudal Rusia menghantam Polandia, yang merupakan negara anggota NATO," kata Tai Wong, trader senior di Heraeus Precious Metals New York seperti dikutip Bloomberg.

Sebelumnya, harga emas terkoreksi karena para pedagang menimbang jalur kenaikan suku bunga The Fed menyusul serangkaian data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan.

Selasa, 15 November 2022

Equity World | The Fed Sebut Investor Lebay! Harga Emas Akhirnya Melandai

Equity World | The Fed Sebut Investor Lebay! Harga Emas Akhirnya Melandai

Equity World | Euforia kenaikan harga emas mulai mereda. Emas melandai setelah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) kembali mengirim sinyal kelanjutan kebijakan hawkish mereka.

Pada perdagangan Selasa (15/11/2022) pukul 06:32 WIB, harga emas dunia di pasar spot turun 0,1% ke posisi US$ 1.770,02 per troy ons.

Pelemahan ini mengakhiri tren positif emas yang sudah berlangsung sejak Kamis pekan lalu atau tiga hari terakhir. Pada perdagangan Senin (14/11/2022), harga emas menguat tipis 0,06% ke posisi US$ 1.771,8 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih menguat 3,4% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga melonjak 7,8% sementara dalam setahun anjlok 5%.

Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan investor lebay alias bereaksi berlebihan terhadap data inflasi yang lemah minggu lalu. Dia mengatakan pasar harus bersiap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Sebagai catatan, inflasi AS melandai ke 7,7% (year on year/yoy) pada Oktober dari 8,2% pada September. Melandainya inflasi membuat pasar berekspektasi jika The Fed akan segera melonggarkan kebijakan moneternya.

Pernyataan hawkish Waller pun langsung melambungkan dolar AS. Indeks dolar naik 0,35% ke posisi 106,66 kemarin.

"Emas diperkirakan melemah hingga akhir tahun. Pernyataan hawkish kebijakan The Fed menegaskan jika bank sentral akan tetap menaikkan suku bunga untuk membawa inflasi ke sasaran mereka. Data inflasi sepertinya tidak cukup membuat Fed mulai melonggarkan kebijakan pada musim panas mendatang," tutur analsi dari UBS Giovanni Staunovo, dikutip dari Reuters.

Staunovo bahkan memperkirakan harga logam mulai seperti emas akan terus tertekan dalam jangka pendek.

Analis OANDA Edward Moya mengatakan meskipun emas diperkirakan melemah dalam jangka pendek tetapi titik support emas masih cukup tinggi. Emas juga masih berpeluang menguat ke level psikologis Us$ 1.800 per troy ons.

"Titik resistance emas sekarang ada di level US$ 1.800 dan titik support ada di US$ 1.750," tutur Moya.

Senin, 14 November 2022

Equity World | Sepekan Melesat Nyaris 6%, Emas Siap Tembus US$ 1.800!

Equity World | Sepekan Melesat Nyaris 6%, Emas Siap Tembus US$ 1.800!

Equity World | Sinar emas sedang terang-terangnya. Pada perdagangan Senin (11/11/2022) pukul 05:42 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di posisi US$ 1.771,19 per troy ons. Harganya menguat 0,03%.

Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 16 Agustus 2022 atau hampir tiga bulan terakhir. Penguatan hari ini juga memperpanjang tren positif emas yang sudah berlangsung sejak Kamis pekan lalu. Penguatan hari ini juga mendekatkan emas ke level psikologis US$ 1.800 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas sudah terbang 5,8% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga sudah melesat 7,9% sementara dalam setahun masih anjlok 4,9%.

Merujuk pada harga terendah emas pada tahun ini pada 23 September 2022 yakni US$1,621,6 per troy ons, sang logam mulia sudah menguat US$ 149,62 atau 9,3%.

Kinerja cemerlang emas tidak bisa dilepaskan dari menguatnya ekspektasi pasar terkait kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Inflasi AS yang melandai pada Oktober sementara sebaliknya tingkat pengangguran meningkat membuat pasar optimis The Fed akan melonggarkan kebijakan dalam waktu dekat.
Trader kini melihat kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Desember kini mencapai 71,5%.

Sepanjang tahun ini, harga emas sangat dipengaruhi oleh kebijakan agresif The Fed. Kebijakan ketat The Fed melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.
Keduanya berdampak negatif ke emas karena membuat emas tidak menarik di mata investor.

Analis dari CMC Markets Michael Hewson mengatakan ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed akan menopang pergerakan emas. Menurutnya, emas tinggal menunggu waktu untuk bisa menembus US$ 1.800 per troy on.
"Pasar berharap The Fed sudah akan melonggarkan kebijakan pada Desember. Ini akan menopang pemulihan harga emas," tutur Hewon, kepada Reuters.

Analis OCBC FX Christopher Wong mengatakan pelaku pasar emas kini tengah dilanda euforia karena melandainya inflasi. Jika euforia berlanjut, emas akan terus menguat.

Sebagai catatan, harga emas tahun ini sebenarnya sempat menyentuh US$ 2.052 per troy ons pada 8 Maret 2022 setelah perang Rusia-Ukraina meletus.

Namun, kebijakan ketat The Fed yang dimulai sejak pertengahan Maret membuat emas luluh lantas. Emas terus melandai hingga menyentuh level US$ 1.620 per troy ons pada September 2022.

Emas mulai membaik awal November 2022 setelah tingkat pengangguran AS menguat ke 3,7% pada Oktober. Emas terus melonjak setelah inflasi AS melandai ke 7,7% (year on year) pada Oktober 2022.

Jumat, 11 November 2022

Equity World | Bursa Asia Ngegas, Semoga Jadi Kabar Baik Buat IHSG

Equity World | Bursa Asia Ngegas, Semoga Jadi Kabar Baik Buat IHSG

Equity World | Bursa Asia-Pasifik dibuka berterbangan pada perdagangan Jumat (11/11/2022), di mana investor merespons positif dari rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali melandai pada Oktober lalu.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melonjak 1,54%, Hang Seng Hong Kong meroket 6,24%, Shanghai Composite China melambung 2,26%, Straits Times Singapura melonjak 1,63%, ASX 200 Australia melejit 2,83%, dan KOSPI Korea Selatan melompat 2,69%.

Bursa Asia-Pasifik yang terpantau cerah bergairah pada pagi hari ini terjadi di tengah terbangnya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin, setelah dirilisnya data inflasi pada periode Oktober 2022.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melejit hingga 3,7%, S&P 500 terbang 5,54%, dan Nasdaq Composite meroket 7,35%.

Tingkat inflasi yang mengacu Indeks Harga Konsumen (IHK) AS hanya naik 0,4% pada Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Sedangkan inflasi tahunan tercatat melandai ke 7,7% (year-on-year/yoy). Sementara inflasi inti bertumbuh 0,3% (mtm) dan 6,3% (yoy).

Ini merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Januari. Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6% mtm dan 7,9% yoy.

"Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar," kata Tim Courtney dari Exencial Wealth.

"Dengan turunnya angka CPI hari ini, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas bahwa mereka berpikir [kenaikan] suku bunga akan segera berakhir. Jadi, Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga itu bekerja dengan sangat, sangat baik," tambah Courtney.

Sesaat setelah pengumuman inflasi, para pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp), lebih rendah dari sebelumnya yakni 75 bp.

Saham teknologi di AS yang paling terpukul oleh inflasi yang memanas dan lonjakan suku bunga memimpin kenaikan pada perdagangan Kamis.

Saham Amazon melesat 12,2%. Saham Apple dan Microsoft masing-masing melonjak lebih dari 8%. Saham Meta melambung lebih dari 10% dan Tesla melompat 7%.

Saham semikonduktor mendapat dorongan juga, dengan saham Lam Research menguat 12% dan Applied Materials meningkat lebih dari 11%. Kemudian saham KLA terbang 9%.

Sementara itu klaim pengangguran di AS untuk pekan yang berakhir pada 5 November 2022 naik menjadi 225.000 dari pekan sebelumnya 218.000.